Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

“ASPEK LEGAL/HUKUM MANAJEMEN/PENANGGULANGAN


KEGAWATDARURTAN BENCANA”

DI SUSUN OLEH :

Athiya Yumna Fadila ( 1721003 )

DOSEN PENGAMPU : Ns.M.Irwan,S.Kep,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )

TENGKU MAHARATU PEKANBARU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Aspek
Legal/Hukum Manajemen/Penanggulangan Kegawatdarurtan Bencana”
dapat saya selesaikan dengan jadwal yang telah direncanakan. Terdorong oleh
rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerja keras, saya serahkan seluruh upaya
demi mewujudkan keinginan ini.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.

Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari
dukungan serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak
terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima
kasih banyak kepada Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan
masukan dan petunjuk serta saran – saran baik.

Pekanbaru, 16 juni 2020

Penyusun ,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulis...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Aspek Legal Dan Etik Keperawatan Bencana.................................3


B. Aspek Legal Etik Keperawatan Bencana.......................................................3
C. Prinsip Etik Dan Legal Keperawatan Gawat Darurat....................................5
D. Hukum Yang Membahas Tentang Manajemen Kegawatdaruratan
Bencana..........................................................................................................5
E. Peran Perawat.................................................................................................7
F. Kompetensi Perawat Bencana........................................................................9
G. Dilema Etis Saat Bencana..............................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musibah, malapetaka, kecelakaan dan bencana dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja, hal ini membuktikan pentingnya memberikan perlindungan
dan pertolongan agar orang orang yang tertimpa musibah terhindar dari
kematian dan kecacatan sehingga dapat selamat dan hidup normal
sebagaimana adanya.
Kesiapan IGD serta sistem pelayanan Gawat Darurat yang terpadu
antara Fasilitas kesehatan satu dengan lainnya, akan memberikan nilai tambah
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, tidak hanya terhadap
kasus Gawat Darurat sehari-hari, tetapi juga sekaligus kesiapan bila setiap saat
terjadi bencana di wilayah Indonesia.
Kecelakaan dan musibah serta bencana dapat menimpa siapa saja tidak
pandang bulu, orang kaya, miskin, pejabat, politisi, artis dan lain sebagainya,
oleh sebab itu kehadiran institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit sakit dan LSM yang peduli terhadap pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan kesehatan gawat darurat dan bencana mempunyai peran
yang penting dan strategis dalam menolong orang orang yang tertimpa
musibah, baik akibat kecelakaan maupun akibat bencana.
Kegawatan suatu yang menimpa seseorang yang dapat menimbulkan
proses mengancam jiwa, dalam arti pertolongan tepat, cermat dan cepat bila
tidak dapat menyebabkan seseorang meninggal atau cacat ( Seri PPGD/GELS,
Materi Tekhnis Medis  Standar Depkes 2003).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi aspek legal dan etik keperawatan bencana ?
2. Apa aspek legal etik keperawatan bencana ?
3. Apa prinsip etik dan legal keperawatan gawat darurat ?
4. Apa hukum yang membahas tentang manajemen kegawatdaruratan
bencana ?
5. Apa saja peran perawat ?
6. Apa kompetensi perawat bencana ?
7. Apa saja dilema etis saat bencana ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui aspek legal/hukum manajemen/penanggulangan
kegawatdarurtan bencana

2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :

a. Definisi aspek legal dan etik keperawatan bencana


b. Aspek legal etik keperawatan bencana
c. Prinsip etik dan legal keperawatan gawat darurat
d. Hukum yang membahas tentang manajemen kegawatdaruratan
bencana
e. Peran perawat
f. Kompetensi perawat bencana
g. Dilema etis saat bencana

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Aspek Legal Dan Etik Keperawatan Bencana


Bencana dalam undang – Undang No. 24 Tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait
dengan bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan,
baik factor alam atau factor non alam maupun factor manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psiklogis.
Etika merupakan cabang dari filsafat etika mencari ukuran baik atau
buruknya bagi tingkah laku manusia. Etika adalah ajaran atau ilmu tentang
adat kebiasaan yang berkenaan dengan kebiasaan baik buruk yan diterima
umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban dan sebaainya. Etik juga dapa
digunakan untuk mendeskripsikan suatu poola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standart seseorang yang mempengaruhi
prilaku professional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai
etik perawatan.
Aspek Etik dan Legal dalam konteks Keperawatan adalah merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan baaimana seharusnya manusia
berprilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain,
selain itu merupakan prinsip yang menyangkur benar atau salah, baik dan
buruknya dalam berhubungan dengan orang lain. Keperawatan telah
mengembangkan kode etik dengan menggambarkan kondisi ideal
professional. Kode etik mencerminkan prinsip etis yang secara luas dapat
diterima anggota profesi.

B. Aspek Legal Etik Keperawatan Bencana


1. Kode Etik Keperawatan Bencana
a. Perawat bencana memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi

3
martabat kemanusiaan dan keunikan klien
b. Perawat bencana mempertahankan kompetensi dan tanggung jawab
dalam praktek keperawatan emergensi
c. Perawat bencana melindungi klien manakala mendapatkan pelayanan
kesehatan yang tidak cakap, tidak legal, sehingga keselamatannya
terancam (Nila I, 2001)

2. Etika Berdasarkan Norma Profesi


a. Menghargai klien
 Manusia utuh dan unik (umur, status social, latar belakang budaya dan
agama)
 Menghargai keputusan yang dibuat klien dan keluarga
b. Memberikan yang terbaik asuhan keperawatan yang bermutu
c. Mempertanggungjawabkan pelayanan keperawatan yang diberikan
d. Tidak menambah permasalahan
e. Bekerja sama dengan teman sejawat, tim kesehatan untuk pelayanan
keperawatan terbaik

3. Aspek Legal
Aspek legal dalam konteks pelayanan keperawatan bencana
a. Membuat kontrak kerja (memahami hak dan kewajiban)
b. Praktek yang kompeten hanya dilakukan oleh seorang perawat yang
kompeten
c. Tambahan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam pemberian
asuhan keperawatan
d. Melaksanakan tugas delegasi, sesuai dengan kemapuan perawat yang
akan diberikan delegasi.

4
C. Prinsip Etik Dan Legal Keperawatan Gawat Darurat 
1. Autonomy
Berkaitan dengan hak seseorang untuk membuat keputusan bagi dirinya
misalnya seseorang pasien yang akan mengalami suatu tindakan seperti
pembedahan, keputusan harus diputuskan oleh pasien itu sendiri, tetapi
tenaga kesehatan berkewajiban memberikan informasi yang rinci
sehingga pasien membuat keputusan secara benar.
2. Beneficence (kemurahan hati/pemanfaatan)
Kewajiban melakukan yang terbaik meningkatkan mutu layanan
kesehatan
3. Non maleficence (tidak merugikan orang lain)
Kewajiban untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera bagi orang
lain apa lagi membunuh. Perawat akan bersikap hati-hati, teliti dan
cermat.
4. Veracify (jujur)
Kewajiban menyampaikan atau menyatakan sesuatu dengan benar, tidak
berbohong apa lagi menipu. Perawat berbicara benar, terbuka sehingga
dapat dipercaya.
5. Justice (adil)
Kewajiban berlaku adil kepada semua orang. Perawat berlaku adil tidak
membeda-bedakan pasien yang dirawat baik aspek
social,agama,suku,dll.
6. Fedality (komitmen)
Kewajiban untuk setia atau loyal dengan kesepakatan atau tanggung
jawab secara bersungguh-sungguh terhadap tugas bebannya.

D. Hukum Yang Membahas Tentang Manajemen Kegawatdaruratan


Bencana
SAMARITAN LAW  menolong karena kerelaan menolong yang
membutuhkan

5
UU PENANGGULANGAN BENCANA  UU NO 24 Tahun 2007
TINDAKAN SAAT TANGGAP BENCANA
UU KESEHATAN UU No. 36 Tahun 2009
(63) Pengobatan dan perawatan menggunakan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan
Pasal 32 : Pada kondisi darurat pelayanan kesehatan, diberikan tanpa uang
muka
Pasal 53 (3) : Pelayanan kesehatan harus mendahulukan pertolongan
penyelamatan nyawa pasien dibandingkan kepentingan lainnya
Pasal 58 (3) : Tuntutan ganti rugi tidak berlaku jika untuk menyelamatkan
nyawa dalam keadaan darurat
Pasal 82; 83 : Pelayanan pada kondisi darurat dan bencana

UU RUMAH SAKIT UU No. 44 Tahun 2009


Pasal 29 : Memberikan layanan gadar dan bencana sesuai dengan kemampuan
pelayanannya
Pasal 29 : Memberikan pelayanan gadar tanpa uang muka
Pasal 34 : Hak pasien

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


Pasal 82 : Pelayanan kesehatan bencana yang dimaksud pada ayat (2)
tanggapdarurat dan pasca bencana : mencangkup pelayanan kegawatdaruratan
yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih
lanjut dan kepentingan terbaik bagi pasien
Pasal 83 ayat (1) : Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana harus dutujukan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecatatan lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien
Ayat (2) : Pemerintah menjamin perlindungan hokum bagi setiap orang
sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki

6
UU No. 38 Tahun 2014

PASAL 28 (AYAT 3):

Praktik keperawatan didasarkan pada: kode etik, standar pelayanan, standar


profesi, dan SOP PASAL 35:

1. Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan


pemberian obat sesuai kompetensinya

2. Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut

3. Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecacatan

4. Keadaan darurat ditetapkan oleh perawat dengan hasil evaluasi

berdasarkan keilmuannya

PASAL 35:

1. Dalam kondisi darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan


pemberian obat sesuai kompetensinya

2. Tujuan menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut

3. Keadaan darurat merupakan keadaan mengancam nyawa atau kecacatan

4. Keadaan darurat ditetapkan olehperawat dengan hasil evaluasi


berdasarkan keilmuannya

5. Ketentuan keadaan darurat diatur Permen

E. Peran Perawat
Pra Bencana
Undang – undang No. 38 tahun 2014, Pasal 31:
1. Memberikan konseling penyuluhan
2. Melakukan pemberdayaan masyarakat

7
3. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan
4. Meningkatkan pengetahuannya
Saat Bencana
UU No. 38, Tahun 2014, Pasal 35
1. Dalam keadaan darurat perawat dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai kompetensinya
2. Pertolongan pertama bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien
dan mencegah kecacatan lebih lanjut
Pasal 33, Ayat 4
Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu perawat
berwenang :
1. Melakukan pengobatan pada penyakit umum
2. Merujuk pasien
3. Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas
UU No. 36 tahun 2009
Pasal 59
1. Tenaga kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama pada
penerima pelayanan kesehatan dalam keadaan gawat/ darurat bencana
untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
2. Tenaga kesehatan dilarang menolak pelayanan kesehatan dan
meminta uang muka terlebih dahulu
Pasal 63
Dalam keadaan tertentu tenaga kesehatan memberikan pelayanan
diluar kewenangannya
Pasca Bencana
PP No. 21 Tahun 2008 Pasal 56 :
1. Perawat harus mempunyai skiil keperawatan yang baik, memiliki
sikap dan jiwa kepedulian, dan memahami konsep siaga bencana
2. Perawatan korban bencana, obat –obatan, peralatan kesehatan,
rehabilitasi mental.

8
No. 36 Tahun 2009
Pasal 1 :
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ ketrampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan
Pasal 9
Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikikasi minimum D3 kecuali
tenaga medis

F. Kompetensi Perawat Bencana


1. Triage gawat darurat/ bencana
2. Pelaksana penyelamatan kehidupan dasar
3. Pelaksanaan tindakan keperawatan Gadar
4. Pemenuhan kebutuhan klien Gadar
5. Monitoring
6. Dokumentasi
7. Penanganan kepanikan klien dan keluarga
8. Penanganan sukarelawan bencana

G. Dilema Etis Saat Bencana


1. Perawat perlu memiliki pengalaman yang sesuai dengan keilmuan yang
dimilikinya
2. Meningkatkan kompetensi “Bersikap dan berperlaku” sesuai dengan
etika profesi
3. Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada pribadi dan kelompok
4. Melakukan kendali mutu dan kendali biaya dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan
5. Kerusakan lingkungan masyarakat (fasilitas rusak, sandang dan pangan)
6. Korban bencana (masyarakat, perawat dan keluarga)
7. Rumah sakit kolaps

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek Etik dan Legal dalam konteks Keperawatan adalah merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan baaimana seharusnya manusia
berprilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain,
selain itu merupakan prinsip yang menyangkur benar atau salah, baik dan
buruknya dalam berhubungan dengan orang lain. Keperawatan telah
mengembangkan kode etik dengan menggambarkan kondisi ideal
professional. Kode etik mencerminkan prinsip etis yang secara luas dapat
diterima anggota profesi.
SAMARITAN LAW  menolong karena kerelaan menolong yang
membutuhkan
UU Penanggulangan Bencana  UU NO 24 Tahun 2007
UU Kesehatan  UU No. 36 Tahun 2009
UU Rumah Sakit UU No. 44 Tahun 2009
Kompetensi Perawat Bencana
Triage gawat darurat/ bencana
1. Pelaksana penyelamatan kehidupan dasar
2. Pelaksanaan tindakan keperawatan Gadar
3. Pemenuhan kebutuhan klien Gadar
4. Monitoring
5. Dokumentasi
6. Penanganan kepanikan klien dan keluarga
7. Penanganan sukarelawan bencana

10
DAFTAR PUSTAKA

Seri PPGD/GELS, Materi Tekhnis Medis  Standar Depkes 2003

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Nila, I. (2001). Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika

11

Anda mungkin juga menyukai