KUALITAS HIDUP
Dosen Pembimbing :
Oleh :
Veny Marsita
20190005
FAKULTAS KESEHATAN
BUKITTINGGI 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya
sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Salawat serta salam semoga
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan
inspirasi kepada penulis sehingga terselesaikanlah tugas makalah ini. Walaupun masih
banyak kekurangan, sebagaimana kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis membutuhkan kritik dan saran oleh pembaca,agar penyusunan makalah selanjutnya
Veny Marsita
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I (PENDAHULUAN)
BAB II (PEMBAHASAN)
a. Kesimpulan .............................................................................................................
b. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Quality of life adalah suatu terminologi yang menunjukkan tentang kesehatan, fisik,
sosial dan emosi seseorang serta kemampuannya melaksanakan tugas sehari-hari
(Cummins dalam Imanda, 2016). Kualitas hidup didefinisikan sebagai kondisi hidup yang
baik yang bersama-sama dengan kesejahteraan subjektif positif (Zapf dalam Noll, 2012).
Kualitas hidup didefinisikan sebagai hubungan antara dua elemen subjektif atau berbasis
manusia dan satu set keadaan obyektif (Noll, 2012).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
(PEMBAHASAN)
Quality of life adalah suatu terminologi yang menunjukkan tentang kesehatan, fisik,
sosial dan emosi seseorang serta kemampuannya melaksanakan tugas sehari-hari
(Cummins dalam Imanda, 2016). Kualitas hidup didefinisikan sebagai kondisi hidup
yang baik yang bersama-sama dengan kesejahteraan subjektif positif (Zapf dalam Noll,
2012). Kualitas hidup didefinisikan sebagai hubungan antara dua elemen subjektif atau
berbasis manusia dan satu set keadaan obyektif (Noll, 2012).
Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan,
dalam konteks budaya, dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan
tujuan hidup, harapan, standard dan perhatian (Putri, 2014). Menurut Polonsky (dalam
Putri, 2014) kualitas hidup adalah perasaan individu tentang kesehatan dan
kesejahteraannya dalam area yang luas meliputi fungsi fisik, fungsi psikologis dan fungsi
social.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah
persepsi atau pandangan subjektif individu terhadap kehidupannya dalam konteks
budaya dan nilai yang dianut oleh individu dalam hubungannya dengan tujuan personal,
harapan, standar hidup dan perhatian yang mempengaruhi kemampuan fisik, psikologis,
tingkat kemandirian, hubungan sosial dan lingkungan.
Menurut Hunt and McKenna (dalam Juczynski, 2016) kebutuhan yang menentukan
kualitas hidup, yaitu:
a. Makan, minum, tidur, aktivitas, seks, menghindari rasa sakit, kehangatan, keamanan,
tidak adanya kecemasan dan stabilitas.
b. Cinta, kontak fisik, keintiman, berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, bekerja
menuju tujuan bersama.
c. Rasa ingin tahu, menjelajahi dunia, persetujuan, rasa hormat, perasaan kegunaan,
harga diri, profesionalisme, kekuasaan, kemandirian dan kebebasan.
d. Aktualisasi diri.
Menurut Cummins (dalam Veenhoven, 2016) ada tujuh komponen dalam kualitas
hidup, yaitu:
a. Kesejahteraan materi, Diukur berdasarkan pendapatan, kualitas rumah dan harta benda.
b. Kesehatan, Diukur dengan jumlah cacat dan konsumsi medis.
c. Produktivitas, Diukur dengan kegiatan dalam pekerjaan, pendidikan dan rekreasi.
d. Keintiman, Kontak dengan teman dekat dan ketersediaan dukungan.
e. Keselamatan, Keamanan yang dirasakan di rumah, kualitas tidur dan
mengkhawatirkan.
f. Tempat di komunitas, Kegiatan sosial, tanggung jawab, diminta untuk saran.
g. Kesejahteraan emosional, Kesempatan untuk melakukan atau memiliki hal-hal yang
diinginkan dan kenikmatan hidup.
Menurut Michalos (dalam Juczynski, 2016) ada enam dimensi dalam kualitas hidup,
yaitu:
Apa yang mereka miliki saat ini dan apa yang ingin mereka miliki.
Apa yang mereka miliki saat ini dan apa yang harus mereka miliki dalam situasi yang
ideal.
Apa yang tersedia dilingkungan mereka untuk pencapaian tujuan mereka dan apa
yang diperlukan untuk pencapaian mereka.
Kualitas hidup mereka saat ini dan kualitas terbaik di masa lalu.
Apa yang mereka miliki dan apa yang dimiliki orang lain (terutama mereka yang
menjadi titik acuan bagi mereka). Sejauh mana kualitas pribadi mereka sesuai dengan
persyaratan oleh lingkungan mereka.
Menurut Juczynski (2016) ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas hidup, yaitu:
a. Faktor internal, mengacu pada ciri-ciri pribadi dan keterampilan tertentu yang
memungkinkan manusia untuk mengambil tindakan individu, otonom,
b. Faktor eksternal, mengacu pada kondisi lingkungan hidup individu.
Siegrist and Junge (dalam Juczynski, 2016) ada tiga faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup, yaitu:
a) Faktor fisik seperti kecacatan dan rasa sakit.
b) Faktor psikologis seperti suasana hati, tingkat kecemasan dan depresi.
c) Faktor sosial seperti tingkat isolasi dari lingkungan, peluang untuk melakukan
peran sosial.
BAB III
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai makhluk sosial, tentunya kita harus menjaga kualitas hidup kita sendiri
supaya mencegah datangnya penyakit dan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi
dalam kesehatan kita. Dengan adanya makalah ini, semoga kita semua dapat
menajag kualitas hidup kita.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.universitaspsikologi.com/2018/04/pengertian-tes-bakat-minat-tes-prestasi-tes-
inteligensi.html