Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI KEUANGAN 2

(Ekuitas : Modal Disetor)

NI GUSTI AYU NILA SUCIADNYANI


(1817051105)
4E

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2020
TUGAS TEORI

1. Jelaskan klasifikasi komponen modal dalam Perseroan Terbatas.


Jawaban:
Komponen modal/ekuitas pada Perseroan Terbatas terdiri atas :
a. Modal Disetor
Kepemilikan modal disetor pada PT terbagi dalam lembar saham. Terdapat dua jenis
saham yang biasa diterbitkan oleh PT yaitu: Saham Biasa (ordinary share) dan Saham
Preferen (preferred share). Para pemegang saham ini memiliki hak atas:
1) Pembagian keuntungan
2) Partisipasi dalam manajemen
3) Pembagian aset perusahaan pada saat likuidasi secara proporsional
4) Hak prioritas untuk membeli saham yangbaru diterbitkan secara proporsional.
b. Saldo Laba
Saldo laba atau retained earning merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham yang
berasal dari akumulasi laba bersih perusahaan yang tidak dikembalikan atau dibagikan
kepada pemilik atau pemegang saham. Bagian laba yang diakumulasikan sebagai saldo
laba biasanya akan menambah atau memperkuat permodalan ekuitas perusahaan.
Namun ada kalanya saldo laba ini telah disisihkan untuk keperluan tertentu, misalkan
untuk investasi atau pembelian aset tertentu.

2. Komponen modal saham, dapat mengalami perubahan (tidak sesuai dengan akte
pendirian). Jelaskan mengapa perubahan ini bisa terjadi!
Jawaban:
Perubahan pada komponen modal saham dapat disebabkan karena:
a. Kenaikan Modal Saham
Beberapa peristiwa ataupun kemungkinan perubahan modal saham dalam akuntansi
yang dapat menyebabkan kenaikan modal saham/kenaikan modal setoran adalah:
1) Stock option/opsi saham yaitu kontrak yang memberi hak kepada karyawan
perusahaan untuk membeli saham perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan
harga tertentu..
2) Stock deviden & stock splits/deviden saham dan pemecahan saham.
3) Capital stock subscriptions/pemesanan pembelian saham.
4) Convertible preferred stock/saham prioritas berhak tukar.
5) Stock right/hak beli saham yaitu hak untuk membeli saham pada penerbitan saham
baru kepada pemegang saham lama.
6) Convertible bonds/obligasi berhak tukar yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan
saham biasa atas inisiatif pemegang obligasi.
7) Stock warrants/kupon saham yaitu penjualan hak beli saham kepada non pemegang
saham.
b. Penurunan Modal Saham
Penyebab modal saham mengalami penurunan adalah sebagai berikut:
1) Treasury stock/saham treasuri yaitu penarikan kembali saham yang beredar oleh
perusahaan. Saham treasuri bisa menggunakan konsep satu transaksi maupun dua
transaksi. Konsep satu transaksi yaitu pembelian saham treasury dan penjualan
kembali dianggap sebagai satu kesatuan transaksi. Sedangkan konsep dua transaksi
adalah perolehan kembali saham treasuri dianggap proses likuidasi modal
pemegang saham dan penjualan kembali saham treasuri dianggap sebagai
penerbitan saham baru.
2) Pembayaran deviden likuidasi.

3. Apa yang dimaksud dengan Treasury Stock? Serta apa manfaatnya bagi perusahaan?
Jawaban:
Treasury stock merupakan saham perusahaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dan
kemudian dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu. Ada beberapa alasan
perusahaan melakukan pembelian kembali saham perusahaan yang beredar, yaitu:
a. Untuk memperkecil pajak
b. Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas
c. Mengurangi jumlah pemegang saham
d. Membentuk pasar bagi saham
e. Untuk dijual kembali pada karyawan perusahaan
f. Untuk dibagikan sebagai deviden
g. Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain.

4. Ada berapa metode pencatatan treasury stock? Jelaskan secara filosofi!


Jawaban:
Metode pencatatan treasury stock terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Metode biaya
Dalam metode ini, pada saat akuisisi saham treasury maka akun saham treasury didebit
sebesar biaya perolehan dan melaporkan akun saham treasury sebagai pengurang dari
ekuitas pada laporan posisi keuangan.pada saat penjualan kembali saham treasury,
maka jumlah yang sama akan dikreditkan. Apabila treasury diperoleh dalam waktu
yang berbeda, maka perusahaan dapat memilih harga perolehan yang digunakan ketika
menjual kembali saham treasury tersebut berdasarkan alternative metode persediaan
yaitu identifikasi khusus, biaya rata-rata, atau FIFO.
Jika saham treasury dijual dengan harga diatas harga perolehan maka kelebihan
tersebut dikreditkan pada akun Agio Saham-Saham Treasury. Jika saham treasury
dijual kembali dengan harga dibawah harga perolehan, maka selisih tersebut didebit
pada akun Agio Saham-Saham Treasury.
b. Metode nilai nominal
Dalam metode ini, pembelian kembali saham yang beredar dipandang sebagai
penghentian peredaran sebagian saham yang beredar. Sehingga pemegang saham tidak
lagi menjadi pemegang saham perusahaan. Pada saat akuisisi saham treasury maka
pencatatan semua transaksi dalam saham treasury pada nominalnya dan melaporkan
saham treasury hanya sebagai pengurang dari modal saham. Apabila harga pembelian
saham treasury lebih tinggi dari harga pengeluaran saham biasa, maka Saldo Laba
akan didebit dan sebaliknya apabila harga pembelian saham treasury lebih rendah dari
harga pengeluaran saham biasa, maka akan dikresit Agio Saham-Saham Treasury.

5. Untuh salah satu laporan keuangan PT-Tbk, kemudian jelaskan secara singkat mengenai
ekuitasnya!
Jawaban:
Penjelasan:
Ekuitas PT Kino Indonesia Tbk terdiri :
1. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
2. Modal saham, dengan nilai nominal Rp 100 per saham tanggal 31 Desember 2016 dan
2015 dan Rp 1.000.000 per saham tanggal 1 Januari 2015 per 31 Desember 2014.
3. Modal dasar sebesar 4.800.000.000 saham tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 dan
480.000 saham tanggal 1 Januari 2015/31 Desember 2014.
4. Modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar 1.426.571.500 saham tanggal 31
Desember 2016 dan 2015 dan 120.000 saham tanggal 1 Januari 2015/31 Desember
2014.
5. Tambahan modal disetor pada tahun 2016 sebesar Rp 707.283.976.767, dan pada
tahun 2015 sebesar Rp 707.283.976.767.
6. Selisih atas transaksi dengan pihak non pengendali pada tahun 2016 sebesar (Rp
1.966.497.557) dan pada tahun 2015 sebesar (Rp 1.966.497.557).
7. Penghasilan komprehensif lainnya pada tahun 2016 sebesar Rp 480.706.542.891 dan
pada tahun 2015 sebesar Rp 459.331.217.104.
8. Saldo laba, meliputi saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya pada tahun 2016
sebesar Rp 48.000.000.000 sedangkan tahun 2015 sebesar Rp 24.000.000.000. Dan
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya pada tahun 2016 sebesar Rp 552.
131.530.488 sedangkan tahun 2015 sebesar Rp 443.923.267.490.
9. Juga terdapat kepentingan non pengendali pada tahun 2016 sebesar Rp 23.059.771.040
dan pada tahun 2015 sebesar Rp 1.300.138.496.
Sehingga total Ekuitas – Neto dari PT. Kino Indonesia Tbk pada tahun 2016 adalah
sebesar Rp 1.952.072.473.629, dan pada tahun 2015 sebesar Rp 1.776.629.252.300.
LATIHAN SOAL

Soal 3.1
Pada tanggal 1 Februari 2016 PT Sejahtera Abadi menerbitkan 2.500.000 lembar saham,
biasa dengan nilai nominal Rp 100 dan 500.000 lembar saham preferen konvertibel dengan
nilai nominal Rp 100. Penerbitan saham tersebut dilakukan secara Lump-sum dengan total
nilai Rp 1.250.000.000. Pada saat tersebut, harga saham biasa diperdagangkan dengan harga
Rp 2.400 dan saham preferen konvertibel Rp 1.800.
Diminta:
Buatlah jurnal yang terkait dengan penerbitan saham tersebut!

Jawaban:
Ada 2 metode yang dapat digunakan dalam perhitungan alokasi, yaitu :
1. Metode Proporsional
Jumlah Nilai Total Persentase
Saham Biasa 2.500.000 2.400 6.000.000.000 86,96%
Saham Preferen 500.000 1.800 900.000.000 13,04%
Nilai Pasar
6.900.000.000 100%
Wajar
Saham
Alokasi Saham Biasa
Preferen
Harga Penerbitan 1.250.000.000 1.250.000.000
% Alokasi 86,96% 13,04%
Jumlah 1.087.000.000 163.000.000

Jurnal penerbitan saham dengan metode proporsional:


Kas Rp 1.250.000.000
Saham Biasa Rp 250.000.000*
Agio Saham Biasa Rp 837.000.000**
Saham Preferen Rp 50.000.000***
Agio Saham Preferen Rp 113.000.000****
NB:
* : (2.500.000 x Rp 100) = Rp 250.000.000
** : (Rp 1.087.000.000 – Rp 250.000.000) = Rp 837.000.000
*** : (500.000 x Rp 100) = Rp 50.000.000
**** : (Rp 163.000.000 – Rp 50.000.000) = Rp 113.000.000

2. Metode Inkremental
Jumlah Nilai Total
Saham Biasa 2.500.000 2.400 6.000.000.000
Saham Preferen 500.000
Nilai Pasar Wajar 6.000.000.000
Alokasi Saham Biasa Saham Preferen
Harga Penerbitan 1.250.000.000
Alokasi (6.000.000.000)
Jumlah 6.000.000.000 (-4.750.000.000)

Jurnal penerbitan dengan metode incremental:


Kas Rp 1.250.000.000
Saham Biasa Rp 250.000.000*
Agio Saham Biasa Rp 5.750.000.000**
Saham Preferen Rp 50.000.000***
Disagio Saham Preferen Rp 4.800.000.000****
NB:
* : (2.500.000 x Rp 100) = Rp 250.000.000
** : (Rp 6.000.000.000 – Rp 250.000.000) = Rp 5.750.000.000
*** : (500.000 x Rp 100) = Rp 50.000.000
**** : (Rp -4.750.000.000 – Rp 50.000.000) = Rp -4.800.000.000 (maka Disagio)
Soal 3.2
Berikut adalah ekuitas PT Jaya Makmur per 31 Desember 2017, untuk bagian modal disetor:
Saham preferen 5% nilai nominal Rp 10.000 Rp 500.000.000
Saham biasa, nilai nominal Rp 500 Rp 1.000.000.000
Pada tahun 2018, perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp
500.000.000. Selama tahun 2016 dan 2017 perusahaan tidak membagikan dividen karena
alasan operasional.
Diminta:
Tentukan besarnya dividen yang dialokasikan kepada pemegang saham preferen dan
pemegang saham biasa untuk keempat sifat dividen.

Jawaban:
1. Sifat dividen non kumulatif dan non partisipatif
Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total
5% x 500.000.000 25.000.000 25.000.000
Sisa 475.000.000 475.000.000
Jumlah 25.000.000 475.000.000 500.000.000
Jadi pemegang saham preferen menerima dividen sebesar 5% dari nilai nominal (yaitu
Rp 25.000.000) dan sisanya (yaitu Rp 475.000.000) dialokasikan untuk pemegang
saham biasa.

2. Sifat dividen kumulatif dan non partisipatif


Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total
Dividen in arrears 2
tahun : 2 x 5% x 50.000.000 50.000.000
500.000.000
5% x 500.000.000 25.000.000 25.000.000
Sisa 425.000.000 425.000.000
Jumlah 75.000.000 425.000.000 500.000.000
Jadi pemegang saham preferen menerima dividen sebesar Rp 75.000.000, yang terdiri
dari dividen 2 tahun sebelumnya yang belum dibagikan dan deviden tahun berjalan
sebesar 6% dari nilai nominal, masing-masing (Rp 50.000.000 dan Rp 25.000.000).
Dan sisanya dialokasikan untuk pemegang saham biasa sebesar Rp 425.000.000.
3. Sifat dividen non kumulatif dan partisipatif penuh
Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total
Dividen tahun berjalan : 5% 25.000.000 50.000.000 75.000.000
Dividen partisipatif : 141.666.667 283.333.333 425.000.000
28,3334%
Jumlah 166.666.667 333.333.333 500.000.000

Perhitungan non kumulatif dan partisipatif penuh.


Total dividen tahun berjalan Rp 75.000.000
Dividen tersedia untuk partisipatif Rp 425.000.000
(Rp 500.000.000 – Rp 75.000.000)
Nilai nominal saham preferen dan biasa Rp 1.500.000.000
(Rp 500.000.000 + Rp 1.000.000.000)
Tingkat partisipasi : 28,3334% (Rp 425.000.000 : Rp 1.500.000.000)
Besar dividen partisipatif saham preferen = 28,3334% x Rp 500.000.000
= Rp 141.666.667
Besar dividen partisipatif saham biasa = 28,3334% x Rp 1.000.000.000
= Rp 283.333.333
Jadi pemegang saham preferen menerima total dividen sebesar Rp 166.666.667 dan
pemegang saham biasa menerima dividen sebesar Rp 333.333.333.

4. Sifat dividen kumulatif dan partisipatif penuh


Perhitungan Saham Preferen Saham Biasa Total
Dividen in arrears 2 50.000.000 50.000.000
tahun : 2 x 5% x
500.000.000
5% x 500.000.000 25.000.000 50.000.000 75.000.000
Dividen 125.000.000 250.000.000 375.000.000
partisipatif: 25%
Jumlah 200.000.000 300.000.000 500.000.000
Tingkat partisipasi : 25% (Rp 375.000.000 : Rp 1.500.000.000)
Besar dividen partisipatif saham preferen = 25% x Rp 500.000.000 = Rp 125.000.000
Besar dividen partisipatif sahan biasa = 25% x Rp 1.000.000.000 = Rp 250.000.000
Jadi pemegang saham preferen menerima total dividen sebesar Rp 200.000.000, dan
pemegang saham biasa menerima total dividen sebesar Rp 300.000.000.

Anda mungkin juga menyukai