UNIVERSITAS ANDALAS
Kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang, Sumatera Barat 25163
Telp. 0751 31746 Fax. 0751 32838
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
VISI DAN MISI
VISI
Menjadi program studi profesi dokter yang terkemuka dan bermartabat terutama
di bidang penyakit tidak menular pada tahun 2023
MISI
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan berkualitas yang
menghasilkan tenaga dokter yandg profesional
2. Melaksanakan penelitian dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan
Kedokteran yang sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kedokteran terutama di bidang penyakit tidak menular
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang berkualitas yang
berdasarkan perkembangan ilmu kedokteran terkini terutama di
bidang penyakit tidak menular dengan melibatkan peran serta
masyarakat
PENYUSUN:
JENIS KETERAMPILAN:
TIM EDITOR:
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan
karena telah selesai menyusun PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK 4B.
Kegiatan ketrampilan klinik ini terdiri atas:
1. Pemeriksaan jantung lengkap, JVP dan EKG (6 kali pertemuan)
2. Permintaan dan pembacaan rontgen jantung (2 kali pertemuan)
3. RJP 2: Terapi Oksigen (2 kali pertemuan)
Semua materi di atas merupakan kompetensi yang harus diberikan kepada
mahasiswa sehingga secara umum mereka mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang cukup dan memadai untuk menjadi seorang dokter.
Penuntun keterampilan klinik ini disusun untuk memudahkan mahasiswa
dan instruktur dalam melakukan kegiatan keterampilan klinik pada blok ini.
Namun diharapkan juga mereka dapat menggali lebih banyak pengetahuan dan
keterampilan melalui referensi yang direkomendasikan. Semoga penuntun ini
akan memberikan manfaat bagi mahasiswa dan instruktur keterampilan klinik
yang terlibat.
Kritik dan saran untuk perbaikan penuntun ini sangat kami harapkan.
Akhirnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan pengadaan
penuntun ini, kami ucapkan terima kasih.
dr.Nora Harminarti,M.Biomed,SpParK
NIP. 197608042002122001
JUMLAH RUANGAN
No. KEGIATAN* PERTEMUAN
(Latihan dan ujian)
Ged F
1. Toraks 2: Pemeriksaan Jantung Lengkap + 6x Kampus
JVP + Pemeriksaan EKG Limau Manis
Ged F
2. Permintaan & Interpretasi X-Ray Toraks 2x Kampus
(Jantung) Limau Manis
Ged F
3. RJP 2: Terapi Oksigen 2x Kampus
Limau Manis
Rincian jadwal per minggu sesuai dengan daftar dari Bagian Akademik
Total pertemuan untuk ketrampilan klinik 4.B ada 10 kali pertemuan. 2 kali
pertemuan dalam setiap minggu.
Ketentuan :
1 Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/ketrampilan klinik/praktikum harus
mengikuti persyaratan berikut :
i. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 90%
ii. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi pleno 90%
iii. Minimal kehadiran dalam kegiatan ketrampilan klinik 100%
iv. Minimal kehadiran dalam kegiatan praktikum 100%
1. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa dapat melakukan pemberian terapi Oksigen dengan benar dan aman
sesuai kebutuhan pasien.
2. TINJAUAN TEORI
Terdapat 3 sistem untuk memberikan oksigen kepada pasien tanpa intubasi. Untuk
konsentrasi oksigen rendah, kanula hidung dapat memberikan oksigen antara 24%
(IL/menit) sampai 36% (4 -5L/menit). Konsentrasi oksigen sedang (40-60%)
dicapai dengan pemberian lewat masker oksigen, sedangkan konsentrasi hingga
100% hanya dapat dicapai dengan menggunakan stingkup muka reservoir. Pada
kegawatan napas trauma diberikan oksigen 6L/menit dengan sungkup muka. Pada
penderita kritis berikan 100% oksigen, meskipun secara umum terapi oksigen
memberikan manfaat yang bermakna pada bentuk hipoksik hipoksemia dan anemi
hipoksemia. Efek samping yang sering dikhawatirkan adalah keracunan oksigen,
tetapi hal tersebut terjadi setelah 24-48 jam terapi oksigen dengan fraksi inspirasi
oksigen (Fi02)>60%. Oleh karena itu sedapat mungkin setelah masa kritis, terapi
oksigen diturunkan bertahap sampai Fi02<60% dengan target untuk mendapatkan
minimal saturasi oksigen (Sa02) 90%. Apabila tekanan oksigen arteri (pa02) tetap
rendah (kurang dari 60 mmHg) meskipun telah diberikan oksigen 50% berarti
terdapat shunt yang bermakna dari kolaps alveoli dan perlu dipertimbangkan
pemberian inflasi paru dengan manuver reekspansi paru atau intubasi endotrakhea
dan ventilasi mekanik. Pada kasus PPOM maka Pa02 dipertahankan sekitar
sedikit diatas 60 mmHg saja untuk menghindari hilangnya rangsang respirasi.
Terapi O2 merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan
oksigenasi. Tujuan pemberian terapi O2 adalah 1. Mengatasi keadaan hipoksemia
2. Menurunkan kerja pernafasan 3. Menurunkan beban kerja otot Jantung
(miokard) Indikasi pemberian terapi O2 adalah kerusakan 02 jaringan yang diikuti
gangguan metabolisme dan sebagai bentuk Hipoksemia, secara umum pada:
Metode & peralatan min. yang harus diperhatikan pada therapi O2:
si kelebihan CO2
02
4 1/mnt 0,35
6 1/mnt 0,50
8 1/mnt 0,55
10 1/mnt 0,60
12 l/mnt 0,64
15 l/mnt 0,70
PEMANTAUAN TERAPI O2
1. Warna kulit pasien. Pucat/ Pink / merah membara.
2. Analisa Gas Darah (AGD)
3. Oksimetri
4. Keadaan umum
NIP.
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
DAFTAR ISI
I. Pengantar
Pemeriksaan radiografi toraks dilakukan untuk menilai jantung, paru,
mediastinum dan dinding dada.Pemeriksaan radiografi toraks untuk menilai
jantung sangat penting untuk penilaian awal dan merupakan pelopor untuk
pemeriksaan berikutnya. Pada tahap ini, akan diberikan keterampilan mengenai
radiografi toraks untuk menilai jantung.Proyeksi rutin pemeriksaan radiografi
toraks untuk jantung adalah proyeksi Postero-Anterior (PA) dan lateral.
IV. Prasyarat
Ilmu dasar anatomi dan fisiologi jantung
V. Teori
Radiografi toraks di baca dengan menempatkan sisi kanan foto (marker R) di sisi
kiri pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L) di sisi kanan pemeriksa.Pada
radiografi toraks, jantung terlihat sebagai bayangan opak (putih) di tengah dari
bayangan lusen (hitam) paru-paru. Bagian atas jantung dan arcus aorta berada di
belakang manubrium sterni. Bagian bawah dari bayangan jantung sebagian kecil
tertutup oleh lengkungan (kubah) diafragma.
1. Respirasi
Anterior
Posterior
Gambar 1.Inspirasi cukup jika terlihat komplit iga 6 anterior atau iga
10 posterior.
2. Simetris/ asimetris
Radiografi toraks dikatakan simetris jika terdapat jarak yang sama antara
prosesus spinosus dan sisi medial os clavikula kanan - kiri. Posisi asimetris
dapat mengakibatkan gambaran jantunr mengalami rotasi sehingga penilaian
terhadap jantung menjadi kurang valid.
Gambar 3. Jarak yang sama antara prosesus spinosus dengan sisi medial os
clavikula bilateral.
3. Posisi pemeriksaan
Hal yang sama akan terjadi pada radiografi yang dibuat dengan posisi
telentang (supine) dengan sinar berjalan dari depan ke belakang (AP). Di
sini bayangan jantung juga akan terlihat lebih besar dibanding dengan
proyeksi PA dan posisi berdiri.
4. Bentuk tubuh
Pada orang yang kurus dan jangkung (astenikus) jantung berbentuk panjang
dan ke bawah.Ukuran vertikal jauh lebih besar daripada ukuran
melintang.Diafragma letaknya mendatar sehingga jantung seolah tergantung
(cor pendulum).Sebaliknya pada orang yang gemuk dan pendek (piknikus);
letak jantung lebih mendatar dengan ukuran melintang yang lebih besar
disertai diafragma yang letaknya lebih tinggi.
Kelainan luas pada paru dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung.
Fibrosis atau atelektasis dapat menarik jantung,
Radioanatomi jantung
Ventrikel
Atrium kiri kanan
Ventrikel kiri
Pada radiografi toraks PA dewasa dengan bentuk tubuh yang normal, CTR kurang
dari 50%.
Pada umumnya jantung mempunyai batas radio-anatomis sebagai berikut :
- Batas kanan jantung letaknya para-sternal, Bila kita memakai garis A, maka
garis A ini panjangnya tidak lebih dari 1/3 garis dari M ke dinding toraks
kanan.
- Batas jantung sisi kiri terletak di garis pertengahan klavikula (mid-clavicular
line).
- Batas dari arkus aorta, yaitu batas terats dari jantung, letaknya 1-2 cm di
bawah tepi manubrium sterni.
NIP.
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
DAFTAR ISI
1. PENGANTAR
Pemeriksaan fisik merupakan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh
data mengenai tubuh dan keadaan fisik pasien dalam membantu menegakkan
diagnosis dan menentukan kondisinya. Prosedur pemeriksaan terdiri atas:
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Data-data klinis yang diperoleh
digunakan untuk membantu diagnosis serta kondisi pasien, dan selanjutnya untuk
menentukan pengobatan yang tepat berkenaan dengan diagnosis.
Pemeriksaan fisik umum mencangkup pemeriksaan beberapa aspek fisik pasien,
yaitu :
1. Keadaan Umum Pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien dimaksudkan untuk mendapatkan
kesan umum pasien tersebut. Dalam pemeriksaan ini perlu diperhatikan
kelainan dan usia pasien, tampak sakit atau tidak, kesadaran dan keadaan
emosi, dalam keadaan comfort atau distress, serta sikap dan tingkah laku
pasien.
2. Tanda-tanda Vital
Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan ini adalah pernafasan, nadi,
tekanan darah, dan suhu tubuh.
3. Postur Tubuh
Pengamatan postur badan menyangkut pemeriksaan berat badan, tinggi
badan, dan bentuk badan serta keseluruhannya. Juga perlu diperhatikan
tekstur kulit yaitu menyangkut turgor dan tonus serta warna kulit.
Pemeriksaan fisik umumnya dilakukan sesudah pengambilan anamnesis.
Pada pemeriksaan ini berturut-turut diperhatikan kepala, leher, torso badan
dan ekstremitas kiri dan kanan.
3. LOKASI
Ruang skills lab Gedung F FK Limau Manis
4. PRASYARAT
a. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler ( anatomi)
b. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler (fisiologi )
5. TEORI DASAR
BENTUK BADAN
Perlu diperhatikan bentuk badan serta tanda-tanda khas yang terdapat pada
seorang pasien, antara lain astenik, hipostenik, atau hiperstenik, berat badan
normal, kurus atau gemuk, tanda-tanda bekas trauma dan adanya deformitas di
dada, kelainan kongenital pada bentuk badan, dan lain-lain. Misalnya kelainan
bentuk badan yang merupakan sindrom kelainan jantung yang khas pada sindrom
Turner ditemukan koarktasio aorta dan stenosis pulmonal kongenital, pada
sindrom Down ditemukan atrial spetal defect (ASD) atau ventricular septal defect
(VSD) dengan insufisiensi katup atrioventrikular, pada sindrom Hurler ditemukan
kerusakan katup mitral dan aorta, pada sindrom Dresden China ditemukan
stenosis katup aorta, pada sindrom Rubella ditemukan patent ductus arteriosus
(PDA), stenosis pulmonal dan koarktasio arteri pulmonal, pada Elfin appearance
ditemukan stenosis aorta supravalvular.
Inspeksi
Perhatikan bentuk prekordial apakah normal, mengalami depresi atau ada
penonjolan asimetris (voussure cardiaque), yang disebabkan pembesaran jantung
sejak kecil. Hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri dan kanan dapat terjadi akibat
kelainan kongenital.
Garis anatomis pada permukaan badan yang penting pada permukaan
dada, ialah (Gambar 1) :
- Garis tengah sternal (mid sternal line/MSL)
Arteri Karotis
Denyut arteri karotis diraba pada pangkal leher didaerah lateral anterior,
denyut ini mencerminkan kegiatan ventrikel kiri. Gambaran nadi yang terjadi
menyerupai gelombang nadi yang terjadi pada arteri radialis. Pulpasi karotis yang
berlebihan dapat timbul karena tekanan nadi yang besar, misalnya pada
insufisiensi aorta ditandai dengan naik dan turunnya denyut berlangsung cepat.
Dada
Kelainan bentuk dada seringkali berkaitan dengan anatomi dan faal
jantung. Di samping itu juga mempengaruhi faal pernafasan yang kemudian
secara tidak langsung mempengaruhi faal sirkulasi darah yang akan menjadi
beban kerja jantung. Kelainan bentuk dada tidak selalu disertai atau
mengakibatkan gangguan faal jantung. Kelainan bentuk dada dapat dibedakan
antara kealinan kongenital atau kelainan yang didapat selama pertumbuhan badan.
Deformitas dada dapat juga terjadi karena trauma yang menyebabkan gangguan
ventilasi pernafasan berupa beban sirkulasi terutama bagi ventrikel kanan.
Lengan –Tangan
Pada pemeriksaan jari, ujung jari dan kuku, diperhatikan apakah ada
deformitas jari dan persendian jari, sianosis dan clubbing finger.
Splinter haemorhage dan osler node, mungkin dapat dijumpai pada
endokarditis bakterial subakut. Bandingkan denyut nadi arteri radialis kiri dan
kanan.
Tungkai-Kaki
Perhatikan apakah ada edema tungkai, edema pretibial, edema pergelangan
kaki (ankle edema), edema kardiak seringkali disertai nokturia.
Lakukan perabaan denyut nadi arteri femoralis, arteri politea, dan arteri
dorsalis pedis. Bandingkan nadi kiri dan kanan, serta bandingkan suhu kaki kiri
dan kanan. Cari tanda-tanda fenomen trombo-emboli pada tungkai, diperhatikan
juga vena tungkai bawah apakah ada varises dan tromboflebitis.
Palpasi Jantung
Pada palpasi jantung telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan
dilakukan perabaan di atas iktus kordis (apical impulse). Perhatikan Gambar 5.
Lokasi point of maximal impulse, normal terletak pada ruang sela iga (RSI)
V kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (medial dari apeks anatomis).
Pada bentuk dada yang panjang dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI
medial dari garis midklavikular, sedangkan pada bentuk dada yang pendek lebar,
letak iktus kordis agal ke lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang
teraba adalah 1 –2 cm. Bila kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka
terjadi sysolic lift, systolic heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus kordis
akan teraba akan lebih melebar.
Auskultasi Jantung
Bunyi Jantung
PEMERIKSAAN JVP
Cara Pemeriksaan:
Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis (Gambar 15):
- Pemeriksa berada di sebelah kanan si penderita.
- Penderita dalam posisi santai, kepala sedikit terangkat dengan bantal, dan
otot strenomastoideus dalam keadaan relaks. Naikkan ujung tempat tidur
setinggi 30 derajat, atau sesuaikan sehingga pulsasi vena jugularis tampak
paling jelas.
- Temukan titik teratas dimana pulsasi vena jugularis interna tampak,
kemudian dengan penggaris ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan
angulus sternalis.
- Apabila anda tak dapat menemukan pulsasi vena jugularis interna, anda
dapat mencari pulsasi vena jugularis externa.
- Sudut ketinggian dimana penderita berbaring harus diperhitungkan karena
ini mempengaruhi hasil pemeriksaan.
3. PRASYARAT
1. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler ( anatomi)
2. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler (fisiologi )
3. Mengetahui hemodinamik sirkulasi jantung ( fisika )
4. Mengetahui patofisiologi sistem kardiovaskuler ( penyakit dalam,
kardiologi, anak).
4. TEORI DASAR
Perlengkapan EKG
EKG yang digunakan untuk latihan keterampilan adalah : Fx : 2111. Fukuda
ME Japan . Ada 10 kabel dari EKG yang dihubungkan dengan pasien, yaitu:
Empat macam kabel menghubungkan antara alat EKG dengan keempat anggota
gerak, yaitu :
- Warna merah untuk tangan kanan
- Warna kuning untuk tangan kiri
- Warna hitam untuk kaki kanan
- Warna hijau untuk kaki kiri
Enam buah elektrode untuk precordial, menghubungkan daerah prekordial dengan
alat EKG, yaitu :
- Lead C1 warna putih / merah di V1
- Lead C2 warna putih / kuning di V2
- Lead C3 warna putih / hijau di V3
- Lead C 4 warna putih / coklat di V4
- Lead C 5 warna putih / hitam di V5
- Lead C 6 warna putih / ungu di V6
2) Sandapan-sandapan Ekstremitas
Dari elektroda-elektroda ekstremitas didapatkan tiga sandapan, dengan
rekaman potensial bipolar, yaitu :
- Sandapan I = Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA), Dimana tangan kanan bermuatan negatif ( - ) dan tangan
kiri bermuatan positif ( + )
Ketiga sandapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segita sama sisi, yang
lazim disebut segitiga EINTHOVEN.
Untuk mendapatkan sandapan unipolar, gabungan dari sandapan I,II,III
disebut terminal sentral dan anggap berpontensial nol. Bila potensial dari suatu
elektroda dibandingakan dengan terminal sentral , maka didapatkan potensial
mutlak elektroda tersebut dan sandapan yang diperoleh disebut sandapan unipolar.
Sandapan Unipolar Ekstrimitas yaitu :
Sandapan aVR = Merekam potensial listrik pada tangan kanan ( RA),
dimana tangan kanan bermuatan positif ( +), tangan kiri dan kaki kiri
membentuk elektroda Indiferen
( potensial nol ).
Sandapan aVL = Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana
tangan kiri bermuatan positif ( + ) ,tangan kanan dan kaki kiri membentuk
elektroda Indiferen ( potensial nol ).
Sandapan aVF = Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana
kaki kiri bermuatan positif ( + ) ,tangan kanan dan tangan kiri membentuk
elektroda Indiferen ( potensial nol ).
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari :
- Depolarisasi Atrium
- Repolarisasi Atrium
- Depolarisasi Ventrikel
- Repolarisasi Ventrikel
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel
dan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG,
karena disamping intensitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya
bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang mempunyai intensitas yang jauh
lebih besar.
Gelombang T
(Gambar 21 dan 23)
Merupakan gambaran proses
repolarisasi ventrikel. Umumnya
gelombang T positif di lead I, II, V3 – V6
dan terbalik di aVR.
Gelombang U.
Adalah gelombang yang timbul setelah
gelombang T dan sebelum gelombang P
berikutnya.. Penyebab timbulnya
gelombang U masih belum diketahui,
namun diduga akibat repolarisasi lembat
sistem konduksi interventrikel.
A. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi.
1. Mulai dengan melihat vena-vena servikal
a) Periksa tingkat distensi vena leher dan fluktuasi tekanan vena.
b) Atur posisi pasien pada tempat pemeriksaan dengan punggung lurus
dan kepala ditinggikan 30 derjat dari garis horizontal
c) Perhatikan puncak kolom darah berfluktuasi selama siklus jantung
2. Inspeksi Prekordium
a) Perhatikan kesimetrisan dada
b) Tentukan lokasi apeks jantung
Palpasi
1. Palpasi denyut karotis untuk menilai ejeksi ventrikel kiri
2. Pusatkan perhatian pada ciri tiap denyut nadi
3. Lakukan palpasi daerah prekordium, tentukan lokasi apeks
4. Letakkan bantalan dua atau tiga jari di atas tempat denyut apeks perhatikan
ketukan dan tarikan yang cepat
5. Periksa prekordium kanan untuk mencari dekstrokardia
6. Palpasi sendi klavikula dan suprasternal, tiapsela iga parasternal, apeks
dan mid aksilla
Perkusi
1. Mulai pada tiap sela iga jauh ke lateral ke arah aksila, perkusi ke arah
sternum
2. Tentukan batas jantung kiri , atas dan kanan
3. Tentukan pinggang jantung
Nilai = (…………………………)
Jumlah Total x 100 = ….
34