1. Identitas lengkap Nama : Ny. R Usia : 66 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Argasunya RW 03 Jumlah anak : 10 Status : Kawin Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa 2. Kondisi Keluarga Keluarga Ny. R merupakan keluarga dengan ekonomi rendah. Seluruh pendapatannya berasal dari suaminya yang hanya bekerja serabutan. Ke-10 anaknya tampak tidak terlalu mementingkan kehidupan kedua orangtuanya. Mereka dibiarkan berjuang hidup sendiri di hari tuanya. 3. Sikap dan Aktivitas Harian Konseli Ny. R seorang perempuan yang menderita DM (Diabetes melitus), HT (Hiper tensi), stroke dan OA (Osteo arthritis). Ny. R hidup berdua bersama suaminya. Rumah lima anaknya pun berdekatan dengan rumahnya. Sehari-hari, Ny. R hanya duduk di sofa tengah rumahnya, atau sesekali duduk bersama suaminya di depan rumah. Ny. R sudah tidak bisa melakukan sebagian besar aktivitas seperti menyapu, mencuci dan memasak, namun aktivitas ringan seperti makan dan minum masih bisa Ny. R lakukan. 4. Masalah yang Diekspresikan oleh Konseli Pada tahun 2015, Ny. R terjatuh dan langsung tidak berdaya saat dia berdiri di rumahnya, lalu beliau dilarikan ke Rumah Sakit. Disana, Ny. R terdiagnosis stroke dan diketahui bahwa beliau pun memiliki penyakit DM dan HT. Sejak saat itu, Ny. R meminum obat untuk DM dan HTnya saat diberi dan tidak meminum obat saat tidak memilikinya. Ny. R memiliki kesulitan untuk berjalan, berbicara dan berbagai aktivitas ringan lainnya. Beliau juga mengatakan bahwa ia merasa sakit pada kedua lututnya, khususnya yang sebelah kanan. Sendi-sendi tangannya juga terasa kaku untuk digerakkan. Setelah beliau dan suaminya telah mengetahui bahwa Ny. R memiliki penyakit-penyakit tersebut, mereka berusaha mengobatinya dengan cara-cara tradisional, baik itu dengan cara meminum jamu sampai mengurut kaki Ny. R agar bisa berjalan kembali. Datang ke posbindu juga langkah yang mereka ambil untuk mengembalikan kesehatan Ny. R. B. Konseptualisasi 1. Perspektif Pendekatan Konseling Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konseling behavioral. Dimana konselor berperan membimbing konseli agar memperbaiki tingkah lakunya yang buruk dan mempertahankan bahkan meningkatkan tingkah lakunya yang baik. 2. Esensi Masalah Konseli, Penyebab dan Pemicunya Awal masalah Ny. R adalah pada tahun 2015 ketika dirinya jatuh tidak berdaya lalu dibawa ke Rumah Sakit. Disana beliau terdiagnosis stroke, DM dan HT. Riwayat penyakit keluarga dan gaya hidup tidak sehat berupa pola makan berlemak dan manis disangkal. Suami Ny. R mengatakan penyebab istrinya sakit adalah karena istrinya diurut oleh tukang urut di kelurahannya. 3. Fokus Perhatian Konselor a. Menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah konseli b. Menyarankan untuk melatih konseli berjalan dan berbicara c. Menyarankan untuk meminta pengobatan ke puskesmas untuk OA yang dideritanya 4. Peran Konselor dalam Usaha untuk Membantu Konseli a. Memperkenalkan dan mengakrabkan diri untuk mendapatkan kepercayaan konseli b. Menggali informasi tentang penyakit, faktor risko dan perasaan konseli c. Menyimpulkan masalah konseli d. Menjelaskan dan memberi edukasi tentang etiologi, faktor risiko dan hal yang harus dilakukan atau dijauhi untuk menghindari perburukan penyakit 5. Indikator Keberhasilan Konseling a. Pasien memahami apa yang konselor jelaskan b. Perubahan gaya hidup, seperti: perubahan pola makan untuk mengurangi asupan gula dan lemak. c. Lebih proaktif dalam meminta obat gratis dari puskesmas C. Proses Konseling 1. Tahap pengembangan relasi Pada tahap ini kami melakukan pembukaan dengan salam dan menyampaikan tujuan serta manfaat dilakukannya kegiatan konseling ini. Disini juga kami melakukan informed consent untuk meminta izin dilakukannya konseling. 2. Tahap transisi Pada tahap ini kami menjelaskan kegiatan apa yang akan dijalani selanjutnya. Kami juga mencek apakah konseli sudah siap untuk berlanjut ke kegiatan lebih lanjut. 3. Tahap inti yang meliputi: a. Eksplorasi masalah dan penyebab Setelah konseli siap, kami mulai mengeksplor masalah yang dialami oleh Ny. R, baik dari segi penyakit, sosio-ekonomi maupun segi psikologis. b. Eksplorasi alternatif upaya mengatasi masalah Setelah mengetahui masalah apa saja yang dialami Ny. R, kami memulai kegiatan konseling yang terdiri dari memberi edukasi tentang etiologi, faktor risiko serta hal-hal yang memperburuk atau yang baik untuk penyakit yang dideritanya. 4. Tahap penutupan Pada tahap ini, konselor mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang kooperatif dari konseli. Kami juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang kami timbulkan selama 4 minggu proses field practice. Lalu kami berpamitan kepada konseli. D. Evaluasi Diri Kegiatan konseling ini secara keseluruhan sudah baik, karena tujuan konselingnya sudah tercapai. Akan tetapi masih ada kekurangan yaitu kurangnya kondusivitas suasana konseling dikarenakan suami dari Ny. R malah berulang-kali menceritakan bahwa penyebab penyakit yang diderita istrinya akibat diurut oleh tukang urut di kelurahannya.