WAHYUNI
1512141009
JURUSAN FISIKA
2019
i
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................ 4
C. Geopolimer.................................................................................................................... 8
E. Prosedur Penelitian....................................................................................................... 12
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
alumina (Al) yang cukup tinggi dan diperoleh dari alam atau dari
serta lebih halus dari pada slag (terak). Fly ash mengandung kalsium
oksida, alumina dan silika (Nur et al., 2013). Hal ini sesuai dengan
untuk sifat mekanik yaitu, kuat tekan geopolimer berbahan dasar fly
ash mencapai 92,52 kg/cm2 pada suhu ruang dan pada suhu 60
1
Untuk meningkatkan mikrostruktur dan sifat mekanik dari fly ash
sekam padi. Abu sekam padi merupakan limbah yang diperoleh dari
porositas yang tinggi, ringan dan permukaan eksternal yang luas. Abu
perbandingan fly ash : abu sekam padi sebesar (80: 20)%. Penambahan
keunggulan lain dari abu sekam padi yakni bahannya mudah diperoleh
2
maka dikembangkan penelitian di bidang geopolimer dengan
B. Rumusan Masalah
sekam padi?
C. Tujuan Penelitian
3
3. Untuk memperoleh sifat mekanik (kuat tekan dan kuat lentur) dari
sekam padi
D. Manfaat Penelitian
satu cara meningkatkan nilai guna fly ash sebagai bahan dasar
sekam padi.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
sangat keras (Nuryono et al, 2009). Sekam padi, jika dibakar pada
pada suhu yang lebih tinggi akan menghasilkan fase kristal. Pada
Gambar 2.1 abu sekam padi dari hasil pembakaran pada sekam padi.
5
Pada proses pembakaran sekam padi, semua komponen
Komposisi senyawa kimia pada abu sekam padi disajikan pada Tabel 2.1
SiO2 82,40-94,95
Al2O3 0,13-2,54
Fe2O3 0,03-0,67
CaO 0,54-2,42
Na2O 0,25-0,77
K2O 0,94-4,70
MnO 0,16-0,59
TiO2 0,01-0,02
MgO 0,44-1,80
P2O5 0,74-3,30
B. Fly ash
6
membentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar
(bottom ash) Fly ash merupakan material yang dapat digunakan sebagai
berbahan dasar fly ash terbentuk dari reaksi polimerisasi akibat reaksi
seperti zeolite.
berada pada rentang 170-1000 m2/kg (Januarti, 2013). Material fly ash
Gambar 2.2 Citra SEM dari Fly Ash (Hwang & Huynh, 2015)
Gambar 2.2 menunjukkan citra SEM dari fly ash tipe F yang
sebagian besar terdiri dari padatan dan berbentuk rongga bola dengan
7
C. Geopolimer
DC2, & Hendra, 2013). Pada suhu dibawah 100C material geopolimer
akan mengeras dan bersifat amorf dengan struktur jaringan polimer tiga
2015).
8
tahan temperatur dan zat asam yang baik, penerapan yang sangat luas,
aluminosilikat dengan larutan alkali pada suhu kurang dari 100°C . Rasio
9
Gambar 2.4 menunjukkan pola XRD dari sampel geopolimer
dengan bahan dasar fly ash dengan tambahan abu sekam padi dengan
konsentrasi yang berbeda beda dan diperoleh fase kristal utama yaitu
kuarsa, mullit, dan kristobalit. Untuk beberapa fase kristal kecil dalam
sampel geopolimer adalah salah satu temuan paling penting dalam data
10
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengarah pada pemanfaatan fly ash sebagai bahan dasar
C. Fokus Penelitian
11
menggunakan SEM-EDS, XRD, FTIR, pengukuran massa jenis dan
Bahan Alat
Neraca digital
Oven
Fly ash
Furnice
Abu sekam padi
Cetakan bentuk silinder
Piring keramik
Crusible
E. Prosedur Penelitian
12
Perendaman dengan HCl bertujuan untuk melepaskan berbagai
Sintesis Geopolimer
abu sekam padi dengan perbandingan 100% : 0%, 80% : 20% dan
campuran fly ash dan abu sekam padi kemudian aduk secara
13
5. Memasukkan pasta geopolimer ke dalam cetakan silinder dan
cetakan kaca.
sampel geopolimer.
(3.1)
Dengan :
= massa (g)
= volume (cm3)
14
Porositas merupakan fase pada material yang dapat
(3.2)
dalam air.
komposisi mineral dari bahan dasar yakni fly ash dan bahan
(SEM-EDS)
15
serbuk dan padatan. Mikroskop electron (SEM atau TEM) adalah
(3.3)
Dengan :
λ = Panjang gelombang
sekam padi.
16
Transform Infra Red merk Shimadzu di Laboratorium
bending test. Tujuan dari pengujian kuat lentur ini adalah untuk
(3.3)
Dengan:
17
Besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda
persamaan.
(3.4)
Dengan :
18
DAFTAR PUSTAKA
Hwang, C. L., & Huynh, T. P. (2015). Effect of alkali-activator and rice husk
ash content on strength development of fly ash and residual rice husk
ash-based geopolymers. Construction and Building Materials, 101, 1–
9. https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2015.10.025
Januarti Jaya Ekaputri, 2013. Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan
Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer. Jurnal Teknik Sipil. Vol.
20, No. 1.
Nur, R. A., Triwulan, & J. Ekaputri. 2013. Pasta Ringan Geopolimer Berbahan
Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dan Fly Ash Perbandingan 3:1 Dengan
Tambahan Aluminum Powder dan Serat Alam. Jurnal Teknik Pomits, 1:
1-5
Nuryono dan Narsito. 2009. Sintesis Silika Gel Terenkapsuli Enzim dari Abu
Sekam Padi dan Aplikasinya untuk Biosensor
19
Pujianto, A. ’at, NA, A., DC2, M., & Hendra, H. (2013). Kuat Tekan Beton
Geopolimer Dengan Bahan Utama Bubuk Lumpur Lapindo Dan Kapur
(155M). Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS7), M-129-M-
136.
Riswati. et al., 2017. Pengembangan Beton Geopolimer Berbasis Fly Ash Dan
Abu Sekam Padi Untuk Aplikasi Struktural Bawah Laut. Jurnal Sains
dan Pendidikan Fisika, Vol. 13, No. 3: 287-291.
Triyulia Ningsih. 2012. Pemanfaatan Bahan Additive Abu Sekam Padi Pada
Cement Portland Pt Semen Baturaja (Persero). Jurnal Teknik Kimia
No. 4, Vol. 18.
Zharvan, V., Muris, M., & Subaer, S. (2016). Studi Struktur Mikro dan Kuat
Lentur Komposit Geopolimer Serat Bambu dengan Temperatur Curing
Berbeda. Jurnal Fisika Dan Aplikasinya, 9(3), 100.
https://doi.org/10.12962/j24604682.v9i3.849
20