Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

(PKL)

PT SEMEN TONASA

DISUSUN OLEH

IRMAWATI AMIR (1512140010)


WAHYUNI (1512141009)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

i
PENGESAHAN PERUSAHAAN
No.

Direktur PT. Semen Tonasa menerangkan bahwa:


Nama : Irmawati Amir (1512140010)
Wahyuni (1512141009)
Jurusan : Fisika
Prodi : Fisika
Universitas : Universitas Negeri Makassar

Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Semen Tonasa sejak
tanggal 1 s/d 28 Februari 2019 dan pengesahan pembimbing terlampir.
Demikian disampaikan untuk bahan seperlunya.
Pangkep, 14 Maret 2019
Disahkan
PT. Semen Tonasa Mengetahui,
a.n Direksi

H. Karim, SE. Zam Zam, SE.


SM. of Training Mgr. of Training Planning & Organizing

i
PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : M. Alianto M, ST
Jabatan : Kasi. Pengendali Mutu T 2/3
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Semen Tonasa sejak
tanggal 1 s/d 28 Februari 2019 dan telah memeriksa hasil laporan Praktek Kerja
Lapang (PKL) berikut ini :
Nama : Irmawati Amir (1512140010)
Wahyuni (1512141009)
Jurusan : Fisika
Prodi : Fisika
Universitas : Universitas Negeri Makassar

Demikian disampaikan untuk bahan seperlunya.


Pangkep, 28 Februari 2019

Mengetahui, Pembimbing Lapangan I,

M. Alianto M, ST Sufri Arganti. S


SM. of Quality Control T. 2/3 Staff of Quality Control T. 2/3

Pembimbing Lapangan II, Pembimbing Lapangan III,

Irwan Mahardika, Amd Agus Firmanto, ST


Staff of Quality Control Staff of Quality Control

ii
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Nama : Irmawati Amir 1512140010


Wahyuni 1512141009
Jurusan / Prodi : Fisika / Fisika
Tempat Pelaksanaan : PT. Semen Tonasa
Waktu Pelaksanaan : 1 – 28 Februari 2019
Pembimbing : M. Alianto M, ST

Makassar, Maret 2019


Mengetahui,
Ketua Program Studi Fisika

Nasrul Ihsan, S.Si, M.Si


NIP. 19730414 1999 03 1

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendakNya jualah laporan sederhana ini dapat kami
rampungkan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah wajib Adapun yang kami bahas
dalam laporan Praktek Kerja Lapang mengenai “Pengaruh Penambahan Pasir
Silika terhadap nilai SM dan AM pada Clay”.
Dalam penulisan laporan ini kami menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan
dengan penulisan laporan ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Yani, M.Si ketua jurusan Fisika FMIPA UNM
2. Bapak/Ibu Dosen jurusan Fisika FMIPA UNM
3. Bapak H. Subhan, SE., AK., MM. sebagai Direktur Utama PT. Semen
Tonasa
4. Bapak Karim, SE. selaku kepala Biro Pembelajaran di PT. Semen Tonasa
5. Ibu Zam Zam, S.E, selaku Manager of Traning and Organizing
6. Bapak M. Alianto M, ST selaku SM. Quality Control
7. Seluruh Pegawai PT. Semen Tonasa unit Quality Control T. 2 / 3
8. Dan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan
ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam laporan ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami
yakin laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan juga kritik membangun agar lebih baik di masa yang akan datang.
Harap kami, laporan ini dapat menjadi referensi.

Pangkep, 28 Februari 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PERUSAHAAN ..................................................................................................... i


PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN .............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTEK KERJA LAPANG ........................................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... v
BAB II ................................................................................................................................................ 3
A. Struktur Organisasi PT SEMEN TONASA ....................................................................... 3
B. Visi Perusahaan PT SEMEN TONASA .............................................................................. 4
C. Misi Perusahaan PT SEMEN TONASA ............................................................................. 4
D. Sejarah Singkat PT. Semen Tonasa .................................................................................... 4
E. Perkembangan PT Semen Tonasa ....................................................................................... 7
F. Unit Pengantongan Semen (UPS) ...................................................................................... 13
G. Fasilitas Pendukung ............................................................................................................ 14
BAB IV ............................................................................................................................................. 28
METODE PENELITIAN ............................................................................................................... 28
BAB V .............................................................................................................................................. 32
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 32

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat
yang menyebabkan persiangan diantara industri yang satu dengan yang lain
semakin ketat dan dapat menyebabkan ancaman bagi industri lainnya. Oleh karena
itu, diperlukan tenaga kerja yang professional dan berkulitas gar dapat memajukan
perusahaan. Semua itu dapat tercapai dengan pembelajaran yang efektif dan
pembinaan yang baik secara kualitatif. Mengembangkan diri dalam dunia kerja
melalui sarana PKL diyakini sangat efektif sebab mahasiswa secara langsung
diikutsertakan untuk mengamati dan menelaah dan aktif dalam menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan proses produksi maupun keselamatan
dalam dunia kerja dan lebih kepada pemetaan mutu sebaran bahan baku semen.
PT. Semen Tonasa sebagai salah satu perusahaan yang mewadahi
mahasiswa jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar dalam dunia pendidikan
melalui program kerja praktek, sebab dengan ini sangat membantu mahasiswa
dalam mengimplementasikan segala ilmu yang diperoleh selama dibangku
perkuliahan terutama yang berhubungan langsung dengan eksplorasi dan analisis
laboratorium guna mewujudkan semua ini diperlukan kerjasama antara berbagai
pihak, khususnya pihak instansi atau perusahaan dengan pihak perguruan tinggi
dalam menempatkan dan mengembangkan potensi mahasiswanya.
Dalam pengertian umum, semen diartikan sebgai bahan perekat yag
mempunyai sifat-sifat yang mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu
kesatuan yang kompak dan kuat (Lea. et al., 1998). Semen saat ini digunakan
sebagai bahan struktural seperti gedung, rumah, bahkan jalanan. Untuk memenuhi
standarisasi pemerintah tentang kualitas semen yang akan diproduksi, perlu
dilakukan kendali dari setiap tahapan dalam pembuatan semen demi menjaga
mutu semen. Dari sinilah Unit Pengendali Mutu (Quality Control) diperlukan.
Dimulai dari penambangan batu kapur sampai pada pengemasan dilakukan

1
pengecekan atas variabel-variabel yang diperlukan dalam memenuhi standar
semen tersebut.
Dalam proses pembuatan semen, terdapat dua bahan baku yang digunakan
yaitu batu kapur dan clay (tanah liat). Clay terbentuk dari hancuran alkali dan
alkalin di alam yang mengandung aluminium silikat dan konversi produk
kimianya, terutama fledspardan mika. Tanah liat pada dasarnya terdiri atas
berbagai variasi komposisi, yang pada umumnya merupakan senyawa alumina
silica hydrate dengan kadar H2O maksimal 25% dan Al2O3 minimal 14%. Pada
clay terdapat standar SM dan AM yang telah ditetapkan, tetapi sering dijumpai
nilai SM dan AM yang tidak memenuhi standar sehingga dilakukan penelitian
tentang “Pengaruh penambahan pasir silika terhadap nilai SM dan AM pada
clay”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas dapat dikemukakan
rumusan masalah ialah, bagaimana pengaruh penambahan pasir silika pada clay
terhadap nilai SM dan AM nya ?
C. Tujuan
Adapun tujuannya ialah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penambahan pasir silika pada clay terhadap nilai
SM dan AM nya
2. Menambah pengetahuan dan keterampilan kerja dalam bidang fisika
khususnya analisis bahan baku semen.
3. Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah yang telah menjadi kurikulum
jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. SEMEN TONASA

A. Struktur Organisasi PT SEMEN TONASA

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur Sekretaris


Produksi Komersial Keuangan Perusahaan

Dept. Dept. Internal


Dept. Dept.
Akutansi & Audit
Produksi Penjualan
Keuangan
Bahan baku

Dept. Dept. Distribusi Departemen Dept. CSR


Produksi & Transportasi SDM dan Umum
Tonasa 2/3

Dept. Dept. Staff Proyek


Produksi Pengadaan & Strategis
Tonasa 4 Pengolaan
Persediaan
Dept.
Produksi
Tonasa 5 Biro
Perencanaan &
Dept. Analisis Pasar
Perencanaan
Teknik

Dept. Pembangkit
Listrik

Dept. Jaminan
Mutu &
Lingkungan

3
B. Visi Perusahaan PT SEMEN TONASA
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia yang
efisien dan berwawasan lingkungan.
C. Misi Perusahaan PT SEMEN TONASA
1. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan Stakeholder.
2. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
3. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna
meningkatkan daya saing di pasar dan produktivitas perusahaan.
4. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara professional.
D. Sejarah Singkat PT. Semen Tonasa

Gambar 2.1 Pabrik Semen Tonasa


Berdasarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Perwakilan Rakyat
Sementara (MPRS) Republik IndonesiaNo.II/MPRS/1960 tanggal 5
Desember1960, mengenai pola umum pembangunan Nasional Sementara
Berencana Tahapan 1961 - 1969 tentang proyek Bidang Indutri Golongan
A1 1953 bidang No. 54, dimana didalam ketetapan itu tercantum rencana
untuk mendirikan pabrik semen di Sulawesi Selatan. Tujuan dari pendirian
pabrik semen itu adalah untuk memenuhi permintaan semen guna

4
meningkatkan pembangunan khususnya di kawasan Indonesia bagian
Timur.
Ketetapan MPRS itulah yang mendasari berdirinya pabrik Semen
Tonasa. Pada awal dimulainya konstruksi, perusahaan ini masih dalam
status “proyek” di lingkungan Departemen Perindustrian Dasar dan
Pertambangan yang berlangsung dari tahun 1963 hingga tahun 1968.
Kemudian, dengan selesainya pembangunan dan mulai berproduksi secara
komersial pada tahun 1968, Pabrik Semen Tonasa I status proyek
ditingkatkan menjadi “pabrik”. Status pabrik ini berlangsung hingga tahun
1971.
Setelah menunjukkan hasil yang dicapai baik, maka berdasarkan
peraturan Pemerintah RepublikIndonesia No. 54 tahun 1971 tanggal 8
September 1971, pabrik Semen Tonasa ditetapkan sebagai Badan Usaha
Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan
semen tonasa ini dibentuk dalam rangka mendukung kebijaksanaan
Pemerintah Republik Indonesia di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional khususnya di bidang semen dan industri terkait lainnya.
Kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.1 tahun
1975 tanggal 9 Januari 1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi
Perusahaan Perseroan(Persero).
Pendirian Perusahaan kemudian diaktakan dalam Akta No. 6 tanggal 9
Januari 1976 yang dibuat oleh Notaris Soewarno,S.H. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No.Y.A5/337/16 tanggal 19Juni 1976. Anggaran Dasar
Perusahaan telah mengalami beberapakali perubahan dan terakhir adalah
berdasarkan Akta No.108 tanggal 27 Desember 2012 yang dibuat oleh
Notaris Ny. Djumini Setyoadi, S.H, M.Kn. Sehubungan penyesuaian
Anggaran Dasar Perusahaan, antara lain penyesuaian tugas dan wewenang
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan. Perubahan tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-1668 1 Tahun

5
2013 tanggal 1 Mei 2013. Perusahaan, pabrik dan kantor pusat berdomisili
di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi
Selatan. Sekitar 54 km sebelah utara Makassar. Ruang lingkup
kegiatanPerusahaan adalah dibidang industry semen.
PT Semen Tonasa (Persero) adalah produsen semen terbesar di
kawasan Indonesia Timur yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa
Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer
dari Kota Makassar. Semen tonasa mempunyai empat unit pabrik yang
masih memproduksi semen yaitu Pabrik Tonasa II, III, IV, dan V, serta satu
unit yang tidak memproduksi semen yaitu Pabrik Tonasa I. Perseroan
berdasarkan anggaran dasar merupakan produsen semen di Indonesia yang
telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan mancanegara
sejak tahun 1968. Proses produksi Perseroan bermula dari kegiatan
penambangan tanah liat dan batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan
pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan semen zak di
packing plant. Proses produksi Perseroan secara terus menerus dipantau
oleh satuan Quality Control guna menjamin kualitas produksi.
Lokasi pabrik perseroan yang berada di Sulawesi Selatan merupakan
daerah strategis untuk mengisi kebutuhan semen di daerah Indonesia bagian
Timur. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan
diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana
distribusi penjualan, telah menjadikan PT Semen Tonasa sebagai pemasok
terbesar di kawasan tersebut.
Untuk menunjukkan Effisiensi dan Effektivitas perusahaan perseroan
serta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam
kepemilikan saham-saham perusahaan, maka PT Semen Tonasa telah
menjajaki keikutsertaannya dalam peraturan pemerintah RI No. 55 tahun
1990 tentang perusahaan perseroan yang menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui pasar modal (Go Public).

6
E. Perkembangan PT Semen Tonasa
PT Semen Tonasa mempunyai lima unit pabrik dan sekian packing
plant yang terus beroperasi dengan realisasi produk sebesar 212.168 ton
ditahun 1999,kecuali pabrik unit I yang pertimbangan alasan ekonomis dan
teknis maka pengoperasiannya telah dihentikan sejak tahun 1984. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan profil tiap unit pabrik.
1. Pabrik Semen Tonasa I
Pabrik Semen Tonasa I berlokasi di desa Tonasa Kecamatan Balocci
Kabupaten Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan. Letaknya
kurang lebih 60 km sebelah utara Kota Makassar dan didirikan
berdasarkan Tap. MPRS RI No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember
1960.
Survei bahan baku untuk keperluan pabrik dilaksanakan oleh tim
Technoexport Cekoslowakia berdasarkan kontrak yang ditandatangani di
Jakarta pada tanggal 13 Juni 1960. Pada survei ini, Team Technoexport
Cekoslowakia dibantu oleh Lembaga Geologi Bandung dalam hal
pengeboran dan pengambilan sampel bahan baku yang berlangsung
antara tanggal 8 Agustus 1960 sampai 5 Mei 1961. Sedang analisa
sampel bahan baku tersebut dilakukan oleh Balai Penelitian Kimia
Ujung Pandang.
Berdasarkan hasil survei bahan baku tersebut, Bank Industri Negara
Jakarta, Bakit Jakarta dan Biro Industrial Departemen Perindustrian
Dasar Pertambangan, menyusun studi kelayakan pendirian pabrik PT.
Semen Tonasa. Dalam studi kelayakan tersebut disimpulkan bahwa
kapasitas produksi Semen Tonasa adalah 350 ton terak per hari atau
110.000 ton semen Portland type I per tahun. Proses yang digunakan
adalah proses basah dengan bahan bakar Bunker-C oil. Penyusunan studi
kelayakan selesai pada tahun 1962.
Jumlah investasi proyek adalah sebesar Rp. 3,1 milyar atau USD
10,098 juta (1 USD = Rp. 307) yang terdiri dari valuta asing sebesar
USD = 6,515 juta, dan biaya lokal sebesar Rp. 1,1 milyar.Adapun biaya

7
valuta asing diperoleh dari bantuan pemerintah Cekoslowakia. Bantuan
ini disampaikan kepada pemerintah Indonesia berupa mesin-mesin
pabrik, alat-alat kerja, alat-alat berat, serta perangkat lunak berupa
perencanaan/design dan supervisi untuk konstruksi, pemasangan mesin/
listrik sampai mesin masa operasi percobaan.
Pelaksanaan pembangunan yang dimulai bulan Juni 1962,
sepenuhnya dilaksanakan oleh Proyek Semen Tonasa dan dibantu oleh
kontraktor lokal untuk semua jenis pekerjaan. Pada tanggal 2 November
1968, pembangunan pabrik selesai dilaksanakan dan pabrik diresmikan
oleh Menteri Perindustrian, M. Yusuf.
Setelah operasi selama 16 tahun, ternyata pabrik Semen Tonasa I
yang menggunakan proses basah tidak lagi mampu untuk diteruskan
beroperasi secara ekonomis akibat terjadinya beberapa kali kenaikan
bahan bakar minyak. Di samping itu, adanya pabrik Semen Tonasa II
dan mulai beroperasinya pabrik Semen Tonasa III pada tahun 1984,
menyebabkan kebutuhan semen di wilayah pemasaran PT Semen
Tonasa masih dapat disuplai oleh pabrik Semen Tonasa II dan Tonasa
III tersebut.
Oleh karena itu, pada bulan November 1984 diputuskan untuk
menghentikan sementara Semen Tonasa I sambil meneliti kemungkinan
pemanfaatan lebih lanjut.
2. Pabrik Semen Tonasa II

Gambar 2.3 Pabrik Semen Tonasa II

8
Pabrik Semen Tonasa II yang berlokasi di Desa Mangilu,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan,
25 Km di Sebelah Utara Pabrik Semen Tonasa I, yang didirikan
berdasarkan persetujuan Bappenas No.023/XL-LC/B.V/76 dan
No.285/D.I/IX/76 tanggal 2 September 1976.
Survei bahan baku dilakukan Dyckerhoff Engineering dari Jerman
Barat, dibantu oleh kontraktor dalam negeri yang bekerja sama dengna
Direktorat geologi Bandung. Berdasrakan hasil survei Dyckerhoff
Engineering maka disusunlah studi kelayakan pendirian Pabrik Semen
Tonasa II. Dalam studi kelayakan tersebut disimpulkan bahwa kapasitas
produksi Semen Tonasa II adalah 1.650 ton terak/hari atau 510.000 ton
semen Portland tipe I/tahun dengan kemungkinan perluasan lebih
lanjut. Peroses yang digunakan adalah proses kering dengan bahan
bakar minyak buncker-C oil. Pelaksanaan akhir tahun 1976-1979.
Jumlah investasi yang digunakan untuk membiayai pembangunan
pabrik Semen Tonasa II adalah sebesar Rp. 53,18 milyar terdiri dari
Can$ 127.525 (1 Can$=Rp.417), terdiri dari valuta asing sebesar Can$
83,6 juta dan biaya lokal sebesar 18,307 milyar. Adapun biaya valuta
asing tersebut diperoleh dari bantuan kredit ekspor pemerintah Canada.
Proyek pembangunan pabrik Semen Tonasa II secara resmi dimulai
tanggal 20 Oktober 1976. Perencanaan dan pembangunan pabrik
dilakukan oleh Countinho Caro & Co dari Jerman Barat bersama Swan
Wooster Canada, secara Fized Fee, berdasarkan perencanaan dasar
yang dibuka oleh Dyckerhoff Engineering. Mesin-mesin utama pabrik
dan sebagian besar bahan konstruksi untuk pekerjaan sipil didatangkan
dari Canada. Dalam pengawasan seluruh proyek, baik dalam
pemasangan mesin-mesin utama maupun dalam pelaksanaan konstruksi
sipil, PT. Semen Tonasa dibantu oleh Dyckerhoff Engineering.
Sedangkan yang menyangkut masalah hukum, PT. Semen Tonasa
dibantu oleh Konsultan Hukum Delson dan Gordon dari Amerika
Serikat.

9
Pada tanggal 15 Desember 1979, pembangunan Pabrik Semen
Tonasa II selesai dan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada
tanggal 28 Februari 1980.
3. Pabrik Semen Tonasa III

Gambar 2.4 Pabrik Semen Tonasa III


Pabrik Semen Tonasa III yang berlokasi di tempat yang sama
dengan Pabrik Semen Tonasa II, dibangun berdasarkan persetujuan
Bappenas: No.32/EXC-LC/B.V/1981 dan No.2177/WK/10/1981
tanggal 30 Oktober 1981.
Survei bahan baku tidak dilaksanakan lagi karena lokasi yang
sama dan telah dilakukan pada saat survei bahan baku Semen Tonasa
II, sedangkan studi kelayakan masih tetap dilakukan Dyckerhoff
Engineering.
Dalam studi tersebut disimpulkan bahwa kapasitas produksi
pabrik Semen Tonasa III adalah 1900 ton terak/hari atau 590000 ton
Semen Portland Tipe I/tahun. Proses yang digunakan adalah proses
kering dengan bahan bakar minyak buncker-C pada tahap uji dan saat
operasi komersial menggunakan batu bara.
Jumlah investasi sebesar Rp. 98.807 milyar atau DM. 343 juta (1
DM = Rp.288), terdiri dari biaya valuta asing sebesar DM.204 juta dan
biaya lokal sebesar Rp.40.055 milyar. Adapun biaya valuta asing
tersebut sebagian besar bantuan kredit ekspor Pemerintah Jerman
Barat. Proyek pembangunan pabrik Semen Tonasa III dimulai pada
tanggal 9 Januari 1082. Perencanaan dan Pembangunan dilakukan oleh

10
Countinho Caro & Co, Jerman Barat secara Lump Sum Contrct Price
(Turn Key).
Mesin-mesin pabrik seluruhnya didatangkan dari Jerman. Dalam
pengawasan seluruh proyek baik pemasangan mesin-mesin utama
maupun pelaksanaan konstruksi sipil, PT. Semen Tonasa dibantu oleh
Dyckerhoff Engineering. Sedangkan menyangkut masalah hukum,
dibantu oleh Konsultan Hukum Delson dan Gordon dari Amerika
Serikat.
Pada tanggal 3 April 1985 Pabrik Semen Tonasa III selesai dan
diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto didampingi Perdana Menteri
LeeKwan Yew dari Singapura.
4. Pabrik Semen Tonasa IV

Gambar 2.5 Pabrik Semen Tonasa IV

Perluasan Pabrik Semen Tonasa tidak berhenti hanya pada Semen


Tonasa II dan III yang telah berkapasitas total 1.180.000 ton/tahun.
Untuk menunjang laju pembangunan nasional, Semen Tonasa yang
memiliki bahan baku yang cukup serta dukungan pemerintah kepada
perusahaan milik negara ini, maka didirikanlah pabrik Semen Tonasa
IV berdasarkan SK. Menteri Perindustrian No.82/MPP.IX/1990
tanggal 2 Oktober 1990, dan SK. Menteri Keuangan RI
No.9.1549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990.

11
Pabrik Semen Tonasa Unit IV dibangun pada lokasi sama dengan
Tonasa II dan III, dengan kapasitas yang lebih besar yaitu 2.300.000
ton/tahun dengan menggunakan teknologi canggih yaitu Digital
Control System (DCS) dalam proses pengendalian operasional.
Dengan demikian PT. Semen Tonasa memiliki pabrik semen
dengan total kapasitas terpasang sebesar 3.480.000 ton/tahun. Pabrik
Tonasa Unit IV diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10
September 1996. Tonasa Unit IV dikerjakan secara Swakelola oleh PT
Semen Tonasa dibantu oleh PT Rekayasa Industri sebagai konsultan.
5. Pabrik Semen Tonasa V

Gambar 2.6 Pabrik Semen Tonasa V

Sesuai dengan RUPSLB pada tanggal 10 Desember 2007,


pemegang saham telah menyetujui rencana pembangunan Pabrik
Tonasa Unit V dengan kapasitas produksi 2.500.000 ton per tahun.
Pabrik Tonasa V dikerjakan secara swakelola melalui sinergi berbagai
unit usaha yang ada di lingkungan Semen Indonesia. Pabrik Semen
Tonasa unit V ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Februari 2014 bersamaan
dengan diresmikannya pembangkit listrik Boiler Turbin Generator
berkapasitas 2 x 35 MW.

12
Dengan beroperasinya pabrik semen tonasa unit V, maka total
produksi yang dicapai untuk 4 unit pabrik adalah sebesar 5.980.000 ton
per tahun.
F. Unit Pengantongan Semen (UPS)
Untuk membantu kelancaran operasi produksi dan pemasaran Semen
Tonasa di Kawasan Timur Indonesia, maka pada tahun 1995 PT Semen
Tonasa mulai membangun unit pengantongan semen (UPS) atau terminal
Packing Plant di beberapa daerah pelabuhan di Indonesia Bagian Tengah
dan Indonesia Bagian Timur, antara lain:
1. UPS Biringkassi Pangkep
Kapasitas 5x600.000 ton pertahun. Alamat dipelabuhan khusus
Biringkassi Pangkep, Sulawesi Selatan.
2. UPS Makassar
Kapasitas 2x300.000 ton pertahun. Beroperasi sejak tahun 1996
dan bertempat di Jl. Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar,
Sulawesi Selatan.
3. UPS Bitung
Kapasitas 300.000 ton pertahun. Beroperasi sejak tahun 1996 dan
bertempat di Jl. Pelabuhan Nusantara,Bitung.
4. UPS Palu
Kapasitas 300.000 ton pertahun. Beroperasi sejak tahun 2000 dan
bertempat di Kecamatan Tawaeli. Kabupaten Donggala, Palu,
Sulawesi Tengah.
5. UPS Samarinda
Kapasitas 2x300.000 ton pertahun. Beroperasi sejak tahun 1997
dan bertempat di Jl. Gaya Baru RT 09, Kel. Rawa Makmur, Desa
Tempurejo, Palaran, Samarinda.
6. UPS Banjarmasin
Kapasitas 2x300.000 ton pertahun. Beroperasi sejak tahun 1997
dan bertempat di Komplek Pelabuhan Trisakti, Jl.Barito Hilir No.9,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

13
7. UPS Celukan Bawang Bali
Kapasitas 2x300.000 ton pertahun. Beroperasi sejak tahun 1998
dan bertempat di Jl. Pelabuhan Celukan Bawang,Bali.
8. UPS Ambon
Kapasitas 175.000 ton pertahun. Beroperasi sejak tahun 1999 dan
bertempat d iJl. Dr.Siwabessy, Pelabuhan GudangArang, Ambon.
9. UPS Mamuju
Kapasitas 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 2014 dan
bertempat di Dusun Bakengkeng, Belang-belang, Kec. Kaluku,
Kab. Mamuju, Sulawesi Barat
10. UPS Sorong
Beroperasi sejak tahun 2013 dan bertempat di Distrik Mayamuk,
Kabupaten Sorong, Papua Barat.
11. UPS Lapuko Kendari
Kapasitas 300.000 ton per tahun dan bertempat di Kecamatan
Lapuko, Kab. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Dengan adanya unit pengantongan semen di daerah, hambatan
pemasaran PT Semen Tonasa seperti keterlambatan pengiriman semen
dapat diatasi dengan baik.
G. Fasilitas Pendukung
1. Pembangkit Listrik BTG

Gambar 2.7 Pembangkit Listrik BTG PT Semen Tonasa

14
PT Semen Tonasa juga memiliki Empat unit Pembangkit Listrik
Tenaga Uap yaitu Boiler Turbin Generator (BTG) Power Plant dengan
kapasitas 2x25 MW dan 2x35 MW yang berlokasi diarea Pelabuhan
Biringkassi Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.
Pembangkit ListrikTenaga Uap (PLTU) 2 x 35 MW yang baru mulai
beroperasi. PLTU ini menggunakan teknologi Jepang dan Eropa.
Boiler berasal dari Kawasaki, Jepang danTurbin dari Siemens, Jerman
serta Generator dariABB, Swedia dengan nilai investasi USD123 juta.
2. Pelabuhan Khusus Biringkassi

Gambar 2.8 Pelabuhan Khusus Biringkassi

Pelabuhan Khusus Biringkassi yang berjarak 17 km dari lokasi


pabrik dibangun sendiri oleh PT Semen Tonasa. Pelabuhan ini
berfungsi sebagai jaringan distribusi antar pulau maupun ekspor dan
dapat disandari kapal dengan muatan di atas 17.500 ton. Pelabuhan ini
juga digunakan untuk bongkar muat barang-barang kebutuhan pabrik
seperti : batu bara, gypsum, slag, kertas kraf, suku cadang, dan lain-
lain. Untuk kelancaran operasi, pelabuhan ini dilengkapi dengan
rambu-rambu laut dan moringbuoy.
Pelabuhan Biringkassi dilengkapi 5 (lima) unit packer dengan
kapasitas masing-masing 100 ton per jam serta 7 unit shop loader, 4
unit digunakan untuk pengisian semen zak dengan kapasitas masing-
masing 100-200 ton per jam, atau sekitar 4000 ton per hari, 3 unit

15
lainnya digunakan untuk pengisian semen curah dengan kapasitas
masing-masing 500 ton perjam atau 6000 ton per hari.
Panjang dermaga Pelabuhan sekitar 2 kilometer diukur dari garis
pantai ke laut sedangkan panjang dermaga untuk standar kapal adalah :
Dermaga I sebelah utara 429 kilometer dengan kedalaman 10,5 meter
(LWL), sebelah selatan 445,50 meter dengan kedalaman 7,5 meter
(LWL). Dermaga II adalah 65 meter dengan kedalaman 5 meter
(LWL).
3. Coal Unloading
Untuk memenuhi tingginya kebutuhan batubara, PT Semen
Tonasa, salah Satu Anak revenue PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
resmikan TERM pembongkaran batubara (Sistem Bongkar Batubara)
Dan halaman terbuka penyimpanan, di Pelabuhan Biringkassi
KHUSUS Pangkep, Senin (08/11 ). Peresmian dilakukan secara
langsung oleh Dirut Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto.
Dirut Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan, Sistem
Bongkar TERM baru Coal (Sistem pembongkaran batubara) &
penyimpanan halaman terbuka, dibangun di daerah Biringkassi dan
di desain memiliki kapasitas pembongkaran mencapai 1.000 ton / jam.

Gambar 2.9 Coal Unloading PT. Semen Tonasa


Sistem ini dibangun sebagai Solusi terhadap pemenuhan
kebutuhan batubara Yang meningkat seiring beroperasinya Pabrik

16
Tonasa Baru V Dan Power Plant baru. Dimana kebutuhan Bahan bakar
batubara meningkat cukup signifikan hingga 100% yaitu bahasa Dari 1
Juta ton pertahun menjadi lebih bahasa Dari 2,04 Juta ton pertahun
atau 5,675 ton / hari.
Sebelum ada Fasilitas baru Coal Unloading System,
pembongkaran batubara yang ada dilakukan dengan alat berat
excavator, yang jumlahnya disesuaikan dengan besarnya kapal yang
sandar. Dengan kapasitas tongkang yang sandar rata-rata adalah 8.000
ton, jumlah peralatan bongkar (excavator) yang digunakan rata-rata 3
unit per kapal. Sehingga perhitungan rata-rata pembongkaran di
Dermaga 2 hanya mampu melayani pembongkaran sebanyak 1,4 juta
ton pertahun atau 2.778 ton/hari.

17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Semen
Kata Cement berasal dari bahasa latin Cementum yang artinya pengikat
atau perekat batu kapur yang serbuknya telah digunakan sebagai bahan adukan
(mortar) lebih dari dua ribu tahun yang lalu di negara Italia.
Dalam perkembangannya kata Cement mengalami perubahan sedikit
yang diartikan sebagai segala macam bahan pengikat atau perekat seperti
”rubber cement” termasuk ”portland cement”. Semen adalah hidrolik binder
(perekat hidrolik) yang berarti bahwa senyawa-senyawa yang terkandung di
dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat yang baru
yang bersifat perekat terhadap yang lain. Hidrolik semen juga dikenal dengan
“Non Hidrolik Binder”, misalnya lime. Adapun contoh pengikat hidrolik
semen adalah Portland Cement, Blended Cement, High Alumina Cement,
Mansory Cement, dan sebagainya.
Sejak berabad-abad kandungan lime merupakan perekat klasik dalam
bangunan yang dibuat dengan memanaskan limestone pada suhu 8500C.
Kandungan CaCO3 dari lime stone akan melepaskan CO2 dan menghasilkan
burnt lime atau quick lime (CaO). Produk ini bereaksi dengan cepat dengan air
menghasilkan Ca(OH)2 dalam butir yang halus dan selanjutnya Ca(OH)2 ini
akan bereaksi dengan CO2 dari udara dan mengeras menjadi CaCO3 kembali
dan juga bereaksi dengan senyawa-senyawa silikat yang menghasilkan
senyawa kalsium silikat hidrat yang bersifat sebagai perekat batuan.
B. Bahan Baku Penyusun Semen
1. Bahan Baku Utama
Pada prinsipnya bahan baku utama dalam proses pembuatan semen
hanya ada 2 yaitu batu kapur dan tanah liat sebab semua senyawa – senyawa
utama dalam semen berasal dari kedua bahan tersebut. Bila digunakan
bahan lainnya, maka bahan tersebut hanya sebagai bahan pengoreksi
komposisi saja. Berikut bahan baku utama pembuatan semen.

18
a) Batu Kapur (CaCO3)
Pada dasarnya Calcareous Materials/Carbonic Materials adalah
bebatuan yang banyak mengandung CaCO3 lebih besar dari 75%, SiO2,
Al2O3, dan Fe2O3, contohnya limestone/batu kapur (CaCO3). Limestone
adalah bahan yang paling umum digunakan, disamping chalk, marl, dan
shell deposit. Batu kapur dengan kadar tinggi disebut high lime
component yang terdiri dari kalsit, dolomit, dan aragonit. Kalsit berupa
Kristal heksagonal, sedangkan aragonit berbentuk Kristal rhombik.
Limestone murni berwarna putih dan untuk pembuatan semen, komposisi
batu kapur dibatasi sebesar CaO minimal 50%, MgO maksimal 3%, H2O
maksimal 12%. Tingginya kadar MgO menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk semen setelah terjadi pengerasan, yaitu timbulnya
retak-retak.
Susunan batu-batuan yang mengandung 50% CaCO3 atau lebih
sering disebut batu kapur (gamping) atau dengan istilah limestone.
Secara umum, batuan kapur dibedakan atas kandungan CaCO3 –nya:
1) Batu Kapur Kadar Tinggi (High Grade), yaitu batu kapur yang kadar
CaCO3 sekitar 55%.
2) Batu Kapur Kadar Menengah (Middle Grade), yaitu batu kapur yang
kadar CaCO3 sekitar 50%.
3) Paddle, yaitu batu kapur yang mengandung kadar CaCO3 sekitar
45%.
4) Dolomite, yaitu batu kapur yang kadar CaCO3 sekitar 40%.
Untuk membuat semen, factor yang perlu diperhatikan adalah
kandungan MgO-nya, sebab bila kadar MgO tinggi akan menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk semen setelah mengeras. Untuk pembuatan
semen, komposisi batu kapur dibatasi dengan dengan kadar CaO minimal
50%, MgO maksimal 3%, H2O maksimal 12%.
Warna batu kapur adalah putih dan akan berubah menjadi agak
kecoklatan jika terkontaminasi tanah liat atau senyawa besi. Komponen

19
terbanyak pada batu kapur adalah CaCO3, Al2O3, Fe2O3, SiO2, dan
mineral lain dengan persentase kecil.
b) Tanah Liat (Clay)
Umumnya Argillaceous Materials terdapat sebagai batuan alam
yang mengandung banyak silica (SiO2), alumina (Al2O3), dan Fe2O3 yang
terdapat pada permukaan bumi. Contohnya silica stone dan clay (tanah
liat). Clay terbentuk dari hancuran alkali dan alkalin di alam yang
mengandung aluminium silikat dan konversi produk kimianya, terutama
fledspardan mika. Komponen utama clay dibentuk oleh hydrous
aluminium silicates. Jenis batuan yang banyak mengandung silika ini
antara lain seperti silica stone, chart, flint, dan quarte. Clay pada dasarnya
terdiri atas berbagai variasi komposisi, yang pada umumnya merupakan
senyawa alumina silica hydrate dengan kadar H2O maksimal 25% dan
Al2O3 minimal 14%.
Tanah liat mempunyai rumus kimia 2SiO3.2H2O (kaolinite) yang
pada umumnya dikenal oleh masyarakat sebagai lempung atau clay.
Tanah liat yang baik biasanya mengandung SiO3 sebesar 46,5%. Deposit
tanah liat terjadi dari hasil leburan batu-batuan silika yang kaya mineral.
Tanah liat pada dasarnya terdiri atas berbagai variasi komposisi, yang
pada umumnya merupakan senyawa alumina silica hydrate dengan kadar
H2O maksimal 25% dan Al2O3 minimal 14%.
2. Bahan baku koreksi
Bahan baku ini dipakai apabila ada kekurangan pada salah satu
komponen oksida mineral pada pencampuran bahan baku utama, bahan ini
antara lain
a. Pasir besi (Fe2O3) atau Copper slag (FeSiO3, Ca2Fe, CuO)
Pasir besi dengan Fe2O3 sebagai komposisi tertinggi (70-80%)
terdapat di sepanjang pantai laut selatan laut jawa. Pasir besi selalu
tercampur dengan SiO2 atau pun titan yang membahayakan produk
semen. Pasir besi berfungsi juga sebagai penghantar panas dalam
pembentukan luluhan terak semen. Pasir besi juga disebut iranore yang

20
depositnya terdapat disepanjang pantai dan berkadar Fe2O3 15% dan
berwarna hitam.
b. Pasir silika (SiO2)
Pasir silika disebut juga silica sand mempunyai kandungan SiO2
yang tinggi (90-95%). Depositnya berbentuk gunung-gunung pasir silika
dan berkadar SiO2 sekitar 90%. Semakin murni pasir silika maka akan
semakin putih warnanya dan biasa disubut pasir kuarsa yang berkadar
SiO2 100%, ini dipakai sebagai bahan tambahan pembuatan semen bila
kadar SiO2 nya masih rendah. Pasir silika banyak terdapat didaerah
pantai. Derajat kemurnian pasir silika dapat mencapai 95-99,8%.
3. Bahan baku tambahan
Bahan yang digunakan kedalam clinker untuk memperbaiki sifat-sifat
atau mendapatkan sifat-sifat tertentu semen. Bahan yang ditambahkan ini
adalah gypsum dan trass.
a. Trass
Trass dipakai sebagai bahan tambahan dalam pembuatan semen.
Bahan ini berasal dari abu gunung berapi. Trass diperoleh dari
probolinggo, pasuruan, dan lumajang. Didalam trass terdapat SiO2 yang
tinggi sehingga semen yang diberi trass (PPC) akan tahan terhadap asam
baiik berupa sulfat maupun klorida.
b. Gypsum
Gypsum mempunyai rumus CaSO4. 2H2O yang pada umumnya
terdapat di gunung-gunung disekitar gunung gamping (kapur). Bahan ini
ditambahkan setelah campuran bahan mentah dibakar menjadi terak
adalah untuk memperlambat pengerasan pada semen. Gypsum
merupakan bahan galian alam sebagai mineral kalsium sulfat berbentuk
hydrous yang disebut gypsum dan anhydrous yang disebut anhidrant
(CaSO4). Deposit ini berasal dari deretan deposit batu kapur, gyps,
anhidrant, dan garam lainnya.
Pristiwa geologi yang terjadi menyebabkan batu kapur berubah
menjadi deposit karena reaksi sulfat air laut. Gypsum dan anhidrant yang

21
terjadi bersifat lunak, berbentuk butiran dan terkadang berserat. Jika gyps
bercampur dengan tanah liat dan tanah lainnya disebut gypsite. Gyps
digunakan untuk mencegah adanya false set dan akan memberi setting
time serta memberikan kekuatan tekan pada semen. Gypsum dialam
terdapat dalam batuan sedimen kalsium sulfat yang banyak terdapat
didanau atau kawah gunung . fungsi gypsum adalah memperlambat
proses pengerasan semen. Untuk menghasilkan Ordinary Portland
Cement (OPC) atau semen abu-abu dibutuhkan gypsum yang dicampur
dengan 96% clinker. Bahan tambahan lain yang sering digunakan selain
gypsum adalah ash, tras, dan pozzolan.
C. Komposisi dan Sifat Semen
Komposisi semen terdiri atas senyawa-senyawa utama (mineral-mineral
potensial) sebagai penyusun semen yang terbentuk dari keempat oksid utama,
yaitu: oksida kapur (CaO), oksida silica (SiO2), oksida alumina (Al2O3), dan
oksida besi (Fe2O3). Kandungan dari keempat oksida tersebut kurang lebih
95% dari berat semen, dan biasanya disebut “major oxides”.
Keempat oksida tersebut dibakar dengan perbandingan tertentu akan
menghasilkan senyawa-senyawa penyusun semen yaitu:
1. Trikalsium silikat (3CaO.SiO2 atau C3S)
C3S terbentuk pada suhu diatas 1250oC dan mempunyai sifat bila
ditambah air cepat mengeras. C3S juga mempengaruhi pengikatan
kekuatan awal, terutama kekuatan awal sebelum 28 hari. Kandungan C3S
berkisar antara 35-55% tergantung pada jenis semen Portland.
2. Dikalsium silikar (2CaO.SiO2 atau C2S)
C2S terbentuk pada suhu 800-900oC dan memberi kekuatan penyokokng
pada semen selama satu hari. Kandungan C2S pada semen Portland antara
15-35%.
3. Tricalsium aluminat (3CaO.Al2O3 atau C3A)
C3A terbentuk pada suhu 900-1100oC.Kandungan pada C3A pada semen
Portland berkisar antara 7-15%. Dengan adanya kandungan C3A, dapat
memberikan kekuatan penyokong pada beton dalam periode 1-3 hari.

22
4. Tetracalsium alumina ferrite (4CaO. Al2O3.Fe2O3 atau C4AF)
C4AF terbentuk pada suhu 900-1200oC dan memberikan pengaruh warna
pada semen. Akan tetapi kurang berpengaruh pada kekuatan semen.
Kandungan C4AF pada semen Portland berkisar antara 5-10%.
Keempat senyawa ini berpengaruh trhadap sifat-sifat semen Portland,
umumnya semen Portland mengandung komposisi:
 C3S dan C2S 75% : memberikan sifat semen dalam hal kekuatan tekanan
semen.
 C4AF dan C3A 25% : memberikan sedikit pengaruh terhadap sifat semen,
C4AF memberikan pengaruh terhadap warna semen sedangkan C3A
memerikan pengaruh terhadap kecepatan pengerasan semen.
D. Besaran-Besaran pada Pabrik Semen
Pada pabrik semen dikenal beberapa besaran antara lain:
1. Modulus HM
Modulus HM adalah perbandingan antara seluruh CaO yang ada dalam
semen ataupun Raw Meal dengan jumlah seluruh oksida silica, oksida
alumina, dan oksida besi. Harga HM bervariasi dari 1,7-2,3. HM semen
yang bermutu berkisar antara 1,7-2,0.
2. Modulus Silika (SM)
Modulus silica merupakan perbandingan kadar oksida silica dengan jumlah
kadar oksida alumina dan besi. Harga SM berkisar anatara 1,9-3,2. Tetapi
dalam pembuatan semen, harga SM yang diharapkan antara 2,2-2,4.
3. Modulus Alumina (AM)
Alumina modulus adalah perbandingan antara kadar oksida alumina dan
oksida besi.
4. Lime Saturation Factor (LSF)
LSF adalah perbandingan antara seluruh CaO yang terdapat dalam
campuran bahan baku dengan CaO standar yang diperlukan untuk
pembentukan senyawa0senyawa mineral potensil. Makin tinggi harga LSF
Raw Meal, maka makin sulit Raw Meal tersebut dibakar

23
E. Proses Pembuatan Semen
Proses penyediaan bahan Bahan baku dikeluarkan
baku denga weiht feeder dan
Proses penghancuran Penyimpanan bahan baku
• penambahan bahan baku (batu disatukan dalam belt
kapur, tanah liat, dan pasir silika) bahan baku (crusher) pada Bin Row Mill
conveyor dan dibawah
masuk ke Raw Mill

Proses preheater Proses pembakaran Kiln


Didalam Row Mill terjadi Hasil penggilingan Raw • terjadi proses kalsinasi dengan suhu yang sangat
proses pencampuran dan Meal masuk ke silo tinggi
penggilingan bahan baku penyimpanan • menghasilkan keluaran yang
berbentuk cair

Proses pendinginan secara


drastis sehingga Pencampuran antara
Proses penyimpanan pada
menghasilkan klinker yang klinker dan gypsum serta proses pengantongan
silo/dome cementmill
bertekstur kasar dan material tambahan lainnya
sangat keras

F. Sifat-sifat semen
Sifat-sifat semen terbagi atas 2 bagian yaitu sifat fisik dan sifat kimia semen,
yaitu
1. Sifat-sifat fisika semen
a) Panas hidrasi semen
Panas hidrasi dari komponen semen bersifat eksotermis, sehingga pada
saat proses hidrasi berlangsung, akan melepaskan sejumlah panas.
Pengontrolan panas hidrasi yang paling penting adalah pengontrolan
komposisi klinker, dimana yang potensial mengeluarkan panas hidrasi
tinggi pada saat proses hidrasi berlangsung adalah C3S dan C3A. oleh
karena itu, untuk menghasilkan semen dengan panas hidrasi rendah
diperlukan klinker dengan kandungan C3S dan C3A yang rendah pula.
b) Kuat tekan semen
Kuat tekan semen salah satunya ditentukan oleh komponen penyusun,
terutama oleh kalsium silikat. Pada pengembangan kuat tekan awal
(misalnya sampai umur 28 hari), didominasi oleh C3S yang didukung
oleh C3A. untuk C2S dan C4AF akan memberikan kontribusi terhadap
kuat tekan untuk umur yang lebih lama. Selain itu, yang mempengaruhi
pengembangan kuat tekan adalah kehalusan semen terhadap
pengembangan kuat tekan. Secara umum dapat dikatakan bahwa

24
pengembangan kuat tekan semen berasal dari pengembangan kuat tekan
masing-masing komponen penyusun semen.
c) Shrinkage (pengerutan)
Pengerutan komposisi semen terhadap pengerutan tidak diketahui secara
pasti. Gonnerman menemukan C3S dan C2S mempunyai tingkat pengaruh
yang sama terhadap terjadinya peristiwa pengerutan, sedangkan menurut
Roper, naiknya kandungan C3A akan mengakibatkan shrinkage menjadi
lebih besar. Pengaruh C3A terhadap pengerutan ini dipengaruhi oleh
besarnya kadar gypsum dalam semen, dengan kata lain semen yang
mempunyai kandungan C3A sama akan mengakibatkan pengerutan yang
berbeda bila kandungan gypsumnya berbeda. Untuk pengaruh dari
elemen yang lain dalam semen seperti kehalusan, distribusi ukuran
partikel, dan lain-lainnya diketahui secara pasti.
d) Ketahan terhadap sulfat (Durability)
Salah satu hal penting dalam penggunaan semen dalam struktur beton
adalah ketahanan terhadap sulfat. Komponen penyusun semen yang
mempengaruhi terhadap ketahanan sulfat adalah C3A. pada ssat terjadi
proses hidrasi semen, C3A akan bereaksi dengan sulfat dan air membetuk
ettringite. Ettringite ini mempunyai volume yang lebih besar
dibandingkan volume komponen penyusunnya sehingga bila berlebihan
mengakibatkan terjadinya ekspansi yang dapat menyebabkan kerusakan
pada struktur beton. Dari uraian diatas, maka semen yang tahan terhadap
sulfat (semen type V) kandungan C3A-nya dibatasi maksimum 5%.
e) Soundness
Soundness didefinisikan sebagai kemampuan pasta semen yang mengeras
untuk mempertahankan volumenya setelah proses pengikatan berakhir.
Kestabilan volume ini dapat terganggu karena adanya CaO bebas (free
lime) dan MgO bebas (periclase) yang berlebihan (tibul ekapansi).
f) Waktu pengikatan
Waktu pengikatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh pasta semen
dariu mulai ditambahkan air sampai didapatkan semen yang keras dan

25
tidak dapat dibentuk lagi. Periode waktu peningkatan ini dapat dibagi
menjadi 4 yaitu dormant periode, initial set (pengikatan awal), final set
(pengikatan akhir), dan hardening (pengerasan).
Campuran semen dengan air akan membentuk adonan yang bersifat
kenyaldan dapat dibentuk (workable). Untuk beberapa saat sifat pasta
tidak dapat beruba. Periode ini dikenal dengan periode tidak aktif
(dormant periode. Pada tahap selanjutnya, pasta yang terbentuk menjadi
semakin kaku hingga mencapai tingkat dimana pasta tetap lunak, tetapi
sudah tidak dapat dibentuk lagi. Periode ini disebut initial set, sedang
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat ini disebutinitil setting
time (waktu pengikatan awal). Selanjutnya pasta menjadi semakin kaku
menjadi semakin padatan yang keras dan etas (rigid). Tahap ini
disebutfinal set dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat ini
disebut fina setting time (waktu pengikatan akhir). Proses ini berlanjut
terus hingga pasta semen menjadi semakin keras dan kuatyang disebut
dengan pengerasan atau hardening.
g) Konsistensi
Konsistensi didifinisikan sebagai kemampuan pasta semen untuk
mengalir. Pada pengujian, konsistensi ditunjukkan dengan penetrasi
jarum vicat sebesar10±1 mm. sifat ini digunakan untuk mengatur
perbandingan antara jumlah air dengan semen pada saat pembuatan pasta
semen.
2. Sifat-sifat kimia semen
a) Loss of ignition (LOI)
LOI menyatakan bagian dari zat yang akan terbebaskan sebagai gas
pada saat terpanaskan atau dibakar (temperature tinggi). Pada bahan baku
umpan kiln ini berarti bahwa semakin tinggi LOI-nya maka semakin
sedikit umpan klin yang menjadi produk klinker. Oleh karena itu, LOI
bahan baku maksimal di persyaratkan untuk mengurangi in-efisiensi
proses karena adanya mineral-mineral yang dapt diuraikan pada saat
pembakkaran. Komponen utama LOI adalah uap air yang berasal dari

26
kandunga air (moisture) dalam bahan baku (raw mix) dan gas CO2 yang
akan dihasilkan dari proses kalsinasi CaCO3.
b) Insoluble residu
Yaitu impurities/zat pengotor yang tetap tinggal karena semen
tersebut direkaiskan dengan asam klorida (HCL) dan natrium karbonat
(NaCO3). Insoluble residu dibatasi untuk mencegah terjadinya
tercampurnya semen Portland dengan bahan-bahan alami lainnya yang
tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika.

27
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian praktek kerja lapangan pada Biro Pengendalian Mutu
(Quality Control) Tonasa 2/3 PT SEMEN TONASA
B. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat laboratoris dimana dilakukan pengambilan sampel


dilapangan.

C. Waktu dan tempat


Penelitian dilakukan di Unit Tonasa 2/3 dan tonasa 4, PT. Semen Tonasa,
Pangkajene dan Kepulauan. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada
tanggal 4-28 Februari 2018.
D. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wadah
2. Neraca
3. Sendok
4. Ring
5. Plastik cetik
6. Disk mill
7. Hot plate
8. Pensil
9. Mesin Press Semi-Otomatis
10. X-Ray Spectrophotometer
 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Clay
2. Pasir Silika

28
E. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini dimulai dari tahap preparasi,
hingga karakterisasi sample.
1. Pengambilan sampel
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu clay yang merupakan
salah satu bahan utama dalam pembuatan semen. Pengambilan sampel
diperoleh dari empat vendor yang berbeda yaitu Adrevi, P. Japar, Kopkar, dan
B. Pangkep untuk memperoleh nilai SM dan AM tertentu. Untuk pasir silika
diperoleh dari gudang penyimpanan pasir silika T2/3.
2. Ruang preparasi
Dalam tahap ini terdapat beberapa unit alat yang digunakan seperti
Disk mill, Hot plate dan Neraca analitik.
a. Disk mill merupakan alat penggilingan sampel clay dan pasir silika
untuk memperkecil ukuran partikel sebelum dilakukan analisa.
b. Hot Plate merupakan alat untuk menghilangkan senyawa H2O pada
sampel clay dan pasir silika.
c. Neraca analitik merupakan alat untuk mengukur massa dari sampel
clay dan pasir silika.
3. Pengujian sampel awal
Penetapan yang dikerjakan analisa awal clay dan pasir silika. Berikut
merupakan uraian analisanya:
 Sampel yang telah diambil dikeringkan dengan menggunakan hot
plate, kemudian didinginkan.
 Giling sampel untuk memperoleh ukuran partikel yang lebih kecil
dengan menggunakan Disk Mill
 Menimbang sampel yang telah halus dengan teliti ± 9 gram dan
ditambahkan 3 pill grindy aid (borak)
 Kemudian dimasukkan ke dalam grinding media lalu digiling dalam
mesin swing mill selama 2 menit

29
 Sampel yang telah digiling dimasukkan ke dalam cincin (Ring) cetakan
yang telah dipasang pada mesin press, lalu dipress pada tekanan 20
ton/cm2 selama 15 detik
 Setelah itu dianalisa dengan alat uji X-Ray Fluoresence
4. Pengujian sampel clay + pasir silika
Penetapan yang dikerjakan analisa clay + pasir silika. Berikut
merupakan uraian analisanya:
 Menyiapkan alat dan bahan
 Menimbang clay sebanyak 20 gram,
 Menimbang pasir silika sebanyak 1 gram
 Lakukan homogenisasi pada sampel clay + pasir silika selama 15
menit
5. Ruangan X-Ray

Pada ruangan X-Ray dilakukan analisa terhadap sampel clay + pasir


silika menggunakan alat X-Ray Fluoresence. Alat ini bekerja secara otomatis
yaitu hasil akhir yang dimunculkan pada layar komputer yang merupakan
bagian dari alat X-Ray Fluoresence. X-Ray Fluoresence merupakan alat yang
bekerja secara kering (analisa kering). Analisa kering yaitu cara analisa yang
mempergunakan spectrum (spektro analytical methods), dimana kadar suatu
untuk atau senyawa yang terkandung dalam contoh ditentukan berdasarkan
pengukuran besaran listrik tertentu yang timbul dan ditentukan oleh intensitas
cahaya atau gelombang elektromagnetik dari senyawa pada waktu bahan
dikenakan perlakukan tertentu. besarnya intensitas cahaya tergantung pada
jenis dan kepakaan atau konsentrasi suatu unsur atau senyawa dalam suatu
contoh. Berikut adalah uraian analisanya:
a. Menghaluskan sampel
Tujuannya untuk menjadikan sampel lebih halus dari sebelumnya. Adapun
prosedur kerjanya:
 Timbang sampel sebanyak 9 gr

30
 Masukkan pada piringan alat swing mill, lalu tambahkan 3 butir
grinding aid
 Kemudian masukkan alat swing mill selama ± 3 menit
 Keluarkan dari alat, lalu pindahkan ke atas kertas
b. Mencetak sampel
Tujuan untuk mencetak sampel yang akan diperiksa di alat X-Ray.
Prosedur kerjanya:
 Sampel yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam alat press
untuk dicetak.
 Pastikan terlebih dahulu tempat yang digunakan untuk mencetak
telah bersih dan cincin pres telah dipasang.
 Lalu tutup dan tekan tombol start, jika setting waktu telah tercapai,
maka cetakan siap untuk pemeriksaan selanjutnya.
c. Analisa X-Ray
Analisa X-Ray bertujuan mengetahui kandungan oksida-oksida dalam
sampel seperti: SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O, SO3, dan nilai SM
AM dan LSF. Prosedur kerjanya:
 Sampel telah dicetak dipasang pada holder alat X-Ray
 Lihat pada komputer dan pilih nama sampel clay
 Double klik pada bagian yang tertulis WinXRF Analysis 1
 Tunggu beberapa menit, lalu klik kanan pada WinXRF maka akan
terlihat oksida-oksida yang terkandung dalam sampel tersebut

31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
a. Tabel hasil pengujian awal sampel clay

Nama Vendor Komposisi Senyawa


SiO2 (%) Al2O3 Fe2O3 SM AM
(%) (%)
Bumi 62,75 11,41 8,96 3,08 1,27
Pangkep
P.Japar 58,34 10,11 6,74 3,46 1,5
Kopkar 48,94 23,44 12,07 1,38 1,94
Bontoa 55,36 17,55 14,32 1,74 1,23

b. Tabel hasil pengujian awal sampel pasir silika


Material SiO2 Al2O Fe2O3 CaO MgO K2O SO3 LoI SUM SM AM H2O
Pasir silika 85,51 5,10 3,04 2,53 0,07 0,21 0,12 2,07 98,65 10,50 1,07 0,00

c. Tabel hasil pengujian sampel clay yang telah dicampur dari beberapa
vendor

Clay Komposisi Senyawa


SiO2 Al2O2 Fe2O3 SM AM
52,39 18,8 11,65 1,72 1,61

d. Tabel hasil pengujian sample clay + pasir silika

No Clay (gr) Pasir Silika %Silika SiO2 Al2O3 Fe2O3 SM AM


(gr)
1 19 1,0 5% 53,66 18,95 10,82 1,80 1,75
2 18 2,0 10% 55,17 17,89 10,44 1,95 1,71
3 17 3,0 15% 56,56 17,24 10,09 2,07 1,71
4 16 4,0 20% 57,6 16,94 9,85 2,15 1,72
5 15 5,0 25% 58,99 16,36 9,51 2,28 1,72

B. Pembahasan

Dalam pembuatan semen, tanah liat (clay) merupakan salah satu bahan
utama yang terdiri atas berbagai variasi komposisi, yang pada umumnya

32
merupakan senyawa alumina silica hydrate dengan kadar H2O maksimal 25% dan
Al2O3 minimal 14%. Khususnya di PT. Semen Tonasa, tanah liat diperoleh dari
beberapa vendor. Pada penenlitian ini clay diperoleh dari vendor Bumi pangkep,
P.Japar, Kopkar dan Bontoa. Kemudian keempat jenis tanah liat tersebut diuji
menggunakan X-Ray untuk diperoleh komposisi senyawanya, nilai LSF,SM, dan
AM.
Nilai SM dan AM yang dijadikan sebagai target sebelum penambahan
pasir silika ialah nilai SM < 1,8 dan nilai AM 1,6-1,8. Setelah dilakukan
pengujian terhadap keempat jenis tanah liat diperoleh nilai komposisi senyawa,
SM dan AM yang berbeda beda dari setiap tanah liat dari masing-masing vendor
dan tidak diperoleh nilai SM dan AM yang jadi target sebelum penambahan pasir
silika sehingga, dilakukan analisis terhadap ke empat jenis tanah liat tersebut.
Setelah dilakukan analisis, maka diperoleh hasil SM dan AM yang diinginkan
sebelum penambahan pasir silika dengan perbandingan setiap jenis clay 1:2,5:1
untuk vendor P.Japar, Kopkar dan Bontoa yang kemudian dilakukan
homogenisasi terhadap ketiga jenis tanah liat tersebut yang selanjutnya dilakukan
pengujian kembali terhadap clay yang telah dicampur dan diperoleh nilai SM dan
AM yang diinginkan sebelum penambahan pasir silika, yaitu SM 1,72 dan AM
1,61 yang bisa dikatakan berhasil karena mendekati nilai berdasarkan
perhitungan. .
Berdasarkan hasil pengujian terhadap clay yang telah dicampur dari
beberapa jenis clay kemudian ditambahkan pasir silika dari 1% hingga 6% dengan
kelipatan 1% dan dilakukan pengujian kembali menggunakan X-Ray. Setelah
dilakukan pengujian diketahui berdasarkan tabel 4 bahwa, semakin besar
penambahan pasir silika maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap nilai SM
atau nilai SM pada clay sebanding dengan penambahan pasir silika sesui dengan
persamaan SM= SiO2/Al2O3 + Fe2O3. Namun, terdapat perbedaan pada nilai AM.
Pada tabel 4. Dapat dilihat bahwa pengaruh pasir silika terhadap nilai AM
tidaklah besar sesuai dengan persamaan AM yaitu AM= Al2O3/Fe2O3.

33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan
dan analisis data ialah pengaruh penambahan pasir silika pada clay
terhadap nilai SM ialah berbanding lurus atau semakin besar
penambahan pasir silika maka semakin besar pula nilai SM nya dan
diperoleh nilai SM yang sesuai standar pada penambahan 6 % pasir
silika (SM = 2,28).
B. Saran
1. Lebih meningkatkan program-program pelatihan dan
pengembangan sehingga dapat menambah kerja karyawan yang
lebih efektif.
2. Bagi Dosen, diharapkan menyempatkan diri untuk mengunjungi
Mahasiswa yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
3. Bagi Mahasiswa, diharapkan lebih membangun kerjasama antar
Mahasiswa dengan Karyawan dan menambah wawasan bagi
Mahasiswa.

34
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2012. https://taramikacich.wordpress.com/2012/10/23/pengujian-


semen-portland/. Diakses pada tanggal 20 Februari 2019.

Anonim2. http://www.sementonasa.co.id. Diakses pada tanggal 30 januari 2018.


Balai Penelitian dan Pengembangan(BPPI).1983.Penelitian Mutu Bahan
Bangunan Alam dalam Rangka Pengembangan Industri, Laporan
Penelitian, Departemen Perindustrian, Semarang.

Austin, GT. 1998. Shreeve Chemical Process Industries Handbook 5th Edition.
McGrowHill: Singapore

Mentari Catur Darmayanti, Nurlaela Rauf, Eko Juarlin. 2013. Sifat fisik batuan.
Jurnal Fisika. Laboratorium Fisika Material dan Energi, Jurusan Fisika
FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar.

PT. Semen Tonasa. Laporan Tahunan 2013Annual Report. Bontoa, Biringere,


Pangkep, Sulawesi Selatan.

35

Anda mungkin juga menyukai