Anda di halaman 1dari 2

INDONESIA BUTUH ANAK MUDA, MUDAH BERWIRAUSAHA

A. Nasri Masri1, Andi Amir Muallim2, Angri Aputra3


Universitas Muslim Indonesia

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya serta adat dan istiadat yang
masih melekat serta memiliki suku yang beragam selain itu, Indonesia juga adalah
negara dengan posisi keempat dalam hal jumlah penduduk di dunia yaitu setelah
China, India dan Amerika dengan jumlah penduduk sebanyak ±264 juta jiwa (BPS,
2019). Pada tahun 2030 Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi
yaitu kondisi dimana usia produktif lebih banyak jika dibandingkan dengan usia
belum produktif dan usia tidak produktif, kategori usia produktif adalah (15-64
tahun), usia beum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif (65+ tahun),
berdasarkan data tersebut Indonesia akan mengalami masa bonus demografi sampai
dengan tahun 2045 dengan perbandingan jumlah penduduk usia produktif sebesar
68,75%, dengan jumlah penduduk usia produktif yang lebih besar tersebut maka
angka ketergantungan penduduk (dependency ratio) Indonesia sebesar 45,46 artinya,
setiap 100 penduduk usia produktif memiliki tanggungan sebanyak 46 jiwa penduduk
usia belum dan tidak produktif.

Selain jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Indonesia juga
memiliki jumlah pengangguran yang terus meningkat setiap tahunnya pada agustus
2019 jumlah pengangguran mencapai 7,05 juta, meskipun jumlah angkatan kerja
meningkat dari tahun 2018 sebanyak 194,78 juta orang menjadi 197,92 juta orang
pada tahun 2019 namun pekerjaan yang dilakukan kurang dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi orang lain dan hanya dapat memperkerjakan dirinya sendiri.
Penduduk Indonesia (khususnya penduduk usia produktif/ kerja) berkerja dalam
berbagai jenis pekerjaan yang banyak jenis dan variasinya, mayotitas pekerjaan
masyarakat Indonesia adalah sebagai Petani, yaitu sebanyak 31,82% dari total
penduduk bekerja di Indonesia atau sekitar 36,78 juta, sektor perdagangan sebanyak
23,37% atau sekitar 29,11 juta, jasa kemasyarakatan 16,82% atau 20,95 juta
kemudian secara berturut-turut disusul oleh sekto industry 13,31%, konstruksi 5,75%,
transportasi 4,57%, keuangan 2,88%, dan pengusaha sebanyak 3,10% (BPS,2018).

Jumlah pengusaha di Indonesia dianggap masih sangat rendah jika dibandingkan


dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang menjadi urutan ke-15
negara yang memiliki pengusaha atau miliader terbanyak di dunia. Berdasarkan hasil
rilis Global Enterpreneurship Index 2018 yang dilakukan oleh The Global
Enterpreneurship and Development Institute, Amerika Serikat menyebutkan secara
global, Indonesia menempati peringkat ke-103 dari 137 negara. Berdasarkan hasil
survei dapat menunjukkan bahwa kita masih belum mampu mengolah keunggulan
kita yaitu, jumlah pasar yang sangat besar. Pengusaha memegang banyak peran dalam
suatu negara antara lain, sebagai pemutar gerak roda ekonomi, pembuka atau
penyedia lapangan kerja, membuat pembangunan regional yang seimbang,
meningkatkan PDB dan pendapatan per kapita, meningkatkan jumlah ekspor,
memajukan peran sebagai fungsi social untuk memajukan bangsa, karena pengusaha
merupakan

Anda mungkin juga menyukai