Disusun Oleh :
A. Nasri Masri
02320170195
B3
1. Vershire Company
Vershire Company pada tahun 1996 merupakan perusahaan pengemasan
yang terdiversifikasi dengan divisi besar, termasuk divisi Aluminium Can –
salah satu perusahaan produsen kaleng minuman dari aluminium terbesar di
Amerika Serikat. Pertumbuhan penjualan divisi Aluminium Can melebihi
pertumbuhan penjualan dalam industri tersebut. Divisi tersebut menyebarkan
Politis Sedangpabriknya6,5
sampai keluar Amerika Serikat. Setiap pabrik melayani kebutuhan
Pengembangan Sedangkonsumen6,5yang berada dalam area layanannya, juga memproduksi berbagai
Pasar Sedang/tinggi 6,5
ukuran kaleng untuk sejumlah konsumen yang juga meliputi tempat pembuatan
Keuangan Sedang 5,0
IRR biryang 24,5%
dan botol minuman ringan dalam ukuran besar maupun kecil.
Disyaratkan
Perusahaan Vershire Company menggunakan bahan baku alumunium
dalam menghasilkan tempat pembuatan bir dan botol minuman ringan. Mengapa
lebih memilih aluminium daripada baja? Alasannya adalah karena agar produksi
lebih efisien, kaleng dibuat dari aluminium karena aluminium memiliki
RI kelebihan dari baja: Lebih mudah dibentuk; mengurangi masalah dalam
NGKASA
penambahan rasa; dapat dijadikan paket yang lebih menarik karena lebih mudah
N
KEUANG dibubuhi lukisan atau tulisan; dan mengurangi biaya transportasi karena lebih
AN ringan. Selain itu, aluminium lebih mudah untuk didaur ulang, dimana 1 ton
Total aluminium dapat didaur ulang tiga kali lebih cepat dibanding 1 ton baja.
pendapatan
penjualan: 2. Sistem Pengendalian Anggaran Vershire Company
Evaluasi kinerja yang terdapat dalam tampilan 2 dan 3 sudah baik. Biasanya
evaluasi kinerja bisa dilakukan ketika kinerja perusahaan tidak sesuai dengan
rencana yang diharapkan. Dengan laporan pelengkap, pihak manajemen bisa
menganalisis dampak dari kinerja yang sudah dilakukan oleh perusahaan.
Selain itu, jika manajer pabrik diberi tanggung jawab untuk menghasilkan laba
maka pengukuran kinerja bisa dilakukan dengan mengukur tingkat laba
perusahaan. Akan tetapi seharusnya pengukuran kinerja tidak dinilai secara
umum yaitu dengan membandingkan jumlah laba dengan biaya untuk semua
pabrik., karena produk yang dihasilkan dan kapasitas pabrik tidak sama satu
dengan yang lain. Seharusnya laba dan biaya harus dibandingkan antar pabrik
dengan produk yang sama dan dengan kapasitas yang sama. Jika manajer pada
vershire company tidak diberi tanggung jawab laba maka sistem evaluasi
kinerja pada tampilan 2 tidak perlu menggunakan item penjualan cukup
menggunakan biaya standar dan biaya aktual saja untuk melihat variansnya.
Demikian juga dengan tampilan 3 tidak perlu dilakukan analisis penjualan dan
membandingkan laba antar perusahaan jadi cukup membandingkan biayanya
saja.
KESIMPULAN