Nama Kelompok :
Anggaran Manufaktur Setelah persetujuan akhir pada tingkat divisi dan pusat,
anggaran penjualan secara keseluruhan diterjemahkan ke dalam anggaran
penjualan pada masing-masing divisi produksi yang disesuaikan dengan tempat
produknya akan dipasarkan. Pada tingkat produksi, anggaran penjualan lalu
dibagi-bagi berdasarkan harga, volume, dan penggunaannya. Standar biaya dan
target pengurangan biaya dikembangkan oleh departemen teknik industry
produksi, yang juga menentukan standar kinerja anggaran untuk setiap
departemen, operasional, dan pusat biaya dalam produksi , termasuk anggaran
pengurangan biaya, varians standar yang kurang menguntungkan, dan biaya tetap
seperti gaji tenaga kerja. Sebelum 1 September, anggaran produksi akan diajukan
kepada kantor divisi, tempat penggabungan dan presentasi kepada menejer umum
divisi untuk ditinjau. Jika anggarannya tidak searah dengan harapan manajemen,
menejer produksi diminta mencari usaha penghematan. Sedangkan jika menejer
umum divisi cocok dengan anggarannya, anggaran tersebut akan dikirimkan
kepada Chief Executive Officer (CEO), yang akan menyetujui atau meminta
sejumlah modifikasi. Anggaran akhir kemudian diajukan untuk disetujui oleh
Dewan Direksi pada bulan Desember.
Pada hari bisnis kedua setelah akhir bulan, setiap divisi produksi
mengirimkan varians operasional yang dikombinasikan ke dalam ,lembar analisis
varians,. Kumpulan lembar varians terdistribusi ke manajemen utama besok
paginya. Empat hari bisnis setelah akhir bulan, setiap divisi produksi mengajukan
laporan yang berisi anggaran dan hasil sebenarnya. Manajemen perusahaan akan
meninjau varians yang nilainya melebihi anggaran, dan juga meminta menejer
divisi produksi yang belum memenuhi target untuk menjelaskan. Fokusnya pada
penjualan bersih, termasuk perubahan harga, margin kotor, dan biaya manufaktur
standar. Biaya tetap diuji untuk mengetahui apakah divisi produksi tersebut telah
melaksanakan program-programnya, apakah telah memenuhi anggarannya, dan
apakah hasilnya sesuai dengan harapan.
Insentif Manajemen
2. Analisis masalah
a. Kurangnya adanyanya kerjasama antara sektor ptoduksi dan departemen
Dalam pengendalian manajemen terhadap petanggungjawaban pusat laba
kurang adanya kerjasama antara sektor produksi dan departemen dalam
menjalankan tanggung jawab setiap divisinya dan pelaporan sistem evaluasi
kinerja Vershire Company yang kurang dalam membandingkan antara
realisasi anggaran dengan anggaran yang ditetapkan sebelumnya. Anggaran
(terutama anggaran bagi Bagian Manufaktur) dibuat berdasarkan anggaran
yang diajukan oleh pihak lain. Dengan demikian anggaran tersebut menjadi
tidak relevan dengan kondisi divisi.
b. Manager pabrik bertanggung jawab atas laba yang diproyeksikan
Dalam pertaggungjawab atas laba yang diproeksikan pada Vershire Company
adalah kurang bertanggungjawabnya seorang manajer pabrik dalam
menggapai laba yang diinginkan karena tidak memperhitungkan kinerja laba
dan pertanggungjawaban operasional dalam hal membandingkan penjualan
terhadap laba antar pabrik setiap per divisinya.
c. Sistem perencanaan dan pengendalian virshire company dalam menanggapi
kelemahan dan kelebihan yanga ada dalam perusahaan
Dalam sistem perencanaan dan pengendalian menanggapi kelemahan dan
kelebihan yang ada pada perusahaan Vershire Company. Sistem perencanaan
dan pengendalian terhadap kelebihan Vershire Company, perusahaan lebih
memperhatikan penyusunan kinerja pada bagian atas. Kelemahan pada
Vershire Company adalah kurang memperhatikan penyusunan dan pelaporan.
d. Sistem insentif yang lemah
Hanya diukur berdasarkan keberhasilan divisi dalam memenuhi target
keuntungan yang dicantumkan dalam anggaran. Insentif ini juga diberikan
hanya kepada beberapa orang sehingga tidak memotivasi karyawan level
bawah untuk dapat bekerja lebih baik.
3. Analisis kebijakan