PENDAHULUAN
Divisi tersebut menyebarkan pabriknya sampai keluar Amerika Serikat. Setiap p
abrik melayani kebutuhan konsumen yang berada dalam area layanannya, juga
memproduksi berbagai ukuran kaleng untuk sejumlah konsumen yang juga
meliputi tempat pembuatan bir dan botol minuman ringan dalam ukuran besar
maupun kecil. Perusahaan VC menggunakan bahan baku aluminium dalam
menghasilkan tempat pembuatan bir dan botol minuman ringan
Tempat minum yang dibuat secara tradisional terdiri dari beberapa bahan baku,
seperti : 1) aluminium, 2) baja, 3) gelas, 4) fiber-foil (campuran kertas dan logam),
atau 5) plastik.Industri tempat minuman logam terdiri lebih dari 100 perusahaan
yang memproduksi kaleng – kaleng alumunium dan baja berlapis timah. Pada
tahun 1970, kaleng baja menyumbang 88% dari produksi kaleng logam, tetapi pada
tahun 1990-an’ alumunium mulai mendominasi industri. Pada tahun 1996, kaleng
aluminium menyumbang 75% dari produksi kaleng aluminium.
Mengapa lebih memilih aluminium dari pada baja? Alasannya adalah karena agar
produksi lebih efisien, kaleng dibuat dari aluminium karena dinilai aluminium
memiliki kelebihan dari baja, dapat dilihat dari : Bahan nya lebih mudah dibentuk,
mengurangi masalah dalam penambahan rasa, dapat dijadikan paket yang
lebih menarik karena lebih mudah dibubuhi lukisan atau tulisan, dan mengurangi
biaya transportasi karena lebih ringan. Selain itu, aluminium lebih mudah untuk didaur
ulang, dimana 1 ton aluminium dapat didaur ulang tiga kali lebih cepat dibanding 1 ton
baja.
Lima pembuatan tempat minum merupakan 88% yang dapat diperoleh dari pasar.
Dengan Skala minimum yang efisien bagi semua pabrik tempat minuman adalah
berskala lima dengan biaya Rp.20 juta per skala. Kemudian, bahan baku merupakan
(64%) dari keselurusan biaya produksi. Biaya lainnya termasuk tenaga kerja (15%),
pemasaran dan administrasi umum (9%), transportasi (8%), penyusutan (2%),
penelitian dan pengembangan (2%). Kemudian untuk pengolahan minuman, biaya
kaleng biasanya melebihi biaya isi, dengan tempat minuman mencapai 40% dari
keseluruhan biaya pembuatan.
a) Menilai posisi kompetisi setiap divisi dan membuat sejumlah tindakan perbaikan.
b) Mengevaluasi tindakan – tindakan yang diambil untuk meningkatkan peran
di pasar atau untuk merespons terhadap kegiatan para pesaing.
c) Mempertimbangkan pengeluaran modal yang diambil atau penggantian pabrik unt
uk memperbaiki produk yang telah ada atau memperkenalkan produk baru.
d) Mengembangkan perencanaan untuk memperbaiki efisiensi biaya,
kualitas produk, metode pengiriman dan layanan.
Untuk mendapatkan gambaran apakah anggaran tepat sasaran dansebelum manajer
pabrik mengajukan anggaran pabrik, maka perusahaanmenggunakan staf kontroler (b
eberapa supervisor) untuk lebih mengenali permasalahan yang dialami manajer.
Selanjutnya, anggaran pabrik diajukankepada kantor divisi sebelum (1 September), ke
mudian manajer pabrik menggabungkan dan mempresentasikan kepada general
manager divisi untuk ditinjau. Jika anggarannya tidak searah dengan harapan
manajemen, manajer pabrik diminta untuk mencari usaha penghematan. Jika
general manager divisimerasa sesuai dengan anggaran tersebut, anaggaran akan
dikirimkan kepada Chief Executive Officer (CFO) yang akan menyetujui atau meminta
sejumlahmodifikasi. Anggaran akhir kemudian diajukan untuk disetujui oleh Dewan
Direksi pada bulan Desember.
Kelebihan sistem perencanaan dan pengendalian manajemen Vershire
Company :
a) Penggunaan anggaran sebagai alat pengendali kinerja perusahaanmeru
pakan sebuah cara yang cukup efektif. Penggunaan anggaran
jangka pendek sebagai ukuran kinerja cukup tepat karena kondisi pasar t
idak stabil.
b) Setiap bagian /divisi ikut berperan dalam pembuatan anggaran
sehinggaakan terciptanya komitmen yang jelas dan kemungkinan anggar
anmeleset atau disalah gunakan akan sangat kecil karena anggaran
dalam pengawasan staf kontroler.
c) Adanya inspeksi dari pihak atas perusahaan ke pabrik – pabrik secara
langsung, yang menurut kami adalah sebuah tindakan yang
mencerminkan perhatian atasan kebada bawahannya. Dengan inspeksi t
ersebut staf kontroler dapat mengetahui betul keadaan pabrik dan dapat
lebih memberi keputusan dengan bijak atas anggaran yang telah
diajukan.
d) Anggaran yang kaku, dalam artian bahwa sekali anggaran telah
disahkan,maka akan sulit untuk merevisi anggaran tersebut. Dengan beg
itu perusahaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Akan tetapi,
karena anggaran yang sulit untuk dirubah, sebaiknya anggaran disusun
serelevan mungkin dengan kondisi perusahaan dan lingkungan selama
tahun berjalan agar tidak timbul permasalahan. Jika ada masalah,dihara
pkan akan dapat diselesaikan oleh staf lapangan.
e) Setiap proses atau kegiatan yang dilakukan selalu di evaluasi.
Kelemahan system perencanaan dan pengendalian manajemen Vershire
Company :
a) Anggaran pada Bagian Manufaktur dibuat berdasarkan anggaran yangdi
ajukan Bagian Penjualan. Maka anggaran tersebut tidak relevan
dengankondisi divisi yang ada.
b) Sistem penyusutan anggaran yang cukup lama dirasa kurang efektif.
Padahal anggaran tersebut hanya berupa anggaran jangka pendek yang
seharusnya dapat disusun lebih cepat.
c) Sistem insentif yang lemah. Hanya diukur berdasarkan keberhasilan
divisi dalam memenuhi target keuntungan yang dicantumkan dalam
anggaran.Insentif ini juga diberikan hanya kepada beberapa orangsehing
ga tidak memotivasi karyawan level bawah untuk dapat bekerjalebih
baik.
Tanggung jawab dari manajer pabrik itu sendiri adalah sesuai dengan
unit pekerjaannya yaitu dalam hal produksi barang yang berkualitas
bagus dan meminimalkan biaya seefisien mungkin sehingga nantinya
dapat memempengaruhi perolehan laba. Namun tidak sepenuhnya
tanggung jawab laba berada dipihak manajer pabrik. Seluruh bagian
perusahaan memiliki tanggung jawab dalam pencapaian laba, misalnya saj
a besarnya volume penjualan yang menjadi tanggung jawab bagian penjua
lan juga ikut mempengaruhi tingkat laba dan hal ini tentu berada di luar
kendali manajer pabrik.
4) Bagaimana kelompok menilai sistem evalu asi kinerja yang
terdapat dalamTampilan 2 dan 3?
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
Terima Kasih …
DAFTAR PUSTAKA
*
*
*,
**
0
:
*#
**#
6*
,
0#
**
,
0
:"
'" 0*0
*
0
6*0"
0
*0
660
30 *
*, 0
*
:
*
*"=
0
*0
0:
*
"
4" >
*
0
**
*, ,
*
#
*
*,0
*
0
*
,
*"
#
*0 0
30
0
*
0
0
*"
*
*
*
*
00
0
*0"
"
00
7 0
*
*, **
0
:
*#
*
*
,
0:"
%*,:*,
0
0
*
0
:
*
, *
*
0
**
,
*
00
*
"
*
*
*,
**
0
:
*#
**#
6*
,
0#
*
*,
0
:"
'" 0*0
*
0
6*0
"
0
*0
6
60
30
*
*,
0
*
:*
*"
=
0
*0
0:
*
"
4" >
*
0
**
*,
,
*
#
*
*,0
*
0
*
,
*
"
#
*0
0
30
0
*
0
0
*"
*
*
*
*
0
0
0
*0"
"
00
7
0
*
*, *
*
0
:
*