Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI BIAYA

PERBEDAAN ANTARA PERUSAHAAN DAGANG DAN


MANUFAKTUR JUGA MANFAAT DARI LAPORAN
KEUANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

DISUSUN OLEH :

KEVIN WOE DAUD (A021231172)

A. SITI NUR AZIZAH (A021231223)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas akademik yang bertujuan untuk mendalami
konsep mengenai dua elemen yang sangat penting dalam konteks
manajemen keuangan perusahaan, yaitu sistem pengumpulan harga
produk dan laporan keuangan internal dan eksternal.

Sistem pengumpulan harga produk memainkan peran kunci dalam


strategi pemasaran dan penetapan harga yang efektif. Sedangkan,
laporan keuangan internal dan eksternal memberikan pandangan yang
komprehensif tentang kinerja keuangan perusahaan, baik untuk
kebutuhan internal maupun eksternal.

Dengan pemahaman yang baik tentang kedua aspek ini, diharapkan


pembaca dapat menggali pengetahuan yang bermanfaat dan
mengaplikasikannya dalam konteks manajemen keuangan perusahaan
mereka. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan
pandangan umum tentang pentingnya sistem pengumpulan harga produk
dan laporan keuangan dalam mengelola keuangan perusahaan.

Makassar, 11 Maret 2024

Hormat kami,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .………………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...

1. 1 Latar Belakang …………………………………………………...

1. 2 Rumusan Masalah ……………………………………………….

1. 3 Tujuan Masalah …………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………

2. 1

2. 2

2. 3

BAB III PENUTUP ...………………………………………………………….

3. 1 Kesimpulan………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Dalam konteks bisnis modern, dua aspek yang menjadi fokus utama
dalam pengelolaan informasi adalah sistem pengumpulan harga produk
dan laporan keuangan internal serta eksternal. Pertama, sistem
pengumpulan harga produk menjadi krusial karena harga produk
merupakan faktor utama yang memengaruhi daya saing dan profitabilitas
perusahaan. Dalam lingkungan pasar yang dinamis, di mana faktor-faktor
seperti permintaan pasar, biaya produksi, dan aktivitas pesaing dapat
berubah dengan cepat, perusahaan perlu memiliki sistem yang dapat
mengumpulkan, menganalisis, dan menyesuaikan harga produk mereka
secara tepat waktu. Tanpa sistem yang efektif, perusahaan berisiko
kehilangan pangsa pasar atau mengalami penurunan profitabilitas karena
penentuan harga yang tidak optimal.

Kedua, laporan keuangan internal dan eksternal memiliki peran


penting dalam menyajikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan
kepada pihak internal dan eksternal. Bagi manajemen perusahaan,
laporan keuangan internal menjadi alat penting dalam memantau kinerja
keuangan, mengevaluasi efektivitas strategi bisnis, dan membuat
keputusan yang didukung data. Sementara itu, bagi pihak eksternal
seperti investor, kreditur, dan otoritas regulasi, laporan keuangan
eksternal menjadi sumber informasi utama untuk mengevaluasi kelayakan
investasi, risiko keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
yang berlaku.
Dengan memahami pentingnya sistem pengumpulan harga produk
dan laporan keuangan internal dan eksternal, perusahaan dapat
meningkatkan daya saing, efisiensi operasional, dan keberlanjutan bisnis
mereka di pasar yang terus berubah dan berkembang. Oleh karena itu,
penelitian dan implementasi praktik terbaik dalam kedua aspek ini menjadi
krusial bagi kesuksesan jangka panjang perusahaan dalam lingkungan
bisnis yang dinamis dan kompleks saat ini.

1. 2 Rumusan Masalah

1. 2 .1 Bagaimana perbedaan antara perusahaan dagang dan


perusahaan manufaktur ?

1. 2. 2 Bagaimana sistem pengumpulan harga pokok penjualan dan


harga pokok produk berperan dalam menentukan harga jual yang optimal
dan meningkatkan profitabilitas perusahaan?

1. 2. 3 Apa itu laporan keuangan internal dan eksternal, serta


bagaimana keduanya memberikan informasi dan manfaat yang berbeda
kepada pemangku kepentingan perusahaan?

1. 3 Tujuan Masalah

1. 3. 1 Memahami perbedaan antara perusahaan dagang dan


perusahaan manufaktur.

1. 3. 2 Memahami peran sistem pengumpulan harga pokok penjualan


dan harga pokok produk dalam menentukan harga jual yang optimal dan
meningkatkan profitabilitas perusahaan.

1. 3. 3 Memahami apa yang dimaksud antara laporan keuangan


internal dan eksternal, serta manfaat dan kegunaan masing-masing jenis
laporan keuangan dalam pengambilan keputusan manajerial dan evaluasi
kinerja perusahaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Perbedaan Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur

2. 1. 1 Perusahaan Dagang

Memperoleh produk persediaan dari supplier dalam bentuk bahan jadi


untuk di jual kembali dan mengambil selisih penjualan sebagai
keuntungan bisnis. Perusahaan ini bergerak dalam bidang jual beli produk
komersial kepada konsumen. Dalam hal ini, perusahaan tidak akan
memproduksi sendiri barangnya. Namun, perusahaan hanya akan
mendistribusikan barang tersebut. Proses pendistribusian barang dibagi
menjadi dua kategori, langsung dan tidak langsung. Di perusahaan
perdagangan, siklus akuntansi bisnis memperhitungkan penerimaan dan
pengeluaran barang. Selain itu, bisnis perlu menghitung beberapa akun
lain seperti harga pokok penjualan, inventaris, dan diskon.

2. 1. 2 Perusahaan Manufaktur

Sedangkan perusahaan manufaktur memperoleh produk yang dibuat


dari bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi, untuk kemudian
diteruskan pada bidang pengolahan bahan mentah, yang telah diolah
sedemikian rupa menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi dari
bahan baku, sampai pada tahap siap untuk dijual ke pelanggan. Sehingga
menyebabkan penghitungan keuangannya akan jauh lebih rumit dari
perusahaan dagang, perusahaan manufaktur mempunyai akuntansi biaya
yg lebih terfokus dalam penentuan harga jual suatu produk. Selain itu,
tujuan lainnya merupakan untuk mengkomunikasikan fakta harga produksi
buat setiap unit yg tersedia.

2. 1. 3 Perbedaan Antara Akuntansi Perusahaan Dagang dan


Perusahaan Manufaktur

Akuntansi perusahaan dagang dan akuntansi perusahaan manufaktur


berbeda dalam jenis-jenis rekening yang disajikan dalam laporan
keuangan (yaitu neraca dan laporan laba rugi). Di samping itu dalam
perusahaan manufaktur harus membuat laporan biaya produksi.
Perbedaan tersebut diuraikan sebagai berikut:

a) Perbedaan dalam neraca

Di dalam neraca perusahaan dagang hanya terdapat satu rekening


persediaan yaitu persediaan barang dagang (merchandising inventory). Di
dalam neraca perusahaan manufaktur, rekening persediaannya meliputi:

 Persediaan bahan baku (direct material) yaitu semua bahan yang


membentuk keseluruhan integral dari barang jadi dan dimasukkan
dalam perhitungan biaya produk.
 Persediaan bahan baku penolong (indirect material) yaitu semua
bahan yang membantu penyelesaian suatu produk.
 Persediaan barang dalam proses (work in process) yaitu barang-
barang yang baru sebagian diselesaikan tetapi belum sepenuhnya
selesai.
 Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu barang yang
sepenuhnya telah selesai diproduksi tetapi belum terjual.

b) Perbedaan dalam laporan laba rugi

Perbedaan laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan perusahaan


manufaktur terletak pada perhitungan harga pokok penjualan. Di dalam
laporan laba rugi perusahaan dagang: "Barang Tersedia Dijual" diperoleh
dengan menjumlahkan "Persediaan Awal Barang Dagangan" dan
"Pembelian Bersih". Di dalam laporan laba rugi perusahaan manufaktur,
yaitu tersapat : "Barang Tersedia Dijual" diperoleh dengan menjumlahkan
"Persediaan Awal Barang Jadi" dan "Harga Pokok Produksi (Cost of
Goods Manufactured)". Dalam laporan laba rugi perusahaan manufaktur,
harga pokok penjualan (cost of goods sold) ditampilkan sebagai suatu
angka. Meskipun praktik ini diikuti untuk laporan yang dipublikasikan,
diperlukan juga tambahan informasi untuk kebutuhan internal perusahaan.
Dengan demikian, laporan pendukung untuk harga pokok penjualan
biasanya dibuat.

2. 2 Sistem Pengumpulan Harga Pokok Penjualan dan Harga Pokok


Produk

2. 2. 1 Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah jumlah pengeluaran dan beban


yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung untuk
menghasilkan produk atau jasa dalam kondisi dan tempat di mana barang
itu dapat dijual atau digunakan. Biaya yang tidak langsung berhubungan
dengan produk tidak bisa dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan.
Oleh karena itu, perhitungan ini dibuat agar perusahaan mengetahui detail
biaya dari produk tersebut, biasanya nilai HPP juga digunakan sebagai
penentu dan patokan berapa laba yang diinginkan oleh perusahaan.

 Cara menghitung harga pokok penjualan (HPP) perusahaan

Dagang ; a) Hitung nilai penjualan bersih. Totalkan seluruh nilai penjualan


dan kemudian kurangkan dengan retur ataupun potongan penjualan.
Penjualan bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan.
Beberapa unsur yang ada pada penjualan bersih seperti : 1) Retur
pembelian, 2) Pembelian kotor, 3) Pengurangan harga. Ongkos angkut
tidak termasuk karena termasuk biaya umum, nilai penjualan bersih
didapat dari nilai penjualan dikurangi nilai retur penjualan yang sudah
dijumlahkan dengan potongan penjualan. Contoh rumusnya :

Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan


Penjualan)

b) Hitung nilai pembelian bersih. Jumlahkan pembelian dengan ongkos


angkut pembelian kemudian dikurangi dari jumlah dari retur pembelian
dengan potongan pembelian. Pembelian bersih dalam HPP adalah
keseluruhan pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan untuk
pembelian barang tunai atau kredit. Selain itu, ditambah dengan biaya
angkut pembelian dikurangi dengan potongan pembelian dan retur
pembelian yang sedang terjadi. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam
pembelian bersih diantaranya adalah : 1) Pembelian kotor, 2)
Pengurangan harga, 3) Retur pembelian, 4)Potongan pembelian. Nilai
pembelian bersih didapat dari menjumlahkan pembelian dengan ongkos
angkut pembelian kemudian dikurangi dari jumlah dari retur pembelian
dengan potongan pembelian. Contoh rumusnya :

Pembelian bersih = ( Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian ) – ( Retur


Pembelian + Potongan Pembelian )

c) Hitung persediaan barang. Jumlahkan persediaan awal barang dengan


pembelian bersih. 1) Persediaan awal barang dagang, yang dimaksud
dengan persediaan awal barang dagang merupakan persediaan yang
tersedia di awal periode akuntansi perusahaan. Saldo persediaan awal
barang ini bisa dicek di neraca saldo periode berjalan atau neraca saldo di
awal perusahaan pada tahun sebelumnya. 2) Persediaan akhir barang
dagang adalah persediaan barang yang tersedia di akhir periode
akuntansi perusahaan atau akhir tahun buku berjalan. Nilai saldo ini bisa
diketahui pada data penyesuaian perusahaan di akhir periode akuntansi.
Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian
Bersih

d) Menghitung HPP, pembelian bersih ditambah dengan persediaan awal


dikurang persediaan akhir. Berikut ini penjelasan mengenai cara
menghitung harga pokok penjualan HPP melalui rumus yang dapat
digunakan:

HPP = persediaan awal + pembelian bersih – persediaan


akhir
Rumus dari penghitungan ini memang sekilas terlihat mudah. Namun,
tidak sesederhana itu. Anda juga harus memperhitungkan komponen-
komponen yang ada di dalamnya. Contoh lain mengenai cara menghitung
HPP perusahaan dagang adalah sebagai berikut ;

Sebuah toko yang menjual pakaian sedang menyusun laporan


keuangan akhir tahun dan menghitung jumlah persediaan seperti
informasi berikut:

 Persediaan awal barang tahun 2021 = Rp500.000.000,00


 Pembelian baru selama tahun 2021 = Rp800.000.000,00
 Persediaan akhir barang tahun 2021 = Rp600.000.000,00

 Bagaimana cara menghitung HPP nya?

HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal Barang – Persediaan Akhir


Barang
HPP = Rp800.000.000 + Rp500.000.000 – Rp300.000.000
HPP = Rp1.000.000.000,00
Jadi, toko pakaian tersebut menjual barang dagangannya sebesar
Rp1.000.000.000,00 selama tahun ini. Kemudian untuk memperoleh HPP
yang akurat, maka laporan neraca lajur yang dimiliki sebuah perusahaan
pun harus tepat.
2. 2. 2 Harga Pokok Produk

Metode pengumpulan harga pokok bagi manajemen untuk


menentukan besarnya harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, untuk mendapatkan informasi biaya secara tepat dan teliti
diperlukan perhitungan harga pokok produksi secara tepat dan teliti pula.
Secara ekstrim pola pengumpulan harga pokok dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu: metode harga pokok pesanan dan metode harga
pokok proses (Supriyono, 1999:36-37).

2. 3 Laporan Keuangan Eksternal dan Internal

2. 4
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

[1] Rizal Mawardi, S. E., et al. Akuntansi Biaya: Teori & Praktik. Uwais
Inspirasi Indonesia, 2023.

[2] Handayani, Sutri, et al. Akuntansi Biaya. Global Eksekutif Teknologi,


2023.

[3] Rijal Fahmi Moahamadi. (2022). Contoh Cara Menghitung HPP Harga
Pokok Penjualan Perusahaan. Retrieved from
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-yang-dimaksud-harga-pokok-penjualan-
hpp/ Diakses 11 Maret 2024.

[4] Novia Widya Utami. (2022). Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa,


Dagang, dan Manufaktur. Retrieved from
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-perbedaan-akuntansi-perusahaan-jasa-
dagang-dan-manufaktur/ Diakses 11 Maret 2024.

[5]

Anda mungkin juga menyukai