Anda di halaman 1dari 18

PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Tugas kelompok
Untuk memenuhi nilai mata kuliah Pengantar Akuntasi 2

ANGGA PRATAMA S.E., M.M.


Disusun oleh :

Kelompok 4
Nur Khofifah (191010500553)
Siti Rosnawati (171010507038)
Shafa Gita Sugian (191010504058)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
KOTA TANGERANG SELATAN
2022
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………….2
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………..………….2
1.3 TUJUAN MASALAH…………………………………………………………………………………..………3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur………………………………………………………………………..4
2.2 Perbedaan pokok antara laporan keuangan perusahaan dagang dan manufaktur…..4
2.3 Menjelaskan rekening-rekening khusus dalam perusahaan manufaktur………………….4
2.4 Menyusun laporan harga pokok produksi dan laporan keuangan yang lain……………..5
2.5 Membuat jurnal penyesuaian dan jurnal penutup perusahaan manufaktur…………….9
2.6 Kertas Kerja atau Laporan Posisi Keuangan lajur perusahaan manufaktur………………13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


2 Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku, mengolahnya
hingga
3 menjadi produk jadi yang siap pakai, dan menjual kepada konsumen yang
membutuhkannya.
4 Sebagai contoh, produsen pakaian mengolah kain menjadi kemeja dan menjualnya kepada
5 masyarakat. Jadi fungsi utama perusahaan manufaktur adalah sebagai jembatan
antara
6 perusahaan penghasil bahan mentah tersebut.
7 Berbeda dengan perusahaan dagang yang membeli dan menjualnya dalam bentuk yang
sama,
8 perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku atau bahan mentah
yang
9 dibelinya sebelum menjualnya kepada konsumen atau masyarakat. Maka jenis persediaan
10 (stok barang) dalam perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
persediaan
11 bahan baku,persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
12 Untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi, perusahaan manufaktur juga
memerlukan
13 proses produksi yang membutuhkan jenis biaya tambahan selama masa produksi.
Akumulasi
14 keseluruhan biaya tersebut akan menghasilkan biaya produksi. Biaya produksi yang
terdapat
15 di perusahaan manufaktur dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, yaitu biaya bahan
baku,
16 biaya tenaga kerja, biaya overhead. Biaya overhead ini sendiri terbagi lagi menjadi 3, yaitu
17 biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung,biaya pabrikasi lain., beban pemasaran,
18 dan beban administrasi dan umum.
19 Secara umum, metode pencatatan transaksi harian maupun jurnal penyesuaian
dalam
20 perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan perusahaan dagang. Setiap
transaksi akan
21 dicatat sesuai dengan akun-akun yang terlibat dalam bertransaksi. Akan tetapi, perusahaan
22 manufaktur memiliki struktur biaya lebih rinci yang berkaitan dengan transaksi tersebut.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku, mengolahnya
hingga menjadi produk yang siap pakai, dan menjual kepada konsumen yang
membutuhkannya. Sebagai contoh, produsen pakaian mengolah kain menjadi kemeja dan

3
menjualnya kepada masyarakat. Jadi fungsi utama perusahaan manufaktur adalah sebagai
jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah tersebut.
Berbeda dengan perusahaan dagang yang membeli dan menjualnya dalam bentuk yang
sama, perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku atau bahan
mentah yang dibelinya sebelum menjualnya kepada konsumen atau masyarakat. Maka jenis
persediaan (stokbarang) dalam perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi, perusahaan manufaktur juga
memerlukan proses produksi yang membutuhkan jenis biaya tambahan selama masa
produksi. Akumulasi keseluruhan biaya tersebut akan menghasilkan biaya produksi. Biaya
produksi yang terdapat di perusahaan manufaktur dikelompokkan berdasarkan manfaatnya,
yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead. Biaya overhead sendiri terbagi
menjadi 3, yaitu biaya penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya pabrikasi lain, beban
pemasaran, dan beban administrasi dan umum.
Secara umum, metode pencatatan transaksi maupun jurnal penyesuaian dalam perusahaan
manufaktur tidak berbeda dengan perusahaan dagang. Setiap transaksi akan dicatat sesuai
dengan akun-akun yang terlibat dalam bertransaksi. Akan tetapi, perusahaan manufaktur
memiliki struktur biaya lebih rinci yang berkaitan dengan transaksi tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud perusahaan manufaktur?
2. Apa saja perbedaan laporan keuangan perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur?
3. Apa saja persediaan yang terdapat di perusahaan manufaktur ?
4. Ada berapa macam rekening khusus dalam perusahaan manufaktur?

5. Bagaimana cara menyusun laporan harga pokok produksi dan laporan keuangan yang
lain?
6. Bagaimana cara membuat kertas Kerja atau Laporan Posisi Keuangan lajur
perusahaan manufaktur?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui definisi perusahaan manufaktur
2. Untuk mengetahui perbedaan laporan keuangan perusahaan dagang dan
perusahaan manufaktur

4
3. Untuk mengetahui macam-macam rekening dalam perusahaan manufaktur
4. Untuk mengetahui cara menyusun laporan harga pokok produksi dan laporan
keuangan yang lain
5. Untuk mengetahui cara membuat jurnal penyesuaian dan jurnal penutup
perusahaan manufaktur
6. Untuk mengetahui cara membuat kertas kerja atau laporan posisi keuangan lajur
perusahaan manufaktur

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur


Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan baku lalu di olah
menjadi bahan jadi guna dipasarkan kepada masyarakat atau konsumen. Sebagai contoh

5
produsen mie instant mengolah tepung terigu hingga menjadi mie instat dan menjualnya
kepada masayarakat. Jadi fungsi utama dari perusahaan manufaktur adalah sebagai jembatan
antara perusahaan penghasil bahan mentah dan konsumen yang membutuhkan barang yang
memiliki nilai tinggi untuk dipasarkan. Dalam proses pengolahan bahan mentah perusahaan
manufaktur harus mengolah dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti keindahan, fungsi
dari sebuah produk, dan kemasannya agar menambah nilai plus.

2.2 Perbedaan Pokok Antara Laporan Keuangan Perusahaan Dagang dan Manufaktur
Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur memiliki perhitungan harga pokok penjualan yang lebih


komplek ketimbang perusahaan dagang. Harga pokok penjualan milik perusahaan
manufaktur melibatkan beberapa persediaan mulai dari bahan baku, persediaan dalam
proses hingga persediaan barang jadi. Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur
mengolah bahan mentah menjadi produk jadi sehingga persediaannya juga lebih
kompleks.

Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang tidak memiliki persediaan yang rumit layaknya perusahaan


manufaktur. Perusahaan dagang dalam menghitung harga pokok penjualannya hanya
membutuhkan laporan stock opname dari persediaan barang dagang yang dimilikinya.
Perusahaan dagang juga tidak mengenal persediaan bahan baku maupun persediaan
barang dalam proses. Hal ini dikarenakan perusahaan dagang menjual produk yang siap
dijual tanpa harus mengolah atau merubah produk tersebut.

2.3 Jenis Persediaan di Perusahaan Manufaktur


Karena perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang yang membeli
danmenjualnya dalam bentuk sama, sedangkan perusahaan manufaktur harus
mengolahterlebih dahulu, maka jenis persediaan dalam perusahaan manufaktur dapat
dibedakanmenjadi :1. Persediaan bahan baku, yaitu bahan dasar yang menjadi
komponen utama suatuproduk.2. Persediaan barang dalam proses, yaitu bahan baku yang
telah diproses untuk diubahmenjadi barang jadi tetapi hingga akhir suatu periode tertentu,

6
belum selesai prosesproduksinya.3. Persediaan barang jadi, yaitu bahan baku yang telah
diproses menjadi produk jadiyang siap pakai dan siap untuk dipasarkan.
2.4 Rekening-rekening Khusus dalam Peursahaan Manufaktur
Rekening-rekening dalam buku besar sebuah perusahaan perusahaan manufaktur
biasanya lebih banyak bila dibandingkan dengan rekening buku besar sebuah perusahaan
dagang. Hal ini disebabkan oleh sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan perusahaan dagang. Berikut ini adalah beberapa rekening yang biasa
dijumpai dalam perusahaan manufaktur :
1. Rekening pembelian bahan baku Apabila perusahaan menggunakan sistem akuntansi
umum (sistem persediaan periodik), maka semua biaya bahan langsung dicatat dengan
mendebet rekening pembelian bahan baku. Apabila perusahaan menggunakan sistem
voucher register bisa disediakan kolom khusus untuk pendebetan ke dalam rekening
pembelian bahan baku.
2. Rekening ikhtisar biaya produksi Rekening ini didebet dengan biaya pemakaian bahan
baku (kredit: rekening pembelian bahan baku), biaya tenaga kerja (kredit: rekening
biaya tenaga kerja), dan biaya overhead pabrik (kredit: biaya overhead pabrik). Pada
akhir tahun, melalui jurnal penutup, rekening ini dikredit dengan persediaan akhir bahan
baku, persediaan akhir barang dalam proses, dan sisanya dipindahkan ke rekening rugi-
laba. Jumlah yang dipindahkan ke rekening rugi-laba mencerminkan harga pokok barang
yang selesai diproduksi pada periode yang bersangkutan.
3. Rekening persediaan bahan baku Jika perusahaan menggunakan sistem akuntansi
umum, maka persediaan bahan baku yang ada dalam persediaan harus ditentukan
dengan cara melakukan perhitungan fisik. Kemudian melalui jurnal penutup dicatat ke
dalam rekening persedian bahan baku.
4. Rekening persediaan barang dalam proses Barang-barang yang masih dalam
keaadaan belum selesai dikerjakan pada akhir periode tersebut disebut persediaan
barang dalam proses. Jika perusahaan menggunakan sistem akuntansi umum,
penentuan jumlah barang dalam proses pada akhir periode dengan caraperhitungan
fisik yang kemudian ditutup jurnal penutup.
5. Rekening persediaan barang jadi Persediaanbarang jadi dalam sebuah perusahaan
manufaktur hamper sama dengan persediaan barang dagangan dalam perusahaan
dagang,. Perbedaaannya keduannya merupakan barang dagangan diperoleh melalui
pembelian, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh dari proses produksi.

2.5 Laporan harga pokok produksi dan laporan keuangan yang lain

7
Dalam perusahaan manufaktur terjadi baik biaya periode maupun pokok produk. Harga
pokok produk dikeluarkan untuk tujuan mendapatkan barang dagangan atau menghasilkan
produk jadi. Karena harga pokok produk terjadi dalam usaha mendapatkan aktiva, maka
pengeluaran tersebut membentuk harga perolehan aktiva. Biaya periode erat hubungannya
dengan periode waktu terjadinya pengeluaran biaya. Pengeluaran ini tidak langsung
berhubungan dengan proses menghasilkan produk. Oleh karena itu biaya periode dibebankan
sebagai biaya pada periode pada terjadinya biaya tersebut. Termasuk dalam biaya periode
adalah biaya penjualan dan biaya umum & administrasi.
a. Laporan Harga Pokok Produksi
Elemen-elemen biaya produksi terdiri dari bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Contohnya sebagai berikut:

PT. SEMERU

Laporan Harga Pokok Produksi

Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 1992


Bahan Langsung
Persediaan bahan baku, 31 Des 1991 Rp. 8.000
Persediaan bahan baku Rp. 85.000
Biaya angkut pembelian 1.500
Pembelian bersih 86.500
Bahan baku tersedia digunakan Rp. 94.500
Persediaan bahan baku , 31 Des 1992 9.000
Biaya pemakaian bahan baku Rp. 85.500
Tenaga kerja langsung 60.000
Biaya overhead pabrik
Tenaga kerja tak langsung Rp. 9.000
Pengawasan 6.000
Listrik dan air 2.600
Reparasi dan pemeliharaan mesin 2.500
Pajak bumi dan bangunan pabrik 1.900
Pemakaian perlengkapan pabrik 600
Asuransi pabrik 1.100
Penghapusan peralatan kerja 200
Depresiasi mesin dan peralatan 3.500
Depresiasi gedung pabrik 1.800
Amortisasi hak paten 800
Jumlah biaya overhead pabrik 30.000
Jumlah biaya produksi Rp. 175.500

8
Tambah: barang dalam proses, 31 Des 1991 2.500
Jumlah barang dalam proses selama tahun ini Rp. 178.000
Kurangi: Barang dalam proses, 31 Des 1992 7.500
Harga pokok produksi 170.500

b. Laporan Laba-Rugi Perusahaan Manufaktur


Laporan rugi laba pada perusahaan manufaktur sama dengan laporan rugi-laba pada
perusahaan dagang. Keduannya melaporkan pendapatan (penjualan), biaya penjualan dan
biaya umum & administrsi. Dalam laporan rugi- laba perusahaan manufaktur, “Pembelian”
diganti dengan “Harga Pokok Produksi” dan “Persedian Barang Dagangan” diganti dengan
“Persedian Barang Jadi”. Untuk memberikan informasi yang lengkap, biasanya laporan rugi-laba
diberi lampiran yang berupa Laporan Harga Pokok Produksi, dan bila perlu kadang-kadang
dilampiran juga denga Daftar biaya Overhead pabrik.

PT ANDROMEDA

Laporan Perhitungan Laba-Rugi


Periode 31 Desember 2012

Penjualan Kotor Rp1.500.000,00

Dikurangi :

Retur Penjualan Rp10.000,00

Potongan Penjualan Rp12.500,00

(22.500,00)

Penjualan Bersih Rp1.477.500,00

Harga Pokok Penjualan

Persediaan Produk Selesai (Awal) Rp 100.000,00

9
Harga Pokok Produksi (Lampiran I) Rp 1.047.62,00

Rp1.147.625,00

Persediaan Produk Selesai (Akhir) (85.000,00)

(1.062.625,00)

Laba Kotor Penjualan Rp 414.875,00

Biaya Operasi Biaya


Penjualan
- Gaji Rp101.800,00
- Komisi 40.750,00 Depresiasi :
- Iklan 45.000,00
Depresiasi
- Bangunan 500,00
- Perabot 1.000,00
- Lainnya 6.000,00
Jumlah Biaya Penjualan Rp195.000,00
Biaya Administrasi

- Gaji Rp110.200,00
- Supplies 10.250,00
- Bangunan 1.500,00
- Perabot 2.750,00
- Lainnya 5.000,00
Jumlah Biaya Administrasi Rp129.700,00
Total Biaya Operasi (324.750,00)
Laba Bersih sebelum Pajak Rp 90.125,00
Pajak (27.500,00)
Laba Bersih setelah Pajak Rp 62.625,00

2.6 Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup Perusahaan Manufaktur

Pada perusahaan Jasa dan Perusahaan Perdagangan telah dibahas mengenai jurnal
penyesuaian. Demikian pula pada Perusahaan Manufaktur diperlukan penyesuaian terhadap

10
saldo-saldo rekening tertentu, antara lain yaitu : pembebanan depresiasi aset tetap, penaksiran
kerugian piutang, pengakuan utang biaya, pengakuan piutang pendapatan, penyesuaian
terhadap persekot biaya dan pendapatan yang diterima di muka. Di samping hal-hal tersebut
pada Perusahaan Manufaktur terdapat pula saldo rekening yang memerlukan jurnal
penyesuaian, yaitu: Biaya Overhead Pabrik, Persediaan Bahan Baku, Persediaan Produk dalam
Proses dan Pembebanan Harga Pokok Penjualan sebagaimana yang terdapat pada Perusahaan
Perdagangan. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai Jurnal Penyesuaian pada
Perusahaan Manufaktur, sebagai berikut :

Berdasarkan data tersebut di atas maka jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PT ANDROMEDA
pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

1. Depresiasi Gedung Toko Rp 25.000,00 -


Depresiasi Gedung Kantor 50.000,00 -
Depresiasi Gedung Pabrik 75.000,00 -
Akumulasi Depresiasi Gedung Pabrik - Rp 25.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Kantor - 50.000,00
Akumulasi Depresiasi Gedung Pabrik - 75.000,00
Keterangan :
Jurnal di atas adalah untuk membebankan depresiasi gedung tahun 2012.
2. Depresiasi Inventaris Kantor Rp 15.000,00 -
Akumulasi Depresiasi Inventaris kantor - Rp 15.000,00
Keterangan :

Jurnal pembebanan depresiasi inventaris kantor tahun 2012.

3. Depresiasi Mesin Pabrik Rp 60.000,00 -


Akumulasi Depresiasi Mesin Pabrik - Rp 60.000,00
Keterangan :

Jurnal untuk membebankan depresiasi mesin pabrik tahun 2007.

4. Persediaan Bahan Baku Rp 135.000,00 -

Retur Pembelian 25.000,00 -

11
Produk dalam Proses-Biaya Bahan Baku 450.000,00 - Pembelian Bahan
Baku - Rp 500.000,00

Biaya Angkut Pembelian - 10.000,00

Persediaan Bahan Baku - 100.000,00

Keterangan :

Jurnal untuk mencatat persediaan bahan baku akhir dan biaya bahan baku atau bahan baku
yang dipergunakan dalam proses produksi tahun 2012.

Di samping jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya bahan baku, diperlukan pula jurnal
penyesuaian untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sebagai
berikut :

Produk dalam Proses-BTKL Rp250.000,00 - Biaya Tenaga Kerja Langsung -


Rp250.000,00

Keterangan :

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung tahun 2000.

Produk dalam Proses – BOP Rp 360.000,00 -

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung - Rp 100.000,00


Biaya Listrik Pabrik - 35.000,00
Biaya Supplies Pabrik - 90.000,00
Depresiasi Gedung Pabrik - 75.000,00
Depresiasi Mesin Pabrik - 60.000,00
Keterangan :
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik tahun 2000.

5. Persediaan Produk dalam Proses Rp 200.000,00 -


Harga Pokok Produksi 1.010.000,00 -
Persediaan Produk dalam Proses - Rp 150.000,00
Produk dalam Proses-Biaya Bahan Baku - 450.000,00

12
Produk dalam Proses-BTKL - 250.000,00
Produk dalam Proses-BOP - 360.000,00

Keterangan :

Jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses (akhir) dan harga pokok produksi.

6. Persediaan Produk Selesai (akhir) Rp 150.000,00 -

Harga Pokok Penjualan 1.260.000,00 -

Persediaan Produk Selesai (awal) - Rp 400.000,00

Harga Pokok Produksi - 1.010.000,00

Keterangan :

Jurnal untuk mencatat persediaan produk selesai dan harga pokok penjualan.

Pada jurnal penyesuaian tersebut di atas, khususnya jurnal nomor 4, 5, dan 6 merupakan ciri
khas jurnal penyesuaian pada Perusahaan Manufaktur yang tidak terdapat pada Perusahaan
Jasa dan Perusahaan Perdagangan. Jurnal tersebut mencatat pengumpulan harga pokok
produksi dan harga pokok penjualan pada Perusahaan Manufaktur. Pada contoh tersebut di
atas, masing- masing jenis biaya produksi dibuatkan rekening tersendiri yaitu Produk dalam
Proses – Biaya Bahan Baku, Produk dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Produk
dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik. Jika biaya produksi dicatat dalam suatu rekening, maka
dapat dipergunakan rekening Persediaan Produk dalam Proses.

Bagan rekening untuk penggunaan satu rekening biaya produksi adalah sebagai berikut :
dengan asumsi Persediaan dicatat dengan menggunakan metode fisik.

Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam
perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua
rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini kemudian
ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.
Contoh:

13
Des. 31 Harga Pokok Produksi 715.000

Persediaan Barang Dalam Proses 10.000

Persediaan Bahan 5.000

Baku Pembelian Bahan Baku 100.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 200.000

Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 50.000

Biaya Listrik dan Air 140.000

Biaya Bahan Habis Pakai 30.000

Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 120.000

Biaya Penyusutan Mesin 60.000

(untuk menutup rekening-rekening


Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam
Proses awal, dan rekening- rekening Biaya
Produksi)
31 18.000
Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan
Bahan Baku 9.000

Harga Pokok Produksi

(untuk mencatat persediaan akhir barang 27.000


dalam proses dan bahan baku)

31 15.000
Persediaan Barang Jadi Penjualan
1.500.000
Ikhtisar Rugi-Laba

(untuk mencatat persediaan akhir barang


jadi dan menutup rekening penjualan) 1.515.000

14
31 Ikhtisar Rugi-Laba 700.000

Persediaan Barang Jadi 12.000

Harga Pokok Produksi 688.000

(untuk menutup rekening persediaan awal


barang jadi dan harga pokok produksi)
31 40.000
Ikhtisar Rugi-Laba
40.000
Biaya Pemasaran

(untuk menutup biaya pemasaran)

2.7 Ketas Kerja atau Laporan Posisi Keuangan lajur perusahaan manufaktur

Sebagaimana diketahui bahwa Laporan Posisi Keuangan Lajur merupakan kertas kerja
yang dibuat untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan.
Cara pembuatan Laporan Posisi Keuangan Lajur telah dibahas secara terinci.

Pembuatan Laporan Posisi Keuangan Lajur bagi Perusahaan Manufaktur pada umumnya sama
dengan cara pembuatan Laporan Posisi Keuangan Lajur bagi Perusahaan Jasa dan Perdagangan.
Perbedaannya terletak pada jurnal penyesuaian yang diperlukan bagi ketiga jenis perusahaan
tersebut.

Neraca lajur dibuat peerusahaan dengan tujuan :

1. Untuk melihat pengaruh penyesuaian atas rekening-rekening sebelum membuat


penyesuaian dalam jurnal dan membukukannya ke dalam rekening yang bersangkutan.
2. Memisah-misahkan rekening-rekening (setelah disesuaikan) berdasarkan laoporan yang
akan terjadi tempat pelaporan masing-masing rekening.
3. Menghitung dan menguji ketelitian perhitungan laba bersih.

Penyusunan neraca lajur pada perusahaan manufaktur dimulai dengan memasukan saldo-saldo

15
rekening yang belum disesuaikan ke dalam kolom “neraca saldo”. Selanjutnya dimasukan juga
penyesuaian yang diperlukan pada kolom “Penyesuaian”.

Contoh Neraca Lajur Sebagian:

Perusahaan Manufaktur

Neraca Lajur sebagian

Periode tahun 2005


Nama Rekening NSSD Harga Pokok Laporan Rugi- Neraca
Poduksi Laba
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Persediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000
Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000
Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000
Pembelian Bahan Baku 100.00 100.000
0
Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.00 200.000
0
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000 50.000
Biaya Listrik dan Air 140.00 140.000
0
Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000
Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.00 120.000
0
Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000
Biaya Pemasaran 40.000 40.000
Penjualan 1.500.00 1.500.00
0 0
………. ……….. 715.000 27.000
Harga Pokok Produksi 688.000
715.000 715.000

16
17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari isi makalah diatas, maka dapat di simpulkan bahwa perusahaan manufaktur
memiliki ciri khas tersendiri, yakni harus mengolah terlebih dahulu dahan mentah menjadi
bahan jadi siap pakai. Perbedaan antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang
terletak di harga pokoknya. Perusahaan manufaktur memakai harga pokok produksi, sedangkan
perusahaan dagang menggunakan harga pokok penjualan.

18

Anda mungkin juga menyukai