Anda di halaman 1dari 10

Nama : CHANIA AINI NISA’

Nim : 08010222009
Prodi : Akuntansi
Kelas : A
Tugas : Resume Materi 14

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang : Worksheet, Laporan Keuangan,


Closing Entries, Post Closing Trial Balance, Dan Reversing Entries.
A. Worksheet
1. Pengertian Worksheet
Worksheet adalah sebuah laporan yang berisi semua data tentang akuntansi yang menjadi
suatu landasan yang digunakan untuk memeriksa dengan sebuah rekening buku besar yang
telah disesuaikan untuk memudahkan ketika hendak membuat laporan keuangan.
Perusahaan yang berskala kecil dan tidak memiliki akun buku besar yang terlalu banyak,
biasanya tidak terlalu dibutuhkan karena bisa langsung disesuaikan dengan neraca saldo yang
telah ada.
Namun, bagi perusahaan yang memiliki skala besar, neraca lajur memberikan kemudahan
seperti contoh dalam melakukan rekap data keuangan sebelum dibuatnya penyesuaian.
Laporan ini berisi semua informasi untuk laporan keuangan seperti saldo-saldo perkiraan
sebelum membuat jurnal penyesuaian, perkiraan-perkiraan jurnal penyesuaian, dan saldo-
saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian.
2. Manfaat dari Worksheet
a. Berfungsi sebagai referensi dalam pembukuan ayat jurnal penutup.
b. Sebagai referensi dalam memeriksa data (akun dan jumlah saldo) yang akan disajikan
dalam laporan keuangan.
c. Menggolongkan, meringkas, dan mengevaluasi pencatatan transaksi.
d. Sebagai penunjuk bahwa prosedur yang dilakukan untuk menyusun laporan keuangan
sudah dilaksanakan.
e. Mempermudah untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat
pembuatan jurmal penyesuaian.
3. Jenis Jenis Neraca Lajur
Berikut adalah beberapa contoh jenis neraca lajur perusahaan dagang maupun perusahaan
jasa:
a. Neraca lajur umum, digunakan untuk menganalisis saldo di akun yang berbeda dan
biasanya berisi 4-6 kolom (neraca saldo, laba/rugi, neraca)
b. Neraca lajur terperinci, berisi lebih banyak perincian atau informasi dan seringkali
menyertakan halaman pendukung untuk menjelaskan item tertentu seperti daftar hutang
piutang dagang, pengeluaran produksi, atau premi asuransi.
c. Neraca lajur audit, digunakan untuk menverikasi keakuratan informasi dalam menyiapkan
laporan keuangan perusahaan.
d. Neraca lajur 12 kolom atau 6 kolom berganda, digunakan biasanya oleh perusahaan yang
memiliki pemegang saham untuk meneliti laba rugi perusahaan.
4. Metode Pengerjaan
Neraca lajur memang memiliki peranan yang cukup penting dalam melakukan sebuah
laporan keuangan. Hal ini akan menjadi sarana mempermudah dan juga mempercepat untuk
membuat beberapa laporan lain yang terkait, di mana biasa dikerjakan ketika:
a. Dikerjakan bersamaan dengan aktivitas siklus akuntansi periode akhir.
b. Dikerjakan setelah aktivitas pencatatan (jurnal penyesuaian, penutup, pembalik) namun
dilakukan sebelum penyusunan laporan keuangan.
c. Dikerjakan setelah laporan keuangan tersusun.
5. Bentuk Neraca Lajur

B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menyiapkan laporan keuangan umum ini dimulai dengan menyiapkan beberapa informasi
sekaligus. Mulai dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan laba ditahan.
Semuanya ini menjadi komponen penting dalam siklus akuntansi, sebab dijadikan sebagai
tujuan dari adanya laporan keuangan.
Dengan kata lain, adanya laporan keuangan dan proses siklus akuntansi akan menitikberatkan
kepada penyediaan informasi yang berguna dan bermanfaat. Khususnya bagi pengguna
eksternal dalam bentuk laporan. Pernyataan ini merupakan produk akhir dari sistem akuntansi
pada perusahaan mana pun.
Umumnya, cara membuat laporan keuangan harus memperhatikan beberapa hal penting dan
tidak boleh dilakukan sembarangan. Khususnya jika memang semua data sudah tersusun
secara rapi dan akurat.
C. Closing Entries
1. Pengertian Closing Entries
Pengertian jurnal penutup (closing entries) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk menutup akun-akun nominal sementara. Akibat penutupan ini, saldo akun-
akun tersebut akan menjadi 0 (nol) pada awal periode akuntansi. Akun yang ditutup adalah
akun nominal dan akun pembantu modal.
Komponen yang termasuk sebagai akun nominal adalah pendapatan dan beban, sedangkan
akun pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi. Setelah jurnal penutup diposting ke
setiap akun, maka yang tersisa adalah perkiraan riil (assets, liabilities, capital/equity).
2. Tujuan dan Fungsi Pembuatan Jurnal Penutup
Berikut adalah beberapa tujuan dan fungsi pembuatan jurnal penutup (closing entries):
a. Menutup saldo yang terdapat pada semua perkiraan sementara, sehingga perkiraan tersebut
menjadi 0 (nol).
b. Agar saldo akun modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir
periode, sehingga saldo akun modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan
di neraca.
c. Memisahkan transaksi jurnal pendapatan dan beban agar tidak bercampur dengan jumlah
nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya.
d. Menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilakukan penutupan buku.
e. Mempermudah ketika dilaksanakan pemeriksaan, karena telah dilakukan pemisahan
transaksi yang terjadi antara periode sekarang dengan transaksi pada periode akuntansi
selanjutnya.
f. Menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya (riil) dari suatu perusahaan setelah
dilakukan penutupan buku. Akun yang sesungguhnya terdiri atas harta, kewajiban dan
ekuitas.
3. Metode yang Digunakan untuk Mencatat Jurnal Penutup Perusahaan Dagang
Dalam melakukan pencatatan ayat jurnal penutup perusahaan dagang, umumnya ada 2
metode yang digunakan yaitu:
1) Metode Periodik
Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang menjual barang secara eceran dengan
harga yang lebih terjangkau di mana pencatatannya dilakukan pada setiap akhir periode.
Namun, metode ini memiliki kekurangan karena tidak bisa melacak seberapa banyak jumlah
persediaan stok barang pada rentang waktu tertentu. Hal ini dikarenakan tidak adanya
pencatatan transaksi pembelian barang di debit, ataupun transaksi penjualan barang pada
posisi kredit.
Perhitungan jumlah persediaan hanya dapat dilakukan melalui proses perhitungan fisik setiap
periodenya dengan menyesuaikan jumlah barang yang tersedia saja. Metode ini juga kurang
cocok digunakan untuk perusahaan besar karena jumlah barang yang masuk dan keluar cukup
tinggi. Nah, kesimpulannya, metode pencatatan secara periodik ini dilakukan ketika ada
transaksi pembelian (posisi debit) dan penjualan (posisi kredit).
2) Metode Perpetual
Bagi perusahaan yang menjual barangnya dengan nilai yang tinggi akan lebih cocok
menggunakan metode perpetual. Alasannya karena metode ini dilakukan secara terperinci
dan terus menerus atas semua transaksi sehingga pencatatan harus lebih detail.
Keuntungannya, metode ini juga memiliki keakuratan yang lebih tinggi.
Selain itu, Anda juga dapat mengetahui jumlah persediaan barang kapan pun yang Anda
inginkan. Transaksi pembelian akan dicatat ke dalam akun persediaan pada debit, sedangkan
penjualan akan mencatat persediaan dengan harga pokok dikredit.
4. Contoh Jurnal Penutup
Pendapatan yang diperoleh oleh PT Jurnal Karya per 31 Desember 2021 adalah sebesar Rp
200.000.000 Perusahaan ini juga mengeluarkan sejumlah biaya yaitu
Biaya gaji dan upah Rp 20.000.000
Biaya perlengkapan Rp 10.000.000
Biaya penyusutan perlengkapan Rp 3.000.000
Biaya penyusutan bangunan Rp 5.000.000
Beban bunga Rp 2.000.000
Nilai laba ditahan yaitu sebesar Rp 50.000.000 dan dividen Rp 30.000.000
D. Post Closing Trial Balance
1. Pengertian Post Closing Trial Balance
Pengertian neraca saldo setelah penutupan (Post closing trial balance) adalah sebuah daftar
yang berisi seluruh saldo riil account dan dibuat pada akhir periode pelaporan pada suatu
perusahaan.
Tujuannya adalah untuk memastikan apakah antara pengeluaran dan pendapatan perusahaan
seimbang atau tidak setelah penutupan buku dilakukan. Hasil perhitungan saldo rekening
dalam neraca harus sama dengan jumlah saldo rekening yang telah dihitung di closing journal
sebelumnya. Jika sudah sama dan tidak ada ketimpangan, maka pencatatan di awal periode
akuntansi berikutnya pun akan mudah dan lancar.
2. Cara Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan
a. Siapkan akun nominal seperti pendapatan baik dari dalam maupun luar perusahaan. Selain
itu, siakan juga akun pengeluaran, baik itu yang operasional dan non-operasional.
b. Buat closing journal yan mana pengeluaran yang mulanya debit menjadi dikreditkan dan
pemasukan yang mulanya kredit menjadi didebitkan.
c. Kemudian jumlahkan, maka akun nominal akan nol dan hanya tersisa akun riil saja, seperti
hutang, modal, dan kekayaan.
d. Lalu masukkan data yang sesuai dengan catatan di buku besar.
e. Lakukan perhitungan dengan teliti sehingga saldo debit dan kredit totalnya sama
3. Contoh Neraca Saldo Setelah Penutupan
E. Reversing Entries
1. Pengertian Jurnal Pembalik (Reversing Entries)
Jurnal pembalik adalah jurnal untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan akun
neraca. Jika tidak dibalik akan terjadi akun ganda.
Dengan kata lain jurnal yang memiliki istilah lain reverse entry ini yang dibuat pada awal
periode akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan
perkiraan riil baru.
2. Fungsi Jurnal Pembalik
Adapun fungsi jurnal dibuatnya antara lain untuk :
a. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama yang
berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian.
b. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. Jurnal pembalik
dapat memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak.
c. Meminimalkan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari
pengakuan biaya atau pendapatan yang dobel karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian.
d. Menghindari terjadinya double entry (pencatatan berganda) pada periode selanjutnya.
3. Akun yang Membutuhkan Jurnal Pembalik
Tidak semua akun dalam jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal pembalik. Tanda tanda
suatu akun jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal ini adalah apabila suatu akun jurnal
penyesuaian memunculkan akun riil yang baru atau belum terlihat di neraca saldo.
Terdapat lima jenis akun atau transaksi yang perlu untuk dibuatkan jurnal pembalik, yakni
adalah:
a. Beban dibayar dimuka yang dicatat sebagai beban, adalah beban yang sudah dibayarkan
namun belum dicatat sebagai beban pada periode tersebut. Biasanya terjadi jika perusahaan
membayar biaya transaksi dari pengeluaran perusahaan untuk periode tertentu.
b. Pendapatan diterima di muka yang dicatat sebagai pendapatan, adalah pendapatan yang
diterima oleh perusahaan pada awal transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan.
c. Beban yang masih harus dibayar, adalah beban yang masih harus dikeluarkan/dibayar oleh
perusahaan pada akhir periode akuntansi, sehingga beban tersebut masih akan berlanjut pada
periode akuntansi berikutnya.
d. Pendapatan yang masih harus diterima, adalah pendapatan yang sudah terjadi namun
karena beberapa alasan belum diakui sebagai pendapatan perusahaan.
e. Pemakaian atas perlengkapan (bila tercatat sebagai beban). Perlengkapan yang digunakan
secara terus-menerus oleh perusahaan kemudian dicatat sebagai beban dalam ayat jurnal
penyesuaian.

4. Contoh Jurnal Pembalik


1) Beban yang Dibayar Terlebih Dahulu (Beban Dibayar Referensi Ekonomi di Muka)
yang Dicatat sebagai Beban
Misalnya, pada 1 Desember 2007 dibayar beban sewa untuk 1 tahun sebesar Rp 2.400.000,00
pada saat terjadi transaksi dibuat jurnal sebagai berikut.
Beban sewa Rp 2.400.000,00
Kas Rp 2.400.000,00
Pada 31 Desember 2007 dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Sewa dibayar di muka Rp 2.200.000,00
Beban sewa Rp 2.200.000,00

Pada 31 Desember 2007 dibuat juga ayat jurnal penutup seperti berikut.
Ikhtisar laba/rugi Rp 200.000,00
Beban sewa Rp 200.000,00

Adapun ayat jurnal pembalik yang dibuat, yaitu sebagai berikut.


Beban sewa Rp 2.200.000,00
Sewa dibayar di muka Rp 2.200.000,00

2) Pendapatan yang Belum Direalisasikan (Pendapatan Diterima di Muka) yang Dicatat


sebagai Pendapatan
Misalnya, pada 1 September 2007 perusahaan menerima pendapatan sewa untuk 6 bulan
sebesar Rp2.400.000,00. Pada saat terjadi transaksi dibuat jurnal sebagai berikut.
Kas Rp 2.400.000,00
Pendapatan sewa Rp 2.400.000,00

Pada 31 Desember 2007 dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.


Pendapatan sewa Rp 800.000,00
Sewa diterima di muka Rp 800.000,00

Pada 31 Desember 2007 dibuat juga ayat jurnal penutup sebagai berikut.
Pendapatan sewa Rp1.600.000,00
Ikhtisar laba/rugi Rp1.600.000,00

Adapun ayat jurnal pembaliknya, yaitu sebagai berikut.


Sewa diterima di muka Rp 800.000,00
Pendapatan sewa Rp 800.000,00
3) Beban yang Belum Dibayar
Misalnya, pada 31 Desember 2007 terdapat gaji untuk bulan Desember yang belum dibayar
sebesar Rp 1.750.000,00 untuk karyawan bagian penjualan dan sebesar Rp 1.500.000,00
untuk karyawan bagian kantor. Gaji tersebut dibayarkan setiap tanggal 4 Januari 2008. Ayat
jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
Beban gaji bagian penjualan Rp 1.750.000,00
Beban gaji karyawan kantor Rp 1.500.000,00
Utang gaji Rp 3.250.000,00

Pada awal periode, 1 Januari 2008 dibuat ayat jurnal pembalik sebagai berikut.
Utang gaji Rp 3.250.000,00
Beban gaji bagian penjualan Rp 1.750.000,00
Beban gaji karyawan kantor Rp 1.500.000,00

Adapun ayat jurnal yang dibuat pada saat pembayaran gaji, yaitu sebagai berikut.
Beban gaji bagian penjualan Rp 1.750.000,00
Beban gaji karyawan kantor Rp 1.500.000,00
Kas Rp 3.250.000,00
4) Pendapatan yang Belum Diterima
Misalnya, perusahaan menerima bunga setiap tanggal 1 Mei dan 1 November sebesar Rp
600.000,00. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2007, yaitu sebagai
berikut.
Piutang bunga Rp 200.000,00
Pendapatan bunga Rp 200.000,00

Jurnal pembalik yang dibuat pada 1 Januari 2008, yaitu sebagai berikut.
Pendapatan bunga Rp 200.000,00
Piutang bunga Rp 200.000,00

Adapun ayat jurnal yang dibuat pada saat pembayaran (1 Mei 2008), yaitu sebagai berikut.
Kas Rp 600.000,00
Piutang bunga Rp 600.000,00
Adapun jurnal pembalik untuk kasus Perusahaan Surya Sejati, yaitu sebagai berikut
Referensi
Reeve, J. M., Warren, C. S., Duchac, J. E., Wahyuni, E. T., Soepriyanto, G., Jusuf, A.
A., & Djakman, C. D. (2009). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Jakarta Selatan:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai