Gambaran Umum
Vershire Company merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri
kemasan (packaging) di Amerika Serikat. Perusahaan ini terdiri dari beberapa divisi utama
yang mana satu diantara yang terbesar adalah divisi Aluminium Can, yang merupakan divisi
penyumbang pertumbuhan penjualan terbesar dalam perusahaan.
Perusahaan ini terbagi dalam dua bagian utama di setiap unit bisnis, yaitu Bagian
Manufaktur dan Bagian Pemasaran. Yang memberi laporan kepada manager umum divisi
adalah dua manager lini ini, yaitu wakil pemasaran dan manufaktur.
Dalam industri packaging ini, banyak pemain yang ada di pasar Amerika Serikat.
Oleh karena itu, pelanggan memiliki banyak pilihan, sehingga pelayanan yang memuaskan
merupakan andalan perusahaan-perusahaan ini untuk dapat mempertahankan pelanggannya.
Ketika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi pelanggan dalam hal biaya, kualitas,
pengiriman dan pelayanan pelanggan lainnya, maka pelanggan akan berpindah ke pemasok
lain. Karena hampir semua produsen kemasan aluminium menggunakan teknologi yang sama
sehingga memiliki kualitas yang nyaris serupa dengan para pesaing. Oleh karena itu penting
bagi Vershire untuk senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dan
tetap mempertahakan kualitas yang baik serta mencapai efesiensi yang memadahai demi
mempertahankan pelanggannya. Cara yang dilakukan oleh Vershire Company adalah dengan
menggunakan anggaran secara ketat sebagai alat pengontrol kinerjanya dan dalam hal
efisiensi dan efektivitas.
2. Berkaitan dengan penyusunan anggaran, apakah perlu diadakan desain ulang struktur
pengendalian manajemen pada VershireCompany? Jika ya, bagaimana dan mengapa?
Sistem Pengendalian Anggaran
Manajer umum divisi memiliki pengendalian penuh terhadap bisnis mereka dengan
dua hal tanpa pengecualian yaitu peningkatan modal dan hubungan ketenagakerjaan, dimana
keduanya terpusat pada kantor pusat.
Sistem Pengendalian Anggaran dibagi atas :
Anggaran Penjualan, memiliki struktur Perencanaan dan Pengendalian sebagai berikut:
Pada bulan Mei setiap manajer umum divisi mengajukan laporan persiapan untuk
menggabungkan ringkasan-ringkasan mengenai penjualan, serta mengevaluasi
kecendrungan pada setiap kategori selama dua tahun berturut-turut. Laporan-laporan
tersebut tidak diberikan secara rinci dan cukup mudah untuk digunakan secara bersama
jika masing-masing divisi memerlukan perkiraan kondisi pasar pada tahun yang
bersangkutan untuk mengantisipasi pengeluaran modal selama lima tahun kedepan
sebagai bagian dari perencanaan strategi.
Anggaran Manufaktur : Apabila nilai penjualan secara keseluruhan telah diterjemahkan
ke dalam anggaran penjulan, selanjutnya setiap pabrik membuat anggaran berupa
keuntungan kotor, pengeluaran tetap, dan pendapatan sebelumpajak. Keutungan dihitung
sebagai anggaran penjualan yang nilainya lebih kecil dari anggaran biaya tak terduga
(termasuk material, tenaga kerja, dan variable manufaktur tambahan yang masing-
masing dihitung pada ukuran standar) dan anggaran yangt elah pasti.
Pengukuran Kinerja dan Evaluasi.
Beberapa yang perlu dievaluasi pada sistem manajemen kinerja pada Vershire
Company, adalah sebagai berikut:
Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur kinerja pada level individu
seharusnya menggunakan indikator yang relevan yang menjadi tanggung jawab sesuai
peran jabatan masing-masing individu. Beberapa indikator yang tidak relevan sebagai
berikut:
o Profit,
Manager Manufaktur tidak mempunyai kendali terhadap volume dan harga
penjualan sehingga indikator Profit tidak mencerminkan tanggung jawab individu
sesuai peran jabatan. Begitu pula Manager Marketing yang tidak mempunyai
kendali terhadap biaya produksi.
o Variansi terhadap Harga Penjualan, Sales Mix, dan Volume Penjualan
Indikator ini menjadi tanggung jawab individu Manager Marketing, bukan Manager
Manufaktur
Indikator Kinerja yang digunakan hanya berdasrkan Aspek Finansial, hal tidak mampu
menangkap kinerja proses yang dilaksanakan oleh masing-masing Individu untuk
menghasilkan produk sesuai target. Sesuai Balanced Scorecard, sebaiknya Vershire juga
mengukur kinerja pada Aspek Customer, Internal Business Process dan Learning.
o Customer
Jumlah Produk yang tidak sesuai Spesifikasi dan harus diproses ulang;
Jumlah Produk Cacat;
o Internal Business Process
Machine Availibility;
Production Yield;
o Learning
Number of Process Innovation;