Anda di halaman 1dari 3

Anak Agung Paramita Okadevi

125020300111056
CB
Kasus 7.4
ALOHA PRODUCTS
Perusahaan Aloha Products merupakan perusahaan yang berorientasi dibidang
manufaktur. Aloha Products menjual kopi dengan merek sendiri di negara-negara bagian
sebelah Barat Tengah dan Atlantik Tengah. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1910 dan
berpusat di Columbus, Ohio.
Kopi mentah yang menjadi bahan baku dalam proses produksi Aloha Products disebut
kopi hijau. Strategi yang diterapkan pada perusahaan ini adalah pengelolaan terhadap
persediaan kopi hijau. Apabila terdapat sisa persediaan kopi hijau yang belum diolah,
perusahaan memilih untuk menjual kembali persediaan kopi hijau. Kopi ini sebagian besar
berasal dari Brazil dan beberapa dari Indonesia yang merupakan daerah tropis. Aloha Product
memperoleh bahan baku yang berupa kopi hijau ini dari broker atau perusahaan dagang.
Bisnis kopi merupakan bisnis relasi. Untuk menjaga pasokan kopi yang stabil, maka
penting untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan para petani penanam. Hubungan
yang kuat dapat memberi dua manfaat: informasi tentang pasar kopi dan tentang jalur
distribusi kopi. Berdasarkan data pada exhibit 1, secara keseluruhan diketahui bahwa
konsumsi kopi per kapita penduduk Amerika Serikat semakin menurun dari tahun 1965
sampai dengan 1990. Namun ada beberapa jenis kopi yang malah meningkat pada saat
tersebut dan perusahaan kecil seperti Starbucks memanfaatkan jenis kopi tersebut untuk tetap
mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Pesaing terberat dari Aloha Products ini
ialah Nestle dan P&G. Mereka bersaing melalui periklanan yang kuat dan penentuan harga
agresif. Mereka juga peka terhadap perubahan konsumsi kopi sehingga mampu meluncurkan
banyak produk kopi baru sesuai tren saat itu.
Aloha Product memiliki tiga pabrik pemanggangan di wilayah Barat Tengah
(Midwest), dan tiap pabrik bertanggungjawab atas keuntungan dan kerugian masing-masing.
Namun, Aloha Products mengatur kebijakan penjualan secara terpusat. Setiap awal bulan,
kantor pusat akan memberikan jadwal produksi untuk bulan berjalan dan proyeksi jadwal
untuk bulan ke depannya kepada manajer pabrik. Setiap pabrik memiliki bagian pembukuan
yang mencatat semua biaya produksi dan mempersiapkan gaji karyawan. Manajer pabrik
tidak memiliki kontrol atas pembelian biji kopi hijau karena telah diatur oleh sebuah unit
pembelian khusus. Pembelian kopi hijau dilakukan di pasar kontrak dimuka. Dengan

menggunakan anggaran penjualan, grup pembelian memasuki pasar kontrak di muka untuk
biji kopi hijau.
Untuk beberapa tahun lalu, manajer pabrik tidak merasa puas dengan ukuran kinerja
yang didasarkan pada pendapatan kotor. Keluhan yang terjadi tersebut dikarenakan mereka
tidak memiliki kendali atas input dan tidak dapat mengendalikan volume, harga, atau
campuran output. Oleh karena itu, presiden meminta pengawas mempelajari seluruh metode
pelaporan hasil grup operasi, penjualan dan pemasaran, serta unit penjualan pabrik.
Jawaban :
1. Apabila diperhatikan dengan seksama, Aloha Products menetapkan sistem pengendalian
desentralisasi karena ketiga unit yang dimiliki oleh Aloha Products ditetapkan sebagai
pusat laba. Namun sistem desentralisasi ini tidak tepat melihat ketiga unit tersebut tidak
dapat bekerja selayaknya pusat laba itu sendiri karena terdapat banyak batasan yang
diberikan oleh manajemen pusat. Evaluasi atas sistem pengendalian yang diterapkan
Aloha Products ialah sebagai berikut:
Departemen Produksi
- Manajer pabrik tidak dapat menentukan jumlah input yang digunakan sebagai bahan
-

pokok produksi.
Jadwal dan tingkat produksi ditentukan oleh pusat.
Manajer pabrik tidak memiliki akses terhadap penjualan produk.
Jumlah input dan produksi hanya boleh ditetapkan oleh pusat. Walaupun pengukuran
kinerja manajer pabrik dilakukan berdasarkan gross margin pabrik begitu pula
dengan perhitungan bonus, namun seberapapun usaha manajer, hasil dari produksi
dan gross margin telah ditetapkan oleh pusat secara tidak langsung.

Departemen Pemasaran
-

Ada selisih antara pengiriman bahan baku dengan permintaan aktual.


Perusahaan harus menjual atau membeli bahan baku dari broker atau perusahaan lain
dengan menggunaka spot price yang fluktuatif karena penjualan relatif tidak stabil,

Departemen Pembelian
-

Terjadi selisih pengiriman aktual dengan permintaan, yang mengindikasikan adanya


ketidak-sepahaman antara departemen pemasaran dengan departemen pembelian.

2. Perubahan yang mungkin bisa dilakukan pada setiap departemen, diantaranya:

Departemen Produksi : merubah jenis pusat, dari pusat laba ke pusat biaya melihat
dalam memberikan kompensasi kepada manajer, ukuran kinerja manajer tidak begitu
diperhatikan. Namun jika sudah dirubah ke pusat biaya, manajer dari departemen
produksi bisa memaksimalkan kinerja dalam berproduksi untuk menghasilkan produk
dengan biaya yang rendah.
Departemen Pemasaran : Kebijakan tentang penjualan dan pemasaran sebaiknya tetap
dilakukan oleh kantor pusat melihat ketiga pabrik yang ada memproduksi produk yang
sama. Sehingga, apabila kantor pusat yang menangani fungsi pemasaran, maka
perusahaan dapat mempromosikan merek dengan cara yang paling efisien dan
terintegrasi.
Departemen Pembelian : Selama ini departemen pembelian hanya menilai tren pasar dan
membuat perjanjian dengan tepat untuk memperkirakan kebutuhan biji kopi hijau
(mentah) lalu melakukan pembelian. Berdasarkan persoalan tersebut, sebaiknya sebelum
melakukan pembelian departemen pembelian meng-komunikasikannya lebih dahulu ke
departemen produksi dan pemasaran sehingga sesuai dengan kapasitas produksi pabrik
dan sesuai dengan permintaan pasar.

Anda mungkin juga menyukai