Anda di halaman 1dari 3

7-4 ALOHA PRODUCT

Aloha Products adalah perusahaan yang menjual kopi dengan merek sendiri di
negara-negara bagian sebelah Barat Tengah dan Atlantik Tengah. Perusahaan ini berdiri pada
tahun 1910 dan berpusat di Columbus, Ohio, Saham perusahaan dipegang oleh keluarga
sendiri. Kopi mentah yang menjadi bahan baku dalam proses produksi Aloha Products
disebut kopi hijau. Ada 2 jenis biji kopi yaitu: Arabika dan Robusta .

Departemen Aloha Product


1. Penjualan
Wakil presiden penjualan dan 2 asistennya mengatur kebijakan penjualan secara umum.
Presiden dan wakil presiden penjualan juga bertanggung jawab atas periklanan dan promosi.
2. Produksi
Wakil presiden produksi mengatur pemanggangan, penggilingan, dan pengemasan kopi
Aloha. Memiliki 3 pabrik pemanggangan yang menganut sistem desentralisasi. Manajer
pabrik tidak memiliki kontrol atas pembelian kopi mentah.
3. Pembelian
Unit pembelian mengatur pembelian biji kopi hijau dimana kopi hijau ini diperlukan pabrik
untuk dicampur, dipanggang, dibungkus, dan diantarkan ke konsumen. grup pembelian ini
berhubungan dengan lebih dari 50 jenis dan tingkatan biji kopi yang tumbuh di negara tropis
di seluruh dunia.

Evaluasi sistem pengendalian saat ini untuk departemen produksi, pemasaran, dan
pembelian Aloha Products ?

Sistem pengendalian sentralisasi yang diterapkan Aloha Products , kurang tepat. Karena
setiap kepala pabrik tidak memiliki kuasa apapun untuk menciptakan profit.

Departemen Produksi
Aloha Products memiliki sistem penetapan pusat tanggungjawab yang tidak tepat pada
manajemen perusahaannya. Hal ini dapat dilihat pada ketiga unit pabrik yang ditetapkan
sebagai pusat laba namun tidak dapat bekerja selayaknya pusat laba itu sendiri karena
terdapat banyak batasan yang diberikan oleh manajemen pusat. Masalah yang terjadi pada
sistem pengendalian pabrik adalah :
a. Manajer pabrik tidak dapat menentukan jumlah input yang digunakan sebagai bahan pokok
produksi. Hal ini akan bertentangan dengan tujuan dari pusat laba karena manajer pabrik tak
akan mampu memaksimalkan tingkat laba bila tidak dapat menentukan jumlah input
produksi.
b. Jadwal dan tingkat produksi ditentukan oleh pusat. Hal ini juga menjadi batasan bagi
pabrik sebagai pusat laba karena tidak memiliki hak untuk menentukan tingkat produksi yang
efektif sesuai dengan kapasitas pabrik saat itu.
c. Manajer pabrik tidak memiliki akses terhadap penjualan produk.
d. Sebenarnya ide pengukuran kinerja dan pemberian bonus yang didasarkan pada gross
margin cukup baik, karena dengan seperti itu setiap kepala pabrik termotivasi untuk lebih
mengefisienkan dan mengefektifkan biaya-biaya yang dapat ia kontrol di dalam pabriknya
seperti biaya pada proses pemanggangan, penggilingan dan pengemasan. Biaya bahan baku
tidak dapat ia kontrol karena itu merupakan biaya yang diberikan oleh departemen
pembelian. Akan tetapi, teknik pengukuran kinerja dan perhitungan bonus seperti ini akan
efektif bila perusahaan memberikan kebebasan pada pabrik dalam menentukan tingkat input,
output, dan penjualan produk.
Departemen Pemasaran
Di dalam kasus tidak banyak informasi mengenai sistem pengendalian yang ada pada
departemen ini. Akan tetapi, kita dapat melihat bahwa sering ada selisih antara pengiriman
bahan baku dengan permintaan aktual. Ini dapat mengindikasikan bahwa penjualan relatif
tidak stabil, bahkan seringkali turun. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menjual atau
membeli bahan baku dari broker atau perusahaan lain dengan menggunaka spot price yang
fluktuatif. Sehingga dapat menimbulkan laba atau rugi yang sulit dikontrol.

Departemen Pembelian
Pada umumnya sistem yang digunakan untuk pembelian bahan baku yang dilakukan oleh
departemen ini sudah cukup baik, yaitu menggunakan future contracts yang bertujuan untuk
menjaga kestabilan harga ataupun nilai bahan baku. Akan tetapi, perlu diingat bahwa sering
terjadi selisih pengiriman aktual dengan permintaan, ini berarti adanya ketidak-sepahaman
antara departemen pemasaran dengan departemen pembelian.
Pertimbangkan strategi kompetisi perusahaan, perubahan apa yang anda sarankan
untuk sistem kontrol dari ketiga departemen tersebut ?

Pabrik tidak diposisikan sebagai profit center, tetapi sebagai cost center dan pabrik

memiliki akses ke departemen pembelian.


Penilaian kinerja tiap kepala pabrik tidak didasarkan pada gross margin pabrik, tetapi
berdasarkan pengefektifan sumberdaya pabrik.

Anda mungkin juga menyukai