Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sejarah kegiatan pendidikan kesehatan telah ada sejak zaman purbakala,
meskipun belum tersusun dalam bentuk kurikulum yang modern.Bersamaan
dengan kegiatan pendidikan kesehatan untuk mencegah timbulnya penyaki
meskipun secara sederhana , dapat dilihat dari sejarah dan gambaran-gambaran
relief bersejarah di berbagai tempat sejak zaman kira-kira 3000-5000 tahun
sebelum Masehi.Sebagai contoh seperti dari zaman Mesir
kuno,Babilon,Asiris,Sumeria,Persia,Tiongkok,India,Yunani Romawi kuno dan
lain-lain.Hal itu terus berkembang semakin maju.Bahkan di zaman sesudah
masehi amat terkenal ajaran Nabi Muhammad SAW mengenai berbagai kegiatan
pendidikan kesehatan, seperti anjuran bersikat gigi dengansiwak,menutup aurat
dengan kain atau pakaian ,memakan makanan yang bernilai gizi tinggi , dan di
antara yang tertulis dalam kumpulan Hadis Nabi ialah kalimat “Kebersihan
sebagian dari iman”.Betapa pentingnya menjaga kebersihan untuk kesehatan
bahkan dianggap bagian dari perintah agama.

Contoh lan dalam sejarah Ibnu Sina yang nama lengkapnya Abu Ali a-
Husayn Ibnu Abdullah Ibnu Sina atau Avicenna menurut ucapan orang barat,
adalah ahli filsuf dan ilmuwan.Dua bukunya yang terkenal adalah As-Shifa yang
berisi filsafat berkaitan dengan dunia kedokteran dan kesehatan serta
pengobatan.Yang kedua adalah Al-Qonun yang amat lengkap isinya, di antaranya
mengenai kesehatan yang mengupas kekeliruan-kekeliruan dan penyembuhan
jiwa ,sekarang termasuk pencegahan timbulnya penyakit yang berkonotasi suatu
pendidikan kesehatan, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan dunia
kedokteran dan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pendidikan kesehatan ?
2. Apa saja tujuan pendidikan kesehatan ?

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 1


3. Apa saja ruang lingkup pendidikan kesehatan ?
4. Apa pentingnya pendidikan kesehatan ?
5. Apa saja konsep pembelajaran pendidikan kesehatan ?
6. Apa ilmu ilmu bantu pendidikan kesehatan ?
7. Apa saja prinsip pendidikan kesehatan ?
8. Apa peranan pendidikan kesehatan ?
9. Dimana saja tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan ?
10. Apa aspek sosbud pendidikan kesehatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1.3.1 Tujuan Umum

a. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pendidikan kesehatan

b. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai bagaiman konsep

pendidikan kesehatan

c. Untuk memeberikan pemahaman tentang bagaimana tujuan pendidikan

kesehatan

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui konsep pendidikan kesehatan yang dikemukakan

para ahli

b. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keehatan

c. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan kesehatan

d. Untuk mengetahui konsep dalam strategi pendidikan kesehatan

e. Untuk mengetahui metode pendidikan kesehatan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 2


Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Metode Penulisan

E. Pengertian

F. Sistematika Penulisan

BAB II. PEMBAHASAN

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berkaitan.


Untuk dapat belajar dengan baik, diperlukan status kesehatan yang optimal.
Kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual yang baik pada siswa akan
menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Pendidikan merupakan salah satu
unsur penting dalam promosi kesehatan dan merupakan startegi promosi

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 3


kesehatan yang lebih baik dibandingkan strategi lainnya. Melalui pendidikan
kesehatan siswa mendapatkan informasi, pengetahuan, dan keterampilan
mengenai perilaku hidup sehat, dan gaya hidup yang bersih dan sehat. Melalui
pendidikan kesehatan siswa juga mendapatkan akses mengenai berbagai masalah
kesehatan. Siswa yang mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan tidak hanya
mampu mempraktekkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mereka
juga diharapkan mampu menjadi agen promosi kesehatan di lingkungan keluarga
dan masyarakat. Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan dalam UU RI No.36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.Kedua Undang-
undang tersebut mengamanatkan pentingnya pelaksanaan pendidikan esehatan di
sekolah. Dengan berlakunya Kurikulum 2013, perlu dikembangkan model
pendidikan kesehatan integratif dan kolaboratif, melalui pengembangan tema-
tema kesehatan atau diintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan, dengan
lebih mengoptimalkan peranan siswa, guru, dan dukungan partisipatif aktif warga
sekolah, orang tua, dan Puskesmas.

Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh


secara menguntungkan terhadap kebiasaan,sikap,dan pengetahuan yang ada
hubungannya dengan kesehatan perseorangan,masyarakat, dan bangsa.
Kesemuanya ini dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara
sukarela perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan(Menurut
Wood 1926,yang dikutip oleh Azwar 1983).

Nayswander (1947) mengemukakan bahwa Pendidikan Kesehatan


adalah Proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungan dengan
tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat.Pendidikan kesehatan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 4


bukanlah suatu yang dapat diberikan oleh seseorang kepada oran lain dan buka
pula sesuatu rangkaian tata laksana yang akan dilaksanakan ataupun hasil yang
akan dicapai,melainkan suatu proses perkembangan yang selalu berubah secara
dinamis dimana seseorang dapat menerima atau menolak keterangan baru,sikap
baru dan perilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan hidup.

Grout (1958) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah upaya


menerjemahkan apa yang telah diketauhui tentang kesehatan ke dalam perilaku
yang diiinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan.

Sementara A Joint Committee on Terminologi in Health Education of


United States (1951),mendefinisikan : Pendidikan kesehantan adalah suatu proses
penyediaan bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman belajar yang
bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada
hubunganya dengan kesehatan perorangan ataupun kelompok.

Pada tahun 1973 lembaga ini mengubah definisinya menjadi : Pendidikan


kesehatan adalah suatu proses yang mencakup dimensi dan kegaatan-kegiatan dari
intelektual ,psikologi dan sosial yang diperlukan untuk meningkatkan
kemampuan manusaia untuk mengambil keputusan secara sadar dan yang
mempengaruhi kesejahteraan diri,keluarga, dan masyarakat.

Proses ini di didasarkan pada prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang


memberiakn kemudahan untuk belajar dan perubahan perilaku ,baik bagi tenaga
kesehatan maupun bagi pemakai jasa pelayanan ,termasuk anak-anak remaja.

Steward (1968) yang dikuip Azwar (1983) mendefinisikan : Pendidkan


kesehatan adalah unsur program kesehatan dan kedokteran yang di dalamnya
terkandung rencana untuk mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat
dengan tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan,
rehabilitas,pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk


menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya,

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 5


pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau
mencegah hal – hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain,
kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2007: 12).

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


pendidikan kesehatan adalah usaha atau kegiatan yang membantu
individu,keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan untuk
mencapi kesehatan secara optimal.

2.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO,


tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan
sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan


dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial.

Pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat


berperilaku sesuai dengan nilai-nilaihidup sehat. Suliha, dkk. (2002),
mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan usaha untuk membantu
seseorang atau individu, kelompok, atau masyarakat meningkatkan
kemampuannya baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilannya untuk
mencapai hidupsehat secara optimal. Dalam Notoatmojo (2005) dinyatakan bahwa
pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada
masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakantindakan (praktek) untuk

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 6


memelihara(mengatasi masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku
memelihara kesehatan yang dihasilkan dari proses edukasi didasarkan atas
pengetahuan dan kesadaran yang diharapkan berlangsung lama (long lasting) dan
menetap. Blum (1974) dalam Notoatmodjo (2003) mengerlompokkan empat
faktor yang berpengaruh terhadap hidup sehat, yaitu: (1) faktor lingkungan, (b)
perilaku, (c) pelayanan kesehatan, dan (4) keturunan (hereditas). Pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan individu, kelompok atau masyarakat hendaknya
mengintervensi keempat faktor tersebut.

2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,


antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan
kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan. (Herawani dkk, 2001: 4).
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi
antara lain:
1. Dimensi sasaran pendidikan
Dari dimensi ini dapat di kelompokkan menjadi 3 yakni :
a.       Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
b.      Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
c.       Pendidikan kesehatan masyrakat dengan sasarn masyarakat
2.      Dimensi tempat pelaksanaan
Dapat berlangsung di berbagai tempat, misalnya:
a.       Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah
dengan sasaran murid
b.      Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah
sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di Puskesmas dan
sebagainya.
c.       Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran
buruh atau karyawan yang bersangkutan
3.      Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 7


Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of presentation) dari leavel and clark, sebagai
berikut :
a.       Promosi kesehatan
Dalam tingkat ini pendidikan diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan
hygiene perorangan, dan sebagainya
b.      Perlindungan khusus (Specifik Protection)
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan
perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan
terutama dinegara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran
masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan
terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya masih
rendah
c.       Diagnosis dini dan pengobatan segera
Dikarenakan rendahnya pngetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit
mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi dalam masyarakat.
d.      Pembatasan Cacad (Disability Limitation)
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan cacad atau
ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga
diperlukan pada tahap ini.
e.       Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit, seringkali seseorang
tidak mau melakukan latihan-latihan untuk pemulihannya, untuk
itu diperlukan pendidikan kesehatan.

2.4 Pentingnya Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 8


Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu klien baik individu, ,aupun masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang di
dalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.

Berdasarkan perannya sebagai perawat pendidik, perawat mengalihkan


pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap selama pembelajaran yang
berfokus pada pasien. Perubahan perilaku pada pasien selama pembelajaran
berupa perubahan pola pikir, sikap, dan keterampilan yang spesifik.

Untuk mendapatkan gambaran pola pikir, sikap, dan keterampilan


spesifik tersebut diperlukan proses intraksi perawat-pasien dalam menggali
perasaan, kepercayaan dan filosofi pasien secara individual. Dengan demikian
perawat mendapatkan gambaran masalah-masalah pasien dan hal-hal yang perlu
diberikan dalam pendidikan kesehatan. Kemudian bersama pasien, perawat
melakukan kerja sama demi memecahkan masalah melalui proses negoisasi
tentang pendidikan kesehatan yang diinginkan pasien. Hubungan proses
pembelajaran yang terjadi bersifat dinamis dan intraktif.

Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk


meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya
masalah kesehatan, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada,
memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan
keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

Pentingnya pendidikan kesehatan dalam keperawatan dapat digambarkan


seperti yang dikemukakan Notoatmodjo ( 1997), tentang hubungan status
kesehatan, perilaku, dan pendidikan kesehatan dengan memodifikasi konsep Blum
dan Green seperti pada gambar tersebut dibawah ini :

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 9


Gambar 2.4.1 Skema hubungan Status Kesehatan, Perilaku dan
Pendidikan kesehatan

Skema tersebut menggambarkan empat faktor yang mempengaruhi “


status kesehatan “ individu atau masyarakat. Faktor-faktor tersebut saling
mempengaruhi dan saling berintraksi satu sama lain
1. Faktor keturunan
adalah merupakan kondisi yang ada pada manusia serta organ manusia,
misalnya pada keluarga yang menderita diabetes.
2. Faktor pelayanan kesehatan.
Petugas kesehatan berupaya dan bertanggung jawab memberikan
pelayanan kesehatan pada individu dan masyarakat. Mutu pelayanan yang
profesional akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
3. Faktor perilaku.

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 10


Perilaku bisa berasal dari individu dan dapat pula dipengaruhi dari luar
misalnya pengaruh dari budaya, nilai-nilai ataupun keyakinan yang ada dalam
masyarakat.
4. Faktor lingkungan.
Adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang menggambarkan
kehidupan manusia yang dihubungkan dengan status kesehatan yang meliputi :
perumahan, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan kotoran
manusia ( tinja ), halaman rumah, selokan, kandang hewan, dan ventilasi.
Besarnya kontribusi keempat faktor tersebut terhadap status kesehatan
khususnya di negara berekmbang belum ada penelitian yang membuktikannya,
namun apabilah dilakukan penelitian kemungkinan hasilnya menunjukkan bahwa
faktor perilaku yang mempunyai kontribusi kedua terbesar setelah faktor
lingkungan.
Selanjutnya Green menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga
faktor antara lain :
1.    Faktor predisposisi (Predisposing factors )
2.    Faktor Pemuking ( enabling factors )
3.    Faktor pemerkuat atau pendorong ( Reinforcing factors ).
Dalam hal ini pendidikan kesehatan sebagai faktor upaya intervensi
perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor resebut diatas.
Pendidikan kesehatan pada proses keperawatan merupakan tahap
intervensi keperawatan yang diarahkan pada faktor predisposisi, faktor pemuking
dan faktor pemerkuat atau pendorong masalah perilaku baik individu, kelompok,
maupun masyarakat.

2.5 Konsep Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan

Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan merupakan suatu


langkah yang sistematis yang dimulai dari pengenalan masalah pendidikan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 11


kesehatan, penyusunan perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan
kesehatan, dan upaya tindak lanjut.
Untuk melaksanakan strategi terbut diatas, maka proses manajemen harus
dipakai dalam kegiatan ini meliputi :
1.     Perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini, para ahli pendidikan kesehatan harus sudah
diikutsertakan agar dapat menyumbangkan usaha untuk mengubah perilaku dan
menyakinkan masyarakat tentang manfaat usaha kesehatan.
2.     Pelaksanaan.
Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diikutsertakan dalam
mengawasi perkembangan usaha tersebut. Jika ada hambatan atau penyimpangan,
maka ia dapat memberikan bahan pertimbangan atau cara penyelesaian yang lain,
terutama yang berhubungan dengan keadaan sosial budaya masyarakat setempat.
Dengan demikian, usaha yang dijalangkan tidak bertentangan dengan sistem
norma yang berlaku di tempat tersebut.
3.     Penilaian.
Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diminta untuk turut menilai
seberapa jauh program atau usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Bila terjadi kemacetan, pendidikan kesehatan dapat ikut memberikan
gagasan tentang usaha pemecahan masalah yang dianggap tepat dan benar.
4.     Tindak Lanjut.
Pada tahap ini sebenarnya termasuk dalam kegiatan untuk memantapkan
usaha sehingga dapat berlanjut dengan baik, dan di sinilah perlu diciptakan suatu
sistem/mekanisme yang tepat agar usaha tersebut tidak mengalami kemandekan.
Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan harus
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1.    Proses belajar mencakup kegiatan latihan dalam memperoleh tingkah laku
baru.
2.    Kegiatan belajar dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa
saja dengan berfokus pada aspek kemandirian peserta didik sehingga pengajar

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 12


harus menciptakan suatu kondisi dan stimulus tertentu agar peserta didik mau
belajar mandiri dan mengubah perilaku sehat atas kemauannya sendiri.
3.    Peserta didik dipandang sebagai orang dewasa, sehingga pengelolaan proses
belajar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi peserta.

2.6 Metode Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha


untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain,
dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan
perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga
metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu hasil yang optimal
maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual,
kelompok dan massa (public).
a)       Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual
ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang
baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
imunisasi TT karena baru saja memperoleh / mendengarkan penyuluhan
kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang
lestari atau ibu hamil tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati
perorangan. Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 13


setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan
dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :
1.      Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
2.      Interview (Wawancara)
b)       Metode Pendidikan Kelompok
1)      Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :
1)       Ceramah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
dari yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri
dengan :
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih
baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
 Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah
singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya.
b. Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran
(dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh
bersikap ragu-ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
 Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.
2)      Seminar

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 14


Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa
ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di
masyarakat. Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas.

2)      Kelompok Kecil


Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
1)       Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta.
2)       Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya
sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan
jawaban-jawaban atau tanggapan (cara pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,
tidak boleh diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota
mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan akhirnya
terjadilah diskusi.
3)       Bola Salju (Snow Balling)

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 15


Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang).
Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5
menit, tiap 2 pasang bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4)       Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group)
kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan
masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya
kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5)       Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter
puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang
lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya
bagaimana interaksi / komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6)       Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan
seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain
monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau
papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai
nama sumber.

c)       Metode Pendidikan Massa (Public)


Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan
pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa
atau publik maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 16


dengan perubahan perilaku. Namun demikian bila sudah sampai berpengaruh
terhadap perubahan perilaku adalah wajar.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung.
Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini,
antara lain :
a.       Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional,
menteri kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa
rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan
salah satu bentuk pendekatan massa.
b.      Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik
baik TV maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.
c.       Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau
radio adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh
"Praktek Dokter Herman Susilo" di televisi pada waktu yang lalu.
d.      Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan
bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa.
e.       Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan
bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa.
f.       Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan
sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard
"Ayo ke Posyandu".

ILMU-ILMU BANTU PENDIDIKAN KESEHATAN

Dalam perkembangannya, suatu ilmu secara sadar ataupun tidak sadar


memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai alat bantunya. Ilmu pendidikan yang
mempunyai tujuan akhir pada perubahan tingkah laku manusia sudah barang tentu

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 17


memerlukan banyak sekali ilmu bantu sesuai dengan aspek yang mempengaruhi
tingkah laku. Perilaku manusia cenderung bersifat holistik (menyeluruh). Sebagai
arah analisis, perilaku .manusia tersebut dapat dibagi menjadi 3 aspek, yakni
aspek fisiologi, psikologi dan sosial. Ketiga aspek tersebut sulit dibedakan dalam
pengaruh dan kontribusi pembentukan perilaku manusia.

Ilmu-ilmu yang mempelajari faktor-faktor tersebut di atas antara lain


psikologi, antropologi, sosiologi, komunikasi dan sebagainya. Oleh karena itu
untuk menganalisis dan memecahkan masalah kesehatan dari segi edukatif,
sebenarnya adalah menganalisis dan memecahkan masalah tingkah laku individu
atau masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan mereka. Umumnya tingkah
laku itu dijabarkan di dalam 3 bentuk, yakni knowledge, attitude, dan practice
(KAP). Jadi apabila kita melihat problem kesehatan dengan kacamata edukatif
maka yang tampak adalah bagaimana sikap pengetahuan dan kebiasaan hidup dari
masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Demikian pula dengan cara
pemecahannya.

2.7 PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan


kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat
mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang
kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat
mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran
agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan
tingkah lakunya sendiri.

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 18


Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan
tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.8 PERANAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan


mengacu kepada H.L.Blum. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai
andil yang paling besar terhadap status kesehatan. Disusul oleh perilaku
mempunyai andil nomor dua. Pelayanan kesehatan, dan keturunan mempunyai
andil kecil terhadap status kesehatan.

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau


dipengaruhi 3 faktor pokok yakni :

1) Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)

2) Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)

3) Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing


factors)

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan


pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga
perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan.
Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha ntuk menyediakan
kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan
nilai-nilai kesehatan.

TEMPAT PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 19


Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat sehingga
dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:

1) Pendidikan Kesehatan di Keluarga

2) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran


guru dan murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan
sekolah (UKS)

3) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat


kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus dengan
sasaran pasien dan keluarga pasien

4) Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan sasaran buruh


atau karyawan

5) Pendidikan Kesehatan di tempat umum ,misalnya


pasar,terminal,bandar udara,tempat-tempat pembelanjaan,tempat tempat olah
raga,taman kota ,WC dsb

2.11 ASPEK SOSBUD DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN

Aspek Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit


Masyarakat mempunyai batasan sehat atau sakit yang berbeda dengan
konsep sehat dan sakit versi sistem medis modern (penyakit disebabkan oleh
makhluk halus, guna-guna, dan dosa

Kepercayaan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 20


Kepercayaan dalam masyarakat sangat dipengaruhi tingkah laku
kesehatan, beberapa pandangan yang berasal dari agama tertentu kadang-kadang
memberi pengaruh negatif terhadap program kesehatan. Sifat fatalistik atau
Fatalisme adalah ajaran atau paham bahwa manusia dikuasai oleh nasib. Seperti
contoh, orang-orang Islam di pedesaan menganggap bahwa penyakit adalah
cobaan dari Tuhan, dan kematian adalah kehendak Allah. Jadi, sulit menyadarkan
masyarakat untuk melakukan pengobatan saat sakit.

PendidikanMasih banyaknya penduduk yang berpendidikan rendah,


petunjuk-petunjuk kesehatan sering sulit ditangkap apabila cara
menyampaikannya tidak disesuaikan dengan tingkat pendidikan khayalaknya.
Nilai Kebudayaan
Masyarakat Indonesia terdiri dari macam-macam suku bangsa yang
mempunyai perbedaan dalam memberikan nilai pada satu obyek tertentu. Nilai
kebudayaan ini memberikan arti dan arah pada cara hidup, persepsi masyarakat
terhadap kebutuhan dan pilihan mereka untuk bertindak.

Contoh : –

Wanita sehabis melahirkan tidak boleh memakan ikan karena ASI akan
menjadi amis -Di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru. Penyakit ini
menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus. Penderita hanya
terbatas pada anak-anak dan wanita. Setelah dilakukan penelitaian ternyata
penyakit ini menyebar karena adanya tradisi kanibalisme Sifat

Etnosentris

merupakan sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik


jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.

Etnosentrisme

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 21


merupakan sikap atau pandangan yg berpangkal pada masyarakat dan
kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yg
meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Seperti contoh, Seorang
perawat/dokter menganggap dirinya yang paling tahu tentang kesehatan, sehingga
merasa dirinya berperilaku bersih dan sehat sedangkan masyarakat tidak. Selain
itu, budaya yang diajarkan sejak awal seperti budaya hidup bersih sebaiknya
mulai diajarkan sejak awal atau anak-anak karena nantinya akan menjadi nilai dan
norma dalam masyarakat. 5.

Norma
, merupakan aturan atau ketentuan yg mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yg
sesuai dan diterima oleh masyarakat. Terjadi perbedaan norma (sebagai standar
untuk menilai perilaku) antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Masyarakat menetapkan perilaku yang normaL

(normatif) serta perilaku yang tidak normatif. Contohnya,

Bila wanita sedang sakit, harus diperiksa oleh dokter wanita dan
masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras merah, padahal
mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah daripada diberas
putih.

Inovasi Kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu
perubahan selalu dinamis. artinya setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua,
ketiga dan seterusnya. Seorang petugas kesehatan jika akan melakukan perubahan
perilaku kesehatan harus mampu menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari.
Ada anggapan bahwa petugas kesehatan merupakan contoh rujukan perilaku

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 22


hidup bersih sehat, bahkan diyakini bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah
kepunyaan/ hanya petugas kesehatan yang benar.

Aspek Sosial yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Penghasilan (income). Masyarakat yang berpenghasilan rendah


menunjukkan angka kesakitan yang lebih tinggi, angka kematian bayi dan
kekurangan gizi.
Jenis kelamin (sex). Wanita cenderung lebih sering memeriksakan
kesehatan ke dokter dari pada laki-laki.
Jenis pekerjaan yang berpengaruh besar terhadap jenis penyakit yang
diderita pekerja.
Self Concept, menurut Merriam- Webster adalah : “the mental image one
has of oneself yaitu gambaran mental yang dipunyai seseorang tentang dirinya.
Self concept ditentukan oleh tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang kita
rasakan terhadap diri kita sendiri. Self concept adalah faktor yang penting dalam
kesehatan, karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan perilaku petugas
kesehatan.
Image Kelompok. Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok. Perilaku anak cenderung merefleksikan dari kondisi keluarganya.
Identitas Individu pada Kelompok. Identifikasi individu kepada
kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan
kepuasan dalam pekerjaan mereka. Inovasi akan berhasil bila kebutuhan sosial
masyarakat diperhatikan

BAB III
PENUTUP

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 23


3.1 Kesimpulan

Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor


perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-
nilai kesehatan.

Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu,


kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi
tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi
mampu dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan
itu perlu untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya
pendidikan kesehatan, masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan
ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit
yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun
pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas dari
serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 24


Machfodz,Ircham dkk.2005.Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi
Kesehatan.Jakarta:Fitramaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan masyarakat.Jakarta : PT. Rineka


Cipta.

Suliha,Uha dkk.2002.Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, Jakarta:


Penerbit EGC.

Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan & Undang-undang No.29


Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran”, VisiMedia

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-
kesehatan/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2199030-
pengertian-kesehatan-menurut-undang-undang/

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 25

Anda mungkin juga menyukai