Anda di halaman 1dari 40

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN IBU


HAMIL, BAYI DAN TODDLER

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Silvia Intan Suri, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. Nurul Febri Gustina 5. Ripa Aulia
2. Putri Ramadhani 6. Rohadatul Aisy
3. Ratifah 7. Sanggita Fitria
4. Retno Kartika Sari 8. Suci Ramadhani

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TP. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, yang

telahmemberikan Rahmat dan Nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “ Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Ibu hamil,Bayi,Toodler ”untuk memenuhi

tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada

Dosen Pembimbing dan juga kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian

makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dan semoga makalah ini dapat

menambah pemahaman dan wawasan pembaca tentang Asuhan Keperawatan Jiwa.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan.........................................................................................................2

BAB 2 KERANGKA TEORI

A. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Kehamilan.............................................4.

B. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa usia Bayi...............................................12

C. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa usia Toddler...........................................17

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan.........................................................19

B. Asuhan Keperawatan pada usia bayi............................................................27

C. Asuhan Keperawatan pada usia Toddler......................................................31

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................33

B. Saran.............................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………34

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis,
psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas kadangkadang dapat
menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan telahn melaporkan
bahwa 1 dari 8 orang akan mengalami gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat
pada wanita.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu pagi,
ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan
payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya
gangguan psikologis misalnya reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan
sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya
dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada
kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan berpusat
pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama terjadi perasaan
fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah pada hal finasial, persiapan ruang
bayi, perlengkapan bayi sampai pada pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas dapat sebagai
pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat gangguan emosional yang ringan
ketingkat gangguan jiwa yang serius.
Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan masa bayi sangat
mempengaruhi dasar dari perilaku individu di kehidupan selanjutnya. Untuk itu sangat perlu
diperhatikan, sehingga selain penulis menyampaikan tugas yang menjadi amanah dosen, penulis
berkesempatan untuk mengetahui perkembangan sosio-emosional yang dalam hal ini sangat
bermanfaat bagi kita semua. Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan
memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan
memberikan respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari

1
pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif
rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat memperkirakan apakah anak akan
cendrung menjadi pendiam atau hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu mendapatkan perhatian
orang tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan lainnya seperti hiperaktif dengan
terlambat bicara. Dalam perkembangan psikososial, khususnya pada masa bayi, memiliki
hubungan dengan perihal keterikatan (attachment), perkembangan psikososial, temperamen,
perkembangan rasa percaya, dan emosi. Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi
usia 1-2 bulan)
Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa eksplorasi
lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi. Meskipun
bisa menjadi saat yang sangat menantang bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar
untuk mengetahui satu
sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting untuk mencapai
perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009).
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler di Indonesia cukup
besar, yaitu sekitar 17.091.762 jiwa dari 87,9 juta anak Indonesia. Anak dalam usia toddler,
dimana pada masa tersebut memerlukan pembinaan terhadap tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas yang dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi penyimpangan tumbuh kembang anak sehingga perkembangan kemampuan gerak,
bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian berlangsung optimal sesuai umur anak.
Orang tua memiliki peranan penting dalam optimalisasi perkembangan anak,
memberikan stimulasi dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun motorik
halus, bahasa, dan personal sosial. Pengetahuan orang tua terutama ibu sangat berperan terhadap
perilaku anak dan membentuk tumbuh kembang yang optimal, karena perhatian dan pengamatan
anak tidak terlepas dari sikap dan perilaku orang tua (Meggitt, 2013).

2
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan askep sehat jiwa dalam rentang ibu hamil.?
2. Apakah yang dimaksud dengan askep sehat jiwa pada masa bayi?
3. Apakah yang dimaksud dengan askep sehat jiwa pada masa toodler?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan perkembangan
psikosial pada ibu hamil, bayi, dan usia toddler

3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa dalam Rentang Ibu Hamil
2.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan
mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali
kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada
wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut
dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut
kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan
hal yang normal dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini
menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan
proses belajar melalui serangkaian aktifitas.

2.2 Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan

2.2.1 Perubahan Peran Selama Kehamilan

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis
dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui
tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan
informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan
wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk
mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai
penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya.

4
Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari
pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan
terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah
seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan
kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil
dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat
positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi
seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna
untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati
janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan
dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

2.2.2 Perubahan psikologis selama kehamilan:


1. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
a. Ibu merasa tidak sehat  dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau malah mungkin dirahasiakannya.

5
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita,
tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
2. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
b. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian untuk cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
h. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
3. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan)
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir  akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8) Libido menurun.

6
2.3 Masalah Emosi Selama Kehamilan
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis
dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita
menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian
lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan
prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma – norma sosiokultural dan persoalan dalam
kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kegiatan sosial  
( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan
dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian
persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:
a. Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini  mempunyai
resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
b. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih
terfokus pada berbagai  perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan
seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang dikandungannya.
c. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga
wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai
segala sesuatu yang akan dihadapi.

7
2.4 Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya

Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk penanganan


gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil dengan agen psikotropik
mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul
selama kehamilan. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi
interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.

1. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan

Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan. Cemas terhadap


perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang dikandungnya. Kadang-kadang
kecemasan itu menjadi berlebihan dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia,
perilaku menghindar serta kecemasan yang berulang.
a) Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang
berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi kehamilan, sekalipun
kehamilan itu normal, yang ditandai dengan ketegangan motorik dan hiperaktifitas
motorik dan otonom misalnya: gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala
hiperaktifitas otonom misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan
dingin, pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan, perasaan
terancam, iritabel, insomnia.

b) Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran yang
mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa menit dan sifatnya
berulang secara tak terduga. Serangan panik terjadinya mendadak dengan rasa takut
dan kecemasan yang berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa
wanita yang hamil mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala
yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik, jantung berdebar-
debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan gatal, takut mati dan
kehilangan kontrol.

8
c) Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup
berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap,
pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,misalnya keinginan. Kompulsi adalah
tingkah laku yang berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi.
Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang
nyata pada wanita hamil.

2. Penanganannya pada Ibu Hamil

Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk mengatasi


ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya. Dengan mendiskusikan
pikiran dan perasaan yang mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan
gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam hubungan pribadi
dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi menetap dan kecemasan
yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif
dari gangguan kecemasan dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual
imagery, latihan kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah relaksasi otot dan
ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama, karena itu wanita hamil yang belajar untuk
melemaskan ototnya tidak akan mengalami gejala gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat anti cemas
sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan berlebihan dan mengganggu
dapat diberikan obat anti cemas golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang
hamil dengan adanya gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam dengan dosis
minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya akan memberikan 2
tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan
penggunaan benzodiazepin dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala :
hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan Bhatt
menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan penggunaan diazepam selama

9
kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan
semangat menghisap. Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu.
Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang menggunakan benzodiazepin sebaiknya
tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital masih
kontroversi. Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama kehamilan
meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.

2.5 Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil


Tanda dan gejalanya adalah :
a. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
b. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
c. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
d. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
e. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .
f. Senantiasa berfikiran negatif.
g. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
h. Tiba-tiba takut atau gugup.
i. Tidak bisa memusatkan perhatian.
j. Lebih sering lupa
k. Rasa bingung dan bersalah.
l. Makan amat sedikit atau amat banyak.
m. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
n. Kehilangan kepercayaan dan harga diri

2.6 Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan  


Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya
perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil
tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim
dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.

10
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga
kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik
pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.

Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu
sedang mengandung:
1) Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi
dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung
agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat
ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering
muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
2) Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia
juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah
dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang
dibutuhkan.
3) Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan
terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi
ke dokter atau bidan.
4) Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol,
rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat
berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang
berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
5) Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian
yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk

11
melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk
memperlancar persalinan.
6) Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki
masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai
perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi. 
7) Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun
emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan
perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8) Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak
usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang
diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat
psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi
pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula
secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan
menjadi semakin mantap.      
9) Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini
bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa
lebih stabil

B. Asuhan keperawatan Sehat Jiwa Dalam Rentang Kehidupan Bayi

1. PENGERTIAN MASA BAYI

Pengertian masa bayi adalah masa yang berlangsung selama 2 tahun pertama setelah 2
minggu periode bayi yang baru lahir (postnatal). Meskipun masa bayi sering dianggap masa bayi
baru lahir,label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode postnatal yang
pada masa ini ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya. Umumnya ahli psikologi
perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama ini dengan menyebutnya

12
periode vital,karena kondisi fisik dan psikologi bayi merupakan pondasi yang kukuh untuk
perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Selama beberapa bulan masa bayi,keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur
agak menurun. Akan tetapi,tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya secara cepat menghilang
dan bayi menjadi mandiri,tetapi setiap hari,setiap minggu,setiap bulan,bayi semakin
mandiri,sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia
yang berbeda dengan masa bayi. Oleh karena itulah ”bayi” banyak ditafsirkan sebagia individu
tidak berdaya,maka semakin umum orang menamkan masa bayi selama 2 tahun itu sebagai anak
kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya
sehingga relatif mandiri.
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja.
Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya
dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga
membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi
rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan
rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang
mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan
bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.(Aziz
Alimul Hidayat : 2008).

2. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI

a. Perkembangan refleks

Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut reflek. Reflek adalah
gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkordinasi sebagai reaksi terhadap
rangsangan tertentu serta memberi bayi respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

1. Reflek menghisap dan mencari


Bayi baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di mulutnya.
Jika bayi menemukan puting susu ibu,maka ia akan menghisap secara kuat dan berirama

13
tanpa belajar lebih dahulu. Reflek mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi
berusia kira-kira 3 sampai 4 bulan. Kemudian pada usia 1 tahun reflek menghisap
menyatu dan diperluas dengan aktivitas makan yang di sengaja
2. Reflek moro
Reflek moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya
suara atau gerakan yang mengejutkan. Reflek moro ini juga merupakan suatu upaya
umempertahankan hidup. Oleh karena itu,reflek tersebut merupakan hal yang normal bagi
semua bayi yang baru lahir. Respon ini akan menghilang ketiaka bayi mendekati usia 6
bulan.
3. Reflek menggenggam (grassping reflex)
Refleks menggengam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi dan bayi akan
merespon dengan cara menggengam dengan kuat. Reflek menggengam merupakan
langkah awal bayi untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas menggengam
selanjutnya yang lebih disengaja. Reflek menggengam ini akan berkurang pada bulan ke-
3.
4. Kemampuan merangkak
Diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan tangan dan kaki sambil
mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup.Dengan tercapainya kemampuan
merangkak si bayi mulai bereksplorasi menjelajahi tempat bermain dan rumahnya sambil
memperkukuh otot-ototnya.

5. Kemampuan duduk
Bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala,tubuh dan kedua belah
tangan. Dengan fasilitas kebebasan ini,bayi bisa memperhatikan gerakan-gerakan tangan
dan jari-jari sambil memanipulasikan kepalanya.
6. Kemampuan diri dan berjalan
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan khas mmanusiawi.
7. Pola tidur dan bangun
Bayi yang baru lahir menhabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi
baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari,walaupun ada beberapa bayi yang rata-rata
tidurnya lebih sedikit,yaitu sekitar 10-11 jam perhari.

14
8. Pola makan dan minum
Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2 tahun pertama.
Bayi yang membutukan makanan yang mengandung sejumlah protein,kalori,vitamin dan
mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama ASI merupakan sumber makanan dan sumber
energi yang utama,karena ASI adalah susu yang bersih dan dapat dicerna,serta
mengandung zat antibodi bagi bayi.
9. Pola buang air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk keterampilan fisik dan
motorik yang harus dicapai oleh bayi.Kemapuan untuk mengendalikan buang air ini
sangat bergantung pada kematangan otot dan motivasi yang dimiliki. Pengendalian buang
air kecil dimulai pada usia 15-16 bulan,tetapi sampai akhir masa bayi pengendalian
buang air kecil ini belum sempurna (Hurlock,1994)

b. Perkembangan Inteligensi
Menurut Piaget,dilihat dari perkembangan kognitif,pada usia bayi ini berada pada periode
sensorimotorik. Bayi mengenal objek-objek yang berada di lingkungannya melalui sistem
pengindraan (pengelihatan dan pendengaran) dan gerakan motoriknya.

c. Perkembangan emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis
dan perilaku yang tampak.
Beberapa tahapan perkembangan emosi pada bayi secara umum adalah :
Usia 2 bulan pertama
Pada usia ini tipikal emosinya ialah heran,senang,kejijikan dan kesukaran. Bayi pada usia
ini juga menunjukkan minatnya yang meningkat terhadap berbagai orang dan benda-
benda di sekitarnya.
Usia 2-4 bulan
Bayi sudah mampu tersenyum dan menunjukkan kesenangannya terhadap orang
tua,terutama ibunya.
Usia 3 -10 bulan

15
Anak-anak yang normal akan memainkan permainan yang sederhana,seperti ‘memberi
dan menerima’.
Usia tahun ke 2
Pada usia ini selain menangis ketika dia lapar,anak yang normal seringkali menuntun
tangan ibunya ketempat penimpanan makanan misalnya lemari makanan (kulkas).

d. Perkembangan bahasa
Kemapuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia segera mengalami perkembangan
setelah kelahirannya.
e. Perkembangan moral
Pada masa ini,tingkah laku bayi hampir semuanya didominasi oleh dorongan naluriah
belaka. Oleh karena itu,tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau
tidak bermoral. Dengan melihat kecenderungan perilaku anak tersebut, maka untuk menanamkan
konsep-konsep moral pada anak,sebaiknya dilakukan hal-hal sebagi berikut:

 Berilah pujian,ganjaran atas sesuatu yang menyenagkan anak (seperti mencium,dipeluk


dan diberi kata-kata pujian) apabila dia melakukan perbuatan baik.
 Berilah hukuman atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak senang apabila dia
melakukan perbuatan yang tidak baik. Hukuman tersebut akan menjadi hukuman bagi
anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik itu.

3. CIRI- CIRI MASA BAYI

a) Masa bayi adalah masa dasar yang sesunguhnya.


b) Masa bayi adalah masa pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.
c) Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
d) Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas.
e) Masa bayi adalah permulaan sosialisasi.
f) Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggoolongan peran sexs.
g) Masa bayi adalah masa yang menarik
h) Masa bayi merupakan permulaan kreativitas

16
4. TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI
a) Belajar berjalan. Terjadi pada usia antara 9-15 bulan. Pada usia ini tualang kaki,otot
dan susunan sarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
b) Belajar memakan makanan padat, Hal ini terjadi pada tahun kedua. Sistem alat-alat
pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal
tersebut.
c) Belajar berbicara, Yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya
kepada orang lain dengan perantara suara itu.
d) Belajar buang air kecil dan buang air besar, Tugas ini dilakukan pada tempat dan
waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Untuk memberikan pendidikan
kebersihan kepada nak usia dibawah 4 tahun,cukup dengan pembiasaan saja,yaitu
setiap kali mau buang air,bawalah anak ke kamar mandi tanpa banyak memberikan
penerangan kepadanya.
e) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Agar pengenalan terhadap jenis kelamin
berjalan normal,maka orang tua perlu meperlakukan ankanya,baik dalam memberikan
alat mainan,pakaian,maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Dalam proses mencapai kestabilan
jasmaniah ini,orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif,baik menyangkut
emberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua,saudara dan orang lain.

C. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PASA USIA TODDLER

1. Defenisi toodler

Pada usia toddler perkembangan anak usia 1-3tahun.dimana pada usia ini anak akan
belajar mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kemandirian. Masa toddler dimana
anak memiliki kemampuan otak untuk menyerap segala bentuk informasi sangatlah tinggi,
karena sekitar 80% otak anak berkembang.

2. Teori tumbuh kembang anak


a) Teori perkembangan kognitif
b) Teori perkembangan psikososial (erikson)
 Dasar kepercayaan vs ketidakpercayaan (0-15 tahun)

17
 Otonomi vs malu dan ragu (1,5 tahun)
c) Inisiatif vs rasa bersalah ( 3-6 tahun)
d) kerja keras vs inferioritas (7-11 tahun)
e) Identitas vs Difusi peran (12-18 tahun )

3. Kejiwaan yang lazimterjadi pada anak


Menurut DSM IV
a) Retardasi Mental
b) Gangguan belajar
c) Gangguan keterampilan motoric
d) Gangguam perkembangan pervasive
e) Gangguan devisit perhatian dan perilaku distruktif
f) Gangguan makan pada bayi dan anak anak
g) Gangguan tik

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku

1. Pengkajian
a. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat
Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f) Komplikasi pada bayi.
g) Rencana menyusui bayi.
b. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
c. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi,
prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.

19
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f) Riwayat dan perawalan anemia.
g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i) Merokok (Jumlah batang per hari).
j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
k) Alergi dan sensitif dengan obat.
l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m) Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti
tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
n) Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan
seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk
menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus
ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas
darah dapat terjadi.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
a) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur

20
pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian
perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit
penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa
untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan
teratur.
c) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung.
Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru
bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan
terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
2. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas
akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan
penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan,
keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
(1) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.

21
(2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum
konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu
berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat
badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes
pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea,
dan infeksi postpartum.
(3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
(4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.
d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki
tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks
tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice
menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat.
Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal

22
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat
dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester
kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi
b) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu
hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila
menderita diare.
h. Sistem Urinarius
a) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini
menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu
hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula
darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang
biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum
perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara
membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

23
2) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari
eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.

Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Gangguan citra a. Terima persepsi diri a. Untuk memvalidasi
tubuh b.d klien dan berikan perasaannya.
perubahan jaminan bahwa ia b. untuk meningkatkan
penampilan. dapat mengatasi rasa kemandirian.
krisis ini. c. Keterlibatan dapat
b. Dorong klien memberikan rasa
melakukan kontrol dan
perawatan diri. meningkatkan harga
c. Kaji kesiapan klien, diri.
kemudian libatkan d. agar klien dapat
klien dalam mengungkapkan
pengambilan keluhannya dan
keputusan tentang memperbaiki
perawatan bila kesalahpahaman.
memungkinkan. e. untuk mendukung
d. Berikan kesempatan adaptasi dan
kepada klien untuk kemajuan yang
menyatakan berkelanjutan
perasaan tentang
citra tubuhnya.
B

24
e. Bimbing dan kuatkan
fokus klien pada
aspek-aspek positif
dari penampilannya
dan upayanya dalam
menyesuaikan diri
dengan perubahan
citra tubuhnya.
f. Berikan informasi
sesuai tingkat
pemahaman atau
penerimaan klien .
g. Orientasikan klien ke
lingkungan sekitar.
2. Ketakutan b.d a. Berikan informasi sesuai a. Untuk mengurangi ansietas
ketidakbiasaan tingkat pemahaman atau klien dan meningkatkan kerja
penerimaan klien. sama.
b. Orientasikan klien ke b. Untuk berorientasi terhadap
lingkungan sekitar. waktu, tempat, orang,
c. Orientasikan keluarga pada kejadian.
kebutuhan khusus klien dan c. Tindakan ini dapat membantu
izinkan anggota keluarga memberikan dukungan yang
berpartisipasi dalam efektif.
memberikan perawatan. d. Untuk membantu klien
d. Atur anggota keluarga untuk mengurangi ketakutannya.
tinggal bersama klien.

3. Gangguan pola a. Berikan kesempatan klien a. Mendengar aktif dapat


tidur b.d faktor untuk mendiskusikan keluhan membantu menentukan

25
psikologis yang mungkin menghalangi penyebab kesulitan tidur.
tidur. b. Tindakan ini memungkinkan
b. Rencanakan asuhan asuhan keperawatan yang
keperawatan rutin yang konsisten dan memberikan
memungkinkan pasien tidur waktu untuk tidur tanpa
tanpa terganggu selama terganggu.
beberapa jam. c. Susu dan beberapa kudapan
c. Berikan bantuan tidur, tinggi protein, seperti keju dan
kepada klien, seperti bantal, kacang, higiene pribadi secara
mandi sebelum tidur, rutin, yang dapat
makanan atau minuman, dan mempermudah tidur.
bahan bacaan. d. Tindakan ini dapat
d. Ciptakan lingkungan tenang mendorong istirahat dan tidur.
yang kondusif untuk tidur. e. Upaya relaksasi yang
e. Berikan pendidikan bertujuan biasanya dapat
kesehatan kepada klien membantu meningkatkan
tentang teknik relaksasi. tidur.

4. Ansietas b.d a. Kaji tingkat ansietas (ringan, a. Untuk mengurangi tingkat


ancaman sedang, berat, panik). kecemasan.
terhadap konsep b. Beri kenyamanan dan b. Untuk mengurangi rasa
diri atau status ketentraman hati pada klien. khawatir klien.
peran sekunder c. Singkirkan stimulasi yang c. Agar klien menjadi lebih
akibat berlebihan. tenang.
kehamilan

2. ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA BAYI

26
A. PENGKAJIAN
Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan bayi, ditandai
dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain yang diawali dengan kepercayaan terhadap
orang tua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikososial berperan penting dalam
pembentukan rasa percaya bayi. Bila rasa percaya tidak terpenuhi maka akan terjadi
penyimpangan berupa rasa tidak percaya diri dan setelah besar ia menjadi orang yang mudah
curiga dan tidak menjalin hubungan baru.

Karakteristik Perilaku : 

Target Prilaku bayi


perkembangan
Perkembanngan  Tidak langsung menagis saat bertemu dengan orang
yang normal : lain
berkembangnya rasa  Menolak saat digendong oleh orang yang tak
percaya dikenalnya
 Menangis saat digendong oleh orang yang tak
dikenalnya
 Menangis saat tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit,
panas)
 Bereaksi senang saat ibunya datang menghampiri
 Menangis saat ditinggalkan ibunya
 Memperhatikan/memandang ayah ibunya/ orang yang
mengajaknya bicara
 Mencari suara ibu/orang lain yang memasnggil
namanya
Penyimpangan  Menangis menjerit-jerit saat ditinggal ibunya
perkembangan :  Tidak mau berpisah sama sekali dengan ibunya
berkembangnya rasa  Tidak mudah berhubungan dengan orang lain
tidak percaya  Menangis Berkepanjangan
 Agitasi yang berlebihan

27
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

POTENSIAL (NORMAL) RESIKO (PENYIMPANGAN)


Berkembangnya rasa percaya Resiko berkembangnya rasa tidak
kepercayaan
  
C. ASUHAN KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN
1. Perkembangan  Menjelaskan  Jeleskan pengertian perkembangan
yang normal : rasa perilaku yang psikososial, karakteristik perilaku
percaya menggambarkan bayi yang normal dan menyimpang
perkembangan  Jelaskan cara memupuk rasa
yang normal dan percaya bayi pada ibu/keluarga
menyimpang. - Panggil bayi sesuai namanya 
 Menjelaskan cara - Berespon secara konsisten
menstimulasi terhadap kebutuhan bayi
perekembangan - Susui segera saat bayi
awalnya. menangis 
 Mendemostrasikan - Ganti popok/ celana bila
cara menstimulasi basah atau kotor
perkembangan - Lindungi dari bahaya jatuh
anaknya. - Kurangi stres bayi dengan
 Merencanakan cara : rawat bayi dengan
tindakan kasih sayang, memeluk,
menstimulasi menggendong, mengeloni
perkembangan dengan tulus dan sepenuh
anaknya. hati.
- Memberikan lingkungan
yang aman dan nyaman bagi

28
bayi Mengajak bayi bermain 
- Mengajak bayi bicara saat
sedang merawat bayi 
- Segera membawa ke
pelayanan kesehatan terdekat
bila terdapat masalah
kesehatan (sakit)
 Demonstrasikan cara memupuk
rasa percaya bayi
 Rencanakan tindakkan untuk
memupuk rasa percaya bayi
2. Penyimpangan  Merasa aman dan  Informasikan penyebab rasa tidak
perekmbangan : nyaman percaya bayi
rasa tidak percaya  Dapat mengambang  Ajarkan cara menjalin hubungan
kan rasa percaya saling percaya dengan bayi :  
- Memenuhi kebutuhan dasar :
makan, minum, kebersihan,
BAB/BAK, istirahat/tidur,
bermain 
- Memenuhi rasa aman dan
nyaman : melindungi bayi dari
rasa sakit, panas, cedera (jatuh,
tidak membiarkan
sendirian,berikan kasih sayang)
- Segera membawa ke pelayanan
kesehatan saat sakit.l
Kj
N DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
O KEPERAWATAN
1. Perkembangan  Menjelaskan pengertian S : Ibu mengatakan
yang normal : rasa perkembangan psikososial, bahwa ibu
percaya karakteristik perilaku bayi yang memahami cara

29
normal dan menyimpang memupuk rasa
 Menjelaskan cara memupuk rasa percaya bayi.
percaya bayi pada ibu/keluarga O : Ibu tampak
- Memaanggil bayi sesuai antusias saat perawat
namanya  mendemonstrasikan
- Merespon secara konsisten cara memupuk rasa
terhadap kebutuhan bayi percaya bayi.
- Menyusui segera saat bayi A : Dapat
menangis  mempertahankan
- Mengganti popok/ celana bila kondisi
basah atau kotor perkembangan
- menliindungi dari bahaya jatuh normal : Rasa
- Mengurangi stres bayi dengan percaya diri bayi
cara : Merawat bayi dengan P : Lanjut Sp 2
kasih sayang, memeluk,
menggendong dengan tulus
dan sepenuh hati.
- Memberikan lingkungan yang
aman dan nyaman bagi bayi
Mengajak bayi bermain 
- Mengajak bayi bicara saat
sedang merawat bayi 
- Membawa ke pelayanan
kesehatan terdekat bila
terdapat masalah kesehatan
(sakit)
 Mendemonstrasikan cara memupuk
rasa percaya bayi
 Merencanakan tindakkan untuk
memupuk rasa percaya bayi
2. Penyimpangan  Menginformasikan penyebab rasa S : Ibu mengatakan

30
perekmbangan : tidak percaya bayi bahwa sebelumnya
rasa tidak percaya  Mengajarkan cara menjalin tidak mengetahui
hubungan saling percaya dengan penyebab rasa tidak
bayi :   percaya pada bayi
- Memenuhi kebutuhan dasar : O : Ibu tampak
makan, minum, kebersihan, memahami apa yang
BAB/BAK, istirahat/tidur, disampaikan oleh
bermain  perawat.
- Memenuhi rasa aman dan A : Penyimpangan
nyaman : melindungi bayi dari Perkembangan : Rasa
rasa sakit, panas, cedera (jatuh, Tidak Percaya
tidak membiarkan Masih Ada
sendirian,berikan kasih sayang) P : Lanjutkan SP 2
 Membawa ke pelayanan kesehatan
saat sakit.

3. ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA TODDLER


A. PENGKAJIAN
-Identitas : Klien dan penanggung jawab
- keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Tinjauan Sistem
- Riwayat pengobatan keluarga
- Riwayat Psikososial
- Riwayat keluarga
- Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan

B. DIAGNOSA
 Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia

31
 Tingkatkan rangsangan dengan dengan menggunakan mainan dalam tempat tidur
 Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yang menyebabkan rasa takut
 KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

32
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis,
psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas kadang-kadang dapat
menimbulkan psikosis. Insidens gangguan jiwa pada kehamilan lebih rendah dibanding post
partum dan di luar kehamilan. Post partum 10-15%, diluar kehamilan 2-7%.
Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang multifaktorial.Beberapa
faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal, neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial,
budaya, genetik dan kepribadian, atau hubungan timbal balik diantara faktor-faktor tersebut.
Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain : gangguan cemas menyeluruh,
gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif. Pengobatan wanita hamil dengan agen psikotropik
mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul
selama kehamilan dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat.
Pada masing–masing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat pada bayi
dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Bagaimanapun pasien dengan gangguan jiwa yang berat
harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk
pemberian obat pada wanita hamil. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi
perilaku, psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
Meskipun masa bayi sering dianggap masa bayi baru lahir,label masa bayi akan
digunakan untuk membedakannya dengan periode postnatal yang pada masa ini ditandai dengan
keadaan sangat tidak berdaya. Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa
bayi dalam 2 tahun pertama ini dengan menyebutnya periode vital,karena kondisi fisik dan
psikologi bayi merupakan pondasi yang kukuh untuk perkembangan dan pertumbuhan
selanjutnya.
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja.
Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya

Karakteristik Perilaku : 
Target Prilaku bayi
perkembangan
Perkembanngan  Tidak langsung menagis saat bertemu dengan orang
yang normal : lain
berkembangnyarasa  Menolak saat digendong oleh orang yang tak
percaya dikenalnya

33
 Menangis saat digendong oleh orang yang tak
dikenalnya
 Menangis saat tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit,
panas)
 Bereaksi senang saat ibunya datang menghampiri
 Menangis saat ditinggalkan ibunya
 Memperhatikan/memandang ayah ibunya/ orang yang
mengajaknya bicara
 Mencari suara ibu/orang lain yang memasnggil
namanya
Penyimpangan  Menangis menjerit-jerit saat ditinggal ibunya
perkembangan :  Tidak mau berpisah sama sekali dengan ibunya
berkembangnya rasa  Tidak mudah berhubungan dengan orang lain
tidak percaya  Menangis Berkepanjangan

Masa toddler yang berada pada usia 12 sampai 36 bulan merupakan masa eksplorasi
lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana semua terjadi. Meskipun
bisa menjadi saat yang sangat menantang bagi orang tua dan anak karena masing-masing belajar
untuk mengetahui satu sama lain dengan lebih baik, pada masa ini merupakan periode penting
untuk mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian
Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler di Indonesia cukup besar, yaitu sekitar
17.091.762 jiwa dari 87,9 juta anak Indonesia. Anak dalam usia toddler, dimana pada masa
tersebut memerlukan pembinaan terhadap tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas yang dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi
penyimpangan tumbuh kembang anak sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara,
bahasa, sosialisasi dan kemandirian berlangsung optimal sesuai umur anak.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada ibu hamil. Kami selaku penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
34
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi.

Bagi keluarga Hendaknya keluarga selalu memantau dan mengontrol perkembangan bayi
khususnya perkembangan psikososial karena pola perkembangan psikososial sangatlah
berpengaruh terhadap pola perkembangan bayi selanjutnya dalam melakukan orientasi dan
komunikasi terhadap orang lain dan dunia luar, dan untuk perawat sebaiknya harus memahami
dan mengerti secara teoritis mengenai perkembangan psikososiak bayi karena ini sangat penting
dan berpengaruh terhadap bagaimana cara perawat dalam melakukan komunikasi kepada bayi
pada saat akan melakukan tindakan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Dariyo, A. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung : PT Refika
Aditama

Mansur, H. 2014. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Keliat, B. A. 2006. Modul IC-CMHN. Jakarta : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas


Indonesia

35
https://id.scribd.com/document/423648098/Askep-Sehat-Jiwa-Bumil-Dan-Bayi-Revisi

36

Anda mungkin juga menyukai