Proses merupakan suatu rangkaian aktivitas untuk mengubah input menjadi output.
Selain itu, proses juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas untuk mencapai
tujuan tertentu. Seperti telah dijelaskan pada bagian terdahulu tujuan sistem pengendalian
manajemen adalah untuk memotivasi para manajer agar bekerja terbaik (optimum)
dalam mencapai tujuan organisasi serta terciptanya goal congruence. Dengan demikian,
proses pengendalian manajemen merupakan rangkaian kegiatan/aktivitas untuk mencapai
tujuan pengendalian manajemen. Proses pengendalian manajemen dapat digambarkan sebagai
berikut:
Yes
Was
Responsibility Report
Strategic performance
Budgeting center actual versus
planning satisfactory?
performance plan
No
Feedback
Communication
1
e. Kompensasi Manajemen (Management Compensation)
PENETAPAN TUJUAN (GOAL), VISI DAN STRATEGI
Pengendalian manajemen merupakan proses implementasi strategi. Oleh harena itu,
berdasarkan gambar di atas, proses pengendalian manajemen diawali dengan perumusan goal
and strategies.
Tujuan (goal) merupakan keadaan (kondisi) yang hendak diciptakan pada masa yang
akan datang. Rumusan tujuan (goal) sifat umum, ideal dan jangka panjang. Pada organisasi-
organisasi masa kini, tujuan organisasi seringkali bahkan pada umumnya diistilahkan
dengan visi.
Visi adalah suatu pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu yang akan
diciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, suatu keadaan yang ingin diwujudkan yang
belum pernah dialami sebelumnya. Pada hakikatnya visi menggambarkan suatu cita cita
organisasi. Seorang leader yang memiliki visi adalah leader yang memiliki kemampuan untuk
berfikir melampaui realitas sekarang, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum
pernah ada, dan kemampuan untuk mencapai suatu kondisi yang belum pernah dialami
sebelumnya.
Perumusan visi menyangkut kondisi masa depan, bersifat ideal, dan mencakup
jangka waktu yang panjang bahkan tidak berbatas waktu. Berbicara masa depan tidak akan
terlepas dari berbagai perubahan yang terus menerus terjadi. Pada umumnya, perubahan
perubahan tersebut menyangkut kondisi yang semakin sulit dan berat. Karena visi pada
hakikatnya merupakan perubahan semakin berat dan banyak tantangan, seringkali perubahan
dapat diibaratkan dengan “swimming upstream,” maka perwujudan visi menuntut organisasi
melakukan “long and rocky journey,” yang membutuhkan energi yang luar biasa besarnya.
Sudah barang tentu, perwujudan visi akan menuntut banyak energi yang harus
disalurkan. Oleh karena itu, energi yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut perlu
digali dari dalam diri setiap anggota organisasi dengan menanamkan keyakinan dasar tentang
kebenaran visi dan perjalanan untuk mewujudkan visi. Penyaluran energi setiap anggota
organisasi ke perjalanan untuk mewujudkan visi tersebut perlu digali dari dalam diri setiap
anggota organisasi dengan menanamkan keyakinan dasar tentang kebenaran visi dan
perjalanan untuk mewujudkan visi.
Penyaluran energi setiap anggota organisasi ke perjalanan untuk mewujudkan visi
hanya dapat dilakukan dengan cara :
(a) pengkomunikasian visi secara jelas kepada seluruh anggota organisasi,
2
(b)pengkomunikasian tentang kebenaran visi organisasi dan perjalanan untuk
mewujudkannya.
Keberhasilan pengkomunikasian visi organisasi dan perjalanan untuk mewujudkannya
kepada setiap anggota organisasi akan mengubah visi organisasi menjadi shared vision.
Proses manajemen untuk mencapai visi harus diawali dengan perumusan strategi.
Strategi merupakan pola tindakan atau pendekatan utama yang ditempuh oleh perusahaan
untuk mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya perusahaan dalam mewujudkan
visinya. Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu cara atau rencana-rencana pokok dalam
mencapai tujuan atau visi organisasi.
Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif, strategi sangat menentukan
kemampuan perusahaan dalam memenangkan persaingan untuk memperebutkan perhatian
customers. Oleh karena itu, dalam perumusan strategi harus memperhatikan berbagai
karakteristik bisnis masa kini.
Karakteristik bisnis masa kini secara langsung maupun tidak langsung merupakan
perwujudan dampak peristiwa dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Peristiwa dan
perubahan tersebut telah berdampak baik terhadap lingkungan pasar maupun non-pasar
(market and non market environment).
Perkembangan lingkungan bisnis telah mengakibatkan manusia pada masa kini hidup
dalam empat zaman sekaligus (Mulyadi et all 2001). Zaman tersebut adalah zaman globalisasi
ekonomi, zaman teknologi informasi, zaman strategic quality management dan zaman
revolusi manajemen. Keempat zaman tersebut hingga saat ini belum mapan dan mungkin
masih akan berubah pada waktu-waktu mendatang. Hal tersebut merupakan akibat dari
semakin tingginya tingkat ketidakpastian dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
kehidupan bisnis.
3
Proses globalisasi ekonomi secara garis besar ditandai dengan empat proses yang meliputi
mobilitas, keserentakan, pencarian jalan bebas hambatan, dan kemajemukan. Keempat proses
tersebut telah mendorong peningkatan aktivitas lintas negara dalam berbagai aspek
kehidupan. Aktivitas tersebut telah mampu membuat masyarakat dunia menjadi seperti
masyarakat dalam suatu kampung. Interaksi manusia di berbagai negara dengan mudah, cepat
bahkan hampir sekejap.
Mobilitas. Proses ini telah mendorong percepatan aliran berbagai sumber daya ke
seluruh pelosok dunia. Semula, yang mengalir dengan lancar dan cepat adalah aliran modal
atau sumber daya finansial. Sekarang, percepatan aliran tersebut telah semakin luas sampai
pada aliran tenaga kerja dan ide. Tenaga kerja dengan mudah berpindah dari negara ke negara
dengan begitu cepat dan mudah.
Keserentakan. Perkembangan teknologi dan transportasi hampir dapat diikuti oleh
semua negara dengan relatif serentak. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan
transportasi tidak perlu memakan waktu lama untuk diikuti oleh negara-negara lain di dunia.
Pencarian jalan bebas hambatan. Proses globalisasi telah diwarnai dengan berbagai
usaha penghilangan berbagai hambatan yang mengungkung dunia bisnis antar negara. Setiap
hambatan baik menyangkut monopoli, atau regulasi pemerintah telah diupayakan hapus
dengan berbagai cara.
Kemajemukan. Kemajemukan telah mengikuti proses globalisasi. Kemajemukan ini
telah membuat lingkungan bisnis menjadi tidak menentu (turbulen). Dalam situasi semacam
ini organisasi khususnya perusahaan dipaksa untuk mampu merespon dengan cepat terhadap
semua kejadian.
Lingkungan bisnis dibzaman globalisasi ekonomi membawa dampak terhadap
perusahaan terutama yang menyangkut pelanggan (customer), persaingan (comp-tition), dan
perubahan (change). Akibatnya, pada zaman ini, customer menjadi pemegang kendali bisnis,
persaingan semakin tajam, perubahan menjadi meningkat berlipat ganda.
4
3. trend pergeseran ke responsibility-based organization,
4. perdagangan berjalan melalui jalan raya elektronik,
5. kekayaan lebih banyak dihasilkan dari human assets dari pada financial assets,
6. kekayaan intelektual menjadi kekayaan perusahaan yang paling berharga.
5
13. Dari keunggulan kompetitif jangka panjang ke inovasi berkelanjutan keunggulan
kompetitif
14. Dari bersaing di pasar yang telah ada ke bersaing dalam pasar masa depan
Sehubungan hal tersebut, Mulyadi (2001) menyebutkan tujuh tahap utama dalam
perumusan strategi yaitu:
1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan,
2. Penentuan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan tujuan (goals),
3. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)
4. Analisis portofolio
5. Perumusan peluang dan masalah utama
6. Identifikasi dan evaluasi alternatif strategi
7. Perumusan strategi
`Dari ketujuh langkah tersebut terdapat hal yang sangat penting terkait dengan
perumusan strategi yaitu perumusan misi organisasi. Misi adalah jalan pilihan (the chosen
track) suatu organisasi untuk menyediakan produk/jasa bagi customer-nya. Perumusan misi
adalah suatu usaha untuk menyusun peta perjalanan. Setiap organisasi menjalani kehidupan di
dunia yang tidak berpeta (uncharting world ). Oleh karena itu, kemampuan organisasi untuk
membuat peta yang secara akurat menggambarkan dunia yang dimasuki, memberikan
kesempatan bagi organisasi tersebut untuk menyediakan produk/jasa yang memenuhi
kebutuhan customer-nya, sehingga menjanjikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan
organisasi.
Perumusan misi yang jelas sangat diperlukan untuk memberikan panduan bagi seluruh
anggota organisasi terutama menyangkut berbagai hal yang harus dilakukan dalam mencapai
visi organisasi. Perumusan misi juga diperlukan bagi organisasi agar seluiruh anggota
organisasi dapat bekerja optimal untuk menjadikan organisasi bermakna bagi masyarakat luas.
Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa misi organisasi dirumuskan dengan mencari
jawaban atas lima pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana asumsi terhadap yang akan dilayani oleh organisasi
2. Kebutuhan apa yang akan dipenuhi
3. Siapa customer yang akan dilayani
4. Dalam bisnis apa organisasi berada
5. Apa yang terbaik dilakukan
6
Misi harus dirumuskan sesingkat-singkatnya supaya mudah diingat. Walaupun
dirumuskan dalam satu kalimat, misi secara eksplisit dan implisit harus mampu menjawab
kelima pertanyaan tersebut.
Sebagai contoh dapat diilustrasikan sebuah perusahaan angkutan udara yang
merumuskan misi: menyediakan layanan angkutan udara domestik dan internasional yang
nyaman dan ekonomis.
Berdasarkan rumusan misi tersebut jawaban atas kelima pertanyaan terkait dengan
perumusan misi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana asumsi terhadap yang akan dilayani oleh organisasi
Setiap orang membutuhkan layanan angkutan udara baik domestik maupun
internasional yang nyaman, aman dan ekonomis
2. Kebutuhan apa yang akan dipenuhi
Layanan angkutan udara baik domestik maupun internasional
3. Siapa customer yang akan dilayani
Orang-orang yang memerlukan layanan angkutan udara baik domestik maupun
internasional
4. Dalam bisnis apa organisasi berada
Dalam bisnis angkutan udara
5. Apa yang terbaik dilakukan
Menyediakan layanan angkutan udara yang nyaman dan ekonomis
Selain misi, dalam perumusan strategi harus dirumuskan pula filosofi atau keyakinan dasar
dan nilai dasar. Filosofi atau keyakinan dasar adalah keyakinan tentang kebenaran visi dan
kebenaran jalan yang dipilih untuk mewujudkan visi. Nilai dasar adalah nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh organisasi dalam perjalanan mewujudkan visi. Nilai dasar memberikan
batasan dalam pemilihan cara-cara yang ditempuh dalam perjalanan mewujudkan visi. Nilai
dasar membentuk perilaku yang diharapkan dari anggota organisasi dalam perjalanan
mewujudkan visi organisasi.
Hubungan misi, visi, keyakinan dasar, dan nilai dasar dapat dijelaskan sebagai beriklut (lihat
pula gambar) :
7
1. Pertama kali organisasi perlu menetapkan misi, yang merupakan the chosen track untuk
menyediakan produk/jasa bagi customer-nya. Misi ditetapkan berdasarkan asumsi tentang
lingkungan yang akan dimasuki oleh organisasi.
2. Organisasi mengamati trend perubahan di masa depan. Hasil trend watching ini kemudian
digunakan untuk melakukan envisioning, yang merupakan penggambaran visi, suatu
kondisi yang diwujudkan di masa depan.
3. Perjalanan untuk mewujudkan visi melalui the chosen track (misi) menuntut perilaku
tertentu dari para anggota organisasi. Perilaku yang diharapkan dari anggota organisasi
diwujudkan melalui nilai dasar yang perlu dijunjung tinggi oleh setiap anggota organisasi.
Tanpa nilai dasar yang ditetapkan sebagai perilaku yang diharapkan, perjalanan untuk
mewujudkan visi akan dilakukan berdasarkan prinsip yang salah: “ tujuan menghalalkan
cara.” Dalam gambar berikut, nilai dasar dijelaskan sebagai pemandu bagi personnel
perusahaan dalam pengambilan keputusan di sepanjang perjalanan mewujudkan visi
organisasi.
8
Hubungan visi, misi, keyakinan dasar dan nilai dasar digambarkan sebagai berikut :
NILAI DASAR
MISI KEYAKINAN DASAR VISI
Misi merupakan jalan Nilai dasar memberikan panduan bagi personel Visi merupakan kondisi masa depan
pilihan untuk menuju dalam pengambilan keputusan di sepanjang yang hendak diwujudkan, yang
masa depan perjalanan mewujudkan visi organisasi dirumuskan berdasarkan hasil
trendwatching dan envisioning
Gambar Hubungan antara Misi, Visi, Core Beliefs, dan Core Values
Sumber: Mulyadi (2001)