Anda di halaman 1dari 9

2.

Pengujian hipotesis deskripsi ke dua, rumusan rumusan hipotesisnya adalah:


Rata-rata situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka paling rendah 40% dari yang
diharapkan.
Ho : µ ≥ 40 % ≥0,40 x 72 = 28,8
Ha : µ ≥ 40 % ≥0,40 x 72 = 28,8
Pengujian menggunakan uji pihak kiri

X−µ ˳ 46,7−28,8
t= =
s 4,79 = 24,913
√n √44

Harga t hitung = 24,813. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan harga t tabel


dengan d k 43 dan α = 5%. Harga t tabel = 1,682. Harga t hitung (24,813) ternyata
jatuh pada daerah penerimaan Ho, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa situasi kepemimpinan di SMA
Widyaloka paling rendah 40% dari yang di harapkan dapat diterima, atau tidak
terdapat perbedaan antara yang diduga dalam populasi dengan data yang terkumpul
dari sampel. Hasil perhitungan terhadap data yang terkumpul dari sampel. Hasil
perhitungan terhadap data sampel diperoleh nilai situasi kepemimpinan = 64,9%.

Daerah Daerah
Penerimaan Penerimaan
Ha Ho

1,68 24,81

Gambar 9.2. Uji Hipotesis Pihak kiri

3. pengujian hipotesis deskriptif yang ketiga, rumusa hipotesisnya adalah:


Iklim kerja organisasi di Kabupaten Pringgondani sama dengan 60% dari yang
diharapkan
Ho : µ = 60% = 0,6 x 56 = 33,6
Ha : µ ≠ 60% ≠ 0,6 x 56 = 33,6
Untuk ini pengujian menggunakan uji dua pihak

X−µ ˳ 36,39−33,6
t= =
s 4,51 = 4,10
√n √ 44

Selanjutnya harga t tersebut dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk = n-


1 = (44 – 1 = 43) dengan taraf kesalahan α = 5%, maka harga t tabel pada uji dua
pihak = 2,01785 (dengan interpolasi). Karena t hitung lebih besar dari harga t tabel,
(4,10 > 2,01785) atau jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka Ho ditolak hdan Ha
diterima.
Jadi hipotesis yang menyetakan bahwa iklim oeganisasi di SMA Widyaloka
sam dengan 60% dari yang diharapkan ditolak. Berdasarkan pembuktian iklim kerja
organisasi tidak sama dengan 60%, yaitu 64,9% (dari perhitungan sampel diperoleh
nilai iklim kerja organisasi = 64,9%).

Daerah Daerah
Penerimaa Penerimaa
n n
Ha Ho

1,68 24,81

Gambar 9.3. Uji Hipotesis Dua


Pihak
b. Pengujian Hipotesis Asosiatif (Hubungan)
hipotesis asosiatif diuji dengan teknik korelasi. Terdapat berbagai macam
teknik korelasi, yaitu korelasi Pearson Product Moment (r) Korelasi Rasio (ŋ),
Korelasi Spearman Rank (ρ), Korelasi Biserial (rb), Korelasi Point Biserial (φ),
Korelasi Tetrachoric (rt),
Korelasi Kontinency (C), dan Korelasi Kendall’s Tau (τ), Korelasi Ganda, Korelasi
Parsial. Kapan masing-masing teknik korelasi tersebut digunakan tergantung jenis
data yang dikorelasikan serta jumlah veriabel yang akan dikorelasikan.
Dalam contoh analisis ini data yang akan dikorelasikan berbentuk interval, dan
dari sumber data yang sama. Untuk itu teknik korelasi yang digunakan adalah
korelasi Pearson Product Moment. Dalam contoh ini terdapat lima hipotesis
asosiatif, yang terdiri atas tiga korelasi sederhana (hubungan antara satu variabel
independen dan satu dependen), satu korelasi ganda (hubungan antar dua atau lebih
variabel independen dengan satu atau lebih variabel dependen), dan satu korelasi
parsial (korelasi yang salah satu atau lebih variabelnya dikendalikan atau dibuat
tetap). Hipotesisnya adalah sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim organisasi SMA Widyaloka.
2. Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara situasi kepemimpinan
dengan iklim organisasi SMA Widyaloka.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan situasi kepemimpinan di SMA Widyaloka.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan situasi kepemimpinan secra bersama-sam dengan iklim
organisasi SMA Widyaloka.
5. Bila variabel situasi kepemimpinan dikendalikan atau dibuat tetap, Terdapat
hubungan yang positifdan signifikan antara situasi kepemimpinan dengan
iklim organisasi SMA Widyaloka.
Rumusan korelasi product moment antara lain seperti rumus 9.2 dan 9.3
Ʃxy
rᵪᵧ = rumus 9.2
√(Ʃ x 2 )( Ʃ y 2)

nƩxᵢyᵢ −( Ʃxᵢ )( Ʃyᵢ )


rᵪᵧ= rumus 9.3
√ {nƩ xᵢ2−¿ ¿ ¿

Rumus 9.3 digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan


regresi. Berikut ini sebelum dilakukan pengujian hipotesis akan diberi contph
perhitungan korelasi yang sederhana. Perhitungan menggunakan rumus 9.2 untuk
menguji hipotesis hubunngan.
Contoh :
Diduga ada hubungan antara penghasilan dan pengeluaran. Untuk
keperluan itu dari populasi 100 orang, diambil sampelnya sebanyak 10
orang, untuk ditaya tentang penghasilan dan pengeluaran selama satu
bulan. Data penghasilan (X) dan pengeluaran (Y), serta cara
perhitungannya ditunjukkan pada tabel 9.8 berikut.
Dari tabel 9.8 berikut terlihat bahwa rata-rata penghasilan = 7 x 100 ribu dan
rata- rata pengeluaran 2x 100 ribu. Dari tabel terlihat Ʃ x² = 20; Ʃ y² = 10. Harga-
harga tersebut selanjutnya dimasukkan dlam rumus 9.2.
10
rᵪᵧ= =0,9129
√(20)(6)

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif
sebesar 0,9129 antara penghasilan dan pengeluaran. Untuk dapat memberi
interpretasi terhadapa kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti
yang tertera pada tabel 9.9.
TABEL 9.8
JUMLAH PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
TIAP BULAN 10 ORANG PENGAWAI
No. Pend./bl. Pend./bl. (X1-X) (Y1-Y)
Respon. x100.000 x100.000 (x) (y) (x²) (y²) (xy)
(X) (Y)
11 8 3 +1 +1 1 1 1
2 9 3 +2 +1 4 1 2
3 7 2 0 0 0 0 0
4 6 2 -1 0 1 0 0
5 7 2 0 0 0 0 0
6 8 2 +1 0 1 0 0
7 9 3 +2 +1 4 1 2
8 6 1 -1 -1 1 1 1
9 5 1 -2 -1 4 1 2
10 5 1 -2 -1 4 1 2
Jumlah 70 20 0 0 20 6 10

Rata-rata X = 70 : 10 = 7 Ʃ(x²) = 20 Ʃ xy = 10
Rata-rata Y = 20 : 10 = 2 Ʃ(y²) = 6

TEBEL 9.9
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI
KOEFISIEN KORELASI
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tebel 9.9 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan


sebesar 0,9129 termasuk pada kategori sangat kuat. Jadi terapat hubungan yang
sangat kuat antara penghasialn dan pengeluaran. Hubungan tersebut baru berlaku
untuk sampel yang 10 orang tersebut. Untuk menguji signifikan hubungan, yaitu
apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang
berjumlah 100 orang., maka perlu diuji signifikannya. Rumus uji signifikan korelasi
product moment ditunjukkan pada rumus 9.4 berikut.

r √n−2
t= Rumus 9.4
√ 1−r ²

0,9129 √ 10−2
t= =6,33
√ 1−0,9129

Harga t tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan


5% uji dua pihak dan dk = n – 2 = 8, maka diperoleh t tabel = 2,306. Hal tersebut
digambarkan seperti berikut.

Daerah Daerah
Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
penerimaan
Ho
0,025 0,025

-6,3258 -2,306 2,306 6,325

Gambar 9.3. Uji signifikan koefisien korelasi dengan uji dua pihak

Untuk contoh diatas berlaku hipotesis statistik sebagai berikut.


Ho : µ = 0 (tidak ada hubungan)
Ha : µ ≠ 0 (ada hubungan)
Berdasarkan perhitungan dan yang ditunjukkan pada gambar, maka
dinyatakan bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho, maka dapat dinyatakan
hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara penghasilan dan
pengeluaran ditolak, dan hipotesis alternatif diterima. Jadi kesimpulannya koefisien
korelasi antara penghasilan dan pengeluaran sebesar 0,9129 adalah signifikan,
artinya koefisien tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi
dimana sampek yang 10 orang diambil.
Uji signifikan korelassi product moment secara praktis, yang tidak perlu
dihitung, tetapi langsung dikonsultasikan pada tabel r product moment (tabel III
lampiran). Dari tabel III dapt dilihat bahwa, untuk n = 10, taraf kesalahan 5%, maka
harga r tabel = 0,632. Ketentuannya bila r hitumh lebih kecil dari tabel. Maka Ho
diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel
(th >tabel) maka Ha diterima. Ternyata rh (0,9129) lebih besar dari r tabel (0,632).
Dengan demikian koefisien korelasi 0,9129 itu signifikansi. (hasilnya sam dengan
cara sebelumnya, dengan uji t).
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi,
dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi koefisien determinasi
untuk contoh diatas adalah 0,9129² = 0,83. Hal ini brarti varian yang terjadi pada
variabel penghasilan, 83,33% ditentukan oleh varian yang terjadi pada variabel
penghasilan. Pengertian sering diartikan pengaruh penghasilan terhadapat
pengeluaran yang tak terduga. Misalnya karena keluarga salit mendadak.
1) Pengujian Hipotesis Asosiatif No.1, hipotesisnya berbunyi:
Terdapt hungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim organisasi SMA Widyaloka.
Perhitungan korelasi dapat menggunkan tabel penolong seperti
ditunjukkan pada tabel 9.10.

Ʃ xy 495,45
r ᵪᵧ = 2 2
= =0,39
√( Ʃ x )( Ʃ y ) √ 1839,64 x 876,43

Jadi terdapat korelasi yang positif sebesar 0,39 antara gaya kepemimpinan
dengan iklim organisasi SMA. Apakah harga tersebut signifikan atau tidak maka
perlu diuji signifikannya dengan rumus t berikut atau membandingkan dengan tabel
korelasi (Tabel III, dalam lampiran )

r √ n−2
t=
√ 1−r ²

0,39 √ 44−2
t= =2,75
√ 1−0 , 39²
TABEL 9.10
DATA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) DAN
IKLIM ORGANISASI SMA WIDYALOKA (Y)
No. (X1-X) (Y1-Y)
Res (X1) (Y) (x) (y) (x²) (y²) (xy)
1 50 29 2.91 -7.39 8.48 54.56 -21.49
2 61 39 13.91 2.61 193.46 6.83 36.35
3 38 37 -9.09 0.61 82.64 0.38 -5.58
4 54 45 6.91 8.61 47.74 74.19 21.35
5 53 40 5.91 3.61 34.92 13.06 -32.85
6 38 40 -9.09 3.61 82.64 13.06 8.81
7 49 41 1.91 4.61 3.64 21.29 16.92
8 40 34 -7.09 -2.39 50.28 5.69 12.76
9 55 38 7.91 1.61 62.55 2.60 -29.24
10 39 40 -8.09 3.61 65.46 13.06 171.83
11 32 25 -15.09 -11.39 227.74 129.65 20.67
12 55 39 7.91 2.61 62.55 6.83 -4.56
13 49 34 -3.09 -2.39 3.64 5.69 52.31
14 55 43 -2.09 6.61 62.55 43.74 38.19
15 40 31 -4.09 -5.39 50.28 29.01 -1.76
16 46 38 -8.09 1.61 1.19 2.60 10.47
17 44 33 -2.09 -3.39 9.55 11.47 11.26
18 45 31 -5.09 -5.39 4.37 29.01 17.94
19 43 32 1.91 -4.39 16.74 19.24 51.67
20 39 30 9.91 -6.39 65.48 40.79 2.90
21 45 35 -2.09 -1.39 4.37 1.92 17.24
22 42 33 -4.09 -3.39 25.92 11.47 6.90
23 49 40 -2.09 3.61 3.64 13.06 -83.10
24 57 28 -5.09 -8.39 98.19 70.33 9.17
25 45 32 7.91 -4.39 4.37 19.24 5.67
26 43 35 9.91 -1.39 16.74 1.92 2.90
27 45 35 -1.09 -1.39 4.37 1.92 17.24
28 42 33 0.91 -3.39 25.92 11.47 20.67
29 55 39 -3.09 2.61 62.55 6.83 -23.65
30 57 34 1.91 -2.39 98.19 5.69 -3.94
31 46 40 -0.09 3.61 1.19 13.06 0.56
32 48 37 -3.09 0.61 0.83 0.38 1.19
33 44 36 9.91 -0.39 9.55 0.15 6.90
34 49 40 -2.09 3.61 3.64 13.06 -0.06
35 47 37 7.91 0.61 0.01 0.38 -11.17
36 44 40 7.91 3.61 9.55 13.06 65.54
37 57 43 0.91 6.61 98.19 43.74 2.90
38 45 35 1.91 -1.39 4.37 1.92 44.40
39 55 42 -6.09 5.61 62.55 31.51 12.76
40 55 38 -8.09 1.61 62.55 2.60 -3.99
41 48 32 0.91 -4.39 0.83 19.24 8.81
42 49 41 1.91 4.61 3.64 21.29 14.54
43 41 34 -6.09 -2.39 37.10 5.69 -53.51
44 39 43 -8.09 6.61 65.46 43.74 -53.51
Ʃ 2072 1601 0.00 0.00 1839.64 876.43 495.45
Rata 47.09 36.39
-rata
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk
kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n – 2 = 42, maka diperoleh t tabel = 2,02. Hal
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Daerah Daerah
Penerimaan Penerimaan
Ha Ho

-2,75 -2,02 2,02 2,75

Gambar 9.5. Uji signifikan koefisien korelasi dengan uji dua pihak

Berdasarkan hasil tersebut maka dinyatakan bahwa t hitung jatuh pada dearah
penolakan Ha, maka dapat dinyatakan bahwa korelasi antara gaya kepemimpinan
dan iklim kerja sebesar 0,39 adalah signifikan dan sehingga dapat digeneralisasikan
untuk populasi dimana sampel diambil (Ho : tidak ada hubungan ditolak)
Bila menggunakan r tabel untuk n = 44 dan kesalahan 5% maka r tabel =
0,297, sedangkan untuk r hitung adalah 0,41. Ketentuan bila r hitung lebih kecil
dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung
lebih besar dari r tabel (rh)> rt) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r
hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0,39 itu
signifikan (hasilnya sama dengan cara sebelumnya, dengan uji t).
Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya.
Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai
variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah).
Analisis regresi yang lebih lengkap diberikan pada contoh 2.
Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor)dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Y’ = a = b X Rumus 9.5

Y’ = Nilai yang di prediksikan


a = Konstanta atau bila harga X = 0
b = koefisien regrei
X = Nilai Variabel independen
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu
harga s da b. Cara menghitung harga a dan b dapat dilihat pada buku lain yang saya tulis yang
berjudul “statistik untuk penelitian”. Berdasarkan perhitungan ditemukan harga a = 23,704
dan harga b 0,269. Persamaan regresi yang digunakan untuk meprediksi iklim kerja
organisasi berdasarkan gaya kepemimpinan adalah Y’ = 23,704 + 0,269 X. Hal ini berarti bila
kualitas gaya kepemimpinan kepala sekolah ditingkatkan sampai nilai 72, maka iklim
organisasi akan menjadi 43,094.

Anda mungkin juga menyukai