NILAI PANCASILA
Diawali dengan dinamika perubahan dalam era reformasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia melalukan perubahan dan pembangunan dalam
segala bidang. Bangsa Indonesia berharap terjadi transformasi nilai-nilai Pancasila
yang mencerminkan indentitas dan integrase bangsa. Nilai-nilai Pancasila itu sendiri
memiliki 45 butir.
Pada awal reformasi tentang Ketetepan MPR, Nomor XVIII/ MPR/1998,
tentang pencabutan Ketetapan MPR nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P-4) atau Ekaprasetia Pancakarsa yang
terhitung sejak tanggal, bulan, dan tahun pencabutan, maka penataran P-4 sebagai
salah satu bentuk metode dan teknik pembelajaran nilai-nilai Pancasila sudah tidak
boleh dilaksanakan lagi.
Dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional diselenggarakan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip , yakni
pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna.
Selain itu dalam penyelenggaraan juga harus dalam suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran melalui mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat memberdayakan
semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan. Tetapi dalam Undang-undang tersebut
Pendidikan Pancasila tidak disebut sebagai mata kuliah wajib diperguruan tinggi
sehingga beberapa universitas menggabungkannya dalam materi Kewarganegaraan.
Dalam hal ini nilai-nilai Pancasila yang sudah menjadi dasar negara, ideology
negara dan sistem filsafat, sebagai pandangan hidup bangsa, keberdaannya semenjak
revormasi sangat menyedihkan, diabaikan dan hampir ditinggalkan. Oleh lembaga-
lembaga pemerintah yang berkompoten dalam mmentrasnformasi nilai-nilai ideologi
Pancasila. Akibatnya terjadi penurunan pemahaman pengetahuan tentang ideologi
Pancasila, dan tergerusnya metalitas bangsa yang berdampak pada maraknya sikap
dan perilaku intoleransi, pergaulan bebas dan tumbuh sumbur profesi perempuan
pekerja seksual, korupsi, pengedaran narkoba, kriminalitas begal dan perampokan
sadis, dan adanya gerakan-gerakan fundamental yang berupaya merubah ideologi
Pancasila dengan idelogi lain seperti ideologi komunis dan islam radikal.
Memahami kondisi seperti itu, pemerintah bertekad untuk melakukan revolusi
mental terutama mengembalikan keyakinan dan pemahaman bangsa Indonesia yang
sudah hamper gagal paham terhadap nilai-nilai ideology Pancasila dengan
menguatkan penndidikan karakter bangsa melalui pendidikan bela negara yang
dikomandai kementerian pertahanan dan keamanan Republik Indonesia,
pemberdyaan revolusi mental yang dikoordinir kementrian Koordinator bidang
sumber daya manusia, dan pemantapan dan pembinaan ideologi bangsa dengan
mendirikan unit kerja presiden pembinaan idelogi Pancasila (UKP-PIP).