Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN KINERJA

INSTANSI
PEMERINTAH
Tahun 2018

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG


Jl. Daan Mogot No.69, Sukarasa, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15111
https://dinkes.tangerangkota.go.id/
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat kepada kita semua sehingga Laporan Kinerja Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Tahun 2018 dapat tersusun. LKIP Dinas Kesehatan ini tersususn
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah serta berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini merupakan


laporan kinerja tahunan yang merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan
fungsi Dinas Kesehatan dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik dan juga merupakan alat kendali atau alat pemicu kinerja
setiap unit organisasi di lingkungan Dinas Kesehatan didalamnya memuat gambaran
mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis tahunan yang diukur berdasarkan
Indikator Kinerja Utama

Sebagaimana telah ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kota Tangerang


Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta
Peraturan Walikota Tangerang Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan maka
Dinas Kesehatan Kota Tangerang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan.

Dalam menjalankan tugas tersebut Dinas Kesehatan mengemban Visi


“Menjadi Penggerak Dalam Mewujudkan Masyarakat Kota Tangerang Yang Sehat
Dan Mandiri”. Dalam mencapai Visi diatas, Dinas Kesehatan menetapkan 4 (empat)
Misi yaitu (1) Mewujudkan Tata Kelola Kelembagaan yang berkualitas dan Sumber
Daya Aparatur yang Profesional; (2) Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang
Terjangkau dan Berkualitas; (3) Mewujudkan Upaya Pengendalian Penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan yang efektif berbasis Lingkungan dan

i
masyarakat; (4) Meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam
mewujudkan keluarga sehat.

Kami menyadari bahwa untuk melaksanakan visi dan misi dibidang kesehatan
yang diamanahkan oleh Pemerintah Kota Tangerang dan masyarakat tidak lepas
dari kekurangan–kekurangan dan kendala–kendala yang dihadapi, namun dengan
mengajak peran serta aktif seluruh masyarakat Kota Tangerang, maka dapat
terwujud kondisi yang lebih baik bagi masyarakat.

Dengan tersusunnya LKIP Dinas Kesehatan Kota Tangerang ini, dapat


menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja yang nantinya akan diperoleh
manfaat dan umpan bailik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja Dinas kesehatan
di masa yang akan datang.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada seluruh jajaran pegawai dan
karyawan Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang telah membantu dalam proses
penyusunannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang, Februari 2019

KEPALA DINAS KESEHATAN


TANGERANG

dr. Hj. Liza Puspadewi, M.Kes


Pembina Utama Muda / IVc
NIP. 196107131989112001

ii
IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2018 ini disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan saasaran sebagaimana
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2018.
Didalamnya memuat gambaran mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis
tahunan yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2018, pengukuran kinerja dilakukan terhadap sasaran strategis
dengan 6 indikator yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2018.
Dari 6 indikator ada 5 indikator yang melampaui target (>100%) dan 1 indikator
(66.67%) belum mencapai target. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator
setiap sasaran startegis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:

SASARAN STARTEGI : Meningkatnya Aksessibilitas Kesehatan

Indikator Kinerja Target Realisasi %Capaian


Indeks Kesehatan 79,11% 79,12% 100,01%
Angka harapan Hidup 71,42% 71.43% 100,01%
Jumlah Kematian Ibu 4 6 66,67%
Jumlah Kematian Bayi 64 49 130,61%
Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit 75,02% 100,67% 134,19%
baru tuberculosis (TB)
Presentase balita gizi buruk (BB/TB) 0,08% 0,02% 358,43%

Dalam upaya pencapaian kinerja program-program Dinas Kesehatan Kota


Tangerang Tahun 2018, masih ditemui adanya permasalahan dan hambatan.
Namun demikian permasalahan dan hambatan yang ditemukan selama tahun 2018
tersebut senantiasa selalu diusahakan untuk dicarikan upaya pemecahan
masalahnya.
Adapun Permasalahan yang dihadapi sehingga 1 indikator yaitu jumlah
kematian ibu tidak tercapai disebabkan pendarahan, infeksi jalan lahir, atau
keracunan pada masa kehamilan. Hal tersebut berkaitan dengan status gizi, hygiene
sanitasi, kesadaran hidup sehat dan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan.

iii
Kondisi ini menunjukkan bahwa peran penolong kelahiran sangat penting bagi
keselamatan bayi dan ibu yang melahirkan. Indikator ini cukup memegang peranan
penting dalam melihat kondisi kesehatan untuk menggambarkan tingkat kemajuan
pelayanan kesehatan terutama pada saat kelahiran dimana risiko kematian sangat
tinggi, faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi nutrisi/gizi ibu dan bayi.Faktor
biologis yaitu usia ibu saat hamil, jarak kehamilan, penyakit yang menyertai yang
dapat menyebabkan kompilkasi kehamilan, Cakupan K4 yang belum optimal,
dimana ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal secara lengkap dan
Kurangnya fasilitas ICU di Rumah Sakit.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut maka tindak lanjut yang


akan dilakukan adalah :
 Mengoptimalkan antenatal care untuk memonitor kesehatan ibu dan bayi
selama dalam kandungan.
 Mengoptimalkan persalinan oleh tenaga kesehatan, dengan mendekatkan
akses pelayanan kesehatan melalui pelayanan persalinan di puskesmas.
 Menggalakan program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK) dalam
rangka pemenuhan gizi ( mencegah malnutrisi) bagi ibu hamil sampai anak
usia 2 tahun
 Dinas Kesehatan melakukan upaya peningkatan cakupan komplikasi
kebidanan dan bayi baru lahir melalui “Gerakan Penyelamatan Ibu Melahirkan
dan Bayi Baru Lahir” yang terfokus pada Penanganan Kegawatdaruratan ibu
melahirkan dan bayi baru lahir memalui jejaring dengan 32 Rumah Sakit, 36
Puskesmas dan Bidan praktek Mandiri se Kota Tangerang.
 Dinas Kesehatan meluncurkan program Sistem Rujukan Ibu dan Bayi
“SIJARIEMAS” (Sistem Jejaring Rujukan Expanding Maternal and Neonatal
Survival) yang mengawal rujukan kegawatdaruratan maternal neonatal
selama 24 jam 7 hari seminggu. Dengan adanya sistem dan Call Center
SIJARIEMAS, maka diharapkan mampu mengurangi rujukan touring hospital
dan dapat menjembatani komunikasi antara perujuk dan tempat rujukan.
 Penggalangan komitmen bersama dengan berbagai pihak Antara lain Rumah
Sakit, Puskesmas, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan (BPJS
Kesehatan), Palang Merah Indonesia (PMI), Organisasi Profesi, dan unsur

iv
masyarakat yang tergabung dalam FOPKIA (Forum Peduli Kesehatan Ibu dan
Anak)
 Pembentukan 273 Kelas Ibu hamil dan 68 Kelas Ibu Balita tersebar di seluruh
wilayah se-Kota Tangerang untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan
ibu balita.
 Pendampingan Ibu hamil dan balita resiko tinggi (Resti) oleh Kader
Kesehatan SRIKANDI (Sedari Dini Kawal Ibu Hamil dan Balita) dan juga
berbagai inovasi kesehatan yang mendukung penurunan angka kematian ibu
dan bayi oleh puskesmas

Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas


Kesehatan Kota Tangerang ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja
Dinas Kesehatan Kota Tangerang kepada pihak-pihak terkait baik sebagai
stakeholders ataupun fihak lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi
aktif untuk membangun Kota Tangerang.

v
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................... i


Ikhtisar Eksekutif ................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................ vi
Daftar Tabel .......................................................................................................... vii
Daftar Grafik .......................................................................................................... viii
Daftar Gambar ...................................................................................................... ix
Daftar Lampiran .................................................................................................... x

BAB I – PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Gambaran Umum Organisasi........................................................... 1
1.2 Tugas Dan Fungsi Dinas Kesehatan ................................................ 2
1.3 Permasalahan Utama Dan Isu Strategis .......................................... 8
1.4 Landasan Hukum ............................................................................. 9

BAB II – PERENCANAAN KINERJA ..................................................................... 11


2.1 Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Tangerang ..................... 11
2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) .......................................................... 17
2.3 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2018 .. 18

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA Tahun 2018 ............................................... 21


3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Tahun 2018 ...................................................................................... 21
3.2 Pengukuran, Evaluasi Dan Analisis Kinerja Sasaran Strategis ........ 24
3.2.1 Sasaran: Meningkatnya Aksesibilitas Kesehatan ............................. 24
3.2.1.1 Indikator Kinerja Sasaran: Indeks Kesehatan .................................. 25
3.2.1.2 Indikator Kinerja Sasaran: Angka Harapan Hidup (AHH) ................. 29
3.2.1.3 Indikator Kinerja Sasaran: Jumlah Kematian Ibu ............................. 34
3.2.1.4 Indikator Kinerja Sasaran: Jumlah Kematian Bayi ........................... 38
3.2.1.5 Indikator Kinerja Sasaran: Prevalensi Penyakit (Cakupan
Penanganan Penemuan Dan Penanganan Pasien Baru TB ............ 39
3.2.1.6 Indikator Kinerja Sasaran: Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB) .... 41

BAB IV – PENUTUP.............................................................................................. 45

vi
Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pegawai Dinas Kesehatan Kota Tangerang Berdasarkan Jabatan


Dan Pendidikan Terakhir Tahun 2018 .............................................. 5
Tabel 1.2 Rekapitulasi Aset Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2018... 7
Tabel 2.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi Dan Arah Kebijakan
Dinas Kesehatan Kota Tangerang ................................................... 12
Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Tahun 2018 ...................................................................................... 18
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2018 ............................. 19
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Tahun 2018 ........................................................... 21
Tabel 3.2 Evaluasi Pencapaian Indikator Sasaran ........................................... 24

vii
Daftar Grafik

Grafik 3.1 Indeks Kesehatan ................................................................................. 25


Grafik 3.2 Angka Harapan Hidup .......................................................................... 30
Grafik 3.3 Jumlah Kematian Ibu ............................................................................ 35
Grafik 3.4 Jumlah Kematian Bayi .......................................................................... 38
Grafik 3.5 Prevalensi Penyakit .............................................................................. 40
Grafik 3.6 Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB) .................................................. 42

viii
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang ..................... 4

ix
Daftar Lampiran

Peraturan Walikota Tangerang Nomor 68 Tahun 2018 Tentang


Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tangerang

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang


Nomor 050/62-Sekret/VII/Dinkes/2018 Tentang Penetapan Indikator
Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2014-2018

Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2018

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI


Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional yang berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dasar-dasar pembangunan kesehatan adalah norma, nilai kebenaran dan
aturan pokok yang besumber pada budaya bangsa Indonesia sebagai
landasan pemerintah untuk berpikir dan bertindak dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan harus berlandaskan
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada
kepentingan perorangan atau golongan. Pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan diarahkan agar memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Disamping itu juga
di laksanakan oleh pemerintah dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan
keten tuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Dalam upaya mendukung pemerintah dalam pembangunan kesehatan
serta untuk terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), sesuai
dengan pasal 3 UU nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraaan Negara
yang bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme disebutkan bahwa salah
satu asas umum penyelenggaraan negara adalah azas akuntabilitas. Dengan
1
azas akuntabilitas ini dapat menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Undang-Undang tersebut sejalan dengan
Inpres nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
pemerintah, dimana mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintah Negara mulai eselon II keatas, untuk
mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepadanya
berdasarkan perencanaan strategik yang telah dirumuskan. Setelah berlakunya
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, maka Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa penyelenggaraan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah dilaksanakan oleh Entitas
Akuntabilitas Kinerja SKPD.
Dinas Kesehatan sebagai salah satu unit organisasi eselon II dan entitas
akuntabilitas kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang juga
memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas. Penyampaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disebut LKIP Dinas
Kesehatan tahun 2018 ini dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran
strategis Dinas Kesehatan yang diukur berdasarkan Perjanjian Kinerja dalam
Renstra 2014-2018 Dinas Kesehatan, khususnya Penetapan Kinerja Tahun
2018.

1.2 TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN


Berlandaskan pada Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan
Walikota Tangerang Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan, Kedudukan
Dinas Kesehatan merupakan Perangkat Daerah Kota Tangerang yang
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan. Dinas

2
Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan visi, misi dan program Walikota
sebagimana dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Dinas kesehatan
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
 Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan di bidang
kesehatan;
 Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah di bidang kesehatan;
 Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;
 Pelaksanan ketatausahaan kedinasan;
 Pengelolaan UPT; dan
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

A. STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG


Dalam mendudukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya,
susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang adalah sebagai
berikut:
 Kepala Dinas;
 Sekretariat, yang membawahkan:
 Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian;
 Sub Bagian Keuangan;
 Sub Bagian Perencanaan.
 Bidang Kesehatan Masyarakat, yang membawahkan:
 Seksi Kesehatan Keluarga;
 Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat;
 Seksi Kesehatan Lingkungan.
 Bidang Pelayanan Kesehatan, yang membawahkan:

3
 Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional;
 Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
 Seksi Kefarmasian dan Pangan.
 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yang
membawahkan:
 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
 Seksi Surveilans, Imunisasi dan Krisis Kesehatan;
 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
 Bidang Sumber Daya Kesehatan, yang membawahkan:
 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
 Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
 Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan.
 UPT Pusat Kesehatan Masyarakat, yang terdiri dari 36 Puskesmas
 UPT Instalasi Farmasi;
 UPT Laboratorium Kesehatan Daerah;
 UPT Balai Pengobatan;
 Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 1.1
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT

SUB. BAG.
SUB. BAG. SUB. BAG.
UMUM DAN
KEUANGAN PERENCANAAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESEHATAN MASYARAKAT PELAYANAN KESEHATAN SUMBER DAYA KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

SEKSI PELAYANAN SEKSI SEKSI


SEKSI
KESEHATAN PRIMER DAN PENCEGAHAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN KELUARGA
KESEHATAN TRADISIONAL PENGENDALIAN PENYAKIT KESEHATAN

SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
PROMOSI KESEHATAN DAN
KESEHATAN GIZI PELAYANAN KESEHATAN SURVEILANS, IMUNISASI DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT RUJUKAN KRISIS KESEHATAN
MASYARAKAT

SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI PENCEGAHAN DAN
KEFARMASIAN DAN PANGAN PEMBIAYAAN DAN JAMINAN
KESEHATAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN
TIDAK MENULAR

UPT PUSKESMAS
UPT INSTALASI FARMASI
UPT LABKESDA
UPT BALAI PENGOBATAN

4
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, Dinas Kesehatan
dibantu oleh 803 orang pegawai dari berbagai keahlian dan latar belakang
pendidikan.
Adapun sumber daya yang mendukung dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Tangerang dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 1.1
Pegawai Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Berdasarkan Jabatan Dan Pendidikan Terakhir Tahun 2018
Nama Status
Kualifikasi Pendidikan (Terakhir) Golongan/Pangkat Diklat Struktural
Jabatan Jabatan

S SLT SLT Non PIM PIM PIM PIM


Isi D1 D2 D3 S1/D4 S2 S3 I II III IV
D P A PNS I II III IV

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kepala Dinas
1 1 1 1
Kesehatan
Sekretaris
Dinas 1 1 1 1
Kesehatan
Kepala Sub
Bagian Umum
1 1 1 1
dan
Kepegawaian
Kepala Sub
Bagian 1 1 1 1
Keuangan
Kepala Sub
Bagian 1 1 1
Perencanaan
Kepala Bidang
Bina
1 1 1 1
Kesehatan
Masyarakat
Kepala Seksi
Kesehatan 1 1 1 1
Keluarga
Kepala Seksi
Peningkatan
1 1 1
Gizi
Masyarakat
Kepala Seksi
Kesehatan
Lingkungan
1 1 1 1
dan
penyehatan
Pangan
Kepala Bidang
Pelayanan 1 1 1 1
Kesehatan
Kepala Seksi
Pelayanan
Kesehatan
1 1 1 1
Primer &
Kesehatan
tradisional
Kepala Seksi
Pelayanan
1 1 1 1
Kesehatan
rujukan
Kepala Seksi
kefarmasian
dan 1 1 1
perbekalan 1
kesehatan
Kepala Bidang
Pencegahan
dan 1 1 1 1
Pengendalian
Penyakit
Kepala Seksi
Pencegahan
dan
1 1 1 1
Pengendalian
Penyakit
Menular

5
Nama Status
Kualifikasi Pendidikan (Terakhir) Golongan/Pangkat Diklat Struktural
Jabatan Jabatan

S SLT SLT Non PIM PIM PIM PIM


Isi D1 D2 D3 S1/D4 S2 S3 I II III IV
D P A PNS I II III IV

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kepala Seksi
Pencegahan
penyakit tidak 1 1 1 1
menular dan
kesehatan jiwa
Kepala Seksi
Surveilanse,
Imunisasi, 1 1 1 1
&Krisis
Kesehatan
Kepala Bidang
Sumber Daya 1 1 1 1
Kesehatan
Kepala Seksi
Pembiayaan &
1 1 1
Jaminan
Kesehatan
Kepala Seksi
Sumber Daya
Manusia & 1 1 1
Sarana
Kesehatan
Kepala Seksi
Promosi
Kesehatan &
Pemberdayaa
1 1 1
n Masyarakat,
Kesehatan
Kerja &
olahraga
Kepala UPT
1 1 1 1
Labkesda
Kepala Tata
Usaha UPT 1
Labkesda
Kepala UPT
1 1 1 1
Kesda
Kepala Tata
Usaha UPT 1 1 1 1
Kesda
Kepala UPT
Instalasi 1 1 1 1
Farmasi
Kepala Tata
Usaha
1 1 1 1
Instalasi
Farmasi
Kepala UPTD
36 0 0 0 2 0 0 0 26 10 0 0 0 0 13 23 25
Puskesmas
Kepala Tata
Usaha UPTD 36 0 0 0 2 0 0 6 22 6 0 0 0 36 28
Puskesmas
Jabatan yang
1
terisi / kosong
50
Fungsional 55 16 246 166 18 39 404 58
1
Staf / 20
1 4 47 4 48 93 8 4 36 164 1
Pelaksana 5
80
Total 1 1 4 106 20 0 294 259 26 0 0 4 75 568 87 0 0 6 68
3

Sumber Daya yang ada tersebut, tersebar di Puskesmas dan di Dinas Kesehatan
Kota Tangerang

B. ASSET DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG


Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Tangerang
dapat berjalan dengan baik tidak hanya apabila didukung oleh personil
SDM yang terampil, tetapi juga apabila ketersediaan prasarana dan
sarana kerja yang digunakan memadai. Adapun rekapitulasi inventaris

6
aset Dinas Kesehatan Kota Tangerang sampai dengan Tahun 2018
adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2
Rekapitulasi Inventaris Aset
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2018

Kondisi
No Aset SKPD Satuan Tahun Perolehan Nilai (Rp)
Baik Sedang Rusak

1 TANAH M2 48,273 19,554,502,553

2 PERALATAN DAN MESIN

a Alat - alat Besar unit 0

b Alat - alat Angkutan unit 214 12 1995 s.d 2017 24.003.785.443

c Alat - alat Bengkel dan alat Ukur unit 99 4 2007, 2008, 2009, 2010, 702.527.732
2011, 2012, 2013, 2014,
2015, 2016, 2017
d Alat - alat Pertanian/Peternakan unit 0
e Alat - alat Kantor dan Rumah Unit 6382 642 2003, 2004, 2005, 2007, 13.208.330.228
tangga 2008, 2009, 2010,2015,
2016, 2017
f Alat - alat Studio unit 656 77 2003, 2007,2008, 2009, 4.691.158.301
2010, 2011, 2012, 2013,
2014, 2015, 2016,2017
g Alat - alat Kedokteran unit 2810 284 2003, 2004,2006,
2007,2008,2009,2010,
3.254.558.620
2011, 2012, 2013,2015,
2016,2017
h Alat - Alat Laboratorium unit 594 327 2002, 2003, 2005, 2004,
2006, 2007, 2009, 2011, 22.131.158.124
2012,2015, 2016,2017
i. Alat - alat Keamanan unit 2 1 2017,2018 68.969.265
3 GEDUNG DAN BANGUNAN
a. Bangunan Gedung buah 51 1 2003, 2006, 2009, 2010,
83.003.085.670
2011, 2013, 2016, 2017
b. Bangunan Monumen buah
4 JALAN, IRIGASI DAN JEMBATAN -
a. Jalan dan Jembatan -
b. Bangunan Air/Irigasi unit
c. Instalasi buah 18 8 2003, 2016, 2017 3.776.616.650
d. Jaringan - 14 1,162,280,332
5 ASET TETAP LAINNYA
a. Buku Perpustakaan buah
b. Barang Bercorak buah 0 1 2016 7,999,200
Kesenian/Kebudayaan
c. Hewan -
6 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN -
ASET LAINNYA -
a. Aset Tak Berwujud (Software) buah 6 5 2007,2009,2015,2017 466.042.892
b. Aset Tak Berwujud (Kajian) -
c. Kerjasama dengan Pihak Ketiga -
7 BELANJA BARANG DAN JASA
a. Belanja Barang Pakai Habis -
Jumlah 10.846 1.362 1746.222.602.010

Sumber: Sub Bag Umum dan Kepegawaian Dinkes Kota Tangerang, 2018

7
1.3 PERMASALAHAN UTAMA DAN ISU STRATEGIS
Pembangunan kesehatan periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
Isu strategis yang menjadi sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional Kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, Obat dan Vaksin
6. Meningkatkan responsivitas system kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu


paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional:
1. Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan
kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan
pemberdayaan masyarakat;
2. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan
akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan
continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
3. Jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

Permasalahan dan isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan dalam


upaya pelayanan kesehatan adalah masih belum terpenuhinya akses dan mutu
pelayanan kesehatan yang masih perlu pembenahan, peningkatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, peningkatan aksesbilitas serta
8
mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, peningkatan sumber daya manusia
kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan yang masih rendah,
peningkatan pembiayaan kesehatan serta manajemen, regulasi dan sistem
informasi kesehatan yang masih rendah. Memperhatikan perkembangan dan
tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang masih dihadapi oleh Dinas
Kesehatan Kota Tangerang berdasarkan sasaran yang ingin dicapai yaitu
meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan adalah:
1. Menurunkan Angka Kesakitan
2. Meningkatkan Indeks Kesehatan
3. Meningkatkan Angka Harapan Hidup Penduduk
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi keluarga prasejahtera
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi ibu,anak, remaja, dan
lansia.
6. Meningkatkan CSR di bidang kesehatan
7. Meningkatkan jumlah sarana kesehatan yang dikelola oleh swasta
tetapi tetap mendapat pengawasan dari pemerintah.

Untuk itu ditahun 2018 akses dan mutu pelayanan kesehatan lebih
ditingkatkan, dengan pengembangan pelayanan kesehatan ditingkat fasilitas
kesehatan dasar (Puskesmas) serta beberapa kebijakan yang dapat
mendukung terhadap permasalahan dan isu stratregis.

1.4 LANDASAN HUKUM


LKIP Dinas Kesehatan Kota Tangerang ini disusun berdasarkan beberapa
landasan hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang PemerintahanDaerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

9
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
6. Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu Atas Laporan
Kinerja;
7. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Tangerang Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun
2014 Nomor 10) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kota
Tangerang Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang
Tahun 2014-2018;
8. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
9. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 59 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan;
10. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 125 Tahun 2016 tentang Matriks
Penyelarasan Indikator Sasaran RPJMD Kota Tangerang Tahun 2014-
2016;
11. Keputusan Walikota Nomor: 800/Kep.401-Bapp/2017 tentang
Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun
2014-2018 Di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang.
.

10
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2018 ini, mengacu pada Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
tatacara review atas laporan kinerja instansi pemerintah.

2.1 RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG


Perubahan yang terjadi baik dalam bidang kesehatan maupun dalam
bidang lain yang memiliki keterkaitan dengan erat dengan kesehatan harus
diantisipasi melalui suatu perencanaan yang baik. Rencana Strategis pada
dasarnya merupakan perencanaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahunan.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang telah memiliki Rencana Strategis
(RENSTRA) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2014-2018 yang telah
mengakomodir Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah dan perubahannya dalam Permendagri No. 21 Tahun 2011
tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan mengacu
pada Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang Tahun
2014-2018, berpedoman pada Peraturan Walikota Tangerang Nomor 32 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 28 Tahun 2015
tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017, serta mengacu pada
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Tangerang Tahun 2018.
Dalam bab ini menyajikan secara singkat mengenai Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2014-2018 dan Rencana Kerja Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2019, termasuk menyajikan gambaran
singkat sasaran utama (yang menggambarkan fungsi utama organisasi) yang
ingin diraih organisasi pada tahun yang bersangkutan serta kaitannya dengan
capaian visi dan misi organisasi
Adapun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Tangerang dapat
dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini:

11
Tabel 2.1
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Dinas Kesehatan Kota Tangerang

VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


Menjadi Mewujudkan Meningkatkan Tersedianya aparatur Membangun dan Menyusun pelaporan
penggerak Tata Kelola Komptensi SKPD yang mampu mengembangkan kinerja dan keuangan
dalam Kelembagaan Sumberdaya mematuhi peraturan sistem dan yang berkualitas dan
mewujudkan yang berkualitas aparatur kepemerintahan mekanisme akuntabel selama
masyarakat dan Sumber daerah yang berlaku pengelolaan tahun 2014-2018
Kota Daya Aparatur pelaporan kinerja sebanyak 5 jenis
Tangerang yang Profesional dan keuangan dokumen
yang sehat SKPD
dan mandiri
Tersedianya aparatur Membangun dan Menyusun dokumen
SKPD yang memiliki mengembangkan Perencanaan dan
kapasitas, kompetensi, Konsep tentang Penganggaran secara
dan profesionalitas penyusunan teknokratis (integratif,
dokumen komprehensif,
Perencanaan- holistik), koordinatif,
Penganggaran, dan partisipatif, serta
Pengendalian, informatif selama
dan Evaluasi- tahun 2014-2018
Pelaporan Pemb. sebanyak 11 jenis dok
Daerah yang perencanaan (1
disusun secara dokumen resntra, 5
teknokratis dokumen renja, dan 5
(integratif, dokumen perubahan
komprehensif, renja)
holistik),
koordinatif, dan
partisipatif, serta
informatif
Tersedianya Membangun dan Menyusun dokumen
pelayanan terhadap mengembangkan Pengendalian, dan
pemenuhan sarana- konsep Evaluasi-Pelaporan
prasarana teknis dan pengelolaan Pembangunan
keadministrasian (manajemen) Daerah secara
perkantoran (peralatan data/informasi teknokratis (integratif,
dan perleng-kapan yang meliputi komprehensif,
kerja/kantor) konsep kompilasi, holistik), koordinatif,
verifikasi, validasi, dan partisipatif, serta
publikasi, dan informatif selama
pengolahan tahun 2014-2018
data/informasi sebanyak 6 jenis
untuk dokumen laporan
perencanaan evaluasi (laporan
pembangunan evaluasi renstra, 5
daerah yang laporan evaluasi
akurat, akuntabel, renja)
dan aksesibel
Membangun Mengumpulkan,
konsep menyusun,
perencanaan memverifikasi,
partisipatif yang memvalidasi,
menyeluruh dan mempublikasi, dan
terpadu dengan mengolah data/
seluruh kelompok informasi Perenc.
pemangku Pemb. Daerah
kepentingan selama tahun 2014-
(stakeholder) 2018 sebanyak 5
pembangunan jenis dokumen (Profil
daerah kesehatan per tahun)

12
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Terwujudnya publikasi Membangun dan Menyelenggarakan
informasi advertorial mengembangkan Musyawarah Perenc.
pelayanan SKPD sistem Pemb. Daerah
kepada masyarakat kedisiplinan yang (Musrenbang) yang
pada media massa tegas, objektif, menyeluruh dan
dan konsisten terpadu mulai tingkat
rembug warga sampai
dengan tingkat kota,
dengan melibatkan
segenap pemangku
kepentingan pemb.
Daerah selama tahun
2014-2018 sebanyak
5 kali
Meningkatkan Tersedianya berbagai Meningkatkan Menyelenggarakan
kualitas tata jenis pelaporan kapasitas, Forum SKPD di setiap
kelola capaian kinerja kompetensi, dan tingkatan unit kerja
kelembagaan pelaksanaan kegiatan profesionalitas yang menyeluruh dan
dan keuangan SKPD aparatur SKPD terpadu dengan
melalui berbagai melibatkan segenap
pendidikan dan pemangku
pelatihan kepentingan pemb.
teknis/operasional Daerah selama tahun
dan fungsional 2014-2018 sebanyak
5 kali
Tersedianya Dokumen Membangun dan Menyelenggarakan
Perencanaan- mengembangkan sosialisasi peraturan
Penganggaran, sistem pelayanan kedisiplinan aparatur
Pengendalian, dan pemenuhan SKPD pemerintah
Evaluasi- Pelaporan sarana-prasarana daerah secara intensif
Pemb. Daerah yang dan selama tahun 2014-
disusun secara keadministrasian 2018 sebanyak 50
teknokratis (integratif, perkantoran orang pegawai
komprehensif, holistik), (peralatan dan
koordinatif, dan perlengkapan
partisipatif, serta kerja/kantor)
informative
Membangun dan Menyediakan sarana-
mengembangkan prasarana pendukung
kerjasama kedisiplinan yang
advertorial lengkap dan memadai
dengan media selama tahun 2014-
massa terkait 2018 sebanyak 60
informasi bulan
pelayanan SKPD
Membangun dan Memfasilitasi aparatur
mengembangkan SKPD pemerintah
sistem daerah untuk
pemenuhan dan mengikuti berbagai
pengembangan pendidikan dan
kebutuhan sarana pelatihan teknis/
dan prasarana operasional terkait
perkantoran tupoksi selama tahun
pemerintahan 2014-2018 sebanyak
daerah yang 604 orang
layak dan
memadai
Menyediakan
pelayanan
pemenuhan sarana-
prasarana dan
keadministrasian
perkantoran
(peralatan dan
perlengkapan
kerja/kantor) selama
tahun 2014-2018
sebanyak 60 bulan
Tersedianya Menyediakan
Data/Informasi pelayanan
Perencanaan Pemb. barang/jasa
Daerah yang lengkap, keadministrasian
valid, terbaharui, perkantoran

13
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
terstandar, serta berdasarkan standar
terpublikasi dalam selama tahun 2014-
jaringan internet yang 2018 sebanyak 60
mudah diakses oleh bulan
public
Melaksanakan
kerjasama advertorial
dengan media massa
melalui publikasi
informasi pelayanan
SKPD selama tahun
2014-2018 sebanyak
60 kali
Menyediakan
pelayanan
pemenuhan dan
pengembangan
kebutuhan sarana
dan prasarana
perkantoran
pemerintahan daerah
yang layak dan
memadai sesuai
dengan standar yang
disepakati selama
tahun 2014-2018
sebanyak 60 bulan
Terwujudnya Menyediakan
peranserta/partisipasi pelayanan
kelompok masyarakat pemenuhan dan
sebagai stakeholder pengembangan
dalam perencanaan kebutuhan pelayanan
pembangunan daerah jasa rehabilitasi
sarana dan prasarana
aparatur pemerintah
daerah selama tahun
2014-2018 sebanyak
60 bulan

Mewujudkan Meningkatkan Meningkatnya Peningkatan Meningkatkan jumlah


Pelayanan kualitas, kuantitas Kecukupan Obat dan Ketersediaan Pengadaan Obat dan
Kesehatan yang serta pemerataan Perbekalan Kesehatan Obat dan Perbekalan
Terjangkau dan pengadaan, Perbekalan Kesehatan dan
Berkualitas distribusi obat Kesehatan ketepatan waktu
dan perbekalan melalui pengadaan
kesehatan peningkatan
jumlah
pengadaan dan
kesesuaian waktu
pengadaan
Terkendalinya Kualitas Peningkatan Meningkatkan
Obat dan Bahan Kualitas Obat dan Pengawasan
Makanan Makanan Melalui Pengadaan Obat,
Peningkatan Makanan dan Bahan
Pengawasan Dan Berbahaya terutama
Pembinaan pada sarana obat dan
Sarana Obat, bahan berbahaya di
Makanan dan masyarakat
Bahan Berbahaya
Meningkatkan Meningkatnya Peningkatan Meningkatkan kualitas
akses dan Pelayanan Kesehatan kualitas Pelayanan Kesehatan
kualitas bagi Masyarakat Pelayanan masyarakat dengan
pelayanan Miskin Kesehatan prioritas utama pada
kesehatan dasar Masyarakat masyarakat miskin
dan rujukan bagi melalui
masyarakat peningkatan
cakupan
pelayanan dasar
dan pelayanan
rujukan

14
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tersedianya Peningkatan Meningkatkan
Puskesmas Perawatan fasilitas dan alat profesionalisme SDM
Kategori PONED dan bahan dalam pengendalian
(Pelayanan Obstetrik deteksi dini faktor faktor risiko penyakit
Neonatus Emergensi risiko penyakit tidak menular
Dasar). tidak menular
Optimalisasi Mengembangkan dan
pemanfaatan memperkuat sistem
sumberdaya surveilans
kesehatan untuk epidemiologi faktor
penanggulangan risiko dan sistem
krisis kesehatan informasi PTM
akibat bencana
Meningkatnya status Pemantapan dan Meningkatkan
akreditasi seluruh Pemeliharaan pemantauan program
Puskesmas Manajemen pengendalian faktor
Pelayanan risiko PTM
Kesehatan
melalui
peningkatan
kualitas dan
kapasistas SDM,
Sistem kerja dan
sarana prasarana
pelayanan
kesehatan
Mantap dan Peningkatan Meningkatkan
berkembangnya Kualitas UPTD pengetahuan
pemenuhan kebutuhan melalui akreditasi masyarakat akan
dan kualtias sarana secara bertahap penyakit tidak
dan praasaran menular
kesehatan
Penyediaan Penanggulangan
Puskesmas krisis kesehatan
PONED dan akibat bencana
peningkatan kelas dengan
puskesmas yang memperhatian tingkat
telah ada keparahan masing-
masing wilayah
Penyediaan Mengelola dan
sarana dan Meningkatkan
prasarana Kualitas Manajemen
kesehatan yang Pelayanan Kesehatan
memadai terutama pada
peningkatan
kemampuan teknis
penatalaksanaan bagi
seluruh sarana
kesehatan
Seluruh Puskesmas
di Kota Tangerang
memiliki status
terakreditasi sampai
dengan tahun
perencanaan
Pembangunan
Puskesmas PONED
sebanyak 2 unit.
Penyediaan sarana
dan prasarana
kesehatan
Mewujudkan Meningkatkan Menurunnya Jumlah Penurunan Peningkatan
Upaya kualitas upaya Kasus Penyakit Jumlah Kasus Pencegahan dan
Pengendalian pengendalian dan Menular Penyakit Menular Penangulangan
Penyakit dan penanggulangan Melalui Penyakit terutama
penanggulangan penyakit menular Peningkatan Pada TB, Kusta,
masalah Aktivitas DBD dan HIV/AIDS
kesehatan yang Pemantauan,
efektif berbasis Pencegahan dan
Lingkungan dan Penanggulangan
masyarakat Penyakit

15
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan Peningkatan Status
Status Gizi pada Gizi pada Keluarga
Keluarga dan dan Masyarakat
Masyarakat terutama pada
melalui keluarga dan
peningkatan masyarakat yang
kesadaran dan rentan -
peningkatan berpendapatan
pemantauan serta rendah
perawatan
Peningkatan Meningkatkan
Kesehatan Ibu pelayanan kesehatan
melalui ibu dan anak dengan
pemanfaatan prioritas pada
berbagai potensi peningkatan
sumberdaya keselamatan ibu dan
kesehatan anak
Meningkatkan Meningkatnya deteksi Peningkatan Meningkatkan kualitas
kualitas upaya dini faktor risiko kualitas pelayanan kesehatan
pengendalian dan penyakit tidak menular pelayanan anak dan balita
penanggulangan kesehatan anak dengan prioritas
penyakit tidak dan balita melalui intervensi dini tumbuh
menular optimalisasi kembang anak
pelayanan
posyandu
Peningkatan Meningkatkan kualitas
kualitas pelayanan kesehatan
pelayanan prausila dan usila
prausila dan usila
melalui
optimalisasi
pelayanan
posbindu
Menurunnya jumlah Peningkatan Meningkatkan
kasus penyakit tidak Kualitas Kesehtan Kesadaran dan
menular (degeneratif) Lingkungan Partisipasi
Melalui Masyarakat
Peningkatan Pengawasan
Kesadaran dan Terutama Pada
Partisipasi Kualitas Air dan
Masyarakat Lingkungan
Dalam Pemukiman
Pemeliharaan Perumahan dan
dan Pengawasan pengelolaan makanan
Kesehatan
Lingkungan serta
Pengawasan dan
Pengendalian
pengelolaan
makanan
Meningkatkan Meningkatnya Gizi Meningkatkan kualitas
kualitas gizi Keluarga dan pelayanan individu
masyarakat Masyarakat dan masyarakat
dengan prioritas
kemitraan pelayanan
kesehatan dengan
mengeutamakan
penguatan kapasitas
tenaga kesehatan
Meningkatkan Meningkatnya Optimalisasi
kualitas Pelayanan Kesehatan kemitraan
kesehatan Ibu, Ibu pelayanan
anak dan balita kesehatan
Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
anak dan balita

Meningkatnya
pelayanan kesehatan
usila

16
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Meningkatnya
Pelayanan Kesehatan
Individu dan Keluarga

Meningkatkan Meningkatnya kualitas


kualitas kesehatan di tempat-
kesehatan tempat umum dan
lingkungan pengelolaan makanan

Meningkatkan Tertanggulanginya
kualitas krisis kesehatan akibat
pelayanan bencana
kesehatan bagi
masyarakat
korban bencana
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatnya Peningkatan Meningkatkan
kesadaran dan perilaku hidup kesadaran masyarakat Perilaku Hidup kerjasama lintas
perilaku bersih dan sehat dalam berperilaku Sehat di sektor dan partisipasi
masyarakat masyarakat hidup bersih dan sehat Masyarakat dan masyarakat dalam
dalam Institusi melalui promosi kesehatan
mewujudkan KIE serta pemberdayaan
keluarga sehat masyarakat

Meningkatnya jumlah Meningkatkan


dan persentase koordinasi
kelurahan siaga aktif stakeholder forum
kelurahan sehat dan
meningkatkan peran
posyandu.

2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)


Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata
pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.AN/5/2005 tentang
Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari
suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah
Indikator Kinerja Utama dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator
yang akan memberikan informasi sejauh mana Dinas Kesehatan Kota
Tangerang telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota
Tangerang tahun 2018 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Nomor: 050/62-Sekret/VII/2018 tanggal 24 Juli 2018 perihal penetapan
Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2018 sebagai
berikut:

17
TABEL 2.2
Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Tahun 2018

SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET


1 2 3
Meningkatnya Indeks Kesehatan 79.11
Aksesibilitas Kesehatan Angka Harapan Hidup 71.42
Jumlah Kematian Ibu 4
Jumlah Kematian Bayi 64
Prevalensi Penyakit (Cakupan 75,02 %
Penemuan dan Penanganan pasien
baru tuberculosis)
Presentase balita gizi buruk (BB/TB) 0,08 %

2.3 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG TAHUN


2018
Perjanjian Kinerja merupakan amanat Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Birokrasi Reformasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja. Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen
yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan
yang disertai dengan indikator kinerja.
Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja adalah:
 Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi
amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi,
dan kinerja Aparatur;
 Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur;
 Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan
dan sanksi;

18
 Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja
penerima amanah;
 Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Dokumen Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan


Kota Tangerang tahun 2018 telah memuat pernyataan sasaran strategis,
indikator kinerja utama organisasi berserta target kinerja dan anggaran, dimana
dalam penyusunannya telah memperhatikan:
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota tangerang
tahun 2014-2018
 Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2018
 Perubahan Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Tangerang
tahun 2018
 Perencanaan Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2018
 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Kota
Tangerang tahun 2018
 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Kesehatan
Kota Tangerang tahun 2018

Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2018 disusun


dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2018 yang telah ditetapkan.
Secara ringkas gambaran ketekaitan tujuan, sasasaran, indikator kinerja dan
target Dinas Kesehatan Tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2018

No Program Anggaran
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp. 20,107,816,567.00
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rp. 16,971,944,475.00
Aparatur
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Rp. 444,180,000.00
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Rp. 289,770,000.00
Aparatur

19
No Program Anggaran
5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Rp. 301,270,300.00
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
6 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp. 9,534,538,417.00
7 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Rp.
189,217,519,912.00
8 Program Pengawasan Obat dan Makanan Rp. 254,165,000.00
9 Program Promosi Kesehatan dan Rp. 12,976,476,250.00
Pemberdayaan Masyarakat

10 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Rp. 812,980,850.00

11 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Rp. 555,928,800.00


12 Program Pencegahan dan Penanggulangan Rp. 1,516,098,250.00
Penyakit Menular
13 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rp. 1,839,500,000.00
14 Program pengadaan, peningkatan dan Rp. 16,919,434.760.00
perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan
jaringannya
15 Program Kemitraan peningkatan pelayanan Rp. 1,224,559,000.00
kesehatan
16 Program peningkatan pelayanan kesehatan Rp. 61.691.500,00
anak balita
17 Program peningkatan pelayanan kesehatan Rp. 300,909,000.00
lansia
18 Program pengawasan dan pengendalian Rp. 112,267,500.00
kesehatan makanan
19 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Rp. 3,817,725,500.00
Melahirkan dan Anak
20 Program Pengembangan Data/Informasi Rp. 28,182,500.00
21 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rp. 98,098,000.00
22 Program kerjasama informasi dan media massa Rp. 204,125,000.00
Jumlah Rp.
277,589,181,581.00

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam perjanjian kinerja Dinas
Kesehatan Kota Tangerang tahun 2018 terdapat 6 indikator.

20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018

3.1 PENCAPAIAN KINERJA SASARAN DINAS KESEHATAN KOTA


TANGERANG TAHUN 2018

Pengukuran capaian Indikator Kinerja Sasaran merupakan capaian


kinerja yang telah dicapai oleh suatu instansi berdasarkan target yang telah
ditetapkan. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Dinas Kesehatan Kota
Tangerang selama tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2018

Indikator
Realisasi
No Sasaran Strategi Kinerja Satuan Target Realisasi % Program Kegiatan Output
Anggaran
utama
Meningkatnya
Indeks Program Pengawasan
1 Aksessibitisas Point 79,11 79,12 100,01
Kesehatan Obat dan Makanan
Kesehatan
1. Jumlah Pseserta KIE
Keamanan Pangan dan
Evaluasi Keamanan
Pangan bagi Petugas
Puskesmas
Peningkatan Pengawasan 2. Jumlah Peserta
Keamanan Pangan dan 169.165.000 Penyuluhan Keamanan
Bahan Berbahaya Pangan bagi
Sekolah/Pesantren di
wilayah Kota Tangerang
3. Jumlah Sampel
Pangan Jajanan Anak
Sekolah yang diuji
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Survey Prilaku Hidup Terselenggaranya survey
117.378.000
Bersih dan Sehat PHBS Rumah Tangga
1. Disiminasi Pemetaan
Kelurahan Siaga Aktif
2. Penguatan Forum
Kelurahan Siaga aktif
3. Rakor Kelurahan Siaga
Penguatan Kelurahan Aktif Tingkat Kota
11.013.278.000
Siaga Aktif 4. Evaluasi Kelurahan
Siaga Aktif
5. Pemenuhan Indikator
Kelurahan Siaga Aktif
melalui Penguatan
Posyandu Aktif
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Jumlah Penderita DBD
Pengendalian Penyakit
356.740.750 yang ditemukan dan
Bersumber Binatang
ditangani
Program Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan
Jaringannya

21
Indikator
Realisasi
No Sasaran Strategi Kinerja Satuan Target Realisasi % Program Kegiatan Output
Anggaran
utama
1. Jumlah IPAL yang
terbangun
Pembangunan/Pengadaan
1.826.724.000 2. Jumlah Dokumen
Sarana IPAL
Perencanaan dan
Pengawasan
Program pengawasan dan
pengendalian kesehatan
makanan
1. Jumlah Peserta
Bimtek Keamanan
Pangan Bagi Pemilik atau
Penanggung Jawab
Industri Rumah Tangga
Pangan di wilayah kota
Pembinaan teknis
Tangerang,
penatalaksanaan
2. Jumlah sampel
makanan dan minuman 22.410.000
pangan industri rumah
hasil produksi industri
Tangga pangan yang
rumah tangga
diuji kandungan bahan
tambahan pangannya
(BTP)
3. Jumlah Peserta
Workshop PIRT dan
Evaluasi Binwas PIRT
Banyaknya Penjamah
Kursus Higine dan Sanitasi
49.847.500 Makanan yang
Makana Bagi Penjamah
mendapat Sertifikat
Banyaknya
Pemilik/Penanggung
Penyuluhan Keamanan
40.010.000 Jawab Industri Rumah
Pangan
Tangga Pangan yang
mendapatkan sertifikat
Program Peningkatan
Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak
Jumlah tenaga
puskesmas yang dilatih
dalam meningkatkan
cakupan kunjungan ibu
hamil K4 dan kunjungan
bayi, Jumlah kader yang
mengikuti workshop
pendampingan ibu hamil
( SRIKANDI ), Jumlah
Peningkatan Pelayanan
dokumen pelaksanaan
Kesehatan Ibu Melahirkan 174.773.500
kegiatan Peningkatan
dan Anak
Pelayanan Kesehatan
Ibu Melahirkan dan Anak

Angka
Program Upaya Kesehatan
2 Harapan Point 71,42 71,43 100,01
Masyarakat
Hidup
1. Tersedianya
Perangkat Sistem
Informasi dan
Komunikasi Untuk
PSC/SPGDT Kota
Tangerang
2. Jumlah Perawat
Ambulans Gratis yang
Sistem Penanggulangan dilatih Kursus Basic
465.839.500
Gawat Darurat Terpadu Cardiac Trauma Life
Support (BCTLS
3. Jumlah Peserta In
house training Penolong
Pertama
kegawatdaruratan (first
responder) bagi Lintas
sektor dan masyarakat
umum

22
Indikator
Realisasi
No Sasaran Strategi Kinerja Satuan Target Realisasi % Program Kegiatan Output
Anggaran
utama
4. Dokumen Laporan
Kegiatan Sistem
Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu
1. Jumlah Puskesmas
yang melaksanakan
kegiatan deteksi dini FR
PTM
2. Jumlah
Desa/Kelurahan yang
melaksanakan kegiatan
posbindu terpadu PTM
3. Jumlah Puskesmas
yang melaksanakan
kegiatan Pandu PTM
4. Jumlah Sekolah yang
yang melaksanakan
Posbindu PTM Sekolah
Pengendalian Faktor 5. Pertemuan Evaluasi
Resiko Penyakit Tidak 336.567.500 Faktor Resiko PTM
Menular dalam Program CERDIK
sekolah dan UBM bagi
guru dan murid SLTA
6. Jumlah Peserta
Penguatan Faktor Resiko
PTM dalam program
cerdik disekolah bagi
guru dan murid
7. Jumlah peserta
Penguatan Kompetensi
Pandu PTM Puskesmas
8. Jumlah peserta
pemantauan faktor
resiko Penyakit Tidak
Menular
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
1. Jumlah kelurahan
Universal Child
Peningkatan Imunisasi 145.495.000 Immunization (UCI)
2. Pelaksanaan
Imunisasi Anak Sekolah.
Jumlah Program Peningkatan
3 Kematian Point 4 6 66,76 Keselamatan Ibu
Ibu Melahirkan dan Anak
Jumlah tenaga
puskesmas yang dilatih
dalam meningkatkan
cakupan kunjungan ibu
hamil K4 dan kunjungan
Peningkatan Pelayanan bayi, Jumlah kader yang
Kesehatan Ibu Melahirkan 174.773.500 mengikuti workshop
dan Anak pendampingan ibu hamil
( SRIKANDI ), Jumlah
dokumen pelaksanaan
kegiatan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Ibu Melahirkan dan Anak
Jumlah Program Peningkatan
4 Kematian Point 64 49 130,61 Keselamatan Ibu
Bayi Melahirkan dan Anak
Jumlah tenaga
puskesmas yang dilatih
dalam meningkatkan
cakupan kunjungan ibu
hamil K4 dan kunjungan
bayi, Jumlah kader yang
Peningkatan Pelayanan
mengikuti workshop
Kesehatan Ibu Melahirkan 174.773.500
pendampingan ibu hamil
dan Anak
( SRIKANDI ), Jumlah
dokumen pelaksanaan
kegiatan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Ibu Melahirkan dan Anak

23
Indikator
Realisasi
No Sasaran Strategi Kinerja Satuan Target Realisasi % Program Kegiatan Output
Anggaran
utama
Program Pencegahan dan
Prevalensi
5 Point 75,02 100,67 134,19 Penanggulangan Penyakit
Penyakit
Menular
Pengendalian Penyakit Jumlah penderita baru
406.507.500
Menular Langsung TB dan diobati
Presentase Program Perbaikan Gizi
6 Point 0,08 0,02 358,43
Gizi Buruk Masyarakat
Jumlah balita gizi buruk
Pemberian Makanan
299.549.250 (BB/TB) yang diberi
Tambahan dan Vitamin
makanan tambahan

3.2 PENGUKURAN, EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA SASARAN


STRATEGIS

3.2.1 SASARAN: MENINGKATNYA AKSESIBILITAS KESEHATAN

Tabel 3.2.
Evaluasi Pencapaian Indikator Sasaran

Realisasi 2018 (Periode Akhir RPJMD)


Indikator Satuan 2014 2015 2016 2017 Target Realisasi %
Kinerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)=(8)/(7)x100


Indeks Point 78,60 78,91 78,98 79,05 79,11 79,12 100,01
Kesehatan

Angka harapan Point 71,09 71,29 71,34 71,38 71,42 71,43 100,01
hidup (AHH)

Jumlah orang 13 20 19 5 4 6 66,67


Kematian Ibu

Jumlah orang 132 120 83 54 64 49 130,61


Kematian Bayi

Cakupan % 45,62 54,87 53,68 81,65 75,02 100,67 134,19


penemuan dan
penanganan
penderita baru
tuberculosis (TB)
Presentase % 0,12 0,16 0,06 0,04 0,08 0,02 358,43
balita gizi buruk
(BB/TB)
Rata-rata 148.32
Capaian Kinerja
Sasaran

24
3.2.1.1 Indikator Kinerja Sasaran : Indeks Kesehatan

a. Uraian Pencapaian Kinerja

Grafik 3.1.
Indeks Kesehatan

Indeks kesehatan yang merupakan salah satu komponen pembentuk IPM


adalah angka harapan hidup dibandingkan angka ideal sesuai standar global
(UNDP) yaitu 85 tahun. Angka harapan hidup menggambarkan tingkat
kesehatan masyarakat. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat maka
kesempatan untuk hidupnya cenderung semakin panjang. Sebaliknya tingkat
kesehatan yang buruk akan cenderung memperpendek usia hidup.
Capaian indikator kinerja sasaran Indeks Kesehatan tahun 2018 sebesar
100.01 %. Apabila dibandingkan dengan Indeks Kesehatan tahun 2017 terjadi
peningkatan dari 79.05 menjadi 79.12. Pencapaian indikator sasaran Indeks
Kesehatan tahun 2018 ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat
Kota Tangerang meningkat. Secara umum indikator pada sasaran Indeks
Kesehatan dapat dicapai sesuai dengan target. Indeks Kesehatan antara lain
dipengaruhi oleh angka kematian, pelayanan kesehatan, sanitasi, infrastruktur
dan pembiayaan kesehatan.
Berdasarkan Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu Jumlah ibu hamil yang
meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas di suatu wilayah tertentu selama 1
25
tahun berbanding dengan jumlah kelahiran hidup di wilayah tersebut dan pada
kurun waktu yang sama, pada tahun 2018 mengalami kenaikan dibanding
tahun 2017 dimana AKI tahun 2017 adalah 13.67 yaitu terdapat jumlah
kematian ibu 5 jiwa dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 36.568 jiwa.
Sedangkan AKI pada tahun 2018 adalah 15.31 yaitu terdapat jumlah kematian
ibu sebanyak 6 jiwa dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 39.186 jiwa.
Pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan
yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Hal ini telah dilakukan
melalui program upaya kesehatan masyarakat selama tahun 2018.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran
dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Terkait sanitasi maka Program
pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan antara lain PHBS (Perilaku
Hidup Bersih Sehat) serta Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakt melalui kegiatan Pembinaan FKTS sangat membantu pencapaian
Indeks Kesehatan.
Pembiayaan Kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan
untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas serta
kegiatan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Tangerang
melalui PBI (Penerima Bantuan Iuran) Kota Tangerang hampir meliputi seluruh
masyarakat Kota Tangerang melalui UHC (Universal Health Coverage).
Dalam rangka pendekatan akses ke pelayanan kesehatan diperlukan
sarana dan prasarana puskesmas yang memadai, puskesmas dengan rawat
inap, puskesmas dengan pelayanan UGD dan Persalinan 24 jam yang
merupakan rujukan antara akan sangat membantu guna mencegah angka
kesakitan berkelanjutan, mengurangi dan mencegah kecatatan serta
komplikasi. Ketersediaan ambulan gratis, sangat membantu masyarakat yang
membutuhkan transportasi yang selanjutnya Sisrute (Sistem Rujukan
Terintegrasi) merupakan sistem rujukan yang sangat bermanfaat guna
mencegah touring hospital atau keterlambatan dalam penanganan pasien.
26
b. Upaya Yang Telah Dilakukan
Upaya yang telah dilakukan untuk mendukung pencapaian Indeks
Kesehatan antara lain melalui kegiatan:
 Kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan dengan
anggaran Rp9.343.510.917,- output yang dihasilkan dari kegiatan ini
adalah tersedianya obat dan perbekalan kesehatan untuk kebutuhan
pelayanan Puskesmas dan jaringannya.
 Pembangunan puskesmas dengan anggaran Rp1.183.054.760,- yaitu
menyempurnakan pembangunan Puskesmas Panunggangan Barat,
Peninggilan dan Manis Jaya yang sudah dilakukan pembangunannya
pada tahun 2017
 Pengadaan Alat Kesehatan dan Laboratorium Puskesmas dengan
anggaran Rp7.602.000.000,- yang didistribusikan untuk Puskesmas
Rawat Inap, Puskesmas UGD 24 jam dan Persalinan, Puskesmas Petir,
Puskesmas Sangiang dan Puskesmas Tanah Tinggi.
 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas dengan anggaran
Rp598.000.000,- untuk merehab puskesmas Pedurenan, pondok bahar,
dan Larangan Utara
 Pemeliharaan Alat-alat Laboratorium / Alat Kesehatan dengan anggaran
Rp130.000.000,- yaitu kalibrasi alat-alat laboratorium pada UPT
Labkesda
 Pengadaan sarana Penunjang Rujukan dengan anggaran
Rp859.500.000,- yaitu memenuhi kelengkapan penunjang untuk Public
Service Center (PSC) dan Operasional Ambulance 119
 Peningkatan Kualitas Kesehatan Lingkungan Permukiman dengan
anggaran Rp384.820.800,- terhadap 49.920 rumah di Kota Tangerang
 Pemantauan Kualitas Kesehatan Lingkungan dengan kegiatan
melakukan pemeriksaan terhadap 381 sampel (air bersih sumur, air
depot isi ulang, PDAM penduduk dan air TPM) dengan anggaran
Rp122.130.000,-
 Pembinaan dan penyuluhan teknis penatalaksanaan bagi sarana
kesehatan dengan anggaran Rp85.000.000,- yang dilakukan terhadap
64 FKTP Klinik/Praktik Mandiri di Kota Tangerang

27
 Perawatan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium dengan anggaran
Rp72.500.000,- yaitu terselenggaranya survailen sistem manajemen
mutu laboratorium UPT Labkesda sesuai dengan ISO 17025:2017 dan
Kepmenkes RI No.298/MENKES/SK/III/2008
 Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu Instalasi Farmasi dengan anggaran
Rp150.000.000,- yaitu terlaksananya kegiatan resertifikasi ISO
9001:2015 pada UPT Instalasi Farmasi
 Perawatan Manajemen Mutu Akreditasi Puskesmas dengan anggaran
Rp140.000.000,- dilakukan terhadap 27 Puskesmas yang sudah
terakreditasi
 Akreditasi Puskesmas (DAK Non Fisik) dengan anggaran
Rp1.392.000.000 sasaran kegiatan ini adalah 8 Puskesmas di Kota
Tangerang mendapatkan sertifikat akreditasi pada tahun 2018.
 Belanja Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di 33 UPT Puskesmas
dengan anggaran Rp60.576.076.752,- yang bertujuan untuk
peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
 Belanja Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di UPT Labkesda
dengan anggaran Rp1.280.375.640,- yang bertujuan untuk peningkatan
pelayanan di Laboratorium Kesehatan Daerah Terpadu dengan
Laboratorium Halal
 Survey Prilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan anggaran
Rp117.378.000,- yang dilakukan terhadap Rumah Tangga yang
Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan sasaran 10.400 Rumah
Tangga
 Penguatan Kelurahan Siaga Aktif dengan anggaran Rp11.013.278.000,-
yang dilakukan di Kelurahan, Kecamatan, Puskesmas, Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) dan Posyandu se-Kota Tangerang
 Pembinaan Forum Kota Tangerang dengan anggaran Rp733.352.500,-
yang dilaksanakan di 62 Kampung / RW di Kota Tangerang

28
c. Permasalahan yang dihadapi
Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi terkait pencapaian
indikator sasaran Indeks Kesehatan, seperti:
 Kemiskinan di Kota Tangerang masih tinggi
 Kondisi sanitasi dimana belum semua kecamatan Open Defecation Free
(ODF) yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS).
 Sanitasi Lingkungan.
 Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) yang belum membudaya

d. Solusi Terhadap Permasalahan


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
dengan kegiatan:
 Masalah kemiskinan merupakan masalah yang harus diselesaikan
bersama secara komprehensif dan terus menerus oleh semua lintas
sektor terkait tidak hanya oleh Dinas Kesehatan
 Open Defecation Free (ODF) atau Buang Air Besar Sembarangan
merupakan perilaku masyarakat yang harus dirubah dengan penyuluhan
budaya PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dan memperbaiki sanitasi
lingkungan dengan anggaran Rp555.928.800,- melalui program
Pengembangan Lingkungan Sehat. Dinas Kesehatan melakukan
koordinasi dengan sektor terkait di seluruh kecamatan agar terwujud
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS) dan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat, advokasi kepada dinas terkait dan
verifikasi data jamban sehat di masyarakat.
 Dinas Kesehatan melakukan koordinasi dengan Dinas Perumahan dan
Permukiman terkait pemenuhan jamban sehat
 Membudayakan tatanan PHBS pada masyarakat dengan memberikan
penyuluhan dan sosialisasi sehingga terbentuk 152 RW PHBS

3.2.1.2. Indikator Kinerja Sasaran : Angka Harapan Hidup (AHH)

a. Uraian Capaian Kinerja


Angka harapan hidup Kota Tangerang menunjukkan angka yang

29
meningkat selama periode tahun 2014-2018, yaitu 71,09 tahun pada tahun
2014 meningkat menjadi 71,43 pada tahun 2018. Artinya, rata-rata bayi yang
lahir di Kota Tangerang pada tahun 2018 memiliki harapan hidup hingga usia
71,43 tahun.
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata-rata hidup yang masih akan
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai usia X pada suatu tahun
tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya. AHH yang rendah di suatu daerah harus
diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya
termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan.
Gambaran Angka Harapan Hidup di Kota Tangerang dalam 5 (lima)
tahun terakhir dapat di lihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 3.2.
Angka Harapan Hidup

Rata-rata capaian indikator pada capaian ini telah memenuhi target capaian
kinerja angka harapan hidup tahun 2018 telah mencapai 100.01 %. Secara umum
capaian indikator pada sasaran tercapai sesuai target.

30
Sasaran Angka Harapan Hidup adalah terwujudnya kualitas hidup masyarakat
Kota Tangerang. Usia harapan hidup dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan
masyarakat dan penyakit. Maka sangatlah wajar jika pergerakan angka harapan
hidup sangat lambat. Namun demikian Pemerintah Daerah perlu memacu dan
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk merumuskan program bidang
kesehatan di masa yang akan datang guna meningkatkan usia harapan hidup.

b. Upaya Yang Telah Dilakukan


Upaya yang telah dilakukan untuk mendukung pencapaian Angka
Harapan Hidup di Kota Tangerang antara lain melalui kegiatan:
 Pembiayaan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Kota Tangerang
dengan anggaran Rp79.192.861.159,- yaitu sebanyak 264.103 jiwa
masyarakat Kota Tangerang tergabung dalam Universal Health
Coverage (UHC) dan dibayarkan preminya oleh Pemerintah Kota
Tangerang
 Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dengan anggaran
Rp336.567.500,- berupa sosialisasi dan skrinning dengan sasaran
masyarakat usia 15-49 tahun yang dilakukan di 33 Puskesmas, 33
Posbindu, 33 Puskesmas Pandu PTM dan 35 Sekolah di Kota
Tangerang.
 Bantuan Operasional Kesehatan (DAK Non Fisik) dengan anggaran
Rp14.666.618.000,- yang dilakukan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas
untuk mendukung kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat.
 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat dengan anggaran
Rp468.000.000,- yang dilaksanakan melalui Penyuluhan kepada 680
masyarakat, 219 kader kesehatan, 100 kader kesehatan remaja, 166
guru TK, 170 guru SD dan SMP, 1040 siswa-siswi SD dan SMP, 33
Pemegang program promosi kesehatan dan petugas keluarga sehat
untuk melaksanakan Pola Hidup Sehat dalam rangka mendukung
presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat
 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang dengan anggaran
Rp356.740.750,- bertujuan 400 orang penderita DBD ditemukan dan
ditangani

31
 Pengendalian Penyakit IMS,HIV-AIDS dengan anggaran
Rp306.040.000,- terhadap Populasi resiko tinggi (Ibu hamil,Pasien IMS,
Pasien TB, Waria, Pengguna Napza, WBP) yang dilakukan di
Puskesmas, Klinik PTRM, Rumah Sakit dan koordinasi Lintas Program
dan Lintas Sektoral Dinas Kesehatan
 Peningkatan Imunisasi dengan anggaran Rp145.495.000,- yaitu 104
kelurahan Universal Child Immunization (UCI) serta 32.000 bayi dan
60.000 anak SD/MI di imunisasi
 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan dengan anggaran
Rp155.000.000,- sasaran kegiatan ini adalah murid PAUD, masyarakat
yang berkunjung ke Balai pengobatan Gigi ( BPG ), bayi dan balita
dengan malnutrisi, murid sekolah TK dan SD peserta Program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Usaha kesehatan Gigi Taman
Kanak - Kanak (UKGTK), Masyarakat pasien Home care di wilayah kerja
Puskesmas, Masyarakat yang mengakses sarana kesehatan swasta,
masyarakat pengunjung Posyandu
 Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu dengan anggaran
Rp465.839.500,- kegiatan ini meliputi pengadaan perangkat sistem
informasi dan komunikasi untuk PSC/SPGDT Kota Tangerang, pelatihan
Kursus Basic Cardiac Trauma Life Support (BCTLS) untu 36 orang
perawat Ambulans Gratis dan 140 orang peserta In house training
penolong pertama kegawatdaruratan (first responder) bagi lintas sektor
dan masyarakat umum
 Penanggulangan Krisis Akibat Bencana dengan anggaran
Rp181.395.500,- yaitu pengadaan alat dan bahan pendukung
penanggulangan.krisis kesehatan akibat bencana
 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja dengan anggaran
Rp216.358.000,- dengan sasaran Siswa SMP dan Siswa SMA, Remaja,
Guru BK, Tenaga Kesehatan, Forum Remaja Kota Tangerang melalui
kegiatan pelayanan kesehatan remaja pada program kesehatan remaja
di FKTP Puskesmas
 Peningkatan Kapasitas Program Kesehatan Jiwa dengan anggaran
Rp120.000.000,- yang tersebar di 36 puskesmas di Kota Tangerang

32
 Peningkatan Kesehatan Anak Balita dengan anggaran Rp61.691.500,-
melalui kegiatan pelatihan Stimulasi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang ( SDIDTK ) anak pra sekolah kepada guru TK dan Tenaga
kesehatan
 Pelayanan pemeliharaan kesehatan dengan anggaran Rp300.909.000,-
untuk sasaran Usia Lanjut, Kader Lansia dan Petugas Puskesmas
 Peningkatan surveillance epideminologi dan penanggulangan wabah
dengan anggaran Rp186.090.000,- yang dilakukan di Puskesmas,
Rumah Sakit dan Masyarakat Kota Tangerang
 Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
bagi 66 0rang Petugas Pengawas Pangan Puskesmas, 500 orang siswa
Pesantren/Sekolah, Kepala Sekolah/Guru dan 2508 sampel Pedagang
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dengan anggaran
Rp169.165.000,-

c. Permasalahan yang dihadapi


Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi terkait pencapaian
indikator sasaran Angka Harapan Hidup (AHH), seperti:
 Masalah program pelayanan kesehatan antara lain pergeseran pola
penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular akibat
perubahan gaya hidup seperti; hipertensi, diabetes, arterosklerosis dan
peningkatan kadar kolesterol, penyakit akibat peningkatan umur harapan
hidup yang memicu peningkatan penyakit pada lansia (penyakit
degeneratif) seperti osteoarthritis, penyakit jantung koroner. Sementara
penyakit menular seperti tuberkulosis dan diare belum dapat diatasi
dengan tuntas.
 Adanya peningkatan pola penyakit akibat narkoba dan gaya hidup
seperti HIV/AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual).

d. Solusi Terhadap Permasalahan


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan untuk pencapaian
indikator AHH diatas adalah melalui Program Upaya Kesehatan Masyarakat
dengan anggaran Rp188.813.480.412,- terfokus pada kegiatan:

33
 Melaksanakan pelayanan kesehatan secara komprehensif baik Promotif,
Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif, serta Edukatif melalui Cageur Jasa
(Colaborasi Kunjungan Rumah Integrasi Keluarga Sehat)
 Melakukan kegiatan-kegiatan inovasi guna mendukung pelaksanaan
Program Program Kesehatan, seperti; SISEKSI (Sistem Monitoring di
Seluruh Siklus Kehidupan), Babar Bahagia (Bayi dan Ibu Cageur, Bawa
Akte Kelahiran, Kartu Keluarga, dan Kartu Indonesia Sehat), Cageur
Jasa (Colaborasi Kunjungan Rumah Integrasi Keluarga Sehat), Sisrute
(Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi).
 Fasilitas Ambulance Gratis Pemerintah Kota Tangerang yang siaga 24
jam dengan nomor telepon (021) 55771135 untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat Kota Tangerang agar mudah mengakses
fasilitas kesehatan yang dibutuhkan
 Melakukan peningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melaksanakan program-program kesehatan yang terpadu di semua
bidang dan sektor terkait.
 Peningkatan aksesibilitas masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan
puskesmas

3.2.1.3. Indikator Kinerja Sasaran: Jumlah Kematian Ibu

a. Uraian Pencapaian Kinerja


Penyebab kematian ibu diantaranya disebabkan pendarahan, infeksi jalan
lahir, atau keracunan pada masa kehamilan. Hal tersebut berkaitan dengan
status gizi, hygiene sanitasi, kesadaran hidup sehat dan jangkauan serta mutu
pelayanan kesehatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa peran penolong
kelahiran sangat penting bagi keselamatan bayi dan ibu yang melahirkan.
Indikator ini cukup memegang peranan penting dalam melihat kondisi
kesehatan untuk menggambarkan tingkat kemajuan pelayanan kesehatan
terutama pada saat kelahiran dimana risiko kematian sangat tinggi.
Dalam tiga tahun terakhir telah terjadi penurunan kematian Ibu dimana
tahun 2015: 20 kematian ibu, tahun 2016: 19 kematian ibu dan tahun 2017: 5

34
kematian ibu. Kota Tangerang akan terus berkomitmen dalam gerakan
penyelamatan ibu dan bayi baru lahir menuju Kota Tangerang yang zero death.
Grafik di bawah ini menggambarkan jumlah kematian ibu yang terjadi di
Kota Tangerang dalam lima tahun terakhir.

Grafik 3.3.
Jumlah Kematian Ibu

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa jumlah kematian ibu mengalami


kenaikan pada tahun 2018. Berdasarkan audit kasus kematian ibu, terjadi
pergeseran penyebab kematian ibu selama periode lima tahun di Kota
Tangerang. Tahun-tahun sebelumnya penyebab kematian ibu karena
perdarahan sedangkan Tahun 2018 penyebab kematian ibu terbanyak
disebabkan oleh Preeklampsia eklamsi, dimana salah sau pemicunya adalah
hipertensi dalam kehamilan yang sering kali tidak terprediksi dan tidak ada tes
efektif yang dapat memprediksi kapan preeklamsi eklamsi akan terjadi, dan
tidak ada perawatan khusus untuk mencegah terjadinya preeklamsia eklamsi.

b. Upaya Yang Telah Dilakukan


Upaya yang telah dilakukan untuk menekan Jumlah Kematian Ibu di Kota
Tangeranga antara lain melalui kegiatan:
 Kemitraan Fasilitas Kesehatan Swasta Dalam Sistem Rujukan Maternal
dan Neonatal dengan anggaran Rp410.421.500,- yang dilakukan di
Dinas Kesehatan, 33 Puskesmas, 32 RS, Bidan Praktik mandiri (BPM),

35
Klinik Pratama dengan sasaran POKJA sistem rujukan maternal dan
neonatal, Ibu hamil, bayi, dan PUS ( SIJARIEMAS)
 Penunjang Kesehatan Nasional di FKTP dengan anggaran
Rp814.137.500,- yaitu pelayanan kesehatan non kapitasi bagi
Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk peserta JKN
antara lain pelayanan persalinan di 11 Puskesmas Persalinan di Kota
Tangerang
 Pertolongan persalinan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
dengan anggaran Rp168.074.000,- melalui kegiatan Peningkatan
kompetensi kebidanan dan cakupan pelayanan ibu bersalin dan nifas
bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak dengan
anggaran Rp174.773.500,- melalui kegiatan workshop pendampingan
ibu hamil (SRIKANDI) bagi petugas puskesmas dan kader dengan
tujuan untuk meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 dan
kunjungan bayi

c. Permasalahan yang dihadapi


Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi terkait pencapaian
indikator sasaran Jumlah Kematian Ibu, seperti:
 Faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi nutrisi/gizi ibu dan bayi.
 Faktor biologis yaitu usia ibu saat hamil, jarak kehamilan, penyakit yang
menyertai yang dapat menyebabkan kompilkasi kehamilan
 Cakupan K4 yang belum optimal, dimana ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan antenatal secara lengkap.
 Kurangnya fasilitas ICU di Rumah Sakit.

d. Solusi Terhadap Permasalahan


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
melalui Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan
anggaran Rp1.224.559.000,- terfokus pada kegiatan:
 Mengoptimalkan antenatal care untuk memonitor kesehatan ibu dan bayi
selama dalam kandungan.

36
 Mengoptimalkan persalinan oleh tenaga kesehatan, dengan mendekatkan
akses pelayanan kesehatan melalui pelayanan persalinan di puskesmas.
 Menggalakan program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK) dalam
rangka pemenuhan gizi ( mencegah malnutrisi) bagi ibu hamil sampai anak
usia 2 tahun
 Dinas Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan cakupan komplikasi
kebidanan dan bayi baru lahir melalui “Gerakan Penyelamatan Ibu
Melahirkan dan Bayi Baru Lahir” yang terfokus pada Penanganan
Kegawatdaruratan ibu melahirkan dan bayi baru lahir memalui jejaring
dengan 32 Rumah Sakit, 36 Puskesmas dan Bidan praktek Mandiri se Kota
Tangerang. Sebagai komitmen dalam penguatan Sistem Rujukan Ibu dan
Bayi Lahir di Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang mengeluarkan
Peraturan Walikota No. 5 tahun 2016 tentang Pedoman Pelayanan
Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Pada tanggal 24
febuari 2016, Dinas Kesehatan meluncurkan program Sistem Rujukan Ibu
dan Bayi “SIJARIEMAS” (Sistem Jejaring Rujukan Expanding Maternal
and Neonatal Survival) yang mengawal rujukan kegawatdaruratan maternal
neonatal selama 24 jam 7 hari seminggu. Dengan adanya sistem dan Call
Center SIJARIEMAS, maka diharapkan mampu mengurangi rujukan touring
hospital dan dapat menjembatani komunikasi antara perujuk dan tempat
rujukan.
 Upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Kota Tangerang juga
memerlukan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu juga
sudah di lakukan penggalangan komitmen bersama dengan berbagai pihak
Antara lain Rumas Sakit, Puskesmas, Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kesehatan (BPJS Kesehatan), Palang Merah Indonesia (PMI),
Organisasi Profesi, dan unsur masyarakat yang tergabung dalam FOPKIA
(Forum Peduli Kesehatan Ibu dan Anak)
 Pembentukan 273 Kelas Ibu hamil dan 68 Kelas Ibu Balita tersebar di
seluruh wilayah se-Kota Tangerang untuk meningkatkan pengetahuan ibu
hamil dan ibu balita.
 Pendampingan Ibu hamil dan balita resiko tinggi (Resti) oleh Kader
Kesehatan SRIKANDI (Sedari Dini Kawal Ibu Hamil dan Balita) dan juga

37
berbagai inovasi kesehatan yang mendukung penurunan angka kematian
ibu dan bayi oleh puskesmas

3.2.1.4. Indikator Kinerja Sasaran : Jumlah Kematian Bayi

a. Uraian Pencapaian Kinerja


Kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk
mengukur keberhasilan program berbagai penyebab kematian maupun
kesehatan ibu dan anak. Berikut adalah gambaran jumlah kematian bayi
selama lima tahun terakhir.
Grafik 3.4.
Jumlah Kematian Bayi

Berdasarkan grafik di atas, jumlah kematian bayi tahun 2018 menurun


dibandingkan tahun 2017 yaitu dari 54 kasus menjadi 49 kasus. Kematian pada
bayi baru lahir berkaitan dengan proses kehamilan dan persalinan.

b. Upaya Yang Telah Dilakukan


Upaya yang telah dilakukan untuk menekan Jumlah Kematian Bayi di
Kota Tangerang antara lain melalui kegiatan:
 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak dengan
anggaran Rp174.773.500,- melalui kegiatan workshop pendampingan
ibu hamil (SRIKANDI) bagi petugas puskesmas dan kader dengan
tujuan untuk meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 dan
kunjungan bayi

38
c. Permasalahan yang dihadapi
Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi terkait menurunkan
Jumlah Kematian Bayi diantaranya:
 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) berkaitan dengan kekurangan gizi pada
saat ibu hamil.
 Prematuritas yang disebabkan komplikasi pada ibu.
 Kematian yang disebabkan oleh karena usia ibu yang resti
 Kelainan bawaan.
 Keterlambatan penanganan bayi baru lahir dengan komplikasi.
 Kurangnya sarana penanganan komplikasi pada bayi baru lahir di rumah
sakit

d. Solusi Terhadap Permasalahan


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
melalui Kegiatan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Kota
Tangerang dengan anggaran Rp79.192.861.159,- yaitu:
 Mulai 1 Maret 2017 Kota Tangerang menerapkan Universal Health
Coverage (UHC) dimana setiap warga Kota Tangerang dijamin
pembiayaan kesehatannya melalui kepesertaan JKN-KIS, termasuk di
dalamnya akses pelayanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir.

3.2.1.5. Indikator Kinerja Sasaran : Prevalensi Penyakit (Cakupan


Penanganan Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB)

a. Uraian Pencapaian Kinerja


Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang
ditularkan melalui udara. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma
pada jaringan yang terinfeksi. Komplikasi penyakit TB Paru bila tidak ditangani
dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura,
empiema, laryngitis dan TB usus. Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA (+) dari target sebesar 75,02% dapat terealisasi
setinggi 100,67% yaitu dari 1.948 jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+)

39
dalam kurun waktu yang sama, dan dari hasil sweeping menjaring terdapat
sebanyak 1.961 orang penderita TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati di
Kota Tangerang selama 1 tahun. Pencapaian ini didukung dengan upaya
penemuan secara aktif dan masif penderita TBC melalui kegiatan ketuk pintu
yaitu kegiatan investigasi kontak erat TBC oleh petugas kesehatan dan kader
kesehatan, juga melalui kewajiban lapor seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
baik rumah sakit, klinik dan dokter praktik mandiri yang menemukan dan
mengobati penderita TBC.

Grafik 3.5.
Prevalensi Penyakit
(Cakupan Penanganan Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB)

Prevalensi Penyakit (cakupan penemuan dan penanganan


pasien baru Tuberculosis)
120,00%
100,67%
93,68% 95,06%
100,00%

80,00%

60,00% 51,28%
47,08%
40,00%

20,00%

0,00%
2014 2015 2016 2017 2018

b. Upaya Yang Telah Dilakukan


Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai Cakupan Penanganan
Penemuan dan Penanganan Pasien Baru TB antara lain melalui kegiatan:
 Pengendalian Penyakit Menular Langsung dengan anggaran
Rp406.507.500,- tujuan dari kegiatan ini adalah 1.688 penderita baru TB
BTA (+) ditemukan dan diobati

c. Permasalahan yang dihadapi


Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi terkait pencapaian
indikator Prevalensi Penyakit (Cakupan Penanganan Penemuan dan
Penanganan Pasien Baru TB) diantaranya :
 Komitmen antara fasilitas kesehatan swasta.

40
 Angka putus berobat dari pasien tinggi (lama pengobatan 6 bulan).
 Resistensi terhadap obat TBC akibat pengobatan yang tidak optimal
 Masih kurangnya tenaga kesehatan terlatih

d. Solusi Terhadap Permasalahan


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
dengan kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dengan anggaran
Rp406.507.500,- yaitu:
 Meningkatkan penjaringan suspek dalam gedung (Upaya Kesehatan
Perorangan) dan luar gedung (Upaya Kesehatan Masyarakat)
melibatkan masyarakat peduli Tuberkulosis dan melalui kegiatan Cageur
Jasa. Serta meningkatkan kolaborasi dengan sub-kegiatan lainnya (HIV-
TB, TB pada anak, TB Ibu Hamil).
 Meningkatkan ekspansi pengendalian Tuberkulosis ke fasilitas
pelayanan kesehatan milik swasta baik di tingkat pertama maupun
tingkat rujukan melalui workshop dan penampingan.
 Optimalisasi pelayanan TB-MDR (Tuberkulosis Multi Drug Resistant)
 Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program, baik
dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kecamatan, Kelurahan, dan Kader.
Hal yang bisa dilakukan adalah optimalisasi kegiatan Pos Gizi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua balita dalam
merawat anak untuk berperilaku hidup bersih sehat dan pemberian
makan yang sesuai dengan gizi seimbang dan program sanitasi
lingkungan untuk memperbaiki kesehatan lingkungan.

3.2.1.6. Indikator Kinerja Sasaran : Presentase Balita Gizi Buruk (BB/TB)

a. Uraian Pencapaian Kinerja


Pada tahun 2018, terdapat 27 kasus gizi buruk yang ditemukan sampai
akhir desember 2018. Penyebabnya antara lain pola asuh yang salah dalam
pemberian makanan pada balita, penyakit yang menyertai balita seperti TBC,
Diare Kronis dan ISPA. Selain itu, faktor ekonomi orang tua mempengaruhi
daya beli makanan bergizi. Jumlah ini seluruhnya ditangani (100%).

41
Sampai dengan akhir Desember 2018, Persentase balita gizi buruk
(BB/TB) dari target sebesar 0,08% dapat terealisasi sebesar 0,02% dimana
dari 120.970 seluruh balita di Kota Tangerang, sampai dengan dengan akhir
2018 terdapat 27 Balita yang berstatus gizi buruk (BB/TB). Bila dibandingkan
dengan tahun 2017 (44 balita gizi buruk BB/TB), jumlahnya menurun di tahun
2018.

Grafik 3.6.
Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB)

Persentase Balita Gizi Buruk (BB/TB)


0,07%
0,06% 0,06%
0,06%

0,05%

0,04% 0,04%
0,04%
0,03%

0,02% 0,02%

0,01%

0,00%
2014 2015 2016 2017 2018

Grafik tersebut menunjukkan kecenderungan penurunan kasus gizi


buruk dari tahun 2015 sampai tahun 2018. Pada tahun 2015, terdapat 72 orang
balita gizi buruk dari 117.189 orang balita (0,06%) meningkat pada tahun 2016
menjadi 76 orang dari 120.595 orang balita (0,06%). Peningkatan penemuan ini
dikarenakan upaya Dinas Kesehatan dalam meningkatkan kegiatan surveilans
gizi di tingkat puskesmas. Dengan kegiatan surveilans, jumlah kasus gizi buruk
di masyarakat lebih banyak ditemukan. Seluruh kasus gizi buruk yang
ditemukan tersebut kemudian diintervensi (100%). Dengan lebih berjalannya
kegiatan surveilans, diharapkan tingkat liputan kasus gizi buruk dapat lebih
menjangkau seluruh masyarakat.

42
b. Upaya Yang Telah Dilakukan
Upaya yang telah dilakukan untuk menekan Gizi Buruk di Kota Tangerang
antara lain melalui kegiatan:
 Pemberian makanan tambahan dan vitamin dengan anggaran
Rp299.549.250,- yang dilakukan melalui pengadaan 630 sachet formula
WHO untuk sasaran 91 balita gizi buruk
 Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya dengan anggaran Rp281.321.600,-
yang dilakukan di 1.078 Posyandu dengan tujuan 14.670 bayi mendapat
kapsul vitamin A dosis 100.000 IU dan 106.500 balita usia 6-59 bulan
mendapat kapsul vitamin A dosis 200.000 IU
 Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi
dengan anggaran Rp160.000.000,- melalui kegiatan pelatihan 91 orang
kader sebagai pendamping dan seminar 1000 Hari Pertama Kehidupan
untuk 360 orang peserta

c. Permasalahan yang dihadapi


Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi untuk menekan
Presentase Balita Gizi Buruk diantaranya:
 Sanitasi yang tidak memadai atau kebersihan yang kurang.
 Kesenjangan sosial, anak-anak dari keluarga tidak mampu yang
mempengaruhi ketersediaan makanan bergizi.
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang, pola asuh
dan makanan sehat.

d. Solusi Terhadap Permasalahan


Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah
melalui Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan anggaran
Rp811.730.850,- terfokus pada kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk
pencapaian Keluarga Sadar Gizi berupa;
 Pembentukan Tim Penggerak Keluarga Sadar Gizi yang terdiri dari
kader, petugas gizi, ibu PKK dan lintas sektor terkait.

43
 Kegiatan Pos Gizi yaitu intervensi bagi balita kurang gizi untuk
menaikkan status gizinya. Berkumpul bersama selama 10 hari berturut-
turut (3 sesi) di tempat yang terdekat dengan masyarakat untuk belajar
bersama mulai dari pemilihan, pengolahan, pemberian makan, berlajar
menjaga kebersihan, tumbuh kembang, kesehatan diri, kesehatan gigi,
dan lain lain. Harapannya anak naik status gizinya dan mencegah turun
status gizinya ke gizi buruk.
 Kegiatan Laksa Gurih (Tata Laksana Gizi Buruk Agar Segera Pulih) yaitu
pendampingan satu balita yang sudah berstatus gizi buruk oleh satu
orang kader pendamping yang terdekat domisilinya dan terlatih.
Dipantau setiap hari mulai dari asupan makan, pola asuh, kebersihan,
dipantau pertumbuhannya secara rutin, didampingi ke puskesmas, ke
rumah sakit bila perlu sampai balita tersebut naik status gizinya.
 Gebyar Keluarga Sadar Gizi berupa kampanye gizi seimbang untuk
masyarakat luas.

Semua kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat turut berpartisipasi


dalam mewujudkan keluarga sadar gizi bagi seluruh anggota keluarganya
sehingga menjadi keluarga sehat sebagai awal dari terwujudnya Kota Sehat.

44
BAB IV
PENUTUP

Dari seluruh uraian yang telah disimpulkan dari bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa secara umum dinas kesehatan kota tangerang telah
memperlihatkan pencapaian sasaran sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan
dalam sasaran rencana strategisnya.

Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2018, dari jumlah 6 indikator yang telah
ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2018, 1 indikator tidak mencapai
target yaitu Jumlah Kematian Ibu disebabkan oleh:
1. Preeklampsia eklamsi, dimana salah sau pemicunya adalah hipertensi dalam
kehamilan yang sering kali tidak terprediksi dan tidak ada tes efektif yang
dapat memprediksi kapan preeklamsi eklamsi akan terjadi, dan tidak ada
perawatan khusus untuk mencegah terjadinya preeklamsia eklamsi.
2. Faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi nutrisi/gizi ibu dan bayi.
3. Faktor biologis yaitu usia ibu saat hamil, jarak kehamilan, penyakit yang
menyertai yang dapat menyebabkan kompilkasi kehamilan
4. Cakupan K4 yang belum optimal, dimana ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan antenatal secara lengkap.
5. Kurangnya fasilitas ICU di Rumah Sakit.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut maka tindak lanjut yang


akan dilakukan adalah :
1. Mengoptimalkan antenatal care untuk memonitor kesehatan ibu dan bayi
selama dalam kandungan.
2. Mengoptimalkan persalinan oleh tenaga kesehatan, dengan mendekatkan
akses pelayanan kesehatan melalui pelayanan persalinan di puskesmas.
3. Menggalakan program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK) dalam
rangka pemenuhan gizi ( mencegah malnutrisi) bagi ibu hamil sampai anak
usia 2 tahun
4. Dinas Kesehatan telah melakukan upaya peningkatan cakupan komplikasi
kebidanan dan bayi baru lahir melalui “Gerakan Penyelamatan Ibu
Melahirkan dan Bayi Baru Lahir” yang terfokus pada Penanganan
45
Kegawatdaruratan ibu melahirkan dan bayi baru lahir memalui jejaring dengan
32 Rumah Sakit, 36 Puskesmas dan Bidan praktek Mandiri se Kota Tangerang.
Sebagai komitmen dalam penguatan Sistem Rujukan Ibu dan Bayi Lahir di
Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang mengeluarkan Peraturan
Walikota No. 5 tahun 2016 tentang Pedoman Pelayanan Rujukan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Pada tanggal 24 febuari 2016,
Dinas Kesehatan meluncurkan program Sistem Rujukan Ibu dan Bayi
“SIJARIEMAS” (Sistem Jejaring Rujukan Expanding Maternal and Neonatal
Survival) yang mengawal rujukan kegawatdaruratan maternal neonatal selama
24 jam 7 hari seminggu. Dengan adanya sistem dan Call Center SIJARIEMAS,
maka diharapkan mampu mengurangi rujukan touring hospital dan dapat
menjembatani komunikasi antara perujuk dan tempat rujukan.
5. Upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Kota Tangerang juga
memerlukan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu juga sudah
di lakukan penggalangan komitmen bersama dengan berbagai pihak Antara
lain Rumas Sakit, Puskesmas, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
kesehatan (BPJS Kesehatan), Palang Merah Indonesia (PMI), Organisasi
Profesi, dan unsur masyarakat yang tergabung dalam FOPKIA (Forum Peduli
Kesehatan Ibu dan Anak)
6. Pembentukan 273 Kelas Ibu hamil dan 68 Kelas Ibu Balita tersebar di seluruh
wilayah se-Kota Tangerang untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu
balita.
7. Pendampingan Ibu hamil dan balita resiko tinggi (Resti) oleh Kader Kesehatan
SRIKANDI (Sedari Dini Kawal Ibu Hamil dan Balita) dan juga berbagai inovasi
kesehatan yang mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi oleh
puskesmas

Demikian laporan ini disusun sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang
berkepentingan dan menjadi bahan evaluasi terhadap kinerja Dinas Kesehatan Kota
Tangerang. Semoga LKIP Dinas Kesehatan Tahun 2018 dapat menjadi referensi dan
menjadi bahan acuan dalam perbaikan di masa selanjutnya.

46
PROVINSI BANTEN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG
PROVINSI BANTEN
NOMOR 68 TAHUN 2018

TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan


akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Tangerang adalah
dengan menetapkan indikator kinerja utama sebagai
dasar pengukuran keberhasilan pencapaian suatu
tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 ayat
(3) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tentang
Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah, perlu menetapkan
Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota
Tangerang dengan Peraturan Walikota;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Walikota tentang Indikator Kinerja Utama
Pemerintah Kota Tangerang;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993
Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3518);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonersia Tahun 2014
Nomor 8);
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 09/M.PAN/05/2007 Tentang Pedoman
Penyusunan Indikator Kinerja Utama di lingkungan
Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 20/M.PAN/11/2008 Tentang Petunjuk
Penyusunan Indikator Kinerja Utama;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 1842);
9. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota
Tangerang Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Kota
Tangerang Tahun 2014 Nomor 10) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kota Tangerang Tahun 2014-2018 (Lembaran
Daerah Kota Tangerang Tahun 2017 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 10);
10. Peraturan Daerah 1 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Tangerang Tahun 2005- 2025 (Lembaran Daerah Kota
Tangerang Tahun 2013 Nomor 1);
11. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2016 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 8);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG INDIKATOR KINERJA


UTAMA PEMERINTAH KOTA TANGERANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kota Tangerang.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah
Daerah.
3. Walikota adalah Walikota Tangerang.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Daerah.
5. Indikator Kinerja Utama yang selanjutnya disebut IKU
adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
sasaran strategis organisasi.
6. IKU Pemerintah Daerah adalah ukuran keberhasilan
dari suatu tujuan dan sasaran strategis Pemerintah
Daerah.
7. IKU SKPD adalah ukuran keberhasilan dari suatu
tujuan dan sasaran strategis SKPD.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang selanjutnya disebut RPJMD adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Tangerang.
9. Kinerja Organisasi adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi
sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi
organisasi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan
dan kegagalan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan.
10. Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai
secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan
yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang
lebih pendek dari tujuan.

Bagian Kedua
Tujuan dan Ruang Lingkup
Pasal 2

Tujuan penetapan IKU adalah :


a. untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan
diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen
kinerja secara baik; dan
b. untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari
pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis
organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja
dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
Pasal 3

(1) Ruang lingkup IKU terdiri dari :


a. IKU Pemerintah Daerah; dan
b. IKU SKPD.
(2) IKU Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 4

(1) Setiap SKPD wajib menyusun IKU SKPD.


(2) IKU SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD dengan
format Keputusan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
(3) Format IKU SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

BAB II
DASAR KEGUNAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pasal 5

IKU wajib digunakan sebagai dasar untuk :


a. menetapkan Rencana Kinerja Tahunan;
b. menyusun Perjanjian Kinerja;
c. menyusun Laporan Kinerja; dan
d. melakukan evaluasi pencapaian kinerja.

BAB III
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pasal 6

(1) Penetapan IKU Pemerintah Daerah mengacu pada


RPJMD Kota Tangerang Tahun 2014-2018.
(2) Penetapan IKU SKPD mengacu pada IKU Pemerintah
Daerah dan Rencana Strategis SKPD Tahun 2014-
2018.
(3) IKU pada setiap tingkatan unit organisasi meliputi
indikator kinerja keluaran (output) dan hasil (outcome)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. IKU Pemerintah Daerah paling kurang memuat
indikator hasil (outcome); dan
b. IKU SKPD paling kurang memuat indikator
keluaran (output) sesuai dengan urusan, fungsi
dan tugas.
(4) Penetapan IKU selain mengacu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), juga
mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
a. kebutuhan informasi kinerja untuk
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja;
b. kebutuhan data statistik pemerintah; dan
c. kelaziman pada bidang tertentu dan
perkembangan ilmu pengetahuan.

BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 7

(1) Pembinaan atas pelaksanaan Peraturan Walikota ini


dilakukan oleh Sekretaris Daerah melalui unit kerja
yang membidangi pengembangan kinerja Perangkat
Daerah.
(2) Pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Walikota ini
dilakukan oleh SKPD yang melaksanakan fungsi
pengawasan.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8

Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini, maka


Peraturan Walikota Tangerang Nomor 56 Tahun 2014
tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota
Tangerang Tahun 2014-2018 (Berita Daerah Kota
Tangerang Tahun2014 Nomor 56) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Walikota
Tangerang Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Walikota Tangerang Nomor 56 Tahun
2014 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota
Tangerang Tahun 2014-2018 (Berita Daerah Kota
Tangerang Tahun 2017 Nomor 10), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku lagi.

Pasal 9

Peraturan Walikota ini berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang.

Ditetapkan di Tangerang
pada tanggal 23 Juli 2018

WALIKOTA TANGERANG,

Cap/Ttd

H. ARIEF R. WISMANSYAH

Diundangkan di Tangerang
pada tanggal 23 Juli 2018

SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG,

Cap/Ttd

DADI BUDAERI

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2018 NOMOR 68


LAMPIRAN I
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG
NOMOR : 68 TAHUN 2018
TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA
TANGERANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA KOTA TANGERANG

Misi 1: Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, akuntabel, dan transparan didukung dengan struktur birokrasi yang
berintegritas, kompeten, dan professional

No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
1 Meningkatnya Jumlah pendapatan asli Rp. Triliun Jumlah pendapatan asli daerah (PAD) Badan Pengelolaan Jumlah pendapatan asli daerah
Kemandirian Keuangan daerah (PAD) yang diterima oleh Pemerintah Kota Keuangan Daerah (BPKD) (PAD) yang terdiri dari pajak
Daerah Tangerang. dan Badan Pendapatan daerah; retribusi daerah; hasil
Daerah (BPD) pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan; dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah

2 Meningkatnya Opini BPK terhadap WTP/ WDP/ Opini BPK terhadap laporan keuangan Badan Pengelolaan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK
Akuntabilitas Kinerja laporan keuangan TMP pemerintah daerah Keuangan Daerah (BPKD) RI
Birokrasi pemerintah daerah
Nilai evaluasi AKIP A, BB, B, CC, Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Kota Bappeda Nilai Evaluasi AKIP Kota
pemerintah daerah C, D Tangerang Tangerang diukur sesuai dengan
Permenpan No. 25/2012 tentang
Pedoman atas Implementasi
SAKIP serta perubahannya
No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
3 Terwujudnya pelayanan Persentase integrasi % Jumlah sistem informasi dan aplikasi Dinas Komunikasi dan Integrasi sistem merupakan
publik yang berbasis aplikasi penyelenggaraan pemerintah daerah Informatika proses membangun suatu
teknologi informasi penyelenggaraan yang telah terintegrasi dibagi Jumlah kesatuan sistem informasi dari
pemerintah daerah sistem informasi dan aplikasi komponen-komponen perangkat
penyelenggaraan pemerintah daerah lunak, perangkat keras dan
yanga ada jaringan yang berbeda

Misi 2: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing tinggi

No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
4 Terwujudnya Jumlah penanaman Rp. Triliun Jumlah nilai penanaman modal Dinas Penanaman Modal Penanaman modal adalah segala
peningkatan investasi modal (investasi) (investasi) PMA dan PMDN dan Pelayanan Terpadu bentuk kegiatan menanam modal,
dan kemudahan Satu Pintu (DPMPTSP) baik oleh penanam modal dalam
perijinan negeri maupun penanam modal
asing untuk melakukan usaha di
wilayah Kota Tangerang

Persentase perizinan % Jumlah perjinan yang diterbitkan tepat Dinas Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan
tepat waktu waktu sesuai peraturan yang berlaku dan Pelayanan Terpadu Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dibagi Jumlah permohanan perijinan Satu Pintu (DPMPTSP) (DPMPTSP) menargetkan seluruh
yang memenuhi syarat lengkap sesuai pelayanan izin sesuai waktu
peraturan berlaku sehingga target yang harus
dicapai adalah 100%

5 Meningkatnya Jumlah kunjungan Orang Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Dinas Kebudayaan dan Kunjungan Wisatawan terdiri dari
kepariwisataan wisatawan Kota Tangerang Pariwisata Wisatawan Mancanegara dan
Wisatawan Nusantara
No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
Rata-rata lama Hari Jumlah lamanya hari tamu yang Dinas Kebudayaan dan Untuk mengetahui berapa lama
kunjungan wisatawan menginap di hotel (hari) dibagi Jumlah Pariwisata seorang tamu menginap di suatu
(Rata-rata lama tamu yang menginap di hotel (orang) akomodasi pada suatu waktu
menginap di hotel) tertentu

6 Terwujudnya industri Nilai PDRB sektor Rp. Milyar Nilai PDRB Atas Harga Konstan 2010 BPS, Dinas Perindustrian Sektor industri pengolahan
yang maju industri (ADHK) pada sektor industri pengolahan dan Perdagangan merupakan lapangan usaha
terbesar yang berperan dalam
perekonomian Kota Tangerang.

Misi 3: Mengembangkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial demi terwujudnya masyarakat yang
berdaya saing di era globalisasi

No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
7 Meningkatnya Indeks pendidikan Point Indeks pendidikan pada Indeks BPS, Dinas Pendidikan Indeks Pendidikan atau Indeks
aksesibilitas Pembangunan Manusia (IPM) Pengetahuan adalah
pendidikan penggabungan dua indikator
pendidikan, yaitu Harapan Lama
Sekolah (HLS) dan Rata-rata
Lama Sekolah (RLS)

8 Meningkatnya Indeks kesehatan Point Indeks Kesehatan pada Indeks BPS, Dinas Kesehatan Indeks Kesehatan atau Indeks
aksesibilitas kesehatan Pembangunan Manusia (IPM) harapan hidup didapat dari angka
harapan hidup, digunakan untuk
mengukur pembangunan di
bidang kesehatan. Meningkatnya
angka harapan hidup dapat
berarti adanya perbaikan
pembangunan di bidang
kesehatan
No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
9 Terwujudnya Persentase penurunan % Jumlah PMKS tahun n dikurang Jumlah Dinas Sosial Berdasarkan Permensos RI No 8
pelayanan dan PMKS PMKS tahun n-1 dibagi Jumlah PMKS Tahun 2012 tentang Pedoman
perlindungan tahun n-1 kali 100 persen Pendataan dan Pengelolaan Data
kesejahteraan sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi
dan Sumber Kesejahteraan Sosial

10 Terwujudnya Tingkat Pengangguran % Jumlah angkatan kerja yang tidak BPS, Dinas Angkatan kerja yang tidak bekerja
penciptaan dan Terbuka bekerja atau sedang mencari pekerjaan Ketenagakerjaan atau sedang mencari pekerjaan
perluasan lapangan dibagi jumlah angkatan kerja kali 100 adalah mereka yang belum
kerja persen pernah bekerja sama sekali
maupun yang sudah penah
berkerja, atau sedang
mempersiapkan suatu usaha,
mereka yang tidak mencari
pekerjaan karena merasa tidak
mungkin untuk mendapatkan
pekerjaan dan mereka yang
sudah memiliki pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja

11 Terwujudnya Persentase % Jumlah penyelesaian konflik SARA Kantor Kesbang dan Politik SARA adalah berbagai
peningkatan kesadaran penyelesaian konflik yang difasilitasi dibagi Jumlah konflik Dalam Negeri pandangan atau tindakan yang
masyarakat terhadap Suku, Agama, Ras dan SARA yang terjadi didasarkan pada sentimen
kesatuan, kebangsaan, Adat (SARA) identitas yang menyangkut
keturunan, agama, kebangsaan
kepolitikan dan hukum
atau kesukuan dan golongan.
setiap tindakan yang melibatkan
kekerasan dan diskriminasi dan
pelecehan yang didasarkan pada
identitas diri dan golongan dapat
dikatakan sebagai tindakan SARA
Misi 4: Meningkatkan pembangunan sarana perkotaan yang memadai dan berkualitas

No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
12 Terwujudnya Luas genangan dan Ha Luas genangan dan banjir di wilayah Kota Dinas Pekerjaan Umum Penanganan banjir sampai tuntas
pengendalian banjir dan Banjir Tangerang dan Penataan Ruang sehingga luas genangan dan
genangan banjir di wilayah Kota Tangerang
akan berkurang

13 Terwujudnya pelayanan Persentase kemacetan % Jumlah titik kemacetan yang ditangani Dinas Perhubungan Semakin banyak titik kemacetan
tansportasi perkotaan yang tertangani dibagi jumlah titik kemacetan di ruas jalan yang tertangani maka kondisi lalu
terpadu Kota Tangerang kali 100 persen lintas semakin lancar

Misi 5: Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman

No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
14 Terwujudnya lingkungan Persentase rumah layak % Jumlah rumah layak huni dibagi Total Dinas Perumahan dan Rumah layak huni adalah suatu
perumahan dan huni jumlah rumah yang ada Permukiman hunian atau tempat tinggal yang
permukiman yang layak layak huni yang telah memenuhi
persyaratan untuk hunian baik
secara teknis maupun non teknis
No. Sasaran Indikator Kinerja Satuan Formulasi/ Cara Pengukuran Sumber Data Keterangan
15 Terwujudnya peningkatan Indeks Kualitas (U, SB, B, C, Nilai indeks kualitas lingkungan hidup Dinas Lingkungan Hidup Ada tiga indikator kualitas
kualitas lingkungan hidup Lingkungan Hidup K, SK, W) (IKLH) lingkungan yaitu kualitas air
sungai, kualitas udara, dan
tutupan hutan

WALIKOTA TANGERANG,

Cap/Ttd

H. ARIEF R. WISMANSYAH
LAMPIRAN II
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG
NOMOR 68 TAHUN 2018
TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH KOTA TANGERANG
TAHUN 2014 – 2018

FORMAT SURAT KEPUTUSAN KEPALA SKPD


TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA
(…nama SKPD…) KOTA TANGERANG

KOP SURAT SESUAI INSTANSI

KEPUTUSAN KEPALA (…nama SKPD…) KOTA TANGERANG


NOMOR : /........
TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA
(…nama SKPD…..) KOTA TANGERANG

KEPALA (…nama SKPD….) KOTA TANGERANG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (1),


ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Walikota Nomor ..... Tahun
..... tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah
Kota Tangerang Tahun 2014-2018, perlu menetapkan
Indikator Kinerja Utama (…nama SKPD…);

b. bahwa penetapan Indikator Kinerja Utama sebagaimana


dimaksud pada pertimbangan huruf a, perlu di atur dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala (…nama
SKPD…)

Mengingat : 1.

2.

3. Dst……

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA (…nama SKPD…) KOTA TANGERANG


TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (…nama SKPD…)
KOTA TANGERANG.

KESATU : Indikator Kinerja Utama (…nama SKPD…) Kota Tangerang,


dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada diktum
KESATU, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan
oleh (…nama SKPD…) Kota Tangerang dalam menetapkan
rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan
anggaran, menyusun perjanjian kinerja, menyusun laporan
kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai
dengan dokumen Rencana Strategis (Renstra) (...nama SKPD…)
Kota Tangerang Tahun 2014-2018.

KETIGA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada diktum


KESATU, disusun dengan mengacu kepada Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Kota Tangerang dan ditetapkan dalam
bentuk Keputusan Kepala (…nama SKPD…) Kota Tangerang.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tangerang
pada tanggal ………………..
KEPALA (…nama SKPD……)
Kota Tangerang,

(Nama Lengkap dan Titel )


(Pangkat /Golongan)
(NIP. ……………………)

WALIKOTA TANGERANG,

Cap/Ttd

H. ARIEF R. WISMANSYAH
LAMPIRAN III
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG
NOMOR TAHUN
TENTANG
INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH
KOTA TANGERANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA


“NAMA SKPD”

Indikator Formulasi/ Cara


No. Sasaran Satuan
Pengukuran
Sumber Data Keterangan
Kinerja
1

WALIKOTA TANGERANG,

H. ARIEF R. WISMANSYAH

Anda mungkin juga menyukai