Anda di halaman 1dari 161

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) di dunia pada tahun 2016

Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 527.000 jiwa.. Amerika Serikat yaitu

9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.

Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara salah satunya yaitu

Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup.

Di Indonesia pada bulan Januari sampai September 2016 Angka

Kematian Ibu (AKI) sebesar 401 per 100.000 jiwa, Angka Kematian Ibu

masih tinggi meskipun dari hasil Sensus Penduduk 2010 dan SUPAS 2015

ada penurunan dari 346 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 305 per

100.000 kelahiran hidup. Masih jauh dari harapan Tujuan Pembangunan

Milenium (MDGs) yang menargetkan AKI di tahun 2015 adalah 102 per

100.000 kelahiran hidup, Dengan demikian diharapkan pada tahun 2030

AKI kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup sesuai target bukan hanya

sekedar impian.( sustainable development goals,2016).

Angka Kematian Ibu (AKI) Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur

tahun 2017, dari data yang dilaporkan di Kalimantan Timur angka kematian

Ibu (AKI) menunjukan pada tahun 2013 sebesar 125 kasus kematian, turun

pada tahun 2014 menjadi 104 kasus, tahun 2015 menjadi 100 kasus

kematian ibu dan kembali turun pada tahun 2016 menjadi 95 kasus kematian

1
ibu namun kembali meningkat di Tahun 2017 menjadi 110 kasus kematian

ibu. (Profil kesehatan, 2017).

Angka kematian Ibu di Kota Balikpapan tahun 2017 meningkat

dengan jumlah kasus 10 atau (78/100.000 KH) dengan perhitungan jumlah

kelahiran hidup di Kota Balikpapan 12.800 sehingga didapatkan 10/12.800

x 100.000 = 78 dengan pengertian bahwa dari 100.000 Kelahiran Hidup di

Kota Balikpapan terdapat 78 kasus kematian ibu. Target penurunan AKI

secara Nasional yaitu 112/100.000 KH. Dengan demikian penurunan AKI

Kota Balikpapan dari 72/100.000 KH tahun 2016 menjadi 78/100.000 KH

tahun 2017 masih dibawah target nasional. (Profil Kesehatan, 2017).

Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup sebanding dari

sisi jumlah dibandingkan tahun 2017 sebanyak 6 / 1000 KH dan tahun

2016 sebanyak 6 / 1000 KH. Pada jumlah kasus kematian dari 78 Kasus di

tahun 2016 menurun menjadi 76 Kasus di tahun 2017. (Profil Kesehatan,

2017).

Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan

(Continuity of Care) mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus hingga

pemilihan alat kontrasepsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu

hamil melalui pemberian pelayanan antenatal minimum 4 kali selama

masa kehamilan yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia

kehamilan 0-12 minggu). Minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 12-28 minggu). Minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia

2
kehamilan 28 minggu – lahir). Pelayanan tersebut diberikan untuk

menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini

faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.

Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat

besi sebanyak 90 tablet (Fe) (Kemenkes RI, 2015).

Pelayanan kesehatan yang di berikan pada ibu bersalin yaitu

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter spesialis

kebidanan dan kandungan (SpoG), dokter umum dan bidan). Pelayanan

kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai

standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang

dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan,

pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada

hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. (Kemenkes

RI.2015).

Pelayanan kesehatan neonatus dengan melakukan kunjungan

nenonatus (KN) lengkap yaitu KN 1 kali pada usia 0 jam- 48 jam, KN 2

pada hari ke 3-7 hari dan KN 3 pada hari ke 8-28. Pelayanan pertama yang

di berikan pada kunjungan neonatus adalah pemeriksaan sesuai Standart

Manajemen Terbaru bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi

baru lahir termasuk ASI Ekslusif dan perawatan tali pusat. Pelayanan

kesehatan pada ibu nifas dan neonatus juga mencakup pemberian

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi

3
baru lahir, termasuk keluarga berencana pasca bersalin. (Kemenkes, RI .

2013)

Continuity of care adalah suatu proses dimana tenaga

kesehatan terlibat secara terus menerus dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas tinggi, biaya perawatan medis yang efektif. Continuity of

Care pada awalnya merupakan ciri dan tujuan utama memberikan asuhan

yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas. Selama kehamilan

trisemester III, dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartum.

Penyediaan pelayanaan individual yang aman, fasilitasi pilihan informasi,

untuk lebih mendorong kaum wanita selama persalinan dan kelahiran, dan

untuk menyediakan perawatan komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir

selama periode postpartum (Estiningtyas,dkk, 2013).

Pemerintah bersama tenaga kesehatan dan masyarakat bertanggung

jawab untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap

pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas, mulai dari saat hamil,

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca

persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi

komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana. Di samping itu,

pentingnya melakukan intervensi lebih ke hulu yakni kepada kelompok

remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan penurunan AKI dan

AKB (Situasi Kesehatan Ibu, 2015).

4
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan asuhan

kebidanan yang komprehensif selama masa hamil dengan judul :

1. “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.D G 2P1001 Usia

Kehamilan 36 Minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

Balikpapan Tahun 2019”.

2. “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.Y G 2P1001 Usia

Kehamilan 35 Minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

Balikpapan Tahun 2019”.

3. “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.S G4P2012 Usia

Kehamilan 31 Minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak

Balikpapan Tahun 2019”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada studi kasus

ini adalah “Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.D

G2P1001 hamil 36 minggu, Ny.Y G2P1001 Usia Kehamilan 35 Minggu, dan

Pada Ny.S G4P2012 Usia Kehamilan 31 Minggu di wilayah Puskesmas Muara

Rapak Kota Balikpapan dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir

dan nifas hingga KB”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif ibu hamil,

persalinan, bayi baru lahir dan nifas.

5
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil dengan pendekatan manajemen dan di dokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

bersalin dengan pendekatan manajemen dan di dokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

c. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru

lahir dengan pendekatan manajemen dan di dokumentasikan dalam

bentuk SOAP.

d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas

dengan pendekatan manajemen dan di dokumentasikan dalam bentuk

SOAP.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, dapat mempraktikan teori yang di dapat secara langsung
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin,
bayi baru lahir dan ibu nifas.
b. Bagi Institusi pendidikan, dapat menjadi bahan pembelajaran dalam
perkuliahan.
c. Bagi klien, klien mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan
kebidanan secara berkesinambungan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas dapat dijadikan dasar untuk

6
mengembangkan ilmu kebidanan serta asuhan secara komprehensif

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Subjek penelitian dalam asuhan kebidanan secara komprehensif

dengan melakukan pengambilan data secara primer terhadap Ny. D usia 27

tahun G2P1001 36 minggu yang bertempat tinggal di Jl.Inpres IV RT.01

Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Kota, Ny.Y G2P1001 Usia

Kehamilan 35 Minggu yang bertempat tinggal Jl. Imus Payau No.7 RT. 33

Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Kota, dan Pada Ny.S

G4P2012 Usia Kehamilan 31 Minggu. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang

komprehensif akan dilakukan pada periode bulan April 2019 - Mei 2019

yang meliputi pengawasan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuhan Kebidanan Komprehensif

Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses


pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun
1970an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian,
pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik.
Diagnosis :
G...PAPAH usia kehamilan..... minggu janin tunggal/ganda,
hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin.
G : Gravida
P : Partus, a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2006).
Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan
penunjang berupa USG atau dilakukan pemeriksaan khusus
(VT) dan diyakini kehamilan merupakan kehamilan
intrauterine.
Asuhan dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang
dilakukan secara profesional berdasarkan ilmu dan kiat
kepada pasien/klien yang bertujuan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang sedang dialami pasien/klien.

8
Pendokumentasian Manajemen Kebidanan dengan Metode SOAP

Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi


klien meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah
dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis,
didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu:
S (subjektif), meggambarkan pendokumentasiaan hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah 1
varney.

O (objektif), menggambarkan pendokumentasian hasil


pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik
lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
asuhan sebagai langkah 1 varney.

A (assessment), menggunakan pendokumentasian haisl


analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam
suatu identifikasi :
a. Diagnosis/masalah.
b. Antisipasi diagnosis/masalah potensial.
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan dokter,
konsultasi/kolaborasi dan/atau rujukan sebagai langkah 2,
3, dan 4 Varney

P (planning), menggambarkan pendokumentasian dan


tindakan (1) dan evaluasi perencanaan (E) berdasarkan
assessment sebagai langkaah 5, 6, 7 varney.

B. Konsep Dasar Teori


1. Konsep Dasar Kehamilan

9
a. Definisi Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-
40 minggu, masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi
pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran
anak dimana ikatan antara orang tua dan janin yang
berkembang pada trimester ini (Mochtar, 2009) sedangkan
menurut Hutahaean, 2013 adalah Trimester III merupakan periode
kehamilan 29-40 minggu. Menurut Kuswanti (2014) kehamilan
triwulan ketiga (antara 28 minggu sampai 40 minggu).
b. Perubahan Fisiologis Trimester III
1.      Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol/beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi 1000 gram
saat akhir kehamilan (Manuaba, 2013).

2.     Serviks Uteri

Terdapat tanda chadwick, goodell, dan mucus plug, serviks


uteri mengalami hipervaskularisasi & pelunakan. Lendir serviks
meningkat seperti gejala keputihan (Hutahaean, 2013).

3.    Vagina Dan Vulva

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah


karena pengaruh estrogen sehingga tampak tanda Chadwicks
(Manuaba, 2013).
Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi
progesteron dan esterogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak
terjadi kematangan ovum selama kehamilan (Hutahaean, 2013).
Mengalami hipervaskularisasi krn pengaruh progesteron
&estrogen, berwarna kebiruan (tanda chadwick) (Hutahaean,
2013).

4. Mammae

10
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara dipengaruhi oleh hormon yaitu estrogen, progesteron,
dan somatomamotrofin (Manuaba, 2013).
Areola mengalami hiperpigmentasi, glandula montgomeri
makin tampak, papila mamae makin membesar atau menonjol,
pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum
berfungsi (Hutahaean, 2013).

5.      Sirkulasi Darah


Volume darah. Semakin meningkat & jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia
kehamilan 32 minggu. Volume darah bertambah sebesar 25-30%
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Sel darah. Sel darah
merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih
meningkat hingga 10.000/ml. Pada postpartum dengan terjadinya
hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitis (Manuaba, 2013).
6.     Sistem Respirasi
Terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yg
membesar pada usia kehamilan 32 minggu (Manuaba, 2013).
Menurut Hutahaean (2013) Kebutuhan oksigen meningkat
15-20%, diafragma terdorong ke atas, hiperventilasi, pernapasan
dangkal (20-24x/m) mengakibatkan penurunan kompliansi dada,
volume residu, dan kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume
tidal.

11
a. Inspirasi meningkat, maka jumlah kebutuhan oksigen (O2)
akan meningkat, sehingga suplai oksigen terus meningkat.

b. Jika ekspirasi meningkat, maka output karbon dioksida


(CO2) meningkat, sehingga karbon dioksida dalam darah
maternal menurun selanjutnya akan memudahkan transfer
karbon dioksida dari fetus kepada maternal (Hutahaean,
2013).

9.     Metabolisme Dalam Kehamilan


Mengalami perubahan dimana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin dan pesiapan memberikan ASI
(Manuaba, 2013). Sistem endokrin yang terjadi adalh sebagai
berikut:

a. Kelenjar tiroid, Pembesaran kelenjar tiroid akibat


hiperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskularitas
(Hutahaean, 2013).

b. Kelenjar Paratiroid, Kehamilan menginduksi


hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi
peningkatan kebutuhan kalsium (Ca) dan vitamin D
(Hutahaean, 2013).

c. Pankreas

1) Janin butuh glukosa sebagai bahan pertumbuhan, tidak


hanya menghasilkan simpanan glukosa (Hutahaean, 2013).

2) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat


menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada
awal kehamilan pankreas meningkatkan produksi insulinnya
(Hutahaean, 2013).

3) Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh


dan secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah
banyak yang lebih besar (Hutahaean, 2013).

4) Estrogen, progesteron dan kortisol secara kolektif menurunkan


kemampuan untuk menggunakan insulin. (Hutahaean, 2013).

c. Perkembangan Janin Trimester III

12
Tabel 2.21 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Trimester III
Umur kehamilan Pertumbuhan dan kehamilan
Minggu ke 0 Hasil konsepsi membentuk blastokista,
dan implantasi blastokista, vilus kronik
dibentuk segera setelah implantasi yang
disebut sebagai embrio.
Minggu ke 4 System kardiovaskuler terbentuklah
sirkulasi dalam embrio. Embrio
memiliki panjang 4-5 mm. Bakal lengan
dan tungkai telah terbentuk, dan
selubung amnion mulai terlepas dari
body stalk, yang selanjutnya menjadi
tali pusat.
Minggu ke 6 Panjang embrio 22-24 mm, kepala
berukuran relative besar dibandingkan
badan. Jantung telah terbentuk
sempurna. Jari tangan dan kaki telah
ditemukan, dan lengan menekuk pada
siku. Bibir atas telah sempurna, dan
telinga luar membentuk peninggian
definitive pada masing-masing sisi
kepala
Minggu ke 8 Pertumbuhan dan pematangan struktur-
struktur yang dibentuk saat periode
embrionik.
Minggu ke 12 TFU teraba tepat diatas simfisis pubis,
panjang kepala-bokong janin adalah 6-7
cm. Pusat penulangan telah timbul pada
sebagian besar tulang janin, jari tangan
dan kaki juga telah berdiferensiasi. Kulit
dan kuku telah berkembang dan muncul
tunas-tunas rambut yang terbesar.
Genetalia Externa mulai
memperlihatkan tanda pasti jenis
kelamin laki-laki atau perempuan
Minggu ke 16 Panjang kepala-bokong janin adalah 12
cm berat janin 110 g. Jenis kelamin
telah dapat ditentukan
Minggu ke 20 20 Berat janin >300 g, berat ini mulai
bertambah secara linear. Janin bergerak
kurang lebih setiap menit, dan aktif
sekitar 10-30 persen total waktu. Kulit
janin telah menjadi transparan, lanugo
seperti beledu menutupi seluruh tubuh
janin dan telah terbentuk sebagian

13
rambut di kulit kepala
Minggu ke 24 Berat janin sekitar 630 g, kulit secara
khas tampak keriput, dan penimbunan
lemak dimulai. Kepala masih relative
besar, alis dan bulu mata dapat dikenali.
Periode kanalikular dan perkembangan
paru-paru, saat membesarnya bronkus
dan bronkiolus serta berkembangnya
duktus alveolaris, hampir selesai.
Minggu ke 28 Panjang kepala-bokong sekitar 25 cm
dan berat janin sekitar 1100 g, kulit
janin yang tipis berwarna merah dan
ditutupi oleh verniks caseosa.
Membrane pupil baru saja menghilang
darimata.
Minggu ke 32 Panjang kepala-bokong janin kira-kira
28 cm dan berat sekitar 1800 g, kulit
permukaan masih merah dan keriput.
Minggu ke 36 Panjang kepala-bokong pada janin
sekitar 32 cm, dan berat janin sekitar
2500 g. Karena penimbunan lemak
subkutan, tubuh menjadi lebih bulat,
serta gambaran keriput pada wajah telah
menghilang.
Minggu ke 40 Periode saat janin dianggap aterm
menurut usia yang dihitung dari awal
periode menstruasi terakhir. Janin telah
berkembang sempurna. Panjang kepala-
bokong sekitar 36 cm dan berat kira-kira
3600 g.
(Sumber cunningham,2014)

Tabel 2.2 TFU sesuai Leopold

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


⅓ diatas simfisis 12 Minggu
½ simfisis-pusat 16 minggu
⅔ diatas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 24 minggu
⅓ diatas pusat 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus(px) 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus(px) 36 minggu
2 jari (4cm) dibawah(px) 40 Minggu

14
Sumber :Bobak, dkk (2004; h.2005).

Tabel 2.3 TFU sesuai Mc Donald


TFU Usia Kehamilan

20 cm 20 minggu

23 cm 24 minggu
26 cm 28 minggu
30 cm 32 minggu
33 cm 38 minggu

(Sumber: (Varney et al. 2008)

Tabel 2.4 TFU sesuai TBJ


Usia kehamilan Panjang Janin (cm) Berat Badan Janin
(Minggu) (gram)
4 0,4 – 0,5 0,4
8 2,5 – 3 2
12 6–9 19
16 11,5 – 13,5 100
20 16 – 18,5 300
24 23 600
28 27 1100
30-31 31 1800 – 2100
38 35 2900
40 40 3200
Sumber :Bobak, dkk (2004; h.2005).

d. Adaptasi Psikologis Ibu Hamil Trimester III

15
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
kehadiran bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir
kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan
dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul (Varney, 2007).
Menurut Kartono (2008), kecemasan pada ibu hamil trimester tiga
dapat berdampak pada proses persalinan, dimana pengaruh psikologis ini
bisa menghambat proses persalinan, misalnya his tidak teratur, jalan lahir
sangat kaku dan sulit membuka, atau posisi ayi tidak kunjung turun.
Terhambatnya proses persalinan disebabkan kecemasan dapat
menstimulasi pengeluaran hormone katekolamin yang akan menghambat
kerja atau aktifitas uterus (Auni Marhamah, eJournal Psikologi, 2013).

e. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III


1) Kebutuhan nutrisi
Nutrisi atau makanan yang sehat adalah mengenai
cara memilih makanan yang seimbang dan merasakan
yang terbaik secara fisik serta mental bagi diri (Hunter &
Dodds, 2007). Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu
hamil yaitu kalori : 2500 Kkal, protein 85 gr, kalsium (Ca)
: 1,5 gr, zat besi (Fe) : 15 mg, vitamin A : 6000 iu,
vitamin B : 1,8 mg, vitamin C : 100 mg, riboflavin : 2,5
mg, asam nicotin : 18 mg, vitamin D : 400-800 iu.
2) Kebutuhan eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan,
untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung
kemih yaitu minum dan menjaga kebersihan sekitar
kelamin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas
usus halus dan besar, sehingga buang air besar
mengalami obstipasi (sembelit). Sembelit dapat terjadi

16
secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya
gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan
untuk meningkatkan gerak, banyak makan makanan
berserat (sayur dan buah-buahan).
3) Kebutuhan istirahat/tidur
Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan
tidur yang mendukung kesehatan sendiri maupun
kesehatan bayinya. Tidur malam sekitar 8 jam
sedangkan istirahat/tidur siang sekurang-kurangnya ± 1
jam.

f. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester III


Ketidaknyamanan merupakan suatu perasaan
ataupun yang tidak menyenangkan bagi kondisi fisik
ataupun mental pada ibu hamil (Hidayah, 2008).
Macam-macam ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu
hamil trimester III yaitu:
1) Sesak nafas (nonpatologis)
Hal ini disebabkan kaena uterus telah mengalami
pembesaran hingga terjadi penekanan diafragma.
Penanganan posisi badan bila tidur menggunakan
ekstra bantal (Varney, 2007).
2) Peningkatan frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih pada trimester tiga paling
sering dialami disebabkan karena tertekan langsung
pada kandung kemih. Tekanan ini menyebabkan
wanita merasa perlu untuk berkemih (Varney, 2007).
Satu-satunya metode yang dapat dilakukan untuk
mengurangi frekuensi berkemih ini adalah
menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan
mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam

17
sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke kamar
mandi pada saat mencoba tidur (Varney, 2007)
3) Kram tungkai
Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan
asupan kalsium yang tidak adekuat. Dugaan lainnya
adalah karena uterus yang membesar memberi
tekanan baik pembuluh darah panggul, sehingga
mengganggu sirkulasi, atau pada saraf sementara
saraf ini melewati foramen oburator dalam
perjalanan menuju ekstermitas bagian bawah
(Varney, 2007).
4) Edema
Edema akibat gangguan sirkulasi vena pada
ekstermitas bagian bawah yang disebabkan oleh
tekanan uterus yang membesar pada vena-vena
panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan
pada vena cara inferior saat berada dalam posisi
terlentang (Varney, 2007).
Dianjurkan untuk banyak minum,
mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan
meninggikan kaki pada saat duduk atau istirahat.
Adapun cara penanganannya adalah sebagai berikut
hindari menggunakan pakaian ketat, elevasi kaki
secara teratur sepanjang hari, posisi menghadap
kesamping saat berbaring, penggunaan penyokong
atau korset pada abdomen maternal yang dapat
melonggarkan vena-vena panggul.
5) Sakit Perut bagian bawah
Ibu hamil yang merasakan nyeri pada perut bagian
bawah seperti tertusuk atau tertarik ke satu atau dua

18
sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan
oto untuk menahan rahim yang semakin membesar.
Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap (kurnia, 2009).
g. Asuhan Bidan Pada Trimester III
Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) memiliki
beberapa komponen dalam proses pelaksanaannya, yaitu dengan
14T (Hilda Dharmawan, 2013) (Kusmiyati, 2009).
1)   Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Menurut Prawirohardjo (2014), sebagai pengawasan
akan kecukupan gizi dapat dipakai kenaikan berat badan
wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil
rata-rata antara 6,5- sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih
dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih
sayur mayur dan buah-buahan.

Adapun cara untuk menentukan status gizi dengan


menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat badan dan
tinggi badan ibu sebelum hamil sebagai berikut:
Rumus IMT = Berat badan (kg)
Tinggi badan (m)²
Tabel 2.1 Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan
Total kenaikan berat Selama trimester
IMT (kg/m2) badan yang disarankan 2 dan 3
Kurus 12,7–18,1 kg 0,5 kg/minggu
(IMT<18,5)
Normal 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu
(IMT 18,5-22,9)
Overweight 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu
(IMT 23-29,9)

19
Obesitas 0,2 kg/minggu
(IMT>30)
Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
(Sumber: (Sukarni 2013)

2)   Ukur Tekanan Darah ( T2).


Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila
melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
(Dharmawan, 2013)

3)   Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )


Untuk mengetahui besarnya rahim dan dengan ini
menentukan tuanya kehamilan, menentukan letak janin dalam
rahim. Sebelum usia kehamilan 12 minggu, fundus uteri
belum dapat diraba dari luar. Normalnya tinggi fundus uteri
pada usia kehamilan 12 minggu adalah 1-2 jari di atas
simphysis (Varney et al. 2008)
Taksiran berat janin dapat dihitung dari rumus Johnson
Toshack (Johnson Toshack Estimated Fetal Weight ) yang
diambil dari tinggi fundus uteri .
JEFW (gram) = (FH (Fundal Heightcm ) – n ) x 155
(konstanta)
n = 11 bila kepala di bawah spina ischiadica
n = 12 bila kepala di atas spina ischiadica
n = 13 bila kepala belum masuk pintu atas panggul

Tabel 2.3 Usia Kehamilan Berdasarkan TFU


Dalam Bentuk (cm)
TFU Usia Kehamilan
20 cm 20 minggu

23 cm 24 minggu
26 cm 28 minggu

20
30 cm 32 minggu
33 cm 36 minggu

(Sumber: (Varney et al. 2008)

4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )


Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah
mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan
kadar hemoglobin. Ibu hamil dianjurkan meminum tablet zat
besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 µg (FeSO4 325 mg).
Kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II
karena absorpsi usus yang tinggi. Tablet Fe dikonsumsi
minimal 90 tablet selama kehamilan, sebaiknya tidak minum
bersama teh atau kopi karena akan menganggu penyerapan.
5)   Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada
saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama
dan dilakukan pada minggu ke-4.

Tabel 2.4 Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid


Imunisas Selang Waktu
i TT minimal pemberian Lama Perlindungan
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr%

21
Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg
Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

7)    Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )


Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang
pertama kali di ambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc.
Apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan
rujukan.

8)    Pemeriksaan Protein urine ( T8 )


Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine
mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala
Preeklampsi.

9)    Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) 


Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Bila hasil positif
maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan
adanya DMG.
10)  Perawatan Payudara ( T10 )
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu
hamil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada
usia kehamilan 6 Minggu.
11)  Senam Hamil ( T11 )
Senam hamil membuat otot ibu hamil rileks dan tenang,
rasa rileks dan tenang itu bisa mempengaruhi kondisi psikis
ibu hamil. Rasa gugup dan nerves saat akan mengalami masa
persalinan bisa menimbulkan kerugian bagi ibu hamil itu
sendiri. Saat seseorang gugup, ibu hamil akan mengalami
penurunan Hb. Hb sangat penting untuk ibu hamil yang akan

22
melahirkan, sebab saat melahirkan ibu hamil bisa
mengeluarkan banyak darah.

12)  Pemberian Obat Malaria ( T12 )


Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah
malaria juga kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni
panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang
positif.

13)  Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )


Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan
yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap
tumbuh kembang manusia.

14)  Temu wicara / Konseling ( T14 )


Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan.

2. Konsep Dasar Teori Persalinan Normal


a. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
dengan penyulit (APN, 2010) .
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke
dunia luar (Kuswanti,2014).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan

23
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban janin dari tubuh ibu (Kuswanti,2014).

b. Perubahan Fisiologis Persalinan

Perubahan Fisiologis Persalinan

Metabolisme Kardiak output Metabolisme


meningkat meningkat meningkat

Tekanan darah, Poliuria Motilitas


suhu tubuh, nadi, lambung
dan pernapasan menurun
meningkat

Gambar 2. 1 Perubahan Fisiologis Persalinan

c. Perubahan Psikologis Persalinan


1) Kala I
Pada ibu primi bahkan multi terkadang bereaksi
berlebihan terhadap persalinan awal dengan terlalu
banyak member perhatian pada kontraksi, menjadi
tegang, cemas atau perasaan aneh terhadap tubuh.
Sebagian besar wanita mengalami perasaan tidak
enak atau gelisah atau ketidakmampuan untuk
merasa nyaman dalam posisi apa pun dalam waktu
lama (Varney, 2008)
2) Kala II
Pada fase peralihan dari kala I ke kala II ditandai
dengan sansasi yang kuat dan kebingunan mengenai
apa yang harus dilakukan. Untuk beberapa wanita

24
desakan mengejan merupakan salah satu aspek
memuaskan sedangkan untuk yang lainnya
merasakan desak mengejan diras mengganggu dan
menyakitkan (Varney, 2008)
3) Kala III
Sesudah bayi lahir, aka nada masa tenang yang
singkat kemudian rahin kembali berkontraksi
sehinggan ibu perlu melanjutkan relaksasi dan
pernapasan terpola karena rahin kadang-kadang
mengalami kram yang hebat. Atau sebaliknya,
perhatian ibu tercurah seluruhnya pada bayi
sehingga hampir tidak menyadari terjadinya tahap
ketiga ini (Simkin, 2008).
4) Kala IV
Pada tahap ini ibu akan merasakan bahagia, lega,
atau bahkan euforida dengan bayi dna rasa terima
kasih kepada orang-orang yang telah membantu.
Sebaliknya ibu membutuhkan sedikit waktu untuk
menyesuaikan diri terhadap kenyataan bahwa dia
tidak lagi dalam persalinan, keadaan tidak hamil dan
sudah menjadi seorang ibu (Simkin, 2008).

d. Tahapan Persalinan
1) Kala I (kala pembukaan)
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)
hinggan serviks membuka lengkap (10 cm). Tanda-
tanda persalinan yaitu terjadi his persalina
memancar dari pinggang ke perut bagian bawah,
adanya pengeluaran lendir bercampur darah. Selain
itu tanda lainnya adalag terjadinya penipisan dan

25
pembukaan serviks dan pecahnya katung ketuban
(Varney, 2008)
Proses membukanya servik sebagai akibat his
dibagi dalamm 2 fase, yaitu:
a) Fase laten, berlangsung selama 8 jam. Pembukaan
terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran
diameter 3 cm.
b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yaitu:
(1) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(2) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2
jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi
lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan
9 menjadi lengkap.
2) Kala II
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Menurut Manuaba (2008), gejala dan
tanda kala dua persalinan yaitu ibu merasa ingin
mneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rectum dan atau vaginanya, perineum menonjol,
vulva-sfingter ani membuka, meningkatnya
pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa
dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah
pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya
bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

26
Bila dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin
tidak masuk lagi diluar his dan dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengn suboksiput di bawah simpisis dan
dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan
badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala dua
berlangsung rata-rata 1,5 jm dan pada multipara
rata-rata 0,5 jam (Manuaba, 2009).
3) Kala III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras
dengan fundus uterus agak diatas pusat. Beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya
plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir
dan jeluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah (WHO, 2013).
Tanda lepasnya plasenta, menurut WHO dalam
buku Acuan Persalinan Normal (2009) :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus, setelah bayi
lahir uterus berkontraksi dan plasenta terdorong
kebawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti
buah pear atau alpukat atau fundus berada diatas
pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan)
b) Tali pusat memanjang, tali pusat terlihat menjulur
keluar vulva (tanda Ahfeld)

27
c) Semburan darah mendadak dan singkat, darah
yang terkumpul dibelakang plasenta akan
membantu mendorong palsenta keluar dibantu
oleh gaya gravitasi.
4) Kala IV
mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam.
Dalam kala itu diamati, apakah tidak terjadi
perdarahan postpartum (Mochtar, 2011).

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1) Tenaga (Power) adalah kekuatan yang mendorong


janin keluar. Kekuatan yang mendorong janin dalam
persalinan meliputi :
a) His (kontraksi otot rahin)
b) Kontraksi otot dinding perut
c) Kontraksi dengan diafragma pelvis atau kekuatan
mengejan
d) Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
(Manuaba, 2008)
2) Janin dan plasenta (Passenger) keadaan janinmeliputi
letak janin dan presentasi. Presentasi digunakan
untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian
bawah rahin yang dijumpai pada palpasi atau pada
pemeriksaan dalam (Manuaba, 2008).
3) Jalan lahir (Passage) yang paling penting dan
menentukan proses persalinan adalah pelvis minor.
Yang terdiri dari susuna tulang yang kokoh
dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang
kuat. Jalan lahir adalah pelvis minor atau panggul
kecil. Panggul kecil ini terdiri dari pintu atas panggul,

28
bidang terluas panggul, bidang sempit panggul dan
pintu bawah panggul (Manuaba, 2008)
4) Psikis ibu dalam persalinan akan sangat
mempengaruhi daya keja otot-otot yang dibutuhkan
dalam persalinan. Baik itu yang otonom maupun
yang sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan
dengan rasa tenang dan sabar, maka persalinan
akan terasa mudah untuk ibu tersebut. Namun jika ia
merasa tidak ingin ada kehamilan dan persalinan,
maka hal ini akan menghambat proses persalinan
(Manuaba, 2008)
5) Penolong : dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa
yang dinamakan dorongan ingin mengejan asli atau
yang palsu. Untuk itu seorang bidan dapat
membantunya mengenali tanda dan gejala
persalinan sangat dibutuhkan. Tenaga ibuakan
menjadi sia-sia jika saat untuk mengejan yang ibu
lakukan tidak tepat (Manuaba, 2008).

f. Asuhan Bidan Pada Persalinan


Kala Asuhan kebidanan
1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu
seperti: suami, keluarga pasien, atau teman dekat
2. Mengatur aktivitas dan posisi ibu
3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
4. Menjaga privasi ibu
5. Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Kala 1 6. Menjaga kebersihan diri
7. Mengatasi rasa panas
8. Masase
9. Pemberian cukup minum
10. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
11. Sentuhan

Kala 2 1. Memberi dukungan terus menerus kepada ibu

29
2. Menjaga kebersihan diri
3. Mengipasi dan masase
4. Memberikan dukungan mental
5. Menjaga kandung kemih tetap kosong
6. Memberikan cukup minum
7. Memimpin mengedan
8. Bernafas selama persalinan
9. Pemantauan denyut jantung janin
10. Melahirkan bayi
11. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai
seluruh tubuh
12. Merangsang bayi
1. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
2. Memberikan oksitosin
Kala 3
3. Melakukan pengangan tali pusat terkendali atau PTT
4. Masase fundus
1. Ikat tali pusat
2. Pemeriksaan fundus dan masase
3. Nutrisi dan hidrasi
4. Bersihkan ibu
Kala 4 5. Istirahat
6. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
7. Memulai menyusui
8. Menolong ibu ke kamar mandi
9. Mengajari ibu dan anggota keluarga.
Sumber (Saifuddin 2010)

3. Dasar Teori Sectio Caesarea


1. Pengertian

Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan


anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn & William,
2010).
Menurut Amru Sofian (2012) Sectio Caesarea adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui
dinding depan perut (Amin & Hardhi, 2013). Sectio Caesarea
didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi pada dinding
abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi) (Rasjidi,
2009).

30
Dari beberapa pengertian tentang Sectio Caesarea diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa Sectio Caesarea adalah suatu tindakan
pembedahan yang tujuannya untuk mengeluarkan janin dengan cara
melakukan sayatan pada dinding abdomen dan dinding uterus.

2. Etiologi
Menurut Amin & Hardi (2013) etiologi Sectio Caesarea ada dua yaitu
sebagai berikut:

a. Etiologi yang berasal dari ibu

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disporporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/
panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan panggul, placenta previa terutama pada primigravida,
solutsio placenta tingkat I - II, komplikasi kehamilan yaitu
preeklampsi-eklampsia, atas permitaan, kehamilan yang disertai
penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista
ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b. Etiologi yang berasal dari janin

Fetal distress/ gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan
persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
3. Komplikasi
Menurut Wikjosastro (2007) komplikasi Sectio Caesarea sebagai berikut:

a. Komplikasi pada ibu

1) Infeksi puerperal Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti


kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas; atau
bersifat berat, seperti peritonitis, sepsis dan sebagainya. Infeksi
postoperatif terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada
gejala – gejala yang merupakan presdisposisi terhadap
kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban pecah,
tindakan vaginal sebelumnya).

2) PerdarahanPerdarahan banyak bisa timbul pada waktu


pembedahan jika cabang – cabang arteri uterina ikut terbuka,
atau karena atonia uteri.

31
3) Komplikasi – komplikasi lain seperti luka kandung kencing,
embolisme paru – paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.

4) Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang


kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa
ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

b. Komplikasi pada bayi Nasib anak yang dilahirkan dengan Sectio


Caesarea banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan
untuk melakukan Sectio Caesarea.

4. Indikasi dan kontra Indikasi


Menurut Rasjidi (2009) indikasi dan kontra indikasi dari Sectio
Caesarea sebagai berikut:

a. Indikasi Sectio Caesarea

1) Indikasi mutlak

Indikasi Ibu
(a) Panggul sempit absolut

(b) Kegagalan melahirkan secara normal karena kurang


adekuatnya stimulasi

(c) Tumor-tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi

(d) Stenosis serviks atau vagina

(e) Placenta previa

(f) Disproporsi sefalopelvik

(g) Ruptur uteri membakat

Indikasi janin
(a) Kelainan letak

(b) Gawat janin

(c) Prolapsus placenta

(d) Perkembangan bayi yang terhambat

(e) Mencegah hipoksia janin, misalnya karena preeklampsia.

32
2) Indikasi relative

(a) Riwayat Sectio Caesarea sebelumnya

(b) Presentasi bokong

(c) Distosia

(d) Fetal distress

(e) Preeklampsia berat, penyakit kardiovaskuler dan diabetes

(f) Ibu dengan HIV positif sebelum inpartu

3) Indikasi Sosial

(a) Wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalaman


sebelumnya.

(b) Wanita yang ingin Sectio Caesarea elektif karena takut


bayinya mengalami cedera atau asfiksia selama
persalinan atau mengurangi resiko kerusakan dasar
panggul.

(c) Wanita yang takut terjadinya perubahan pada tubuhnya


atau sexuality image setelah melahirkan.

b. Kontra indikasi Kontraindikasi dari Sectio Caesarea adalah:

1. Janin mati

2. Syok

3. Anemia berat

4. Kelainan kongenital berat

5. Infeksi piogenik pada dinding abdomen

6. Minimnya fasilitas operasi sectio caesarea.

4. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir


a. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang
badan sekitar 50-55 cm (Sondakh, 2013). Bayi baru lahir normal

33
adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat
lahir antara 2500-4000 gram (Sondakh, 2013).

Bayi baru lahir adalah masa yang dimulai ketika bayi


keluar dari perut ibu hingga bulan pertama kehidupan
(Varney, 2010).

Menurut Sondakh (2013) bayi baru lahir dikatakan normal jika


masuk dalam kriteria sebagai berikut:

1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.

2) Panjang badan bayi antara 48-50 cm.

3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.

4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

5) Detak jantung pertama antara 180 kali/menit, kemudian turun


sampai 140-120 kali/m pada saat bayi berumur 30 menit.

6) Pernafasan cepat pada menit pertama kira-kira 80 kali/m disertai


pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan intercostal,
serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

7) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup


terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.

8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

9) Kuku telah agak panjang dan lemas.

10) Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia
mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

11) Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk.

34
12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket.

b. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir

Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir

Sistem Sistem peredaran Sistem peredaran Sistem pengaturan


Gastrointestinal darah darah tubuh

Refleks menelan Tali pusat Kompresi paru selama Timbunan lemak dan
belum sempurna dipotong persalinan kadar glukosa yang
normal

Foramen ovale dan Udara masuk ke dalam


Gumoh duktus arteriosus paru
tertutup Panas tubuh normal

Usaha bernafas

Paru berfungsi normal

Gambar 2. 2 Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir

35
c. Periode Perkembangan Bayi Baru Lahir
1) Periode Transisi
Periode transisi adalah waktu ketika bayi
menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan
kemandirian ekstrauteri. Periode ini merupakan fase
tidak stabil selama 6 sampai jam pertama kehidupan,
yang akan dilalui oleh seluruh bayi, dengan
mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan dan
melahirkan.
Nilai
Tanda 0 1 2
Frekuensi Lambat dibawah
Tidak ada Diatas 100
jantung 100
Lambat tidak Menangis
Usaha Nafas Tidak ada
teratur dengan baik
Beberapa fleksi
Tonus Otot Tidak ada Gerakan aktif
ekstermitas
Refleks
mudah Tidak ada Menyeringai Menangis kuat
terjadi
Tubuh merah
Merah muda
Warna Biru Pucat muda,
seluruhnya
ekstermitas biru
Tabel 2. 1 Sistem Penilaian APGAR
Sumber : dari APGAR, V. The newborn (APGAR) scoring sistem : reflections and
advice. Pediatri. Clin. North Am. 113 (3): 645 (August) 1996
Interpretasi : Nilai 1-3 asfiksia berat, Nilai 4-6 asfiksia
sedang, Nilai 7-10 asfiksia ringan atau normal (Dewi, 2011).
Tabel 2. 2 Tanda-tanda Transisi Normal
PENGKAJIAN NILAI NORMAL

36
Tonus Sebagian fleksi
Refleks Utuh
menghisap
Perilaku Terjaga dan tidur bergantian
Bising usus Ada setelah 30 menit kelahiran
180 x/menit selama beberapa menit
pertama kehidupan 120-160 x/menit,
Nadi
bervariasi ketika tidur atau menangis
(100-180 x/menit)
40-60 x/menit, namun dapat mencapai 80
x/menit, pernafasan diafragma disertai
Pernafasan gerakan dinding abdomen dan dapat
terjadi pernapasan cuping hidung
sementara
Aksila : 36,5 – 37,5 °C
Suhu
Kulit : 36 – 36,5 °C
Lebih dari 45 mg%
Dextrosix
Hemtokrit kurang dari 65 – 70 %

2) Periode Reaktivitas Pertama


Periode reaktivitas pertama dimulai pada saat bayi lahir
dan berlangsung selama 30 menit. Warna bayi baru lahir
memperlihatkan sianosis sementara atau akrosianosis.
Pernafasan cepat, berada ditepi teratas rentang normal,
dan terdapat rales atau ronchi. Rales seharusnya hialng
dalam 20 menit. Adanya mucus biasanya akibat keluarnya
cairan paru yang tertahan.

37
Selama periode reaktivitas pertama setelah bayi lahir,
mata bayi baru lahir terbuka dan bayi memperlihatkan
perilaku terjaga. Bayi mungkin menangis, terkejut atau
mencari putting susu ibu (Stright, 2008)

3) Periode tidur yang berespons


Tidur pertama ini dikenal sebagai fase tidur. Frekuensi
jantung bayi baru lahir menurun pada periode ini hingga
kurang dari 140 x/menit. Murmur dapat terdengar, ini
semata-mata merupakan indikasi bahwa duktus arteriosus
tidak sepenuhnya tertutup dan tidak dipertimbangkan
sebagai temuan abnormal (Stright, 2008).

4) Periode rektivitas kedua


Selama periode reaktivitas kedua (tahap ketiga
transisi), dari usia sekitar 2 sampai 6 jam atau dimulai
waktu bayi bangun, ditandai dengan respons berlebihan
terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah
muda menjadi agak sianosis, frekuensi jantung bayi labil
(cepat), frekuensi nafas harus tetap berada dibawah 60
x/menit dan seharusnya tidak ada lagu dan rales atau
ronchi.
Pemberian makan segera sangat penting untuk
mencegah hipoglikemia dan dengan menstimulasi
pengeluaran feses, mencegah ikterus. Pemberian makan
segera juga memungkinkan kolonisasi bakteri di usus,
yang menyebabkan pembentukan vitamin K oleh saluran
cerna. Titik mucus bercampur empedu selalu merupakan
tanda penyakit pada bayi baru lahir dan pemberian makan
harus di tunda sampai penyebabnya telah diselidiki
menyeluruh (Stright, 2008)

38
d. Kebutuhan Dasar Bayi Baru lahir
1) O2 (zat asam atau udara segar), setelah bayi lahir,
kebutuhan O2 dipenuhi oleh pemasukan (intake) paru-
parunya sendiri. Bila bayi baru lahir tidak langsung
menangis dan terlihat warna kulit bayi membiru/pucat
segera bebaskan jalan nafas bayi sambil menilai
APGAR menit I
2) Gizi, air susu ibu (ASI) adalag makanan yang terbaik
untuk menjamin kesehatan dan pertumbuhan
bayi/anak, diberikan pada usia 0-2 tahun
3) Eliminasi, bayi baru lahir harus sudah buang air kecil
dalam waktu 24 jam setelag lahir, selanjutnya buang
air kecil 6-8 x/hari. Feses bayi baru lahir berwarna
hijau (meconium), dan bayi baru lahir harus sudah
buang air besar dalam 24 jam.
4) Istirahat dan tidur, akan sangat bermanfaat jika bayi
diletakkan di tempat tidur yang hangat, tempat tidur
seharusnya diletakkan dekat tempat tidur ibu
sehingga bisa dihangatkan dan bisa diberikan ASI saat
bayi menginginkannya
5) Kebersihan (personal hygiene), menjaga kebersihan
bayi baru lahir sangat penting guna menunjang
kesehatan diri bayi. Perawatan utuk menjaga
kebersihan bayi adalah sperti memandikan bayi,
memakaikan pakaian hangat pada bayi, merawat tali
pusat, dan mengganti pojok bayi.

e. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Tanda bahaya bayi baru lahir : sianosis/kebiruan,
demam, kedinginan/hipotermi, perdarahan, kuning (kulit

39
bayi terlihat berwarna kunign, warna kuning ini terjadi
karena penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin).

Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir Menurut Vivian (2011) tanda
bahaya pada bayi baru lahir adalah:

1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit

2. Terlalu hangat (≥ 38º C)

3. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat, atau


memar

4. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk


berlebihan

5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan


berdarah

6. Kejang.

f. Asuhan Bidan Pada Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi
selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek penting dari asuhan
segera setelah lahir adalah:

1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibu, caranya sebagai berikut:

a) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.

b) Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut


dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah
terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas
tubuh.

c) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi


setiap 15 menit.

d) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi.

40
e) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5 C, segera hangatkan bayi
(Yongky dkk, 2012).

2. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit


ibunya sesegera mungkin, caranya sebagai berikut:

a) Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin. Kontak dini antara


ibu dan bayi penting untuk kehangatan mempertahankan
panas yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan
pemberian ASI.

b) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap


siap dengan menunjukkan rooting reflek.

c) Jangan pisahkan bayi sedikitnya satu jam setelah persalinan


(Yongky dkk, 2012).

3. Menjaga pernafasan, caranya sebagai berikut:

a) Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit.

b) Jika tidak bernafas, lakukan hal sebagai berikut: keringkan


bayi dengan selimut atau handuk hangat, gosoklah punggung
bayi dengan lembut.

c) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.

d) Bila bayi sianosis/kulit biru, atau sukar bernafas/frekuensi


pernafasan 30>60 kali/m, berikan oksigen dengan kateter
nasal (Yongky dkk, 2012).

4. Merawat mata, caranya sebagai berikut:

a) Berikan eritromicin 0,5% atau tetrasiklin 1%, untuk


pencegahan penyakit mata.

b) Berikan tetes mata perak nitrat atau neosporin segera setelah


lahir (Yongky dkk, 2012).

g. Reflek pada bayi normal


Menurut Sondakh (2013) Bayi lahir normal mempunyai berbagai
macam reflek antara lain:

41
1. Reflek menggenggam dilakukan dengan cara mendekatkan jari
pemeriksa ketelapak tangan bayi apakah bayi berusaha
menggenggam atau tidak
2. Reflek rooting dilakukan apabila kita memberikan sentuhan ke
pipi bayi apakah bayi akan mencari sentuhan atau tidak
3. Reflek moro/terkejut merupakan gerak terkejut bayi yang
dilakukan dengan cara memberi sentuhan dengan jari maupun
tangan secara tiba tiba
4. Reflek sucking / Menghisap untuk mengetahui apakah bayi
berusaha menghisap dengan cara memasukkan putting/ dot
kedalam mulut bayie.
5. Reflek slowing untuk mengetahui apakah bayi bisa menelan ASI
yang diberikan atau tidak
6. Glabella reflek merupakan kedipan mata dan pengerutan pada
kening bayi pada saat bayi disentuh pada daerah os glabella
dengan jari tangan pemeriksa
7. Gland reflek merupakan usaha mengankat kedua paha bayi jika
lipatan paha kanan dan kiri disentuh oleh pemeriksa
8. Tonick Neck untuk mengetahui usaha bayi mengangkat
kepalanya jika bayi digendong.
5. Konsep Dasar Teori Nifas
a. Definsi Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa
setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42
hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut
involusi (Maritalia,2012).
Asuhan selama periode nifas perlu mendapat
perhatian karena sekitar 60% Angka Kematian Ibu
terjadi pada periode ini. Angka Kematian Ibu (AKI)

42
adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan
dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup (Maritalia,2012).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu (Nugroho,dkk,2014).

b. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas

Sistem Sistem endokrin Sistem Sistem urinaria


reproduksi gastrointestinal

Otot polos HCG Kurang KIE luka Kandung kemih


berkontraksi menurun perineum kurang sensitive

Estrogen Menahan defekasi Urine residual


Involusi uterus, menurun
lochea

Prolaktin Konstipasi
meningkat

Produksi ASI

43
c. Perubahan Psikologis Masa Nifas
Adaptasi psikologi ibu terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Hari ke-1 (Taking In)
Ibu terfokus pada diri sendiri, minta diperhatikan
2) Hari ke-2 (Taking Hold)
Ibu menjadi mandiri, punya keinginan merawat
bayinya
3) Minggu pertama (Letting Go)
Masa mendapat peran baru, ibu memulai
mencurahkan kegiatan pada bantuan orang lain, beri
dukungan baik dari petugas maupun keluarganya.

d. Tahapan Masa Nifas


Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, menurut Dewi
(2011) yaitu puerperium dini, puerperium intermedial,
dan remote puerperium. Adapun tahapan tersebut
sebagai berikut:
1) Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan serta menjalankan aktivitasnya layaknya
wanita normal lainnya.
2) Puerperium intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau
persalinan mempunyai komplikasi.

e. Tanda Bahaya Masa Nifas


1) Pengeluaran vagina yag baunya membusuk

44
2) Rasa sakit di bagian bawah abdomen/punggung
3) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik
4) Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur
5) Pembengkakan di wajah atau tanga
6) Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa
tidak enak badan
7) Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau
terasa sakit
8) Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
9) Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan pada
kaki
10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu
mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri
11) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
(Prawirohardjo, 2010).

f. Asuhan Bidan Pada Masa Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam 1.  Mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
setelah
2.   Mendeteksi dan merawat penyebab
persalinan
lain perdarahan rujuk bila
perdarahan berlanjut.
3.  Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4.   Pemberian ASI awal, 1 jam setelah
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
berhasil dilakukan
5.   Melakukan hubungan antara ibu

45
Kunjungan Waktu Tujuan
dan bayi baru lahir
6.   Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia. Jika
petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama sudah kelahiran atau
sampai bayi dan ibu dalam keadaan
stabil 
2 6 hari 1.   Memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus
setelah
berkontraksi, fundus di bawah
persalinan
umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
2.   Menilai adanya tanda – tanda
demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3.   Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit pada bagian
payudara ibu
4.   Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari
3 2 minggu 1.   Memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus
setelah
berkontraksi, fundus di bawah
persalinan
umbilicus, tidak ada perdarahan

46
Kunjungan Waktu Tujuan
abnormal, tidak ada bau.
2.   Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3.   Memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan dan
istirahat
4.    Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
5.   Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari
4 6 minggu 1.   Menanyakan pada ibu tentang
penyulit yang ia atau bayi alami
setelah
2.   Memberikan konseling untuk
persalinan
menggunakan KB secara dini.

6. Konsep Dasar Hepatitis

a. Asuhan ibu hamil dengan hepatitis B

Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan


trimeseter II maka gejala-gejala nya akan sama dengan gejalahepatitis
virus pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-gejala yang timbul relatip
lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada trimester III,
namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit.
Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan
gejala-gejala yang lebih berat dan penderita umumnya me-nunjukkan
gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah acute hepatic necrosis sering

47
terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang sangat tinggi,
dibandingkan dengan penderita tidakhamil. Pada trimester III, adanya
defisiensi faktor lipo tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan
nutrisi, menye-babkan penderita mudah jatuh dalam acute hepatic
necrosisTampaknya keadaan gizi ibu hamil sangat menentukan prognose.
Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala
hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu
hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula me-
ningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin,menyebabkan
infeksi hepatitis virus pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh
lebih berat.Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya hepatitis
virus,telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan
antara perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya
gejala-gejala hepatitis virus. Diketahuibahwa pada wanita hamil, secara
fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses pembekuan darah,
yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan
aktivitasfibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi
DIC(Disseminated Intra Vascular Coagulation). Dalam penelitianini
terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam meningkatkanberatnya hepatitis
virus pada kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila sudah terjadi gejala-gejala
hepatitisvirus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti.Hepatitis virus
pada kehamilan dapat ditularkan kepada ja-nin, baik in utero maupun
segera setelah lahir. Penularan virusini pada janin, dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu :
1.      Melewati placenta
2.       Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
3.       Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya
4.       Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.
Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga
terjadi hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin
mati pada periode neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan

48
dapat menembusplacenta, ialah virus type B. Beberapa bukti, bahwa virus
hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya hepatitis antigen
dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir. Selain itu telah
dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati pada periode neonatal
akibat infeksi hepatitisvirus. Hasil autopsy menunjukkan adanya
perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai
suatubentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan yang lanjut pada heparini,
hanya mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam
rahim. Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat
pada lobus kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis
dari Ibu ke janin dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan
virus hepatitis dari Ibu ke janinatau bayinya, tergantung dari tenggang
waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu dengan saat persalinan. Angka
tertinggididapatkan, bila infeksi hepatitis virus terjadi pada
kehamilantrimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami hepatitis
virus padawaktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus pada bayi-nya
yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru lahir
tidak mengandung virus tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus
B dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan
pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil
yanghanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.
Dilaporkan, bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B,
dengan gejala yang jelas, 48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang
pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen,
hanya 5% dari bayinya mengalami virus B antigenemia. Meskipun
hepatitis virus, belum jelas pengaruh nya terhadap kelangsungan
kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiran prematur terjadi pada 66%
kehamilan yang disertai hepatitisvirus B. Adanya icterus pada Ibu hamil
tidak akan menimbulkan kerena icterus pada janin. Icterus terjadi akibat
adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil
yang mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis virus pada

49
janin terjadi pada waktu persalinan maka gejala-gejalanya baru akan
nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat
dibuktikan, bahwa hepatitisvirus pada Ibu hamil dapat menimbulkan
kelainan congenital pada janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari
kehamilan yang disertai hepatitis virus, tidak dijumpai perubahan-
perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila
terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan
kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.
b. Pencegahan

Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan


penderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1
cc/kg. berat badan. Gamma globulin ternyatatidak efektif untuk mencegah
hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal
mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah penularan hepatitis virus.
Untuk kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya
enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut
semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium telah kembali normal.
Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan
laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan
kemudian.
c. Pengobatan
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda
dengan wanita tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit
sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal.
Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapitinggi protein
dan karbohydrat.Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya
dihindari.Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada
hepatitis virus yang aktip dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi
perdarahan post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru
lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan
pemeriksaantransaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus

50
antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi
pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus, yang
perlu dilakukan ialah pada ibu hamil yang HBsAg positif bayinya perlu
dilindungi dengan segera sesudah lahir sedapat mungkin dalam waktu dua
jam bayi diberi suntikan HBSIG dan langsung divaksinasi dengan vaksin
hepatitis B .  Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain HBsAg pasitif,
HBe nya juga positif. Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan
interval satu bulan atau sesuai dengan skema vaksin yang digunakan.
Selain itu pada kasus seperti ini para dokter dan tenaga medis harus diberi
vaksin juga. Pengelolaan secara konservatif adalah terapi pilihan untuk
penderita hepatitis virus dalam kehamilan.  Prinsipnya ialah suportif dan
pemantauan gejala penyakit.
Pada awal periode simptomatik dianjurkan :
Tirah baring
pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.
Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali
pada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk
Diet
Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan tertentu bagi
penderita penyakit hepatitis. Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi
pasien mengandung cukup kalori dan protein. Satu-satunya yang dilarang
adalah makanan maupun minuman beralkohol. jika pasien mual, tidak
nafsu makan atau muntah – muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika sudah
tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30 – 35 kalori / kg
BB) dengan protein cukup (1 g / kg BB). Pemberian lemak seharusnya
tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak,
karena disamakan dengna kandung empedu.
Medikamentosa :

51
a.      Interferon adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem
imun tubuh sebagai respon terhadap adanya virus, bakteri, parasit,
atau sel kanker.
Ada tiga jenis interferon yang memiliki efek antivirus yaitu :
         interferon alfa,
         interferon beta
         interferon gamma.
Efek antivirus yang paling baik diberikan oleh interferon alfa.
Interferon alfa bekerja hampir pada setiap tahapan replikasi virus
dalam sel inang. Interferon alfa digunakan untuk melawan virus
hepatitis B dan virus hepatitis C. Interferon diberikan melalui
suntikan. Efek samping interferon timbul beberapa jam setelah injeksi
diberikan.
Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah :
         rasa seperti gejala flu
         demam
         mengigil
         nyeri kepala
         nyeri otot dan sendi.
Setelah beberapa jam, gejala dari efek samping tersebut
mereda dan hilang. Efek samping jangka panjang yang dapat timbul
adalah gangguan pembentukan sel darah yaitu menurunnya jumlah sel
granulosit (granulositopenia) dan menurunnya jumlah trombosit
(trombositopenia), mengantuk bahkan rasa bingung.

b.      Lamivudin : Lamivudin adalah antivirus jenis nukleotida yang


menghambat enzim reverse transcriptase yang dibutuhkan dalam
pembentukan DNA. Lamivudin diberikan pada penderita hepatitis B
kronis dengan replikasi virus aktif dan peradangan hati. Pemberian
lamivudin dapat meredakan peradangan hati, menormalkan kadar
enzim ALT dan mengurangi jumlah virus hepatitis B pada penderita.

52
Terapi lamivudin untuk jangka panjang menunjukkan
menurunnya resiko fibrosis, sirosis dan kanker hati. Namun lamivudin
memiliki kelemahan yang cukup vital yaitu dapat menimbulkan
resistensi virus.

Efek samping yang mungkin muncul dari pemberian


lamivudin antara lain:
         rasa lemah
         mudah lelah
         gangguan saluran pencernaan
         mual, muntah
         nyeri otot
         nyeri sendi
         sakit kepala
         demam, serta kemerahan.
 Efek samping yang berbahya lainnya adalah radang pankreas,
meningkatnya kadar asam laktat, dan pembesaran hati. Namun
umumnya efek samping tersebut dapat ditolerir oleh pasien. Terapi
lamivudin ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil..
c.      Adepovir dipivoksil : Adepovir dipivoksil berfungsi sebagai
penghenti proses penggandaan untai DNA (DNA chain terminator),
meningkatkan jumlah sel yang berperan dalam sistem imun (sel NK)
dan merangsang produksi interferon dalam tubuh. Kelebihan adepovir
dipivoksil dibandingkan dengan lamivudin adalah jarang
menimbulkan resistensi virus.
Efek samping yang ditimbulkan adepovir dipivoksil antara
lain:
         nyeri pada otot
         punggung

53
         persendian dan kepala.
 Selain itu terdapat juga gangguan pada saluran pencernaan
seperti mual atau diare, gejala flu, radang tenggorokan, batuk dan
peningkatan kadar alanin aminotransfrase. Gangguan fungsi ginjal
juga dapat terjadi pada dosis berlebih.
d.      Entecavir : Entecavir berfungsi untuk menghambat enzim polymerase
yang dibutuhkan dalam sintesis DNA virus. Kelebihan entecavir
adalah jarang menimbulkan resistensi virus setelah terapi jangka
panjang.
Sedangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya adalah :
         nyeri kepala
         pusing
         mengantuk
         diare
         mual
         nyeri pada ulu hati dan insomnia
e.       Telbivudin : Telbivudin adalah jenis antivirus yang relatif baru.
Terapi telbivudin diberikan pada pasien hepatitis B dengan replikasi
virus dan peradangan hati yang aktif. Telbivudin berfungsi
menghambat enzim DNA polymerase yang membantu proses
pencetakan material genetic (DNA) virus saat bereplikasi. Meski
belum didukung data yang cukup bahwa telbivudin aman bagi ibu
hamil, sebaiknya terapi telbivudin tidak diberikan pada ibu hamil
mupun menyusui.
 Efek samping dari terapi telbivudin antara lain :
         mudah lelah
         sakit kepala
         pusing
         batuk
         diare

54
         mual
         nyeri otot, dan rasa malas.
Vitamin K dapat diberikan pada kasus dengan kecenderungan
pendarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma,
penagannn seperti pada koma hepatik.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rencana tentang cara mengumpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi

dengan tujuan penelitian itu (Nasution, 2009).

Rancangan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang diuraikan

secara deskriptif dari hasil jaringan pengumpulan data yang diperoleh dari

beberapa metode. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi lengkap dari suatu

fenomena yang diamati secara objektif dan nyata (Notoatmodjo, 2010).

Penulisan studi kasus secara menyeluruh berisi hasil observasi dan

wawancara mendalam pada subjek yang dipilih saat memberikan asuhan

55
berkesinambungan (Continuity Of Care), yang menggunakan pendekatan

menajemen kebidanan 7 langkah Varney dalam pelaksanaan asuhannya.

B. Lokasi dan Waktu


Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Damai pada

bulan April 2019 – Mei 2019

C. Subjek Kasus
Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda,
ataupun lembaga organisasi (Amirin,2011).
Pada penelitian studi kasus ini subyek yang diteliti adalah ibu hamil

trimester III.

Subyek penelitian yang akan dibahas dalam laporan ini adalah “NY.D” G2P1001
USIA KEHAMILAN 36 MINGGU, “NY.Y” G 3P1011 USIA KEHAMILAN 35
MINGGU, dan “NY.S” G4P2012 USIA KEHAMILAN 31 MINGGU yang
diberikan asuhan pada masa kehamilannya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam laporan ini

sesuai metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif, menurut

(Arikunto, 2009) yaitu untuk mengumpulkan informasi mengenai status

gejala, penelitian secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan

data yang diperlukan dengan mengadakan penelitian dilapangan (field

research). Adapun teknik pengambilan datanya adalah :

1. Observasi
Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati secara

langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat

kegiatan yang dilakukan objek tertentu (Kriyantono, 2011). 

56
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi

klien yang dikelola atau mengamati perilaku dan kebiasaan klien yang

berhubungan dengan asuhan yang akan diberikan.

2. Wawancara
Menurut Kriyantono tahun 2011, wawancara adalah percakapan

antara peneliti seseorang yang berharap mendapatkan informasi, dan

informan seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting

tentang sesuatu objek.

Penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara

langsung dengan klien dan keluarga.

3. Pemeriksaan Fisik
Peneliti melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi yang dilakukan untuk memperoleh data sesuai

dengan kasus yang dikelola.

4. Studi Dokumentasi
Penulis menggunakan dokumentasi yang berhubungan dengan

judul proposal ini seperti : catatan medis klien yang berupa buku KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak), literatur dan lain sebagainya.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dapat dipakai penulis untuk mendapatkan

data. Penelitian ini menggunakan instrument seperti lembar pengkajian,

checklist, dokumentasi. Ronny Kountur menyatakan: “instrument

dimaksudkan sebagai alat pengumpulan data.”

57
F. Kerangka Kerja

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian

yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

G. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak responden untuk

menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya

ancaman terhadap responden. Sebelum penelitian dilakukan, responden

akan dijelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan kerahasiaan

responden.

1. Respect for persons

Penelitian ini menekankan pemberian asuhan dengan menghormati

klien dan memberikan perlindungan terhadap haknya. Dimana “Ny. D,

Ny.Y, Ny.S” diberikan penjelasan tentang asuhan kebidanan yang akan

dilakukan kepadanya dan menjaga kerahasiaan klien. Klien bersedia ikut

serta secara sadar dalam penelitian ini.

2. Beneficence dan non maleficence


Memberikan asuhan pada “Ny. D, Ny.Y, Ny.S” dengan melakukan

pengkajian terlebih dahulu kemudian melakukan pemeriksaan secara

head to toe, pemeriksaan kebidanan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan

hati-hati dan didampingi oleh pembimbing yang berkompeten

dibidangnya.

3. Justice

58
a. Dari hasil pemeriksaan pada “Ny. D, di temukan, Tekanan

Darah :130/70 mmHg, Pernafasan : 20x / menit, Nadi : 80x/ menit,

Suhu : 36,30 C, Leopold I: TFU 32 cm, se-Px. TBJ : (32-11)

x 155 = 3,255 gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak

melenting (bokong), Leopold II: teraba bagian memanjang keras

seperti papan di sebelah kanan, dan teraba bagian-bagian kecil janin di

sebelah kiri (punggung kanan), Leopold III: teraba bulat, keras dan

melenting (presentasi kepala),Leopold IV: convergen (bagian terendah

janin belum masuk PAP), DJJ (+) 137 x/ menit, irama teratur,

intensitas kuat, Hb : 10,1 gr%.

b. hasil pemeriksaan pada “Ny. Y, di temukan, keadaan umum

: baik, kesadaran : Composmentis, Tekanan Darah :110/70 mmHg

Pernafasan: 20x / menit Nadi: 80x/ menit Suhu: 36,00 C. Leopold I:

TFU 29 cm, 1 jari bawah px. TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram Pada

fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).

Leopold II: teraba bagian memanjang keras seperti papan di sebelah

kanan, dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung

kanan),Leopold III: teraba bulat, keras dan melenting (presentasi

kepala).Leopold IV: convergen (bagian terendah janin belum masuk

PAP).DJJ (+) 136 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat Hb : 13,3 gr

hasil pemeriksaan pada “Ny. S, di temukan, keadaan umum : baik,

kesadaran : Composmentis, Tekanan Darah :110/70 mmHg Pernafasan :

59
20x / menit Nadi : 80x/ menit Suhu: 36,00 C, Leopold I : TFU 30 cm,

se-Px. TBJ : (30-11) x 155 = 2,945 gram Pada fundus teraba lunak, agak

bulat dan tidak melenting (bokong), Leopold II : teraba bagian

memanjang keras seperti papan di sebelah kanan, dan teraba bagian-

bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung kanan), Leopold III : teraba

bulat, keras dan melenting (presentasi kepala), Leopold IV:convergen

(bagian terendah janin belum masuk PAP), DJJ (+) 124 x/ menit, irama

teratur, intensitas kuat, Hb : 11 gr%

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Antenatal Care (pengkajian awal)

1. Identitas

Nama klien : Ny. D Nama suami : Tn. E

Umur : 27 tahun Umur : 28 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Honorer


Alamat : Jl. Manunggal No.34 RT. 23 Kelurahan Damai

Bahagia Kecamatan Balikpapan Kota


2. Anamnesa
Tanggal : 18 April 2019 Pukul : 10.00 WITA

60
Oleh : Haeriyah

a. Alasan Kunjungan saat ini : ingin memeriksakan kehamilan

b. Keluhan : Nyeri perut bagian bawah

c. Riwayat obstetri dan ginekologi

1) Riwayat menstruasi

a) HPHT : ? Agustus 2018

b) TP : 10 Mei 2019

c) Usia Kehamilan : 36 minggu

d) Lamanya : 5 hari

e) Menarche : 12 tahun

f) Siklus : 30 hari

g) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

h) Konsistensi : stoesel, cair, dan merah

i) Teratur/tidak : teratur

j) Dismenorrhea : tidak ada

k) Keluhan : tidak ada

2) Flour albus

a) Banyaknya : Ada

b) Warna : Bening

c) Bau/gatal : Tidak ada

3) Tanda – tanda kehamilan

a) Test kehamilan : Test Pack

b) Tanggal : September

61
c) Hasil : Positif

d) Gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu : usia

kehamilan 20 minggu

e) Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : >10 kali

4) Riwayat penyakit/gangguan reproduksi

a) Mioma uteri : Tidak ada

b) Kista : Tidak ada

c) Mola hidatidosa : Tidak ada

d) PID : Tidak ada

e) Endometriosis : Tidak ada

f) KET : Tidak ada

g) Hydramnion : Tidak ada

h) Gemelli : Tidak ada

i) Lain – lain : Tidak ada

5) Riwayat kehamilan
G2 P1 A0
Kehamilan I : 2017 lahir spontan
Kehamilan II : hamil inil

6) Riwayat imunisasi
a) Imunisasi Catin : tempat : PKM Muara
Rapak
b) Imunisasi TT : Lengkap

7) Riwayat kesehatan :
a) Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada

62
Hepar : Ada
DM : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
PSM/HIV/AIDS : Tidak ada
Campak : Tidak ada
Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Gangguan mental : Tidak ada
Operasi : Tidak ada
Hemorrhoid : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

a) Alergi
Makanan : Tidak ada
Obat – obatan : Tidak ada

8) Keluhan selama hamil


a) Rasa lelah : Tidak ada

b) Mual dan muntah : Awal kehamilan

c) Tidak nafsu makan : Tidak ada

d) Sakit kepala/pusing : Tidak ada

e) Penglihatan kabur : Tidak ada

f) Nyeri perut : nyeri di bagian bawah

g) Nyeri waktu BAK : Tidak ada

h) Pengeluaran cairan pervaginam : keputihan

i) Perdarahan : Tidak ada

j) Haemorrhoid : Tidak ada

k) Nyeri pada tungkai : Tidak ada

l) Oedema : Tidak ada

63
m)Lain-lain : Tidak ada

9) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

Anak ke Kehamilan Persalinan Anak


Tempat Masa Penyu-
N0 Umur Penyulit Jenis Penolong jenis BB PB Keadaan
lahir gestasi lit
1 RSUD
39-40 3.5 49 Sehat,
2 th Gn. - SC Dokter - P
mgg kg cm normal
Malang
2
Hamil ini
Tabel.4.1 Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Lalu (Varney 1997).

10) Kebiasaan sehari – hari

a) Merokok sebelum / selama hamil : Tidak

ada

b) Obat – obatan /jamu, sebelum / selama hamil

: obat-obatan dari bidan berupa Vitamin dan Fe / jamu kencur

kadang kadang

c) Alkohol : Tidak ada

d) Makan / diet

(1) Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur dan buah

(2) Frekuensi : 2-3 kali sehari

(3) Porsi : 1 piring (dihabiskan)

(4) Pantangan : Tidak ada

e) Perubahan makan yang dialami : Tidak ada

f) Defekasi / miksi

(1) BAB

64
(a) Frekuensi : 1x sehari

(b) Konsistensi : lunak

(c) Warna : kuning kecoklatan

(d) Keluhan : Tidak ada

(2) BAK

(a) Frekuensi : 5-10 kali sehari

(b) Konsistensi : cair

(c) Warna : jernih

(d) Keluhan : Tidak ada

g) Pola istirahat dan tidur


(a) Siang : 1-2 jam
(b) Malam : 7-8 jam

h) Pola aktivitas sehari – hari


(a) Di dalam rumah : pekerjaan rumah tangga
(b) Di luar rumah : kerja tapi sekarang lagi cuti

i) Pola seksualitas
(a) Frekuensi : 1 x seminggu
(b) Keluhan : tidak ada

11) Riwayat Psikososial


a) Pernikahan
(1) Status : menikah

(2) Yang ke : pertama

(3) Lamanya : 5 tahun

(4) Usia pertama kali menikah : 23 tahun

65
b) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : Ibu cukup

mengetahui tentang kehamilannya. Ibu telah memperoleh

informasi mengenai kehamilannya saat pemeriksaan

kehamilan dengan dokter spesialis kandungan.

c) Respon ibu terhadap kehamilan : Kehamilan ini sangat

diharapkan oleh ibu. Ibu juga mengharapkan kehamilan dan

persalinannya berjalan dengan normal serta anak yang

dilahirkan selamat dan sehat. Suami dan keluarga sangat

bahagia dan mendukung atas kehamilan ibu. Hubungan ibu

dengan keluarga dan lingkungan sekitar cukup baik.

d) Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : ibu

mengharapkan jenis kelamin anaknya adalah laki laki

namun ibu menerima apa saja jika jenis kelamin anaknya

bukan laki laki yang penting anaknya normal dan sehat.

e) Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis

kelamin anak : ibu menerima jenis kelamin apa saja yang

nantinya lahir yang penting normal dan sehat

f) Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Tidak

ada

g) Pantangan selama kehamilan : Tidak ada

h) Persiapan persalinan

(1) Rencana tempat bersalin : RSUD Gunung Malang

(2) Persiapan ibu dan bayi : 90 %

66
12) Riwayat kesehatan keluarga

a) Penyakit jantung : Tidak ada

b) Hipertensi : Tidak ada

c) Hepar : Tidak ada

d) DM : Tidak ada

e) Anemia : Tidak ada

f) PSM / HIV / AIDS : Tidak ada

g) Campak : Tidak ada

h) Malaria : Tidak ada

i) TBC : Tidak ada

j) Gangguan mental : Tidak ada

k) Operasi : Tidak ada

l) Bayi lahir kembar : Tidak ada

m) Lain-lain : Tidak ada

13) Pemeriksaan
a) Keadaan umum

(1) Berat badan

(a) Sebelum hamil : 65 kg

(b) Saat hamil : 73 kg

(c) IMT : BB (kg) = 65 kg = 26,7

TB (m)² (1,56 cm)²

(d) Penurunan : Tidak ada

(e) Tinggi badan : 156 cm

(f) Lila : 28 cm

67
(g) Kesadaran : composmentis

(h) Ekspresi wajah : Pandangan ibu fokus pada

penjelasan yang diberikan,ibu kooperatif saat di

periksa

(i) Keadaan emosional : Stabil ibu terlihat nyaman

dan tidak terlihat cemas atas kehamilannya

b) Tanda – tanda vital

(a) Tekanan darah : 130/70 mmHg

(b) Nadi : 80x/menit

(c) Suhu : 36,83ͦ C

(d) Pernapasan : 20x/menit

c) Pemeriksaan fisik

Inspeksi

(1) Kepala

(a) Kulit kepala : Bersih,tidak ada ketombe

(b) Kontriksi rambut : Kuat

(c) Distribusi rambut : Merata ada sedikit rontok

(d) Lain – lain : Tidak ada

(2) Mata

(a) mata : tidak oedema

(b) Konjungtiva : tidak anemis

(c) Sklera : putih

(d) Lain – lain : Tidak ada

68
(3) Muka

(a) Kloasma gravidarum : tidak ada

(b) Oedema : Tidak ada

(c) Pucat / tidak : tidak pucat

(d) Lain – lain : Tidak ada

(4)Mulut dan gigi

(a) Gigi geligi : lengkap

(b) Mukosa mulut : lembab

(c) Caries dentis : ada sedikit

(d) Geraham : lengkap

(e) Lidah : bersih, berwarna merah

muda

(f) Lain – lain : Tidak ada

(5) Leher

(a) Tonsil : tidak ada pembesaran

(b) Faring : tidak ada pembesaran

(c) Vena jugularis : tidak ada pembesaran

(d) Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

(e) Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran

(f) Lain-lain : tidak ada

(6) Dada

(a) Bentuk mammae : Simetris

(b) Retraksi : tidak ada

69
(c) Puting susu : puting susu menonjol

(d) Areola : tampak hiperpigmentasi

(e) Lain-lain : tidak ada

(7) Punggung ibu

(a) Bentuk /posisi : normal

(b) Lain-lain : tidak ada

(8) Perut

(a) Bekas operasi : ada

(b) Striae : ada

(c) Pembesaran : sesuai usia kehamilan

(d) Asites : tidak ada

(e) Lain-lain : tidak ada

(9) Vagina

(a) Varises : tidak ada

(b) Pengeluaran : tidak ada

(c) Oedema : tidak ada

(d) Perineum : tidak ada

(e) Luka parut : tidak ada

(f) Fistula : tidak ada

(g) Lain – lain : tidak ada

(10) Ekstremitas

70
(a) Oedema : tidak ada

(b) Varises : tidak ada

(c) Turgor : kembali dalam 2 detik

(d) Lain – lain : tidak ada

(11) Kulit

1) Lain – lain : tidak ada

Palpasi

(1) Leher

(a) Vena jugularis : tidak ada pembengkakan

(b) Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan

(c) Kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

(d) Lain – lain : tidak ada

(2) Dada

(a) Mammae : terjadi pembesaran

(b) Massa : tidak ada

(c) Konsistensi : Lunak

(d) Pengeluaran Colostrum : Belum ada

(e) Lain-lain : Tidak ada

(3) Perut

71
(a) Leopold I : TFU 32 cm, se-Px. TBJ : (32-11) x

155 = 3,255 gram Pada fundus teraba lunak, agak

bulat dan tidak melenting (bokong).

(b) Leopold II : teraba bagian memanjang keras

seperti papan di sebelah kanan, dan teraba bagian-

bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung kanan)

(c) Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting

(presentasi kepala).

(d) Leopold IV : convergen (bagian terendah janin

belum masuk PAP).

(e) Lain – lain : tidak ada

(4) Tungkai

(a) Oedema

1. Tangan Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

2. Kaki Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

Varices Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

(5) Kulit

(a) Turgor : baik, kembali dalam 2 detik

(b) Lain – lain : tidak ada

Auskultasi

(1) Paru – paru

(a) Wheezing : tidak ada

(b) Ronchi : tidak ada

72
(2) Jantung

(a) Irama : teratur

(b) Frekuensi : 80x/menit

(c) Intensitas : kuat

(d) Lain-lain : tidak ada

(3) Perut

(a) Bising usus ibu : positif

(b) DJJ

1. Punctum maksimum : pada kuadran 3 ibu

2. Frekuensi : 137x/menit

3. Irama : teratur

4. Intensitas : Sedang

5. Lain – lain : tidak ada

Perkusi

(1) Dada

(a) Suara : normal

(2) Perut : normal

(3) Ekstremitas

Refleks patella : Kanan : positif

Kiri : positif

(4) Lain – lain : tidak ada

14) PemeriksaanKhusus

a) Ukuran panggul luar

73
(1) Distansia spinarum : 26 cm

(2) Distansia kristarum : 30 cm

(3) Conjugata eksterna : 20 cm

(4) Lingkar panggul : 90 cm

(5) Kesan panggul: normal

15) Pemeriksaan laboratorium

a) Darah Tanggal : 4 April 2019

(1) Hb : 10,1 gr%

(2) Golongan darah : AB

(3) Lain – lain : tidak ada

b) Urine Tanggal : -

(1) Protein : tidak ada

(2) Albumin : tidak ada

(3) Reduksi : tidak ada

(4) Lain – lain : tidak ada

c) Pemeriksaan penunjang Tanggal: 11 Februari 2019

(1) USG : letak memanjang,persentasi kepala,tidak

ada lilitan dan jumlah amnion normal

(2) X – Ray : tidak ada

(3) Lain – lain : tidak ada

Langkah II

Interpretasi Data Dasar

a. Diagnosis

74
Diagnosis : G2P1001 usia kehamilan 36 minggu janin

tunggal hidup intrauterine presentasi kepala

b. Masalah : Tidak ada

Langkah III

Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial

a. Diagnosis Potensial : Tidak ada

b. Masalah Potensial : Tidak ada

Langkah IV

Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Tidak ada

Langkah V

Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

a. Jelaskan hasil pemeriksaan

b. Beri dukungan mental pada ibu

c. Beritahu ibu penyebab perut bagian bawah

d. Beri KIE tentang tanda tanda persalinan

e. Beri KIE tentang persiapan persalinan

f. Buat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang

g. Lakukan dokumentasi pada manajemen keamilan dan buku KIA ibu

Langkah VI

Melakukan Asuhan Menyeluruh

a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

secara umum keadaan ibu dan janin baik

75
b. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang

dalam menghadapi kehamilannya.

c. Memberitahu ibu bahwa penyebab nyeri perut bagian bawah di

karenakan kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala janin jadi nyeri

pada perut bagian bawah adalah hal yang normal ibu tidak perlu

cemas

d. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda persalinan (Kontaksi uterus,

keluar lendir bercampur darah dan pecah ketuban).

e. Memberikan KIE mengenai persiapan persalinan

1. Menyiapkan

tabungan/dana/jaminan kesehatan untuk persalinan

2. Merencanakan tempat

dan penolong

3. Menyiapkan

keperluan ibu dan bayi dalam persalinan

4. Menyiapkan pendonor

darah dan kendaraan

f. Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang yaitu 1

minggu lagi dating ke puskesmas

g. Melakukan pendokumentasian mengenai pemeriksaan yang

dilakukan pada manajemen kehamilan dan buku KIA ibu.

Langkah VII

Evaluasi

76
Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan janinnya

dalam keadaan baik dan ibu merasa tenang menjalani kehamilannya,

ibu berjanji akan rajin memeriksakan kehamilan dan mengatakan

keluhan yang dirasakan, ibu mengerti tentang penyuluhan yang

diberikan dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan, ibu bersedia

dilakukan kunjungan ulang , setelah pemeriksaan selesai semua hasil

telah didokumentasikan pada manajemen kehamilan dan buku KIA

ibu.

1. Asuhan Kebidanan Antenatal Care

Tanggal/Waktu Pengkajian : 18 April 2019/Pukul : 10.00 WITA

Tempat : Jl. Inpres IV RT. 01 Kelurahan Muara

Rapak Kecamatan Balikpapan Kota

Oleh : Haeriyah S

S:

- Ibu   mengatakan   hamil   anak   kedua,   tidak   pernah   keguguran  

- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal lupa Agustus 2018

- Ibu mengatakan PP test (+) bulan September (PP test sendiri)

- Ibu mengatakan pergerakan bayinya >10˟/hari

- Ibu mengatakan usianya sekarang 27 tahun

- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

O : - Keadaan Umum : Baik - Berat badan

 Kesadaran : Compos mentis  Sebelum hamil : 65 kg

77
- TP   : 10 Mei 2019  Sekarang   : 73 kg

- Tinggi badan : 156 cm - Lila   : 28 cm

- Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah :130/70 mmHg Pernafasan : 20x / menit

Nadi : 80x/ menit Suhu   : 36,30 C

Palpasi

Palpasi Leopold

(a) Leopold I : TFU 32 cm, se-Px. TBJ : (32-11) x 155 = 3,255 gram

Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).

(b) Leopold II : teraba bagian memanjang keras seperti papan di sebelah

kanan, dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung

kanan)

(c) Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (presentasi kepala).

(d) Leopold IV : convergen (bagian terendah janin belum masuk PAP).

Auskultasi

DJJ (+) 137 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat

Perkusi

Refleks Patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)

Pemeriksaan Penunjang

Hb : 10,1 gr%

A :    Diagnosis : G2P1001 usia kehamilan 35 minggu Janin  tunggal hidup

intaruterine persentasi kepala

P:

78
Waktu Tindakan
10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan.
WITA Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
10.03 Memberi dukungan mental pada ibu.
WITA Ibu merasa tenang menghadapi kehamilannya
10.08 Memberitahu ibu penyebab nyeri perut bagian bawah dan KIE
WITA mengenai persalinan.
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
10.18   Memberi KIE tentang persiapan dalam hal donor darah.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
10.25 Memberi KIE istirahat ibu hamil.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

10.30 Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.


WITA Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang secara komprehensif.

10.40 Melakukan pendokumentasian.


WITA Melakukan pencatatan pada manajemen kehamilan
Tabel. 4.1

2. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care

Tanggal/Waktu Pengkajian : 30 April 2019 / Pukul : 15.00 WITA

Tempat : RSUD Gn. Malang

Oleh : Haeriyah

Persalinan Kala I fase aktif , Kala II dan Kala III

S :

- Ibu mengatakan persalinan lalu SC

- Ibu mengatakan akan di operasi jam 13.00 tanggal 29 April 2019

- HPHT : Tanggal lupa Agustus 2018

- TP : 17 Mei 2019

O:

a. Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis

- Tanda-Tanda Vital

79
TD : 90/60 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,7˚C

b. Pemeriksaan Vagina

Pukul 12.00 WITA

Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka

parut, tampak pengeluaran lendir bercampur darah portio tebal

lembut, efficement 50%, pembukaan 3 cm ket (+), ketuban utuh,

tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah janin,

presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge I, penurunan

kepala 1/5.

A : Diagnosis : G2P1001 usia kehamilan 39 minggu 1 hari Inpartu kala I fase laten

janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala.

P :

Waktu Tindakan Paraf

12..30 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu kontraksi uterus :


WITA frekuensi : 2x10’. Durasi : 20-25 detik, auskultasi DJJ ;
terdengar jelas, teratur, frekuensi 150x/ menit, pemeriksaan
dalam : portio tebal lembut, efficement 50%, pembukaan 3 cm
ket (+) tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah
janin, presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge II.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisi saat ini.
Memberikan ibu support mental, bahwa proses persalinan akan
14.40 berjalan dengan lancar, anjurkan ibu juga selalu berdoa dan
WITA berfikir positif dalam menghadapi persalinan
Evaluasi : Ibu merasa tenang dan ibu akan melakukan anjuran
yang diberikan.
13.00 Mengantar ibu keruang Operasi
WITA
Bayi lahir jam 14.02 JK : ♀ Apgar score 8/9, BB : 3020 gr, PB
: 48 cm, LK : 34 cm, LD : 32 cm, Air ketuban jernih
Plasenta lahir jam 14.15 wita (lengkap), Berat plasenta ± 500
gr, Diameter 20 x 20 cm , Panjang tali pusat ±50 cm, Vena 1

80
arteri 2, Perdarahan ±50 cc

Persalinan Kala IV

S :
- Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya.
- Ibu merasakan nyeri pada perut bagian perut
O:

1. Pemeriksaan umum

- Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis

- Tanda-Tandan Vital

TD : 120/80 mmHg, N: 96 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,0 ˚C

A :

Diagnosis : P1001 Post Partum Kala IV

P:

No
Waktu Tindakan
.
KU Baik, Kes : CM, TD: 120/80 mmHg, N: 96
x/m , T: 36,0 ºC, R: 20 x/m, UC: keras,TFU :
14.30
1.
WITA Sepusat, Perdarahan ±150 cc, pengeluaran lochea
rubra, ASI belum keluar
2. 17.00 Ibu pindah ke ruang perawatan
WITA Evaluasi :Ibu bereistirahat di kamar perawatan
Tabel. 4.8

5. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

81
Tanggal/Waktu Pengkajian : 30 April 2019/Pukul : 15.30 WITA

Tempat : RSUD Gn. Malang

Oleh : Haeriyah S

S:

1. Identitas

By.Ny.D dan Tn.E, tanggal lahir bayi 29 April 2019 pada hari Senin

pukul 14.02 WITA dan berjenis kelamin perempuan.

2. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu hamil kedua ini usia 27 tahun, ibu hamil 2 kali, tidak pernah

mengalami keguguran.

O :

1. Data Rekam Medis

a. Riwayat Persalinan Sekarang:

Ibu masuk RSUD Gn. Malang tanggal 28 Mei 2019 pukul 16.00

WITA. KU ibu dan DJJ janin dalam keadaan baik, hasil pemeriksaan

dalam vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada

luka parut, pembukaan 3 cm, portio tebal lembut, effacement 50%,

ketuban (+) , tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah

janin, presentasi kepala, station / Hodge I.

Keadaan Bayi Saat Lahir

Tanggal : 29 April 2019 Jam : 14.02 WITA

Bayi lahir spontan segera menangis , Jk: perempuan, c/c:-/ - tali

pusat tidak perdarahan tampak 2 arteri 1 vena anus (+). Nampak

82
meconeum pada anus, m/d : +/+, Penilaian APGAR adalah 8/9, BB :

3020 gram LK :32 cm PB: 50 cm.

2. Nilai APGAR : 8/9

Kriteria 1 menit 5 menit


Warna kulit 2 2
Denyut jantung 2 2
Tonus otot 1 2
Refleks 1 1
Pernafasan 2 2
Jumlah 8 9
Tabel. 4.9

3. Pola fungsional kesehatan :

Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi BAB (+) Sudah ada BAB
BAK (+) Sudah BAK
Tabel. 4.10

4. Pemeriksaan Umum Bayi Baru Lahir


a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 120 x/menit,

pernafasan 42x/menit, suhu 36,7oC. Pemeriksaan antropometri, berat

badan 3020 gram, c/c:-/-, m/d : +/+, panjang badan 50 cm, lingkar

kepala : 32 cm, lingkar dada 33 cm, lingkar perut 31 cm dan lingkar

lengan atas 10 cm.

b. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Kepala : Tidak ada kelainan.

83
Mata : Tidak ada kelainan.

Hidung : Tidak ada kelainan.

Telinga : Tidak ada kelainan.

Mulut : Tidak ada kelainan.

Leher : Tidak ada kelainan.

Dada : Tidak ada kelainan.

Abdomen : Tidak ada kelainan.

Punggung : Tidak ada kelainan.

Genetalia : Tidak ada kelainan.

Anus : Tidak ada kelainan.

Lanugo : Tidak ada kelainan.

Verniks : Tidak ada kelainan.

Ekstremitas : Tidak ada kelainan.

c. Status neurologi (refleks)

- Glabella (+) - Tonick asimetris (+)

- Mata Boneka (+) - Tonick neck (+)

- Blinking (+) - Moro (+)

- Rooting (+) - Palmar Grasping (+)

- Sucking (+) - Magnet (+)

- Swallowing (+) - Walking (+)

A:

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 1 Hari

P:

84
Waktu Tindakan
15.30 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa semua
WITA dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.
Lakukan perawatan tali pusat.
15.45
WITA Evaluasi :Tali pusat bayi tidak di beri apapun, hanya menjaga

agar tali pusat bersih dan kering.


Menayakan bayi letah di imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara IM

15.50 pada 1/3 paha kanan.


WITA
Evaluasi : Bayi telah di injeksi neo-k pada paha kiri dan telah di

Injeksi imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara IM pada 1/3 paha

kanan.
Menjaga kehangatan bayi.

15.53 Evaluasi :Bayi telah di pakaikan pakaian yang bersih dan kering,
WITA
memasangkan topi pada kepala bayi serta mengkondisikan bayi

di dalam ruangan atau tempat yang hangat


Anjurkan ibu menyusui bayinya on demand dan maksimal setiap
16.00
WITA 2 jam.

Evaluasi : Ibu mengerti

Tabel. 4.11

A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Natal

Asuhan Kebidanan Post Natal Care

Tanggal/Waktu Pengkajian : 16 Mei 2019 Pukul : 12.00 WITA

Tempat : Rumah Pasien, Jl. Aws. Syahranirt 01. Kel

Muara Rapak, Kec. Balikpapan Utara

S : -Ibu mengatakan tidak ada keluhan

85
O :

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum: baik kesadaran: composmentis, hasil pengukuruan

tanda vital yaitu : tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 37oC,

nadi 80x/menit, pernafasan: 20 x/menit. BB : 75 kg

2. Pemeriksaan fisik

Payudara : Payudara membesar, tampak bersih, tampak

pengeluaran, ASI, tampak hyperpigmentasi pada

areolla, putting susu menonjol, dan tidak ada retraksi.

Abdomen : Tampak bekas operasi tidak ada tanda-tanda infeksi

posisi membujur, tampak linea nigra, , tidak terdapat

asites, TFU tidak teraba dan kandung kemih kosong.

Genetalia : Vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak

pengeluaran lochea serosa, tidak terdapat luka parut,

tidak tampak fistula.

A:

Diagnosis : P2002 post partum hari ke-17

P:

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada Ibu

2. Beri KIE tentang ASI Ekslusif

3. KIE tentang perawatan bayi

86
PASIEN COC 2

1. Identitas

Nama klien : Ny. Y Nama suami : Tn. R

Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun

Suku : Jawa Suku : Bugis

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha


Alamat : Jl. Imus Payau No.7 RT. 33 Kelurahan Muara Rapak

Kecamatan Balikpapan Kota


2. Anamnesa
Tanggal : 18 April 2019 Pukul : 09.30 WITA
Oleh : Haeriyah S

a. Alasan Kunjungan saat ini : ingin memeriksakan kehamilan

b. Keluhan : nyeri perut bagian bawah

87
c. Riwayat obstetri dan ginekologi

1) Riwayat menstruasi

a) HPHT : 16 Agustus 2018

b) TP : 26 Mei 2019

c) Usia Kehamilan : 35 minggu

d) Lamanya : 7 hari

e) Menarche : 13 tahun

f) Siklus : 28 hari

g) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

h) Konsistensi : stoesel, cair, dan merah

i) Teratur/tidak : teratur

j) Dismenorrhea : awal haid

k) Keluhan : tidak ada

2). Flour albus

a) Banyaknya : Tidak ada

b) Warna : Tidak ada

c) Bau/gatal : Tidak ada

3). Tanda – tanda kehamilan

a) Test kehamilan : Test Pack

b) Tanggal : 3-9-2018

c) Hasil : Positif

d) Gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu :

usia kehamilan 16-20 minggu

88
e) Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : >10 kali

f) Riwayat penyakit/gangguan reproduksi

1. Mioma uteri : Tidak ada

2. Kista : Tidak ada

3. Mola hidatidosa : Tidak ada

4. PID : Tidak ada

5. Endometriosis : Tidak ada

6. KET : Tidak ada

7. Hydramnion : Tidak ada

8. Gemelli : Tidak ada

9. Lain – lain : Tidak ada

4). Riwayat kehamilan


G3 P1 A1
Kehamilan I : 2016 lahir spontan
Kehamilan II : hamil ini

5). Riwayat imunisasi


a) Imunisasi Catin : tempat : PKM Muara Rapak
b) Imunisasi TT : Lengkap

6). Riwayat kesehatan :


a. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Hepar : Tidak ada
DM : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
PSM/HIV/AIDS : Tidak ada
Campak : Tidak ada

89
Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Gangguan mental : Tidak ada
Operasi : Tidak ada
Hemorrhoid : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

b. Alergi
Makanan : Tidak ada
Obat – obatan : Tidak ada

8) Keluhan selama hamil


a) Rasa lelah : Tidak ada

b) Mual dan muntah : Awal Kehamilan

c) Tidak nafsu makan : Tidak ada

d) Sakit kepala/pusing : Tidak ada

e) Penglihatan kabur : Tidak ada

f) Nyeri perut : nyeri di bagian perut kanan atas

g) Nyeri waktu BAK : Tidak ada

h) Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

i) Perdarahan : Tidak ada

j) Haemorrhoid : Tidak ada

k) Nyeri pada tungkai : Tidak ada

l) Oedema : Tidak ada

m) Lain-lain : Tidak ada

90
9). Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

Anak ke Kehamilan Persalinan Anak


Tempat Masa Penyu-
N0 Umur Penyulit Jenis Penolong Jenis BB PB Keadaan
lahir gestasi lit
1 RSB 3.4
spon 51
2 th Sayang Aterm - Bidan - P 9 Hidup
tan cm
Ibu kg
1
Hamil ini
Tabel.4.1 Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Lalu (Varney 1997).

10). Kebiasaan sehari – hari

a) Merokok sebelum / selama hamil : Tidak ada

b) Obat – obatan /jamu, sebelum / selama hamil : obat-obatan dari bidan

berupa Vitamin dan Fe

c) Alkohol : Tidak ada

d) Makan / diet

a. Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur dan buah

b. Frekuensi : 3-4 kali sehari

c. Porsi : 1 piring (dihabiskan)

d. Pantangan : Tidak ada

e) Perubahan makan yang dialami : Tidak ada

f) Defekasi / miksi

(1) BAB

a. Frekuensi : 1x sehari

b. Konsistensi : lunak

91
c. Warna : kuning

d. Keluhan : Tidak ada

(2) BAK

(a)Frekuensi : 5-7 kali sehari

(b)Konsistensi : cair

(c)Warna : Jernih

(d)Keluhan : Tidak ada

g) Pola istirahat dan tidur

(a) Siang : 1 jam

(b) Malam : 4 jam

h) Pola aktivitas sehari – hari

(a) Di dalam rumah : Pekerjaan rumah tangga

(b) Di luar rumah : Tidak ada

i) Pola seksualitas

(a) Frekuensi : 1 bulan sekali

(b) Keluhan : tidak ada

11). Riwayat Psikososial


a) Pernikahan
 Status : menikah

 Yang ke : pertama

 Lamanya : 6 tahun

 Usia pertama kali menikah : 17 tahun

92
b) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : Ibu cukup mengetahui

tentang kehamilannya. Ibu telah memperoleh informasi mengenai

kehamilannya saat pemeriksaan kehamilan dengan dokter spesialis

kandungan.

c) Respon ibu terhadap kehamilan : Kehamilan ini sangat diharapkan oleh

ibu. Ibu juga mengharapkan kehamilan dan persalinannya berjalan dengan

normal serta anak yang dilahirkan selamat dan sehat. Suami dan keluarga

sangat bahagia dan mendukung atas kehamilan ibu. Hubungan ibu dengan

keluarga dan lingkungan sekitar cukup baik.

d) Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : ibu menrima apa saja jenis

kelamin anaknya yang penting normal dan sehat.

e) Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis kelamin anak : ibu

menerima jenis kelamin apa saja yang nantinya lahir yang penting normal

dan sehat

f) Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Tidak ada

g) Pantangan selama kehamilan : Tidak ada

h) Persiapan persalinan

a) Rencana tempat bersalin : RSB Hermina

b) Persiapan ibu dan bayi : 90 %

3. Riwayat kesehatan keluarga

a) Penyakit jantung : Tidak ada

b) Hipertensi : Tidak ada

c) Hepar : Tidak ada

93
d) DM : Tidak ada

e) Anemia : Tidak ada

f) PSM / HIV / AIDS : Tidak ada

g) Campak : Tidak ada

h) Malaria : Tidak ada

i) TBC : Tidak ada

j) Gangguan mental : Tidak ada

k) Operasi : Tidak ada

l) Bayi lahir kembar : Tidak ada

m) Lain-lain : Tidak ada

4. Pemeriksaan
Keadaan umum

a. Berat badan

a) Sebelum hamil : 53 kg

b) Saat hamil : 62 kg

c) IMT : BB (kg) = 62 kg = 27,9

TB (m)² (1,50 cm)²

d) Penurunan : Tidak ada

e) Tinggi badan : 150 cm

f) Lila : 25 cm

g) Kesadaran : composmentis

h) Ekspresi wajah :

Pandangan ibu fokus pada penjelasan yang diberikan,ibu kooperatif

saat di periksa

94
i) Keadaan emosional:

Stabil ibu terlihat nyaman dan tidak terlihat cemas atas kehamilannya

b. Tanda – tanda vital

- Tekanan darah : 110/70 mmHg

- Nadi : 80x/menit

- Suhu : 36,0 ͦ C

- Pernapasan : 20x/menit

c. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

a) Kepala

a) Kulit kepala : Bersih,tidak ada ketombe

b) Kontriksi rambut : Kuat

c) Distribusi rambut : Merata ada sedikit rontok

d) Lain – lain : Tidak ada

b) Mata

a) mata : tidak oedema

b) Konjungtiva : tidak anemis

c) Sklera : tidak ikterik

d) Lain – lain : Tidak ada

c) Muka

a) Kloasma gravidarum : tidak ada

95
b) Oedema : Tidak ada

c) Pucat / tidak : tidak pucat

d) Lain – lain : Tidak ada

d) Mulut dan gigi

a. Gigi geligi : lengkap

b. Mukosa mulut : lembab

c. Caries dentis : Tidak ada

d. Geraham : Ada lubang

e. Lidah : bersih, berwarna merah muda

f. Lain – lain : Bibir Normal

e) Leher

a) Tonsil : tidak ada pembesaran

b) Faring : tidak ada pembesaran

c) Vena jugularis : tidak ada pembesaran

d) Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

e) Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran

f) Lain-lain : tidak ada

f) Dada

a) Bentuk mammae : payudara tampak lebih besar sebelah kiri

b) Retraksi : tidak ada

c) Puting susu : puting susu menonjol

d) Areola : tampak hiperpigmentasi

e) Lain-lain : tidak ada

96
g) Punggung ibu

a) Bentuk /posisi : normal

b) Lain-lain : tidak ada

h) Perut

a) Bekas operasi : tidak ada

b) Striae : ada

c) Pembesaran : sesuai usia kehamilan

d) Asites : tidak ada

e) Lain-lain : tidak ada

i) Vagina

a) Varises : tidak ada

b) Pengeluaran : tidak ada

c) Oedema : tidak ada

d) Perineum : tidak ada

e) Luka parut : tidak ada

f) Fistula : tidak ada

g) Lain – lain : tidak ada

j) Ekstremitas

a) Oedema : tidak ada

b) Varises : tidak ada

c) Turgor : kembali dalam 2 detik

d) Lain – lain : tidak ada

k) Kulit

97
Lain – lain : tidak ada

Palpasi

1. Leher

a) Vena jugularis : tidak ada pembengkakan

b) Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan

c) Kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

d) Lain – lain : tidak ada

2. Dada

a) Mammae : terjadi pembesaran

b) Massa : tidak ada

c) Konsistensi : kenyal, tidak keras

d) Pengeluaran Colostrum : ada

e) Lain-lain : tidak ada

3. Perut

a) Leopold I : TFU 29 cm, 1 jari bawah px. TBJ : (29-11) x 155 = 2.790

gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).

b) Leopold II : teraba bagian memanjang keras seperti papan di sebelah

kanan, dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung

kanan)

c) Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (presentasi kepala).

d) Leopold IV : convergen (bagian terendah janin belum masuk PAP).

98
e) Lain – lain : tidak ada

4. Tungkai

Oedema

a) Tangan Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

b) Kaki Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

c) Varices Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

Kulit

a) Turgor : baik, kembali dalam 2 detik

b) Lain – lain : tidak ada

Auskultasi

Paru – paru

a) Wheezing : tidak ada

b) Ronchi : tidak ada

Jantung

a) Irama : teratur

b) Frekuensi : 80x/menit

c) Intensitas : kuat

d) Lain-lain : tidak ada

Perut

a) Bising usus ibu : positif

b) DJJ : 136x/menit

6. Punctum maksimum : pada kuadran 3 ibu

7. Frekuensi : 136x/menit

99
8. Irama : teratur

9. Intensitas : kuat

10. Lain – lain : tidak ada

Perkusi

1. Dada

a) Suara : normal

b) Perut : normal

2. Ekstremitas

Refleks patella : Kanan : positif

Kiri : positif

c) Lain – lain : tidak ada

3. PemeriksaanKhusus

1) Ukuran panggul luar

Distansia spinarum : 24 cm

Distansia kristarum : 28 cm

Conjugata eksterna : 19 cm

Lingkar panggul : 83 cm

Kesan panggul : normal

2) Pemeriksaan laboratorium

1) Darah Tanggal : 3 September 2018

Hb : 13,3 gr%

100
Golongan darah :A

Lain – lain : tidak ada

2) Urine Tanggal : 3 September 2018

a. Protein : tidak ada

b. Albumin : tidak ada

c. Reduksi : tidak ada

d. Lain – lain : tidak ada

3) Pemeriksaan penunjang Tanggal: 25 April 2019

a. USG : letak memanjang,persentasi kepala, ada lilitan tali pusat

dan jumlah amnion normal

b. X – Ray : tidak ada

c. Lain – lain : tidak ada

Langkah II

Interpretasi Data Dasar

a. Diagnosis

Diagnosis : G3P1101 usia kehamilan 35 minggu janin tunggal hidup

intrauterine presentasi kepala

b. Masalah : Tidak ada

Langkah III

Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial

a) Diagnosis Potensial : Tidak ada

101
b) Masalah Potensial : Tidak ada

Langkah IV

Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Tidak ada

Langkah V

Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

a) Jelaskan hasil pemeriksaan

b) Beri dukungan mental pada ibu

c) Beri KIE tentang penyebab nyeri pada perut bagian bawah

d) Beri KIE tentang tanda tanda persalinan

e) Beri KIE tentang persiapan persalinan

f) Buat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang

g) Lakukan dokumentasi pada manajemen keamilan dan buku KIA ibu

Langkah VI

Melakukan Asuhan Menyeluruh

a) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa secara

umum keadaan ibu dan janin baik

b) Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang dalam

menghadapi kehamilannya.

c) Memberitahu ibu bahwa penyebab nyeri perut bagian bawah di karenakan

kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala janin jadi nyeri pada perut

bagian bawah adalah hal yang normal ibu tidak perlu cemas.

102
d) Memberikan KIE mengenai tanda-tanda persalinan (Kontaksi uterus,

keluar lendir bercampur darah dan pecah ketuban).

e) Memberikan KIE mengenai persiapan persalinan

f) Menyiapkan tabungan/dana/jaminan kesehatan untuk persalinan

g) Merencanakan tempat dan penolong

h) Menyiapkan keperluan ibu dan bayi dalam persalinan

i) Menyiapkan pendonor darah dan kendaraan

j) Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.

k) Melakukan pendokumentasian mengenai pemeriksaan yang dilakukan

pada manajemen kehamilan dan buku KIA ibu.

Langkah VII

Evaluasi

Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan janinnya dalam

keadaan baik dan ibu merasa tenang menjalani kehamilannya, ibu berjanji

akan rajin memeriksakan kehamilan dan mengatakan keluhan yang

dirasakan, ibu mengerti tentang penyuluhan yang diberikan dan bersedia

mengikuti anjuran yang diberikan, ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang ,

setelah pemeriksaan selesai semua hasil telah didokumentasikan pada

manajemen kehamilan dan buku KIA ibu.

3. Asuhan Kebidanan Antenatal Care

Tanggal/Waktu Pengkajian : 18 April 2019/Pukul : 09.30 WITA

Tempat : PKM Muara Rapak

Oleh : Haeriyah S

103
S:

- Ibu   mengatakan   hamil   anak   kedua,   tidak   pernah   keguguran  

- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya 16 Agustus 2018

- Ibu mengatakan PP test (+) tanggal: 3 september 2018 (PP test sendiri)

- Ibu mengatakan pergerakan bayinya >10˟/hari

- Ibu mengatakan usianya sekarang 22 tahun

- Ibu mengatakan nyeri pada perut bagain bawah

O:

- Keadaan Umum : Baik

- Berat badan Sebelum hamil : 53 kg

- Kesadaran: Compos mentis

- TP   : 26 Mei 2019  Sekarang   : 62 kg

- Tinggi badan : 150 cm - Lila   : 25 cm

- Tanda-tanda Vital

- Tekanan Darah :110/70 mmHg Pernafasan : 20x / menit

- Nadi : 80x/ menit Suhu   : 36,00 C

Palpasi

Palpasi Leopold

a) Leopold I : TFU 29 cm, 1 jari bawah px. TBJ : (29-11) x 155 = 2.790

gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).

b) Leopold II : teraba bagian memanjang keras seperti papan di sebelah

kanan, dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung

kanan)

104
c) Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (presentasi kepala).

d) Leopold IV : convergen (bagian terendah janin belum masuk PAP).

Auskultasi

DJJ (+) 136 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat

Perkusi

Refleks Patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)

Pemeriksaan Penunjang

Hb : 13,3 gr%

A :    

Diagnosis : G3P1101 usia kehamilan 35 minggu Janin  tunggal hidup

intaruterine persentasi kepala

P:

Waktu Tindakan
09.30 Menjelaskan hasil pemeriksaan.
WITA
Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
09.33 Memberi dukungan mental pada ibu.
WITA
Ibu merasa tenang menghadapi kehamilannya
09.38 Beri KIE tentang penyebab nyeri pada perut bagian bawah,
WITA tanda tanda persalinan, persiapan persalinan
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
09.45 Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.
WITA Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang secara komprehensif.

10.10 Melakukan pendokumentasian :


WITA
Dilakukan pencatatan pada manajemen kehamilan
Tabel. 4.1

4. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care

105
Tanggal/Waktu Pengkajian : 2 juni 2018 / Pukul : 10.00 WITA

Tempat : Rumah Klien, Jl. Imus Payau RT. 33 Kelurahan

Muara Rapak Kecamatan Balikpapan Kota

Oleh : Haeriyah S

Persalinan Kala I fase aktif , Kala II dan Kala III

S :

a) Ibu merasakan mulas sejak tanggal 27 Mei 2019

b) Ibu mengatakan tiba di rumah sakit tanggal 28 Mei 2018 pukul : 23.00

WITA

c) Ibu mengatakan ada pengeluaran lendir darah, tidak ada pengeluaran

cairan seperti ketuban.

d) HPHT : 16 Agustus 2018

e) TP : 26 Mei 2019

f) Ibu mengatakan sudah merasakan kontraksi yang tak tertahankan

sehingga selalu mengejan

O:

a. Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis

- Tanda-Tanda Vital

- TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,0˚C

b. Pemeriksaan Vagina

Pukul 01.00 WITA 29 Mei 2019

Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka parut,

tampak pengeluaran lendir bercampur darah portio tebal lembut, efficement

50%, pembukaan 3 cm ket (+), ketuban utuh, tidak terdapat bagian terkecil

106
di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, denominator UUK,

station / Hodge I1.

Pukul 03.00 WITA

Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka parut,

tampak pengeluaran lendir bercampur darah portio tak teraba, efficement

100%, pembukaan 10 cm ket (+), ketuban(-) warna jernih, tidak terdapat

bagian terkecil di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala,

denominator UUK, station / Hodge III+.

A : Diagnosis : G3P1101 usia kehamilan 40 minggu Inpartu kala I fase aktif janin

tunggal hidup intrauterine presentasi kepala.

P :

Waktu Tindakan Paraf

01.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu kontraksi uterus :


WITA frekuensi : 4x10’. Durasi : 30-45 detik, auskultasi DJJ ; terdengar
jelas, teratur, frekuensi 138x/ menit, pemeriksaan dalam : portio
tebal lembut, efficement 50%, pembukaan 3 cm ket (+) tidak
terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah janin,
presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge I.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisi saat ini.
Memberikan ibu support mental, bahwa proses persalinan adalah
01.10 normal dan alamiah, sehingga ibu harus tetap semangat
WITA menjalaninya, anjurkan ibu juga selalu berdoa dan berfikir positif
dalam menghadapi persalinan
Evaluasi : Ibu merasa tenang dan ibu akan melakukan anjuran
yang diberikan.
Menganjurkan ibu untuk miring kiri . Posisi tidur miring ke kiri
akan membantu darah dan nutrisi mengalir lancar ke janin dan
rahim, serta membantu mempercepat penurunan kepala janin
Evaluasi :Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang di
berikan bidan.

107
Mengajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi yang benar,
yaitu dengan menarik nafas panjang dari hidung lalu
menghembuskannya melalui mulut secara perlahan-lahan agar
rasa sakit dapat berkurang
Evaluasi : Ibu dapat mengikuti teknik relaksasi yang di ajarkan
dan ibu dapat mempraktikkannya.
Menganjurkan ibu untuk makan atau minum disela his
Evaluasi : Ibu meminum teh hangat yang telah disediakan.
Anjurkan ibu untuk beristirahat jika his masih jarang-jarang.
Evaluasi : Ibu tidur di ruang bersalin sambil menunggu kemajuan
pembukaan.
03.00 Melakukan pemeriksaan dalam pada ibu: kontraksi uterus :
WITA frekuensi : 5x10’. Durasi : 40-55 detik, auskultasi DJJ ; terdengar
jelas, teratur, frekuensi 144x/ menit, pemeriksaan dalam : portio
tipis lembut, efficement 100%, pembukaan 10 cm ket (-) warna
jernih, tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah
janin, presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge III.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisi saat ini.
Mengajarkan ibu mengenai cara meneran yang benar dengan
mengejan miring saat ada HIS, tangan di masukkan di antara
kedua paha, ibu dapat mengangkat kepala hingga dagu
menempel di dada dan mengikuti dorongan alamiah selama
mersakan kontraksi, tidak menahan nafas saat meneran, tidak
menutup mata, serta tidak mengangkat bokong; Ibu dapat
melakukan posisi meneran yang diajarkan.
Memberitahu keluarga bahwa pembukaan telah lengkap dan
menyampaikan kepada keluarga bahwa ibu ingin di dampingi
suaminya saat persalinan; Keluarga mengerti mengenai
penjelasan yang telah diberikan dan suami mendampingi ibu
selama bersalin.
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
oksitosin; Alat pertolongan telah lengkap, ampul oksitosin telah
dipatahkan dan spuit berisi oksitosin telah dimasukkan ke dalam
partus set.
Membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan;
Ibu memilih posisi ibu setengah duduk (semi fowler).
Menganjurkan kepada ibu untuk memberi ibu minum disela his
untuk menambah tenaga saat meneran; Ibu minum air putih

108
Melakukan pertolongan persalinan sesuai APN, memastikan
lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan
sabun di bawah air mengalir.
Meletakkan kain diatas perut ibu, menggunakan celemek,
mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril pada
kedua tangan, mengisi spuit dengan oksitosin dan
memasukannya kembali dalam partus set kemudian memakai
sarung tangan steril pada tangan satunya.
Membimbing ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat
untuk meneran; Ibu meneran ketika ada kontraksi yang kuat.
Melindungi perineum dengan duk steril ketika kepala bayi
tampak dengan diameter 5-6 cm membuka vulva dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksi dan membantu
lahirnya kepala sambil menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernapas cepat dangkal.
Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin dan
menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan; Ada lilitan Tali pusat 2 kali. Menjepit tali
pusat dengan jepitan khusus tali pusat yang steril Mendorong isi
tali pusat ke arah distal (ibu) dan menjepit kembali tali pusat
pada 2 cm distal dari klem pertama, menggunting tali pusat
diantara 2 klem..Kepala janin melakukan putaran paksi luar.
Memegang secara bipariental. Dengan lembut menggerakan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian menggerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang. Menggeser tangan bawah
kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.Tangan kiri menyusuri

109
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah; Bayi lahir spontan pervaginam pukul
03.30 WITA.
Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaian selintas
bayi baru lahir sambil Mengeringkan tubuh bayi mulai dari
muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering; Bayi baru lahir cukup bulan tidak
segera menangis dan bergerak aktif, A/S : 7/9 , jenis kelamin
laki-laki, air ketuban jernih caput (-),cephallhematoma (-)
Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi lagi dalam
uterus; Tidak ada bayi kedua dalam uterus
Melakukan manajemen aktif kala III, memberitahu ibu bahwa
ibu akan disuntikkan oksitosin agar rahim berkontraksi dengan
baik; Ibu bersedia untuk disuntik oksitosin.
Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir 10 intra unit IM
di 1/3 paha atas bagian distal lateral, setelah pemberian injeksi
ositosin tanda tanda pelepasan plasenta belum ada, memberikan
suntikan oksitosin ke 2 setelah 15 menit dari penyuntikan
oksitosin pertama tanda tanda pelepasan plasenta masih belum
ada.
Melakukan manual plasenta untuk melahirkan plasenta, tangan
dokter masuk kedalam vagina, plasenta lahir jam 4.00 WITA
Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler hingga kontraksi baik;
Kontraksi uterus baik, uterus, teraba bulat dan keras
Memeriksa kelengkapan plasenta untuk memastikan bahwa
seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap,;
Kotiledon lengkap, selaput ketuban pada plasenta lengkap, posisi
tali pusat berada lateral pada plasenta, panjang tali pusat ± 50

110
cm, tebal plasenta± 3 cm,lebar plasenta ± 20 cm.

Persalinan Kala IV

S :
- Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya.
- Ibu merasakan lelah setelah melahirkan
O:

1. Pemeriksaan umum

- Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis

- Tanda-Tandan Vital

TD : 100/80 mmHg, N: 82 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,7 ˚C

A :

Diagnosis : P2102 Post Partum Kala IV

P :

No. Waktu Tindakan


Plasenta lahir 10 menit setelah bayi lahir yaitu
pukul 04.00 WITA. Kotiledon lengkap, berat : ±
04.0 500 gr, diamaeter ± 20cm , tebal ± 2 cm, panjang
1.
WITA tali pusat ± 50 cm, selaput ketuban pada plasenta
lengkap, posisi tali pusat berada lateral pada
plasenta
2. 04.05 TFU ibu sepusat, uc :baik dengan konsistensi
WITA yang keras serta pemeriksan genetalia tampak

111
pengeluaran lochea rubra, evaluasi perdarahan kala
IV : perdarahan ± 150 cc
3. 17.37 Melakukan pemeriksaan ttv TD : 120/80 mmHg,
WITA R: 20x/menit, N : 80x/menit, T : 36ͦC kesadaran :
composmentis Ku : Baik TFU :sepusat ASI : sudah
keluar
4 18.00 Ibu pindah ke ruang perawatan
. WITA Evaluasi :Ibu bereistirahat di kamar perawatan
Tabel. 4.8

6. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Neonatus

Tanggal/Waktu Pengkajian : 2 Juni 2019/Pukul : 09.00 WITA

Tempat : Rumah Klien, Jl. Imus Payau RT. 33

Kelurahan Muara Rapak Kecamatan Balikpapan Kota

Oleh : Haeriyah

S:

a. Identitas

By.Ny.Y dan Tn.R, tanggal lahir bayi 29 Mei 2019 pada hari Rabu pukul

03.30 WITA dan berjenis kelamin laki laki usia 3 hari.

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu hamil kedua ini usia 22 tahun, ibu hamil 3 kali, pernah mengalami

keguguran 1 kali.

O:

Data Rekam Medis

a. Riwayat Persalinan Sekarang:

112
Ibu masuk RSB Hermina tanggal 28 Mei 2019 pukul 23.00 WITA.

Tanggal 29 Mei 2019 Pukul 01.00 ibu masuk ruang bersalin KU ibu dan

DJJ janin dalam keadaan baik, hasil pemeriksaan dalam vagina dan uretra

tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka parut, pembukaan 3 cm,

portio tebal lembut, effacement 50%, ketuban (+) , tidak terdapat bagian

terkecil di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, station / Hodge I.

Pukul 03.00 WITA melakukan pemeriksaan kembali karena ibu sudah

merasa ingin mengejan dan merasa ingin BAB dan menjelaskan hasil

pemeriksaan kepada ibu kontraksi uterus : frekuensi : 5x10’. Durasi : 40-55

detik, auskultasi DJJ ; terdengar jelas, teratur, frekuensi 144x/ menit,

pemeriksaan dalam : portio tak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-),

Hodge III+ segera dilakukan inform consent pada suami dan keluarga untuk

dikukannya amniotomi dan pimpin persalinan .Ibu,suami dan keluarga

mengerti dengan kondisinya saat ini.

113
b. Keadaan Bayi Saat Lahir

Tanggal : 29 Mei 2019 Jam : .03.30 WITA

Bayi lahir spontan tidak segera menangis , Jk: Laki Laki, c/c:-/ - tali pusat

tidak perdarahan tampak 2 arteri 1 vena anus (+). Nampak meconeum pada

anus, m/d :-/+, Penilaian APGAR adalah 7/9, BB : 2.900 gram LK :32 cm

PB: 47 cm.

Nilai APGAR : 8/9

Kriteria 1 menit 5 menit


Warna kulit 2 2
Denyut jantung 2 2
Tonus otot 1 1
Refleks 1 1
Pernafasan 1 2
Jumlah 7 9
Tabel. 4.

c. Pola fungsional kesehatan :

Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi BAB (+) Sudah ada BAB
BAK (-) Belum BAK
Tabel. 4.10

d. Pemeriksaan Umum Neonatus


 Pemeriksaan Umum

114
Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 139 x/menit,

pernafasan 38x/menit, suhu 36,7oC. Pemeriksaan antropometri, berat badan

2.800 gram, c/c:-/-, m/d : +/+, panjang badan 47 cm, lingkar kepala : 33 cm,

lingkar dada 32 cm, lingkar perut 31 cm dan lingkar lengan atas 10 cm.

Pemeriksaan Fisik Neonatus

 Kepala : Tidak ada kelainan.

 Mata : Tidak ada kelainan.

 Hidung : Tidak ada kelainan.

 Telinga : Tidak ada kelainan.

 Mulut : Tidak ada kelainan.

 Leher : Tidak ada kelainan.

 Dada : Tidak ada kelainan.

 Abdomen : Tidak ada kelainan.

 Punggung : Tidak ada kelainan.

 Genetalia : Tidak ada kelainan.

 Anus : Tidak ada kelainan.

 Lanugo : Tidak ada kelainan.

 Verniks : Tidak ada kelainan.

 Ekstremitas : Tidak ada kelainan.

e. Status neurologi (refleks)

- Glabella (+) - Blinking (+)

- Mata Boneka (+) - Rooting (+)

115
- Sucking (+) - Moro (+)

- Swallowing (+) - Palmar Grasping (+)

- Tonick asimetris (+) - Magnet (+)

- Tonick neck (+) - Walking (+)

A:

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 3 hari

P:

Wakt Tindakan
u
09.00 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa
WITA semua dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.
Lakukan perawatan tali pusat.
09.10
WITA Evaluasi :Tali pusat tidak diberikan apapun dan dalam

keadaan bersih dan kering


Menanyakan Injeksi imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara IM

09.15 pada 1/3 paha kanan.


WITA
Evaluasi : Bayi telah di injeksi neo-k pada paha kiri dan

telah di Injeksi imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara IM pada

1/3 paha kanan. Pada tanggal 29 Mei 2019


Menjaga kehangatan bayi.

Evaluasi :Bayi telah di pakaikan pakaian yang bersih dan

09.20 kering, memasangkan topi pada kepala bayi serta


WITA
mengkondisikan bayi di dalam ruangan atau tempat yang

hangat dan memberikan bayi kepada ibu agar disusui

kembali.

116
Anjurkan ibu menyusui bayinya on demand dan maksimal
09.35
WITA setiap 2 jam.

Evaluasi : Ibu mengerti dan langsung menyusui bayinya.

Tabel. 4.11

3) Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Natal

Asuhan Kebidanan Post Natal Care

Tanggal/Waktu Pengkajian : 2 juni 2019 Pukul : 09.00 WITA

Tempat : Jl. Imus Payau No.7 RT. 33 Kelurahan Muara Rapak Kecamatan

Balikpapan Kota

S :

-Ibu mengatakan tidak ada keluhan

1. Pola makan :

a) Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk pauk, daging, ikan dan buah

b) Frekuensi : 3x/hari

c) Porsi : 1 piring di habiskan

d) Pantangan : Tidak ada

2. Defekasi atau Miksi

a. BAB

 Frekuensi : 1x/hari

 Konsistensi : Lunak

117
 Warna : kecoklatan

 Keluhan : Tidak ada

b. BAK

 Frekuensi : 8-10x/hari

 Konsistensi : Cair

 Warna : jernih

 Keluhan : Tidak ada

3. Pola istirahat dan tidur

 Siang : 1-2 jam

 Malam : 4-5 jam

 Pola aktivitas sehari sehari

 Di dalam rumah : Mencuci baju dan Mengurus bayi

 Di luar rumah : Tidak ada

O :

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum: baik kesadaran: composmentis, hasil pengukuruan tanda

vital yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 37oC, nadi 80x/menit,

pernafasan: 20 x/menit. Bb : 53 kg

2. Pemeriksaan fisik

- Payudara : Payudara membesar, tampak bersih, tampak

pengeluaran, ASI, tampak hyperpigmentasi pada areolla, putting susu

menonjol dan lecet pada puting, dan tidak ada retraksi.

118
- Abdomen : tampak linea nigra, , tidak terdapat asites, TFU 3 jari

b/pst dan kandung kemih kosong.

- Genetalia : Vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak

pengeluaran lochea serosa, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula.

A:

Diagnosis : P2102 post partum hari ke-3

119
P:

a) Jelaskan hasil pemeriksaan

b) Beri KIE tentang teknik dan posisi menyusui

c) Beri KIE tentang perawatan payudara

Pasien 3

1. Identitas

Nama klien : Ny. S Nama suami : Tn. S

Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun

Suku : Banjar Suku : Banjar

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Honorer


Alamat : Jl. Sumber Mulia Rt.64 kel. Muara Rapak

b. Anamnesa
Tanggal : 6 Juli 2019 Pukul : 10.00 WITA
Oleh : Haeriyah

a. Alasan Kunjungan saat ini : ingin memeriksakan kehamilan

b. Keluhan : tidak ada

c. Riwayat obstetri dan ginekologi

1. Riwayat menstruasi

a) HPHT : 24 November 2018

120
b) TP : 31 agustus 2019

c) Usia Kehamilan : 31 minggu 6 hari

d) Lamanya : 7 hari

e) Menarche : 12 tahun

f) Siklus : 30 hari

g) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

h) Konsistensi : stoesel, cair, dan merah

i) Teratur/tidak : teratur

j) Dismenorrhea : tidak ada

k) Keluhan : tidak ada

2. Flour albus

a. Banyaknya : Ada

b. Warna : Bening

c. Bau/gatal : Tidak ada

3. Tanda – tanda kehamilan

a. Test kehamilan : Test Pack

b. Tanggal : Januari

c. Hasil : Positif

d. Gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu : usia

kehamilan 20 minggu

e. Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : >10 kali

4. Riwayat penyakit/gangguan reproduksi

a. Mioma uteri : Tidak ada

121
b. Kista : Tidak ada

c. Mola hidatidosa : Tidak ada

d. PID : Tidak ada

e. Endometriosis : Tidak ada

f. KET : Tidak ada

g. Hydramnion : Tidak ada

h. Gemelli : Tidak ada

i. Lain – lain : Tidak ada

5. Riwayat kehamilan
G4 P2 A1
Kehamilan I : Aterm
Kehamilan II : Aterm

Kehamilan III : Hamil ini

6. Riwayat imunisasi
a. Imunisasi Catin : tempat : PKM Muara Rapak
b. Imunisasi TT : Lengkap

7. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Hepar : Tidak ada
DM : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
PSM/HIV/AIDS : Tidak ada
Campak : Tidak ada
Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada

122
Gangguan mental : Tidak ada
Operasi : ada (SC)
Hemorrhoid : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

b. Alergi

Makanan : Tidak ada


Obat – obatan : Tidak ada

8. Keluhan selama hamil


a.Rasa lelah : Tidak ada

b. Mual dan muntah : Awal

kehamilan

c. Tidak nafsu makan : Tidak ada

d. Sakit kepala/pusing : Tidak ada

e. Penglihatan kabur : Tidak ada

f. Nyeri perut : Tidak ada

g. Nyeri waktu BAK : Tidak ada

h. Pengeluaran cairan pervaginam :

keputihan

i. Perdarahan : Tidak ada

j. Haemorrhoid : Tidak ada

k. Nyeri pada tungkai : Tidak ada

l. Oedema : Tidak ada

123
m. Lain-lain : Tidak ada

9. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

Anak ke Kehamilan Persalinan Anak


Tempat Masa Penyu-
N0 Umur Penyulit Jenis Penolong jenis BB PB Keadaan
lahir gestasi lit
1 Rs
12 th 39-40 38 42 Sehat,
kasih - N Bidan - L
mgg cm normal
bunda
2 RS
39-40 42 49 Sehat,
8 thn kasih - SC Dokter L
mgg cm normal
bunda
2
Hamil ini
Tabel.4.1 Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Lalu (Varney 1997).

10. Kebiasaan sehari – hari

a) Merokok sebelum / selama hamil : Tidak

ada

b) Obat – obatan /jamu, sebelum / selama hamil

: obat-obatan dari bidan berupa Vitamin dan Fe / jamu kencur

kadang kadang

c) Alkohol : Tidak ada

d) Makan / diet

 Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur dan buah

 Frekuensi : 2-3 kali sehari

 Porsi : 1 piring (dihabiskan)

 Pantangan : Tidak ada

124
e) Perubahan makan yang dialami : Tidak ada

f) Defekasi / miksi

1. BAB

Frekuensi : 1x sehari

Konsistensi : lunak

Warna : kuning kecoklatan

Keluhan : Tidak ada

2. BAK

Frekuensi : 5-10 kali sehari

Konsistensi : cair

Warna : jernih

Keluhan : Tidak ada

g) Pola istirahat dan tidur


Siang : 1-2 jam
Malam : 7-8 jam

h) Pola aktivitas sehari – hari


Di dalam rumah : pekerjaan rumah tangga
Di luar rumah : kerja tapi sekarang lagi cuti

i). Pola seksualitas


Frekuensi : 1 x seminggu
Keluhan : tidak ada

11. Riwayat Psikososial


a. Pernikahan
 Status : menikah

 Yang ke : pertama

125
 Lamanya : 13 tahun

 Usia pertama kali menikah : 23 tahun

b. Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : Ibu cukup

mengetahui tentang kehamilannya. Ibu telah memperoleh

informasi mengenai kehamilannya saat pemeriksaan

kehamilan dengan dokter spesialis kandungan.

c. Respon ibu terhadap kehamilan : Kehamilan ini sangat

diharapkan oleh ibu. Ibu juga mengharapkan kehamilan dan

persalinannya berjalan dengan normal serta anak yang

dilahirkan selamat dan sehat. Suami dan keluarga sangat

bahagia dan mendukung atas kehamilan ibu. Hubungan ibu

dengan keluarga dan lingkungan sekitar cukup baik.

d. Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : ibu mengharapkan

jenis kelamin anaknya adalah laki laki namun ibu menerima

apa saja jika jenis kelamin anaknya bukan laki laki yang

penting anaknya normal dan sehat.

e. Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis kelamin

anak : ibu menerima jenis kelamin apa saja yang nantinya

lahir yang penting normal dan sehat

f. Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Tidak

Ada

Pantangan selama kehamilan : Tidak ada

12. Persiapan persalinan

126
a. Rencana tempat bersalin : RSUD Gunung Malang

b. Persiapan ibu dan bayi : 90 %

13. Riwayat kesehatan keluarga

a) Penyakit jantung : Tidak ada

b) Hipertensi : Tidak ada

c) Hepar : Tidak ada

d) DM : Tidak ada

e) Anemia : Tidak ada

f) PSM / HIV / AIDS : Tidak ada

g) Campak : Tidak ada

h) Malaria : Tidak ada

i) TBC : Tidak ada

j) Gangguan mental : Tidak ada

k) Operasi : Tidak ada

l) Bayi lahir kembar : Tidak ada

m) Lain-lain : Tidak ada

14. Pemeriksaan
1. Keadaan umum

(2) Berat badan

a) Sebelum hamil : 46 kg

b) Saat hamil : 56 kg

c) IMT : BB (kg) = 56 kg = 24, 16

TB (m)² (1,54 cm)²

d) Penurunan : Tidak ada

127
e) Tinggi badan : 154 cm

f) Lila : 23,5 cm

g) Kesadaran : composmentis

h) Ekspresi wajah :Pandangan ibu fokus pada

penjelasan yang diberikan,ibu kooperatif saat di periksa

i) Keadaan emosional : Stabil ibu terlihat nyaman dan tidak

terlihat cemas atas kehamilannya

15. Tanda – tanda vital

a) Tekanan darah : 110/70 mmHg

b) Nadi : 80x/menit

c) Suhu : 36,00 C

d) Pernapasan : 20x/menit

16. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

1. Kepala

a) Kulit kepala : Bersih,tidak ada ketombe

b) Kontriksi rambut : Kuat

c) Distribusi rambut : Merata ada sedikit rontok

d) Lain – lain : Tidak ada

2. Mata

a) mata : tidak oedema

b) Konjungtiva : tidak anemis

c) Sklera : putih

128
d) Lain – lain : Tidak ada

3. Muka

a. Kloasma gravidarum : tidak ada

b. Oedema : Tidak ada

c. Pucat / tidak : tidak pucat

d. Lain – lain : Tidak ada

4. Mulut dan gigi

a. Gigi geligi : lengkap

b. Mukosa mulut : lembab

c. Caries dentis : ada sedikit

d. Geraham : lengkap

e. Lidah : bersih, berwarna merah muda

f. Lain – lain : Tidak ada

5. Leher

a) Tonsil : tidak ada pembesaran

b) Faring : tidak ada pembesaran

c) Vena jugularis : tidak ada pembesaran

d) Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

e) Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran

f) Lain-lain : tidak ada

6. Dada

a. Bentuk mammae : Simetris

b. Retraksi : tidak ada

129
c. Puting susu : puting susu menonjol

d. Areola : tampak hiperpigmentasi

e. Lain-lain : tidak ada

7. Punggung ibu

a. Bentuk /posisi : normal

b. Lain-lain : tidak ada

8. Perut

a. Bekas operasi : Ada

b. Striae : ada

c. Pembesaran : sesuai usia kehamilan

d. Asites : tidak ada

e. Lain-lain : tidak ada

9. Vagina

a. Varises : tidak ada

b. Pengeluaran : tidak ada

c. Oedema : tidak ada

d. Perineum : tidak ada

e. Luka parut : tidak ada

f. Fistula : tidak ada

g. Lain – lain : tidak ada

10.Ekstremitas

130
a. Oedema : tidak ada

b. Varises : tidak ada

c. Turgor : kembali dalam 2 detik

d. Lain – lain : tidak ada

11.Kulit

Lain – lain : tidak ada

Palpasi

1. Leher

a. Vena jugularis : tidak ada pembengkakan

b. Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan

c. Kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

d. Lain – lain : tidak ada

2. Dada

a. Mammae : terjadi pembesaran

b. Massa : tidak ada

c. Konsistensi : Lunak

d. Pengeluaran Colostrum : Belum ada

e. Lain-lain : Tidak ada

3. Perut

a. Leopold I : TFU 30 cm, se-Px. TBJ : (30-11) x 155 =

2,945 gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak

melenting (bokong).

131
b. Leopold II : teraba bagian memanjang keras seperti

papan di sebelah kanan, dan teraba bagian-bagian kecil

janin di sebelah kiri (punggung kanan)

c. Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting

(presentasi kepala).

d. Leopold IV : convergen (bagian terendah janin belum

masuk PAP).

e. Lain – lain : tidak ada

4. Tungkai

a. Oedema

 Tangan Kanan : tidak ada Kiri :

tidak ada

 Kaki Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

 Varices Kanan : tidak ada Kiri : tidak ada

5. Kulit

a. Turgor : baik, kembali dalam 2 detik

b. Lain – lain : tidak ada

Auskultasi

1. Paru – paru

a. Wheezing : tidak ada

b. Ronchi : tidak ada

2. Jantung

a. Irama : teratur

132
b. Frekuensi : 80x/menit

c. Intensitas : kuat

d. Lain-lain : tidak ada

3. Perut

a. Bising usus ibu : positif

b. DJJ

c. Punctum maksimum : pada kuadran 3 ibu

d. Frekuensi : 124x/menit

e. Irama : teratur

f. Intensitas : Sedang

g. Lain – lain : tidak ada

Perkusi

1. Dada

Suara : normal

2. Perut : normal

h. Ekstremitas

Refleks patella : Kanan : positif

Kiri : positif

i. Lain – lain : tidak ada

4) PemeriksaanKhusus

a. Ukuran panggul luar

 Distansia spinarum : 26 cm

 Distansia kristarum : 30 cm

133
 Conjugata eksterna : 20 cm

 Lingkar panggul : 90 cm

 Kesan panggul : normal

5) Pemeriksaan laboratorium

1) Darah Tanggal : 16 April 2019

6. Hb : 11 gr%

7. Golongan darah : AB

8. Lain – lain : tidak ada

2) Urine Tanggal : -

a. Protein : tidak ada

b. Albumin : tidak ada

c. Reduksi : tidak ada

d. Lain – lain : tidak ada

3) Pemeriksaan penunjang Tanggal:

a. USG : tidak ada

b. X – Ray : tidak ada

c. Lain – lain : tidak ada

Langkah II

Interpretasi Data Dasar

c. Diagnosis

Diagnosis : G4P2102 usia kehamilan 36 minggu janin

tunggal hidup intrauterine presentasi kepala

d. Masalah : Tidak ada

134
Langkah III

Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial

c. Diagnosis Potensial : Tidak ada

d. Masalah Potensial : Tidak ada

Langkah IV

Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Tidak ada

Langkah V

Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh

1. Jelaskan hasil pemeriksaan

2. Beri dukungan mental pada ibu

3. Beri KIE tentang tanda tanda persalinan

4. Beri KIE tentang persiapan persalinan

5. Buat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang

6. Lakukan dokumentasi pada manajemen keamilan dan buku KIA

ibu

Langkah VI

Melakukan Asuhan Menyeluruh

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

secara umum keadaan ibu dan janin baik

135
2. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa

tenang dalam menghadapi kehamilannya.

3. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda persalinan (Kontaksi

uterus, keluar lendir bercampur darah dan pecah ketuban).

4. Memberikan KIE mengenai persiapan persalinan

5. Menyiapkan tabungan/dana/jaminan kesehatan untuk persalinan

Merencanakan tempat dan penolong

Menyiapkan keperluan ibu dan bayi dalam persalinan

Menyiapkan pendonor darah dan kendaraan

6. Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang

yaitu 1 buan lagi dating ke puskesmas

7. Melakukan pendokumentasian mengenai pemeriksaan yang

dilakukan pada manajemen kehamilan dan buku KIA ibu.

Langkah VII

Evaluasi

Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan janinnya

dalam keadaan baik dan ibu merasa tenang menjalani kehamilannya,

ibu berjanji akan rajin memeriksakan kehamilan, ibu mengerti tentang

penyuluhan yang diberikan dan bersedia mengikuti anjuran yang

diberikan, ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang , setelah

pemeriksaan selesai semua hasil telah didokumentasikan pada

manajemen kehamilan dan buku KIA ibu.

5. Asuhan Kebidanan Antenatal Care

136
Tanggal/Waktu Pengkajian : 6 juli 2019/Pukul : 10.00 WITA

Tempat : Jl. Sumber Mulia Rt. 64 Kelurahan Muara

Rapak Kecamatan Balikpapan Kota

Oleh : Haeriyah S

S:

- Ibu   mengatakan   hamil   anak   kedua,   tidak   pernah   keguguran  

- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 24 november 2018

- Ibu mengatakan PP test (+) bulan Desember (PP test sendiri)

- Ibu mengatakan pergerakan bayinya >10˟/hari

- Ibu mengatakan usianya sekarang 35 tahun

- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

O : - Keadaan Umum : Baik - Berat badan

 Kesadaran : Compos mentis  Sebelum hamil : 46 kg

- TP   : 10 Mei 2019  Sekarang   : 56 kg

- Tinggi badan : 154 cm - Lila   : 23,5 cm

- Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah :110/70 mmHg Pernafasan : 20x / menit

Nadi : 80x/ menit Suhu   : 36,00 C

Palpasi

Palpasi Leopold

a. Leopold I : TFU 30 cm, se-Px. TBJ : (30-11) x 155 = 2,945 gram

Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).

137
b. Leopold II : teraba bagian memanjang keras seperti papan di sebelah

kanan, dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung

kanan)

c. Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (presentasi kepala).

d. Leopold IV : convergen (bagian terendah janin belum masuk PAP).

e. Lain – lain : tidak ada

Auskultasi

DJJ (+) 124 x/ menit, irama teratur, intensitas kuat

Perkusi

Refleks Patella : Kaki kanan (+) Kaki kiri (+)

Pemeriksaan Penunjang

Hb : 11 gr%

A :    Diagnosis : G4P2102 usia kehamilan 31 minggu Janin  tunggal hidup

intaruterine persentasi kepala

P:

Waktu Tindakan
10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan.
WITA Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
10.03 Memberi dukungan mental pada ibu.
WITA Ibu merasa tenang menghadapi kehamilannya
10.08 Memberitahu ibu penyebab nyeri perut bagian bawah dan KIE
WITA mengenai persalinan.
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
10.18   Memberi KIE tentang persiapan dalam hal donor darah.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
10.25 Memberi KIE istirahat ibu hamil.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

10.30 Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.


WITA Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang secara komprehensif.

138
10.40 Melakukan pendokumentasian.
WITA Melakukan pencatatan pada manajemen kehamilan
Tabel. 4.1

6. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Intranatal Care

Tanggal/Waktu Pengkajian : 13 Agustus 2019 / Pukul : 15.00 WITA

Tempat : Jl. Sumber Mulia Rt. 64 Kelurahan Muara

Rapak Kecamatan Balikpapan Kota

Oleh : Haeriyah

Persalinan Kala I fase aktif , Kala II dan Kala III

S :

- Ibu mengatakan persalinan lalu SC

- Ibu mengatakan akan di operasi jam 09.00 tanggal 14 agustus 2019

- HPHT : 24 november2018

- TP : 31 Agustus 2019

O:

a. Pemeriksaan Umum

- Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis

- Tanda-Tanda Vital

TD : 90/60 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,7˚C

b. Pemeriksaan Vagina

Pukul 08.00 WITA

Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka

parut, tampak pengeluaran lendir bercampur darah portio tebal

lembut, efficement 50%, pembukaan 1 cm ket (+), ketuban utuh,

tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah janin,

139
presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge I, penurunan

kepala 1/5.

A : Diagnosis : G4P2102 usia kehamilan 37 minggu 2 hari Inpartu kala I fase laten

janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala.

P :

Waktu Tindakan Paraf

08.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu kontraksi uterus :


WITA frekuensi : 2x10’. Durasi : 10-15 detik, auskultasi DJJ ;
terdengar jelas, teratur, frekuensi 130x/ menit, pemeriksaan
dalam : portio tebal lembut, efficement 25%, pembukaan 1 cm
ket (+) tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah
janin, presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge II.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisi saat ini.
Memberikan ibu support mental, bahwa proses persalinan akan
08.30 berjalan dengan lancar, anjurkan ibu juga selalu berdoa dan
WITA berfikir positif dalam menghadapi persalinan
Evaluasi : Ibu merasa tenang dan ibu akan melakukan anjuran
yang diberikan.
09.00 Mengantar ibu keruang Operasi
WITA
Bayi lahir jam 10.43 WITA JK : ♂ Apgar score 8/9, BB : 3200
gr, PB : 50 cm, LK : 32 cm, LD : 33 cm, Air ketuban jernih
Plasenta lahir jam 10.45 wita (lengkap), Berat plasenta ± 500
gr, Diameter 20 x 20 cm , Panjang tali pusat ±50 cm, Vena 1
arteri 2, Perdarahan ±50 cc

Persalinan Kala IV

S :
- Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya.
- Ibu merasakan nyeri pada perut bagian perut
O:

1. Pemeriksaan umum

140
- Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis

- Tanda-Tandan Vital

TD : 110/70 mmHg, N: 96 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,0 ˚C

A :

Diagnosis : P3103 Post Partum Kala IV

P:

No
Waktu Tindakan
.
KU Baik, Kes : CM, TD: 110/70 mmHg, N: 96
x/m , T: 36,0 ºC, R: 20 x/m, UC: keras,TFU :
11.00
1.
WITA Sepusat, Perdarahan ±150 cc, pengeluaran lochea
rubra, ASI belum keluar
2. 11.15 Ibu pindah ke ruang perawatan
WITA Evaluasi :Ibu bereistirahat di kamar perawatan
Tabel. 4.8

7. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Tanggal/Waktu Pengkajian : 23 Agustus 2019/Pukul : 16.30 WITA

Tempat : Rumah klien, Jl. Sumber Mulia Rt. 64

Kelurahan Muara Rapak Kecamatan

Balikpapan Kota

Oleh : Haeriyah S

S:

141
Identitas

By.Ny.Ye dan Tn.S, tanggal lahir bayi 14 agustus 2019 pada hari Selasa

pukul 09.43 WITA dan berjenis kelamin Laki laki.

Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu hamil keempat ini usia 35 tahun, ibu hamil 4 kali, Pernah

mengalami keguguran 1 x.

O :

Data Rekam Medis

Riwayat Persalinan Sekarang:

Ibu masuk RSUD Gn. Malang tanggal 13 Agustus 2019 pukul

16.00 WITA. KU ibu dan DJJ janin dalam keadaan baik, hasil

pemeriksaan dalam vagina dan uretra tidak tampak oedema dan

varices, tidak ada luka parut, belum ada pembukaan , portio tebal

lembut, effacement 50%, ketuban (+) , tidak terdapat bagian terkecil

di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, station / Hodge I.

Keadaan Bayi Saat Lahir

Tanggal : 14 Agustus 2019 Jam : 09.43 WITA

Bayi lahir spontan segera menangis , Jk: Laki- Laki, c/c:-/ - tali

pusat tidak perdarahan tampak 2 arteri 1 vena anus (+). Nampak

142
meconeum pada anus, m/d : +/+, Penilaian APGAR adalah 8/9, BB:

3200 gram LK :32 cm PB: 50 cm.

Nilai APGAR : 8/9

Kriteria 1 menit 5 menit


Warna kulit 2 2
Denyut jantung 2 2
Tonus otot 1 2
Refleks 1 1
Pernafasan 2 2
Jumlah 8 9
Tabel. 4.9

Pola fungsional kesehatan :

Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi BAB (+) Sudah ada BAB
BAK (+) Sudah BAK

Tabel. 4.10

5. Pemeriksaan Umum Bayi Baru Lahir


a. Pemeriksaan Umum tanggal : 23 Agustus 2019 jam 17.00 WITA

Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 120 x/menit,

pernafasan 42x/menit, suhu 36,3oC. Pemeriksaan antropometri, berat

badan 2700 gram, c/c:-/-, m/d : +/+, panjang badan 50 cm, lingkar

143
kepala : 32 cm, lingkar dada 33 cm, lingkar perut 31 cm dan lingkar

lengan atas 10 cm.

b. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Kepala : Tidak ada kelainan.

Mata : ikterik

Hidung : Tidak ada kelainan.

Telinga : Tidak ada kelainan.

Mulut : Tidak ada kelainan.

Leher : Tidak ada kelainan.

Dada : Tidak ada kelainan.

Abdomen : Tidak ada kelainan.

Punggung : Tidak ada kelainan.

Genetalia : Tidak ada kelainan.

Anus : Tidak ada kelainan.

Lanugo : Tidak ada kelainan.

Verniks : Tidak ada kelainan.

Ekstremitas : Tidak ada kelainan.

c. Status neurologi (refleks)

- Glabella (+) - Swallowing (+)

- Mata Boneka (+) - Tonick asimetris (+)

- Blinking (+) - Tonick neck (+)

- Rooting (+) - Moro (+)

- Sucking (+) - Palmar Grasping (+)

144
- Magnet (+) - Walking (+)

A:

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 7

Hari dengan masalah ikterik derajat 3

P:

Waktu Tindakan
17.15 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa semua
WITA dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.
17.20 Menyarankan ibu untuk memeriksakan bayi ke faskes kesehatan
WITA
Evaluasi :ibu mengerti dan bersedia membawa bayi ke faskes
17.25 Menyarankan ibu untuk lebih sering menyusui bayinya atau om
WITA
demand

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI lebih

sering
Tabel. 4.11

B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Post Natal

Asuhan Kebidanan Post Natal Care

Tanggal/Waktu Pengkajian : 23 Agustus 2019 Pukul : 17.00 WITA

Tempat : Jl. Sumber Mulia Rt. 64 Kelurahan Muara

Rapak Kecamatan Balikpapan Kota

S : -Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O :

1. Pemeriksaan Umum

145
Keadaan umum: baik kesadaran: composmentis, hasil pengukuruan

tanda vital yaitu : tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36oC,

nadi 80x/menit, pernafasan: 20 x/menit. BB : 49 kg

2. Pemeriksaan fisik

Payudara : Payudara membesar, tampak bersih, tampak

pengeluaran, ASI, tampak hyperpigmentasi pada

areolla, putting susu menonjol, dan tidak ada retraksi.

Abdomen : Tampak bekas operasi, tidak ada tanda-tanda infeksi

posisi membujur, tampak linea nigra, , tidak terdapat

asites, TFU tidak teraba dan kandung kemih kosong,

pengeluaran lochea serosa.

A:

Diagnosis : P3103 post partum hari ke-7

P:

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada Ibu

2. Beri KIE tentang ASI Ekslusif.

146
BAB V
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan

Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan yang

terjadi antara teori dan praktek yang terjadi selama pemberian asuhan

kebidanan yang komprehensif pada Ny. D, Ny.Y dan Ny.Y di Wilayah Kerja

Puskesmas Muara Rapak Tahun 2019. Pembahasan ini dimaksudkan agar

dapat memecah masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga

dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan.

Paseian 1

1. Kehamilan

Selama kehamilannya, Ny. D telah melakukan ANC di tenaga kesehatan

sebanyak 8 kali.

Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa

syarat kunjungan kehamilan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester

pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.

147
Penulis berpendapat bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktek karena Ny.D telah melakukan kunjungan sebanyak 8 kali selama

kehamilan.

a. Kunjungan ANC

Kunjungan ANC dilakukan pada tanggal 16 Mei 2019. Hasil

pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik Ny.D, ibu menatakan nyeri

perut bagian bawah.

Hal ini selaras dengan teori menurut (Kurnia, 2009) kondisi ini

merupakan keadaan normal dimana ada beberapa ketidak nyamanan

yang terjadi pada ibu hamil salah satu nya pada trimester III yaitu nyeri

perut bagian bawah. Hal ini karena perenggangan

ligamentum dan oto untuk menahan rahim yang semakin

membesar.

Penulis berpendapat bahwa tak ada kesengajaan antara teori

dangan masalah yang di hadapi Ny. D

2. Persalinan kala I – kala IV

Tanggal 28 April 2018 pukul 16.00 WITA Ny.D usia kehamilan 39

minggu datang ke RSUD Gn. Malang dengan keluhan ibu merasakan

ada kencang-kencang sejak kemarin malam tidak terlalu kuat dan

jarang, hasil pemeriksaan umum dan fisik ibu dan bayi dalam keadaan

baik.

Menurut penulis tidak ada kesenjangan dengan teori. Ny.D

mengalami tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan 39 minggu dan

148
merupakan hal yang fisiologis karena tidak melewati dari 42 minggu

atau lebih.

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan teori dengan

kenyataan. Dimana kala II Ny.D yang berlangsung selama 2 menit,

sesuai dengan pernyataan menurut JNKPK-KR (2008) kala II pada

multipara rata-rata 1 jam.

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dengan kenyataan. Kala III Ny.D berlangsung selama 2 menit dan hal

itu sesuai dengan pernyataan JNKPK-KR (2008) yaitu pengeluaran

plasenta tidak lebih dari 30 menit.

Menurut penulis tidak ada menemukan kesenjangan antara teori

dengan kenyataan., yaitu dilakukannya pemantauan kala IV kontraksi

uterus, tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu sesuai dengan

pernyataan menurut ( JNKPK-KR, 2013).

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori


dengan kenyataan berdasarkan jenis persalinan Ny.D yaitu Sectio
Caesarea sesuai dengan teori Menurut Rasjidi (2009) indikasi dan
kontra indikasi dari Sectio Caesarea adalah adanya riwayat Sectio
Caesarea sebelumnya

3. Bayi Baru Lahir

Tanggal 30 April 2018 pukul 16.00 WITA Ny.D usia 1 hari

Menurut penulis tidak ada kesenjangan dan penulis tidak

menemukan dari hasil pemeriksaan fisik yaiu : BB/PB, TTV, Reflek,

LK, LD dan Lila bayi baru lahir Ny. D dalam keadaan Baik. Penulis

149
juga sudah melakukan asuhan kebidanan BBL yang sesuai dengan

pernyataan JNKPK-KR (2008).

4. Nifas
Kunjungan selama masa nifas Ny.D sebanyak 2 kali yaitu pada

tanggal 16 Mei 2019.

Menurut (Suherni, 2009) frekuensi kunjungan nifas terdiri dari

kunjungan pertama pada 6-8 jam postpartum, kunjungan kedua 6 hari

postpartum, kunjungan ketiga 2 minggu postpartum, dan kunjungan

keempat 4 minggu postpartum.

Menurut penulis pada asuhan masa nifas ini terdapat kesenjangan

antara teori dan kenyataan. Hal ini karena kebanyakan tenakes tidak

melakukan 4 kali kunjungan karena kunjungan awal ibu masih di RS,

kunjungan ke dua ibu melakukan kontrol ke faskes kesehatan tampat

ibu bersalin.

Pasien 2

1. Kehamilan

Selama kehamilannya, Ny. Y telah melakukan ANC di tenaga kesehatan

sebanyak 10 kali.

Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa

syarat kunjungan kehamilan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester

pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.

Penulis berpendapat bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktek karena Ny.Y telah melakukan kunjungan sebanyak 10 kali selama

kehamilan.

150
Kunjungan ANC

Kunjungan ANC dilakukan pada tanggal 18 April 2019. Hasil

pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik Ny.Y, ibu mengalamai nyeri perut

bagian bawah .

Hal ini selaras dengan teori menurut (Kurnia, 2009) kondisi ini

merupakan keadaan normal dimana ada beberapa ketidaknyamanan yang

terjadi pada ibu hamil salah satu nya pada trimester III yaitu nyeri perut

bagian bawah. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan oto

untuk menahan rahim yang semakin membesar.

Penulis berpendapat bahwa tak ada kesengajaan antara teori dengan

masalah yang di hadapi Ny. Y

2. Persalinan kala I – kala IV

Tanggal 29 Mei 2019 pukul 14.20 WITA Ny.Y usia kehamilan 40

minggu 1 hari datang ke RSB Hermina dengan keluhan ibu merasakan ada

kencang-kencang sejak kemarin malam tidak terlalu kuat dan jarang, hasil

pemeriksaan umum dan fisik ibu dan bayi dalam keadaan baik.

Menurut penulis tidak ada kesenjangan dengan teori. Ny.Y

mengalami tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan 40 minggu dan

merupakan hal yang fisiologis karena tidak melewati dari 42 minggu atau

lebih.

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan teori dengan

kenyataan. Dimana kala II Ny.Y yang berlangsung selama 30 menit, sesuai

151
dengan pernyataan menurut JNKPK-KR (2008) kala II pada multipara rata-

rata 1 jam.

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dengan kenyataan. Kala III Ny.Y berlangsung selama 10 menit dan hal itu

sesuai dengan pernyataan JNKPK-KR (2008) yaitu pengeluaran plasenta

tidak lebih dari 30 menit.

Menurut penulis tidak ada menemukan kesenjangan antara teori

dengan kenyataan., yaitu dilakukannya pemantauan kala IV kontraksi uterus,

tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu sesuai dengan pernyataan

menurut ( JNKPK-KR, 2013).

3. Bayi Baru Lahir

Menurut penulis tidak ada kesenjangan dan penulis tidak

menemukan dari hasil pemeriksaan fisik yaiu : BB/PB, TTV, Reflek, LK, LD

dan Lila bayi baru lahir Ny. Y dalam keadaan Baik. Penulis juga sudah

melakukan asuhan kebidanan BBL yang sesuai dengan pernyataan JNKPK-

KR (2008).

4. Nifas
Kunjungan selama masa nifas Ny.Y sebanyak 1 kali yaitu pada

tanggal 2 Juni 2019.

Menurut (Suherni, 2009) frekuensi kunjungan nifas terdiri dari

kunjungan pertama pada 6-8 jam postpartum, kunjungan kedua 6 hari

postpartum, kunjungan ketiga 2 minggu postpartum, dan kunjungan

keempat 4 minggu postpartum.

152
Menurut penulis pada asuhan masa nifas ini terdapat kesenjangan

antara teori dan kenyataan. Hal ini karena kebanyakan tenakes tidak

melakukan 4 kali kunjungan karena kunjungan awal ibu masih di RS,

kunjungan ke dua ibu melakukan kontrol ke faskes kesehatan tampat ibu

bersalin.

Pasien 3

1. Kehamilan

Selama kehamilannya, Ny. S telah melakukan ANC di tenaga

kesehatan sebanyak 6 kali.

Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa

syarat kunjungan kehamilan minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester

pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.

Penulis berpendapat bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktek karena Ny.S telah melakukan kunjungan sebanyak 6 kali selama

kehamilan.

2. Persalinan kala I – kala IV

Tanggal 13 Agustus 2019 pukul 16.00 WITA Ny.S usia kehamilan

37 minggu datang ke RSB Hermina dengan keluhan ibu merasakan ada

kencang-kencang sejak kemarin malam tidak terlalu kuat dan jarang, hasil

pemeriksaan umum dan fisik ibu dan bayi dalam keadaan baik.

153
Menurut penulis tidak ada kesenjangan dengan teori. Ny.S mengalami

tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan 37 minggu dan merupakan hal

yang fisiologis karena tidak melewati dari 42 minggu atau lebih.

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan teori dengan kenyataan.

Dimana kala II Ny.S yang berlangsung selama 30 menit, sesuai dengan

pernyataan menurut JNKPK-KR (2008) kala II pada multipara rata-rata 1

jam.

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan

kenyataan. Kala III Ny.S berlangsung selama 10 menit dan hal itu sesuai

dengan pernyataan JNKPK-KR (2008) yaitu pengeluaran plasenta tidak

lebih dari 30 menit.

Menurut penulis tidak ada menemukan kesenjangan antara teori dengan

kenyataan., yaitu dilakukannya pemantauan kala IV kontraksi uterus, tanda

perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu sesuai dengan pernyataan

menurut ( JNKPK-KR, 2013).

Menurut penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan

kenyataan berdasarkan jenis persalinan Ny.S yaitu Sectio Caesarea sesuai

dengan teori Menurut Rasjidi (2009) indikasi dan kontra indikasi dari Sectio

Caesarea adalah adanya riwayat Sectio Caesarea sebelumnya

3. Bayi Baru Lahir

Menurut penulis tidak ada kesenjangan dan penulis tidak menemukan

dari hasil pemeriksaan fisik yaiu : BB/PB, TTV, Reflek, LK, LD dan Lila

154
bayi baru lahir Ny. S dalam keadaan Baik. Penulis juga sudah melakukan

asuhan kebidanan BBL yang sesuai dengan pernyataan JNKPK-KR (2008).

4. Nifas
Kunjungan selama masa nifas Ny.S sebanyak 1 kali yaitu pada

tanggal 23 Agustus 2019.

Menurut (Suherni, 2009) frekuensi kunjungan nifas terdiri dari

kunjungan pertama pada 6-8 jam postpartum, kunjungan kedua 6 hari

postpartum, kunjungan ketiga 2 minggu postpartum, dan kunjungan

keempat 4 minggu postpartum.

Menurut penulis pada asuhan masa nifas ini terdapat kesenjangan

antara teori dan kenyataan. hal ini karena kebanyakan tenakes tidak

melakukan 4 kali kunjungan karena kunjungan awal ibu masih di RS,

kunjungan ke dua ibu melakukan kontrol ke faskes kesehatan tampat ibu

bersalin.

B. Keterbatasan Proses Asuhan

Dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny.D.

Ny.Y, Ny.S ditemui beberapa hambatan dan keterbatasan yang menyebabkan

pelaksanaan studi tidak berjalan dengan maksimal.

Keterbatasan–keterbatasan tersebut antara lain :

1. Waktu yang terbatas

Pelaksanaan asuhan kebidanan komprefensif yang bersamaan dengan

kegiatan dinas PK 1 terkadang menyebabkan kesulitan bagi peneliti untuk

mengatur waktu. Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan asuhan terkadang

155
sangat terbatas, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya asuhan yang

diberikan.

2. Keterbatasan alat-alat yang dibutuhkan untuk implementasi

Laboratoriam kampus tidak memiliki jumlah alat yang memadai,

walaupun beberapa alat sudah cukup jumlahnya namun apabila sedang

digunakan oleh mahasiswa yang lain, sehingga pada saat ingin menggunakan

alat tidak tersedia.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. D,

Ny. Y, dan Ny. S selama hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dapat ditarik

kesimpulan bahwa pentingnya asuhan yang diberikan bidan terhadap ibu pada

masa kehamilan hingga setelah melahirkan sebagai deteksi dini adanya

komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari atau ditanggulangi.

1. Antenatal Care (ANC)

Pasien 1

Pada masa kehamilan Ny. D mengalami keluhan nyeri perut bagian

bawah. Hal ini dikarenakan kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala

janin jadi nyeri pada perut bagian bawah adalah hal yang normal ibu

tidak perlu cemas dan dengan Asuhan yang telah di berikan

Ny.D mengerti dan tidak cemas lagi.

156
Pasien 2

Pada masa kehamilan Ny.Y mengalami keluhan nyeri perut bagian

bawah. Hal ini dikarenakan kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala

janin jadi nyeri pada perut bagian bawah adalah hal yang normal ibu

tidak perlu cemas dan dengan Asuhan yang telah di berikan

Ny.Y mengerti dan tidak cemas lagi.

Pasein 3

Pada masa kehamilan Ny.S tidak di temukan kesenjangan

dengan teori.

2. Intranatal Care (INC)

Pasien 1

Pada masa persalinan tidak di temukan kesenjangan antara teori

dengan kenyataan di lapangan.

Pasien 2

Pada masa persalinan tidak di temukan kesenjangan antara teori

dengan kenyataan di lapangan.

Pasien 3

Pada masa persalinan tidak di temukan kesenjangan antara teori

dengan kenyataan di lapangan .

3. Bayi baru lahir (BBL)

157
Pasien 1

Hasil pemeriksaan fisik BBL Ny. D tidak di temukan kesenjangan

dengan teori.

Pasien 2

Hasil pemeriksaan fisik BBL Ny. Y tidak di temukan kesenjangan

dengan teori.

Pasien 3

Hasil pemeriksaan fisik BBL Ny. S tidak di temukan kesenjangan

dengan teori.

4. Post Natal Care (PNC)

Pasien 1

Masa nifas Ny.D berjalan dengan normal tanpa adanya penyulit.

Pasien 2

Masa nifas Ny.Y berjalan dengan normal tanpa adanya penyulit.

Pasien 3

Masa nifas Ny.S berjalan dengan normal tanpa adanya penyulit.

B. Saran

Penulis ingin menyumbangkan saran di akhir penulisan laporan tugas

akhir ini dalam mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya

dalam asuhan kebidanan komprehensif, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Prodi D-III Kebidanan Balikpapan

158
Diharapkan laporan COC ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan

bidan khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif

dan lebih mengajarkan kepada mahasiswa untuk menganalisis kasus-kasus

yang terjadi dalam laporan tugas akhir yang dilakukan.

2. Bagi Tenaga Kesehatan/Bidan

Di upayakan agar bidan memberikan asuhan sesuai dengan standar

asuhan kebidanan yang telah diberikan untuk menghasilkan asuhan

kebidanan yang tepat, bermutu dan memuaskan klien. Juga bidan

melakukan home care bagi ibu hamil dan ibu nifas sehingga apabila di

dapatkan komplikasi atau penyulit dapat di tangani secara dini.

3. Bagi klien

Diharapkan bagi klien agar lebih meningkatkan nutrisi dan gizi

maupun istirahatnya dan di harapkan untuk tetap sering memeriksa kan

kehamilan nya ke puskesmas dan lebih memperdulikan saran bidan apabila

ketika pemeriksaan terdapat kesenjangan-kesenjangan yang harus segera

diatasi, agar tidak ada masalah untuk kehamilan sampai nifas yang berikut

nya.

4. Bagi penulis

Bagi penulis diupayakan dapat mengatur waktu agar asuhan

Kebidanan komprehensif bisa dilakukan secara maksimal.

Mengembangkan pola pikir ilmiah dan melaksanakan asuhan Kebidanan

komprehensif melalui pendidikan dan penatalaksanaan serta mendapat

159
pengalaman secara nyata di lapangan agar dapat memberikan pelayanan

Kebidanan yang lebih efektif dan lebih meningkatkan mutu pelayanan

Kebidanan yang diselenggarakan.

160
DAFTAR PUSTAKA

Rabe,Thomas 2003.Buku Saku Ilmu Kebidanan.Jakarta.Penerbit Hipokrates.

Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.

Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Affandi, Biran. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Manuaba, IBG, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.
Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.


Jakarta: PT Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Robson, Elizabeth. 2013. Patologi Pada Kehamilan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Ajeng, S. 2012. Perubahan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III. Tersedia


dihttp://midwifenana.blogspot.com/2012/02/perubagan-dan-adaptasi-
fisiologi_09.html 

Bagus, Ida Gde Manuaba, 2008, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana, Jakarta ; EGC

Dinas Kesehatan Balikpapan. 2016. Angka Kematian Ibu. Balikpapan: DKK


Balikpapan.

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.

Kompas. 2015. Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs
2015. Jakarta: Kompasiana.

Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. 2010.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EG

161

Anda mungkin juga menyukai