PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 527.000 jiwa.. Amerika Serikat yaitu
9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Kematian Ibu (AKI) sebesar 401 per 100.000 jiwa, Angka Kematian Ibu
masih tinggi meskipun dari hasil Sensus Penduduk 2010 dan SUPAS 2015
ada penurunan dari 346 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 305 per
Milenium (MDGs) yang menargetkan AKI di tahun 2015 adalah 102 per
AKI kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup sesuai target bukan hanya
tahun 2017, dari data yang dilaporkan di Kalimantan Timur angka kematian
Ibu (AKI) menunjukan pada tahun 2013 sebesar 125 kasus kematian, turun
pada tahun 2014 menjadi 104 kasus, tahun 2015 menjadi 100 kasus
kematian ibu dan kembali turun pada tahun 2016 menjadi 95 kasus kematian
1
ibu namun kembali meningkat di Tahun 2017 menjadi 110 kasus kematian
2016 sebanyak 6 / 1000 KH. Pada jumlah kasus kematian dari 78 Kasus di
2017).
2
kehamilan 28 minggu – lahir). Pelayanan tersebut diberikan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini
Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat
kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan,
pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada
RI.2015).
pada hari ke 3-7 hari dan KN 3 pada hari ke 8-28. Pelayanan pertama yang
baru lahir termasuk ASI Ekslusif dan perawatan tali pusat. Pelayanan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi
3
baru lahir, termasuk keluarga berencana pasca bersalin. (Kemenkes, RI .
2013)
Care pada awalnya merupakan ciri dan tujuan utama memberikan asuhan
untuk lebih mendorong kaum wanita selama persalinan dan kelahiran, dan
untuk menyediakan perawatan komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir
pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas, mulai dari saat hamil,
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan penurunan AKI dan
4
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan asuhan
B. Rumusan Masalah
Rapak Kota Balikpapan dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
5
2. Tujuan Khusus
bentuk SOAP.
bentuk SOAP.
bentuk SOAP.
SOAP.
1. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, dapat mempraktikan teori yang di dapat secara langsung
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin,
bayi baru lahir dan ibu nifas.
b. Bagi Institusi pendidikan, dapat menjadi bahan pembelajaran dalam
perkuliahan.
c. Bagi klien, klien mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan
kebidanan secara berkesinambungan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan selama masa
6
mengembangkan ilmu kebidanan serta asuhan secara komprehensif
selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
Kehamilan 35 Minggu yang bertempat tinggal Jl. Imus Payau No.7 RT. 33
komprehensif akan dilakukan pada periode bulan April 2019 - Mei 2019
yang meliputi pengawasan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Pendokumentasian Manajemen Kebidanan dengan Metode SOAP
9
a. Definisi Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-
40 minggu, masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi
pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran
anak dimana ikatan antara orang tua dan janin yang
berkembang pada trimester ini (Mochtar, 2009) sedangkan
menurut Hutahaean, 2013 adalah Trimester III merupakan periode
kehamilan 29-40 minggu. Menurut Kuswanti (2014) kehamilan
triwulan ketiga (antara 28 minggu sampai 40 minggu).
b. Perubahan Fisiologis Trimester III
1. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol/beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi 1000 gram
saat akhir kehamilan (Manuaba, 2013).
2. Serviks Uteri
4. Mammae
10
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara dipengaruhi oleh hormon yaitu estrogen, progesteron,
dan somatomamotrofin (Manuaba, 2013).
Areola mengalami hiperpigmentasi, glandula montgomeri
makin tampak, papila mamae makin membesar atau menonjol,
pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum
berfungsi (Hutahaean, 2013).
11
a. Inspirasi meningkat, maka jumlah kebutuhan oksigen (O2)
akan meningkat, sehingga suplai oksigen terus meningkat.
c. Pankreas
12
Tabel 2.21 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Trimester III
Umur kehamilan Pertumbuhan dan kehamilan
Minggu ke 0 Hasil konsepsi membentuk blastokista,
dan implantasi blastokista, vilus kronik
dibentuk segera setelah implantasi yang
disebut sebagai embrio.
Minggu ke 4 System kardiovaskuler terbentuklah
sirkulasi dalam embrio. Embrio
memiliki panjang 4-5 mm. Bakal lengan
dan tungkai telah terbentuk, dan
selubung amnion mulai terlepas dari
body stalk, yang selanjutnya menjadi
tali pusat.
Minggu ke 6 Panjang embrio 22-24 mm, kepala
berukuran relative besar dibandingkan
badan. Jantung telah terbentuk
sempurna. Jari tangan dan kaki telah
ditemukan, dan lengan menekuk pada
siku. Bibir atas telah sempurna, dan
telinga luar membentuk peninggian
definitive pada masing-masing sisi
kepala
Minggu ke 8 Pertumbuhan dan pematangan struktur-
struktur yang dibentuk saat periode
embrionik.
Minggu ke 12 TFU teraba tepat diatas simfisis pubis,
panjang kepala-bokong janin adalah 6-7
cm. Pusat penulangan telah timbul pada
sebagian besar tulang janin, jari tangan
dan kaki juga telah berdiferensiasi. Kulit
dan kuku telah berkembang dan muncul
tunas-tunas rambut yang terbesar.
Genetalia Externa mulai
memperlihatkan tanda pasti jenis
kelamin laki-laki atau perempuan
Minggu ke 16 Panjang kepala-bokong janin adalah 12
cm berat janin 110 g. Jenis kelamin
telah dapat ditentukan
Minggu ke 20 20 Berat janin >300 g, berat ini mulai
bertambah secara linear. Janin bergerak
kurang lebih setiap menit, dan aktif
sekitar 10-30 persen total waktu. Kulit
janin telah menjadi transparan, lanugo
seperti beledu menutupi seluruh tubuh
janin dan telah terbentuk sebagian
13
rambut di kulit kepala
Minggu ke 24 Berat janin sekitar 630 g, kulit secara
khas tampak keriput, dan penimbunan
lemak dimulai. Kepala masih relative
besar, alis dan bulu mata dapat dikenali.
Periode kanalikular dan perkembangan
paru-paru, saat membesarnya bronkus
dan bronkiolus serta berkembangnya
duktus alveolaris, hampir selesai.
Minggu ke 28 Panjang kepala-bokong sekitar 25 cm
dan berat janin sekitar 1100 g, kulit
janin yang tipis berwarna merah dan
ditutupi oleh verniks caseosa.
Membrane pupil baru saja menghilang
darimata.
Minggu ke 32 Panjang kepala-bokong janin kira-kira
28 cm dan berat sekitar 1800 g, kulit
permukaan masih merah dan keriput.
Minggu ke 36 Panjang kepala-bokong pada janin
sekitar 32 cm, dan berat janin sekitar
2500 g. Karena penimbunan lemak
subkutan, tubuh menjadi lebih bulat,
serta gambaran keriput pada wajah telah
menghilang.
Minggu ke 40 Periode saat janin dianggap aterm
menurut usia yang dihitung dari awal
periode menstruasi terakhir. Janin telah
berkembang sempurna. Panjang kepala-
bokong sekitar 36 cm dan berat kira-kira
3600 g.
(Sumber cunningham,2014)
14
Sumber :Bobak, dkk (2004; h.2005).
20 cm 20 minggu
23 cm 24 minggu
26 cm 28 minggu
30 cm 32 minggu
33 cm 38 minggu
15
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti
kehadiran bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir
kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan
dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul (Varney, 2007).
Menurut Kartono (2008), kecemasan pada ibu hamil trimester tiga
dapat berdampak pada proses persalinan, dimana pengaruh psikologis ini
bisa menghambat proses persalinan, misalnya his tidak teratur, jalan lahir
sangat kaku dan sulit membuka, atau posisi ayi tidak kunjung turun.
Terhambatnya proses persalinan disebabkan kecemasan dapat
menstimulasi pengeluaran hormone katekolamin yang akan menghambat
kerja atau aktifitas uterus (Auni Marhamah, eJournal Psikologi, 2013).
16
secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya
gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan
untuk meningkatkan gerak, banyak makan makanan
berserat (sayur dan buah-buahan).
3) Kebutuhan istirahat/tidur
Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan
tidur yang mendukung kesehatan sendiri maupun
kesehatan bayinya. Tidur malam sekitar 8 jam
sedangkan istirahat/tidur siang sekurang-kurangnya ± 1
jam.
17
sehingga wanita tidak perlu bolak-balik ke kamar
mandi pada saat mencoba tidur (Varney, 2007)
3) Kram tungkai
Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan
asupan kalsium yang tidak adekuat. Dugaan lainnya
adalah karena uterus yang membesar memberi
tekanan baik pembuluh darah panggul, sehingga
mengganggu sirkulasi, atau pada saraf sementara
saraf ini melewati foramen oburator dalam
perjalanan menuju ekstermitas bagian bawah
(Varney, 2007).
4) Edema
Edema akibat gangguan sirkulasi vena pada
ekstermitas bagian bawah yang disebabkan oleh
tekanan uterus yang membesar pada vena-vena
panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan
pada vena cara inferior saat berada dalam posisi
terlentang (Varney, 2007).
Dianjurkan untuk banyak minum,
mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan
meninggikan kaki pada saat duduk atau istirahat.
Adapun cara penanganannya adalah sebagai berikut
hindari menggunakan pakaian ketat, elevasi kaki
secara teratur sepanjang hari, posisi menghadap
kesamping saat berbaring, penggunaan penyokong
atau korset pada abdomen maternal yang dapat
melonggarkan vena-vena panggul.
5) Sakit Perut bagian bawah
Ibu hamil yang merasakan nyeri pada perut bagian
bawah seperti tertusuk atau tertarik ke satu atau dua
18
sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan
oto untuk menahan rahim yang semakin membesar.
Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap (kurnia, 2009).
g. Asuhan Bidan Pada Trimester III
Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) memiliki
beberapa komponen dalam proses pelaksanaannya, yaitu dengan
14T (Hilda Dharmawan, 2013) (Kusmiyati, 2009).
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Menurut Prawirohardjo (2014), sebagai pengawasan
akan kecukupan gizi dapat dipakai kenaikan berat badan
wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil
rata-rata antara 6,5- sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih
dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih
sayur mayur dan buah-buahan.
19
Obesitas 0,2 kg/minggu
(IMT>30)
Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
(Sumber: (Sukarni 2013)
23 cm 24 minggu
26 cm 28 minggu
20
30 cm 32 minggu
33 cm 36 minggu
6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr%
21
Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg
Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
22
melahirkan, sebab saat melahirkan ibu hamil bisa
mengeluarkan banyak darah.
23
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban janin dari tubuh ibu (Kuswanti,2014).
24
desakan mengejan merupakan salah satu aspek
memuaskan sedangkan untuk yang lainnya
merasakan desak mengejan diras mengganggu dan
menyakitkan (Varney, 2008)
3) Kala III
Sesudah bayi lahir, aka nada masa tenang yang
singkat kemudian rahin kembali berkontraksi
sehinggan ibu perlu melanjutkan relaksasi dan
pernapasan terpola karena rahin kadang-kadang
mengalami kram yang hebat. Atau sebaliknya,
perhatian ibu tercurah seluruhnya pada bayi
sehingga hampir tidak menyadari terjadinya tahap
ketiga ini (Simkin, 2008).
4) Kala IV
Pada tahap ini ibu akan merasakan bahagia, lega,
atau bahkan euforida dengan bayi dna rasa terima
kasih kepada orang-orang yang telah membantu.
Sebaliknya ibu membutuhkan sedikit waktu untuk
menyesuaikan diri terhadap kenyataan bahwa dia
tidak lagi dalam persalinan, keadaan tidak hamil dan
sudah menjadi seorang ibu (Simkin, 2008).
d. Tahapan Persalinan
1) Kala I (kala pembukaan)
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)
hinggan serviks membuka lengkap (10 cm). Tanda-
tanda persalinan yaitu terjadi his persalina
memancar dari pinggang ke perut bagian bawah,
adanya pengeluaran lendir bercampur darah. Selain
itu tanda lainnya adalag terjadinya penipisan dan
25
pembukaan serviks dan pecahnya katung ketuban
(Varney, 2008)
Proses membukanya servik sebagai akibat his
dibagi dalamm 2 fase, yaitu:
a) Fase laten, berlangsung selama 8 jam. Pembukaan
terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran
diameter 3 cm.
b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yaitu:
(1) Fase akselerasi dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(2) Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2
jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi
lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan
9 menjadi lengkap.
2) Kala II
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Menurut Manuaba (2008), gejala dan
tanda kala dua persalinan yaitu ibu merasa ingin
mneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rectum dan atau vaginanya, perineum menonjol,
vulva-sfingter ani membuka, meningkatnya
pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa
dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah
pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya
bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
26
Bila dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin
tidak masuk lagi diluar his dan dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengn suboksiput di bawah simpisis dan
dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi mengeluarkan
badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala dua
berlangsung rata-rata 1,5 jm dan pada multipara
rata-rata 0,5 jam (Manuaba, 2009).
3) Kala III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras
dengan fundus uterus agak diatas pusat. Beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya
plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir
dan jeluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah (WHO, 2013).
Tanda lepasnya plasenta, menurut WHO dalam
buku Acuan Persalinan Normal (2009) :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus, setelah bayi
lahir uterus berkontraksi dan plasenta terdorong
kebawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti
buah pear atau alpukat atau fundus berada diatas
pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan)
b) Tali pusat memanjang, tali pusat terlihat menjulur
keluar vulva (tanda Ahfeld)
27
c) Semburan darah mendadak dan singkat, darah
yang terkumpul dibelakang plasenta akan
membantu mendorong palsenta keluar dibantu
oleh gaya gravitasi.
4) Kala IV
mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 2 jam.
Dalam kala itu diamati, apakah tidak terjadi
perdarahan postpartum (Mochtar, 2011).
28
bidang terluas panggul, bidang sempit panggul dan
pintu bawah panggul (Manuaba, 2008)
4) Psikis ibu dalam persalinan akan sangat
mempengaruhi daya keja otot-otot yang dibutuhkan
dalam persalinan. Baik itu yang otonom maupun
yang sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan
dengan rasa tenang dan sabar, maka persalinan
akan terasa mudah untuk ibu tersebut. Namun jika ia
merasa tidak ingin ada kehamilan dan persalinan,
maka hal ini akan menghambat proses persalinan
(Manuaba, 2008)
5) Penolong : dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa
yang dinamakan dorongan ingin mengejan asli atau
yang palsu. Untuk itu seorang bidan dapat
membantunya mengenali tanda dan gejala
persalinan sangat dibutuhkan. Tenaga ibuakan
menjadi sia-sia jika saat untuk mengejan yang ibu
lakukan tidak tepat (Manuaba, 2008).
29
2. Menjaga kebersihan diri
3. Mengipasi dan masase
4. Memberikan dukungan mental
5. Menjaga kandung kemih tetap kosong
6. Memberikan cukup minum
7. Memimpin mengedan
8. Bernafas selama persalinan
9. Pemantauan denyut jantung janin
10. Melahirkan bayi
11. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai
seluruh tubuh
12. Merangsang bayi
1. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
2. Memberikan oksitosin
Kala 3
3. Melakukan pengangan tali pusat terkendali atau PTT
4. Masase fundus
1. Ikat tali pusat
2. Pemeriksaan fundus dan masase
3. Nutrisi dan hidrasi
4. Bersihkan ibu
Kala 4 5. Istirahat
6. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
7. Memulai menyusui
8. Menolong ibu ke kamar mandi
9. Mengajari ibu dan anggota keluarga.
Sumber (Saifuddin 2010)
30
Dari beberapa pengertian tentang Sectio Caesarea diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa Sectio Caesarea adalah suatu tindakan
pembedahan yang tujuannya untuk mengeluarkan janin dengan cara
melakukan sayatan pada dinding abdomen dan dinding uterus.
2. Etiologi
Menurut Amin & Hardi (2013) etiologi Sectio Caesarea ada dua yaitu
sebagai berikut:
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disporporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/
panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan panggul, placenta previa terutama pada primigravida,
solutsio placenta tingkat I - II, komplikasi kehamilan yaitu
preeklampsi-eklampsia, atas permitaan, kehamilan yang disertai
penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista
ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b. Etiologi yang berasal dari janin
Fetal distress/ gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan
persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
3. Komplikasi
Menurut Wikjosastro (2007) komplikasi Sectio Caesarea sebagai berikut:
31
3) Komplikasi – komplikasi lain seperti luka kandung kencing,
embolisme paru – paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.
1) Indikasi mutlak
Indikasi Ibu
(a) Panggul sempit absolut
Indikasi janin
(a) Kelainan letak
32
2) Indikasi relative
(c) Distosia
3) Indikasi Sosial
1. Janin mati
2. Syok
3. Anemia berat
33
adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat
lahir antara 2500-4000 gram (Sondakh, 2013).
10) Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia
mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).
34
12) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket.
Refleks menelan Tali pusat Kompresi paru selama Timbunan lemak dan
belum sempurna dipotong persalinan kadar glukosa yang
normal
Usaha bernafas
35
c. Periode Perkembangan Bayi Baru Lahir
1) Periode Transisi
Periode transisi adalah waktu ketika bayi
menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan
kemandirian ekstrauteri. Periode ini merupakan fase
tidak stabil selama 6 sampai jam pertama kehidupan,
yang akan dilalui oleh seluruh bayi, dengan
mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan dan
melahirkan.
Nilai
Tanda 0 1 2
Frekuensi Lambat dibawah
Tidak ada Diatas 100
jantung 100
Lambat tidak Menangis
Usaha Nafas Tidak ada
teratur dengan baik
Beberapa fleksi
Tonus Otot Tidak ada Gerakan aktif
ekstermitas
Refleks
mudah Tidak ada Menyeringai Menangis kuat
terjadi
Tubuh merah
Merah muda
Warna Biru Pucat muda,
seluruhnya
ekstermitas biru
Tabel 2. 1 Sistem Penilaian APGAR
Sumber : dari APGAR, V. The newborn (APGAR) scoring sistem : reflections and
advice. Pediatri. Clin. North Am. 113 (3): 645 (August) 1996
Interpretasi : Nilai 1-3 asfiksia berat, Nilai 4-6 asfiksia
sedang, Nilai 7-10 asfiksia ringan atau normal (Dewi, 2011).
Tabel 2. 2 Tanda-tanda Transisi Normal
PENGKAJIAN NILAI NORMAL
36
Tonus Sebagian fleksi
Refleks Utuh
menghisap
Perilaku Terjaga dan tidur bergantian
Bising usus Ada setelah 30 menit kelahiran
180 x/menit selama beberapa menit
pertama kehidupan 120-160 x/menit,
Nadi
bervariasi ketika tidur atau menangis
(100-180 x/menit)
40-60 x/menit, namun dapat mencapai 80
x/menit, pernafasan diafragma disertai
Pernafasan gerakan dinding abdomen dan dapat
terjadi pernapasan cuping hidung
sementara
Aksila : 36,5 – 37,5 °C
Suhu
Kulit : 36 – 36,5 °C
Lebih dari 45 mg%
Dextrosix
Hemtokrit kurang dari 65 – 70 %
37
Selama periode reaktivitas pertama setelah bayi lahir,
mata bayi baru lahir terbuka dan bayi memperlihatkan
perilaku terjaga. Bayi mungkin menangis, terkejut atau
mencari putting susu ibu (Stright, 2008)
38
d. Kebutuhan Dasar Bayi Baru lahir
1) O2 (zat asam atau udara segar), setelah bayi lahir,
kebutuhan O2 dipenuhi oleh pemasukan (intake) paru-
parunya sendiri. Bila bayi baru lahir tidak langsung
menangis dan terlihat warna kulit bayi membiru/pucat
segera bebaskan jalan nafas bayi sambil menilai
APGAR menit I
2) Gizi, air susu ibu (ASI) adalag makanan yang terbaik
untuk menjamin kesehatan dan pertumbuhan
bayi/anak, diberikan pada usia 0-2 tahun
3) Eliminasi, bayi baru lahir harus sudah buang air kecil
dalam waktu 24 jam setelag lahir, selanjutnya buang
air kecil 6-8 x/hari. Feses bayi baru lahir berwarna
hijau (meconium), dan bayi baru lahir harus sudah
buang air besar dalam 24 jam.
4) Istirahat dan tidur, akan sangat bermanfaat jika bayi
diletakkan di tempat tidur yang hangat, tempat tidur
seharusnya diletakkan dekat tempat tidur ibu
sehingga bisa dihangatkan dan bisa diberikan ASI saat
bayi menginginkannya
5) Kebersihan (personal hygiene), menjaga kebersihan
bayi baru lahir sangat penting guna menunjang
kesehatan diri bayi. Perawatan utuk menjaga
kebersihan bayi adalah sperti memandikan bayi,
memakaikan pakaian hangat pada bayi, merawat tali
pusat, dan mengganti pojok bayi.
39
bayi terlihat berwarna kunign, warna kuning ini terjadi
karena penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin).
Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir Menurut Vivian (2011) tanda
bahaya pada bayi baru lahir adalah:
6. Kejang.
1. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibu, caranya sebagai berikut:
a) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
40
e) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5 C, segera hangatkan bayi
(Yongky dkk, 2012).
41
1. Reflek menggenggam dilakukan dengan cara mendekatkan jari
pemeriksa ketelapak tangan bayi apakah bayi berusaha
menggenggam atau tidak
2. Reflek rooting dilakukan apabila kita memberikan sentuhan ke
pipi bayi apakah bayi akan mencari sentuhan atau tidak
3. Reflek moro/terkejut merupakan gerak terkejut bayi yang
dilakukan dengan cara memberi sentuhan dengan jari maupun
tangan secara tiba tiba
4. Reflek sucking / Menghisap untuk mengetahui apakah bayi
berusaha menghisap dengan cara memasukkan putting/ dot
kedalam mulut bayie.
5. Reflek slowing untuk mengetahui apakah bayi bisa menelan ASI
yang diberikan atau tidak
6. Glabella reflek merupakan kedipan mata dan pengerutan pada
kening bayi pada saat bayi disentuh pada daerah os glabella
dengan jari tangan pemeriksa
7. Gland reflek merupakan usaha mengankat kedua paha bayi jika
lipatan paha kanan dan kiri disentuh oleh pemeriksa
8. Tonick Neck untuk mengetahui usaha bayi mengangkat
kepalanya jika bayi digendong.
5. Konsep Dasar Teori Nifas
a. Definsi Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa
setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42
hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut
involusi (Maritalia,2012).
Asuhan selama periode nifas perlu mendapat
perhatian karena sekitar 60% Angka Kematian Ibu
terjadi pada periode ini. Angka Kematian Ibu (AKI)
42
adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan
dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup (Maritalia,2012).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu (Nugroho,dkk,2014).
Prolaktin Konstipasi
meningkat
Produksi ASI
43
c. Perubahan Psikologis Masa Nifas
Adaptasi psikologi ibu terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Hari ke-1 (Taking In)
Ibu terfokus pada diri sendiri, minta diperhatikan
2) Hari ke-2 (Taking Hold)
Ibu menjadi mandiri, punya keinginan merawat
bayinya
3) Minggu pertama (Letting Go)
Masa mendapat peran baru, ibu memulai
mencurahkan kegiatan pada bantuan orang lain, beri
dukungan baik dari petugas maupun keluarganya.
44
2) Rasa sakit di bagian bawah abdomen/punggung
3) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik
4) Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur
5) Pembengkakan di wajah atau tanga
6) Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa
tidak enak badan
7) Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau
terasa sakit
8) Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
9) Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan pada
kaki
10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu
mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri
11) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
(Prawirohardjo, 2010).
45
Kunjungan Waktu Tujuan
dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia. Jika
petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama sudah kelahiran atau
sampai bayi dan ibu dalam keadaan
stabil
2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus
setelah
berkontraksi, fundus di bawah
persalinan
umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda – tanda
demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit pada bagian
payudara ibu
4. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari
3 2 minggu 1. Memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus
setelah
berkontraksi, fundus di bawah
persalinan
umbilicus, tidak ada perdarahan
46
Kunjungan Waktu Tujuan
abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan dan
istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang
penyulit yang ia atau bayi alami
setelah
2. Memberikan konseling untuk
persalinan
menggunakan KB secara dini.
47
terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang sangat tinggi,
dibandingkan dengan penderita tidakhamil. Pada trimester III, adanya
defisiensi faktor lipo tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan
nutrisi, menye-babkan penderita mudah jatuh dalam acute hepatic
necrosisTampaknya keadaan gizi ibu hamil sangat menentukan prognose.
Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala
hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu
hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula me-
ningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin,menyebabkan
infeksi hepatitis virus pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh
lebih berat.Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya hepatitis
virus,telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan
antara perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya
gejala-gejala hepatitis virus. Diketahuibahwa pada wanita hamil, secara
fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses pembekuan darah,
yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan
aktivitasfibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi
DIC(Disseminated Intra Vascular Coagulation). Dalam penelitianini
terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam meningkatkanberatnya hepatitis
virus pada kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila sudah terjadi gejala-gejala
hepatitisvirus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti.Hepatitis virus
pada kehamilan dapat ditularkan kepada ja-nin, baik in utero maupun
segera setelah lahir. Penularan virusini pada janin, dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu :
1. Melewati placenta
2. Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
3. Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya
4. Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.
Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga
terjadi hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin
mati pada periode neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan
48
dapat menembusplacenta, ialah virus type B. Beberapa bukti, bahwa virus
hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya hepatitis antigen
dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir. Selain itu telah
dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati pada periode neonatal
akibat infeksi hepatitisvirus. Hasil autopsy menunjukkan adanya
perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai
suatubentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan yang lanjut pada heparini,
hanya mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam
rahim. Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat
pada lobus kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis
dari Ibu ke janin dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan
virus hepatitis dari Ibu ke janinatau bayinya, tergantung dari tenggang
waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu dengan saat persalinan. Angka
tertinggididapatkan, bila infeksi hepatitis virus terjadi pada
kehamilantrimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami hepatitis
virus padawaktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus pada bayi-nya
yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru lahir
tidak mengandung virus tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus
B dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan
pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil
yanghanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.
Dilaporkan, bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B,
dengan gejala yang jelas, 48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang
pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen,
hanya 5% dari bayinya mengalami virus B antigenemia. Meskipun
hepatitis virus, belum jelas pengaruh nya terhadap kelangsungan
kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiran prematur terjadi pada 66%
kehamilan yang disertai hepatitisvirus B. Adanya icterus pada Ibu hamil
tidak akan menimbulkan kerena icterus pada janin. Icterus terjadi akibat
adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil
yang mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis virus pada
49
janin terjadi pada waktu persalinan maka gejala-gejalanya baru akan
nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat
dibuktikan, bahwa hepatitisvirus pada Ibu hamil dapat menimbulkan
kelainan congenital pada janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari
kehamilan yang disertai hepatitis virus, tidak dijumpai perubahan-
perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila
terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan
kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.
b. Pencegahan
50
antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi
pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus, yang
perlu dilakukan ialah pada ibu hamil yang HBsAg positif bayinya perlu
dilindungi dengan segera sesudah lahir sedapat mungkin dalam waktu dua
jam bayi diberi suntikan HBSIG dan langsung divaksinasi dengan vaksin
hepatitis B . Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain HBsAg pasitif,
HBe nya juga positif. Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan
interval satu bulan atau sesuai dengan skema vaksin yang digunakan.
Selain itu pada kasus seperti ini para dokter dan tenaga medis harus diberi
vaksin juga. Pengelolaan secara konservatif adalah terapi pilihan untuk
penderita hepatitis virus dalam kehamilan. Prinsipnya ialah suportif dan
pemantauan gejala penyakit.
Pada awal periode simptomatik dianjurkan :
Tirah baring
pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.
Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali
pada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk
Diet
Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan tertentu bagi
penderita penyakit hepatitis. Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi
pasien mengandung cukup kalori dan protein. Satu-satunya yang dilarang
adalah makanan maupun minuman beralkohol. jika pasien mual, tidak
nafsu makan atau muntah – muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika sudah
tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30 – 35 kalori / kg
BB) dengan protein cukup (1 g / kg BB). Pemberian lemak seharusnya
tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak,
karena disamakan dengna kandung empedu.
Medikamentosa :
51
a. Interferon adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem
imun tubuh sebagai respon terhadap adanya virus, bakteri, parasit,
atau sel kanker.
Ada tiga jenis interferon yang memiliki efek antivirus yaitu :
interferon alfa,
interferon beta
interferon gamma.
Efek antivirus yang paling baik diberikan oleh interferon alfa.
Interferon alfa bekerja hampir pada setiap tahapan replikasi virus
dalam sel inang. Interferon alfa digunakan untuk melawan virus
hepatitis B dan virus hepatitis C. Interferon diberikan melalui
suntikan. Efek samping interferon timbul beberapa jam setelah injeksi
diberikan.
Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah :
rasa seperti gejala flu
demam
mengigil
nyeri kepala
nyeri otot dan sendi.
Setelah beberapa jam, gejala dari efek samping tersebut
mereda dan hilang. Efek samping jangka panjang yang dapat timbul
adalah gangguan pembentukan sel darah yaitu menurunnya jumlah sel
granulosit (granulositopenia) dan menurunnya jumlah trombosit
(trombositopenia), mengantuk bahkan rasa bingung.
52
Terapi lamivudin untuk jangka panjang menunjukkan
menurunnya resiko fibrosis, sirosis dan kanker hati. Namun lamivudin
memiliki kelemahan yang cukup vital yaitu dapat menimbulkan
resistensi virus.
53
persendian dan kepala.
Selain itu terdapat juga gangguan pada saluran pencernaan
seperti mual atau diare, gejala flu, radang tenggorokan, batuk dan
peningkatan kadar alanin aminotransfrase. Gangguan fungsi ginjal
juga dapat terjadi pada dosis berlebih.
d. Entecavir : Entecavir berfungsi untuk menghambat enzim polymerase
yang dibutuhkan dalam sintesis DNA virus. Kelebihan entecavir
adalah jarang menimbulkan resistensi virus setelah terapi jangka
panjang.
Sedangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya adalah :
nyeri kepala
pusing
mengantuk
diare
mual
nyeri pada ulu hati dan insomnia
e. Telbivudin : Telbivudin adalah jenis antivirus yang relatif baru.
Terapi telbivudin diberikan pada pasien hepatitis B dengan replikasi
virus dan peradangan hati yang aktif. Telbivudin berfungsi
menghambat enzim DNA polymerase yang membantu proses
pencetakan material genetic (DNA) virus saat bereplikasi. Meski
belum didukung data yang cukup bahwa telbivudin aman bagi ibu
hamil, sebaiknya terapi telbivudin tidak diberikan pada ibu hamil
mupun menyusui.
Efek samping dari terapi telbivudin antara lain :
mudah lelah
sakit kepala
pusing
batuk
diare
54
mual
nyeri otot, dan rasa malas.
Vitamin K dapat diberikan pada kasus dengan kecenderungan
pendarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma,
penagannn seperti pada koma hepatik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
secara deskriptif dari hasil jaringan pengumpulan data yang diperoleh dari
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi lengkap dari suatu
55
berkesinambungan (Continuity Of Care), yang menggunakan pendekatan
C. Subjek Kasus
Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda,
ataupun lembaga organisasi (Amirin,2011).
Pada penelitian studi kasus ini subyek yang diteliti adalah ibu hamil
trimester III.
Subyek penelitian yang akan dibahas dalam laporan ini adalah “NY.D” G2P1001
USIA KEHAMILAN 36 MINGGU, “NY.Y” G 3P1011 USIA KEHAMILAN 35
MINGGU, dan “NY.S” G4P2012 USIA KEHAMILAN 31 MINGGU yang
diberikan asuhan pada masa kehamilannya.
1. Observasi
Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati secara
56
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi
klien yang dikelola atau mengamati perilaku dan kebiasaan klien yang
2. Wawancara
Menurut Kriyantono tahun 2011, wawancara adalah percakapan
3. Pemeriksaan Fisik
Peneliti melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi,
4. Studi Dokumentasi
Penulis menggunakan dokumentasi yang berhubungan dengan
judul proposal ini seperti : catatan medis klien yang berupa buku KIA
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dapat dipakai penulis untuk mendapatkan
57
F. Kerangka Kerja
G. Etika Penelitian
responden.
dibidangnya.
3. Justice
58
a. Dari hasil pemeriksaan pada “Ny. D, di temukan, Tekanan
x 155 = 3,255 gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak
sebelah kiri (punggung kanan), Leopold III: teraba bulat, keras dan
janin belum masuk PAP), DJJ (+) 137 x/ menit, irama teratur,
TFU 29 cm, 1 jari bawah px. TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram Pada
59
20x / menit Nadi : 80x/ menit Suhu: 36,00 C, Leopold I : TFU 30 cm,
se-Px. TBJ : (30-11) x 155 = 2,945 gram Pada fundus teraba lunak, agak
bagian kecil janin di sebelah kiri (punggung kanan), Leopold III : teraba
(bagian terendah janin belum masuk PAP), DJJ (+) 124 x/ menit, irama
BAB IV
TINJAUAN KASUS
1. Identitas
60
Oleh : Haeriyah
1) Riwayat menstruasi
b) TP : 10 Mei 2019
d) Lamanya : 5 hari
e) Menarche : 12 tahun
f) Siklus : 30 hari
i) Teratur/tidak : teratur
2) Flour albus
a) Banyaknya : Ada
b) Warna : Bening
b) Tanggal : September
61
c) Hasil : Positif
kehamilan 20 minggu
5) Riwayat kehamilan
G2 P1 A0
Kehamilan I : 2017 lahir spontan
Kehamilan II : hamil inil
6) Riwayat imunisasi
a) Imunisasi Catin : tempat : PKM Muara
Rapak
b) Imunisasi TT : Lengkap
7) Riwayat kesehatan :
a) Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
62
Hepar : Ada
DM : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
PSM/HIV/AIDS : Tidak ada
Campak : Tidak ada
Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Gangguan mental : Tidak ada
Operasi : Tidak ada
Hemorrhoid : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
a) Alergi
Makanan : Tidak ada
Obat – obatan : Tidak ada
63
m)Lain-lain : Tidak ada
ada
kadang kadang
d) Makan / diet
f) Defekasi / miksi
(1) BAB
64
(a) Frekuensi : 1x sehari
(2) BAK
i) Pola seksualitas
(a) Frekuensi : 1 x seminggu
(b) Keluhan : tidak ada
65
b) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : Ibu cukup
ada
h) Persiapan persalinan
66
12) Riwayat kesehatan keluarga
d) DM : Tidak ada
13) Pemeriksaan
a) Keadaan umum
(f) Lila : 28 cm
67
(g) Kesadaran : composmentis
periksa
c) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
(1) Kepala
(2) Mata
68
(3) Muka
muda
(5) Leher
(6) Dada
69
(c) Puting susu : puting susu menonjol
(8) Perut
(9) Vagina
(10) Ekstremitas
70
(a) Oedema : tidak ada
(11) Kulit
Palpasi
(1) Leher
(2) Dada
(3) Perut
71
(a) Leopold I : TFU 32 cm, se-Px. TBJ : (32-11) x
(presentasi kepala).
(4) Tungkai
(a) Oedema
(5) Kulit
Auskultasi
72
(2) Jantung
(3) Perut
(b) DJJ
2. Frekuensi : 137x/menit
3. Irama : teratur
4. Intensitas : Sedang
Perkusi
(1) Dada
(3) Ekstremitas
Kiri : positif
14) PemeriksaanKhusus
73
(1) Distansia spinarum : 26 cm
b) Urine Tanggal : -
Langkah II
a. Diagnosis
74
Diagnosis : G2P1001 usia kehamilan 36 minggu janin
Langkah III
Langkah IV
Tidak ada
Langkah V
Langkah VI
75
b. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang
karenakan kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala janin jadi nyeri
pada perut bagian bawah adalah hal yang normal ibu tidak perlu
cemas
1. Menyiapkan
2. Merencanakan tempat
dan penolong
3. Menyiapkan
4. Menyiapkan pendonor
Langkah VII
Evaluasi
76
Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan janinnya
ibu.
Oleh : Haeriyah S
S:
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal lupa Agustus 2018
77
- TP : 10 Mei 2019 Sekarang : 73 kg
- Tanda-tanda Vital
Palpasi
Palpasi Leopold
(a) Leopold I : TFU 32 cm, se-Px. TBJ : (32-11) x 155 = 3,255 gram
Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).
kanan)
(c) Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (presentasi kepala).
Auskultasi
Perkusi
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10,1 gr%
P:
78
Waktu Tindakan
10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan.
WITA Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
10.03 Memberi dukungan mental pada ibu.
WITA Ibu merasa tenang menghadapi kehamilannya
10.08 Memberitahu ibu penyebab nyeri perut bagian bawah dan KIE
WITA mengenai persalinan.
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
10.18 Memberi KIE tentang persiapan dalam hal donor darah.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
10.25 Memberi KIE istirahat ibu hamil.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
Oleh : Haeriyah
S :
- TP : 17 Mei 2019
O:
a. Pemeriksaan Umum
- Tanda-Tanda Vital
79
TD : 90/60 mmHg, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,7˚C
b. Pemeriksaan Vagina
Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka
kepala 1/5.
A : Diagnosis : G2P1001 usia kehamilan 39 minggu 1 hari Inpartu kala I fase laten
P :
80
arteri 2, Perdarahan ±50 cc
Persalinan Kala IV
S :
- Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya.
- Ibu merasakan nyeri pada perut bagian perut
O:
1. Pemeriksaan umum
- Tanda-Tandan Vital
A :
P:
No
Waktu Tindakan
.
KU Baik, Kes : CM, TD: 120/80 mmHg, N: 96
x/m , T: 36,0 ºC, R: 20 x/m, UC: keras,TFU :
14.30
1.
WITA Sepusat, Perdarahan ±150 cc, pengeluaran lochea
rubra, ASI belum keluar
2. 17.00 Ibu pindah ke ruang perawatan
WITA Evaluasi :Ibu bereistirahat di kamar perawatan
Tabel. 4.8
81
Tanggal/Waktu Pengkajian : 30 April 2019/Pukul : 15.30 WITA
Oleh : Haeriyah S
S:
1. Identitas
By.Ny.D dan Tn.E, tanggal lahir bayi 29 April 2019 pada hari Senin
Ibu hamil kedua ini usia 27 tahun, ibu hamil 2 kali, tidak pernah
mengalami keguguran.
O :
Ibu masuk RSUD Gn. Malang tanggal 28 Mei 2019 pukul 16.00
WITA. KU ibu dan DJJ janin dalam keadaan baik, hasil pemeriksaan
dalam vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada
82
meconeum pada anus, m/d : +/+, Penilaian APGAR adalah 8/9, BB :
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi BAB (+) Sudah ada BAB
BAK (+) Sudah BAK
Tabel. 4.10
badan 3020 gram, c/c:-/-, m/d : +/+, panjang badan 50 cm, lingkar
83
Mata : Tidak ada kelainan.
A:
P:
84
Waktu Tindakan
15.30 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa semua
WITA dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.
Lakukan perawatan tali pusat.
15.45
WITA Evaluasi :Tali pusat bayi tidak di beri apapun, hanya menjaga
kanan.
Menjaga kehangatan bayi.
15.53 Evaluasi :Bayi telah di pakaikan pakaian yang bersih dan kering,
WITA
memasangkan topi pada kepala bayi serta mengkondisikan bayi
Tabel. 4.11
85
O :
1. Pemeriksaan Umum
tanda vital yaitu : tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 37oC,
2. Pemeriksaan fisik
A:
P:
86
PASIEN COC 2
1. Identitas
87
c. Riwayat obstetri dan ginekologi
1) Riwayat menstruasi
b) TP : 26 Mei 2019
d) Lamanya : 7 hari
e) Menarche : 13 tahun
f) Siklus : 28 hari
i) Teratur/tidak : teratur
b) Tanggal : 3-9-2018
c) Hasil : Positif
88
e) Gerakan janin dalam 24 jam terakhir : >10 kali
89
Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Gangguan mental : Tidak ada
Operasi : Tidak ada
Hemorrhoid : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
b. Alergi
Makanan : Tidak ada
Obat – obatan : Tidak ada
90
9). Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
d) Makan / diet
f) Defekasi / miksi
(1) BAB
a. Frekuensi : 1x sehari
b. Konsistensi : lunak
91
c. Warna : kuning
(2) BAK
(b)Konsistensi : cair
(c)Warna : Jernih
i) Pola seksualitas
Yang ke : pertama
Lamanya : 6 tahun
92
b) Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan : Ibu cukup mengetahui
kandungan.
normal serta anak yang dilahirkan selamat dan sehat. Suami dan keluarga
sangat bahagia dan mendukung atas kehamilan ibu. Hubungan ibu dengan
d) Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak : ibu menrima apa saja jenis
menerima jenis kelamin apa saja yang nantinya lahir yang penting normal
dan sehat
h) Persiapan persalinan
93
d) DM : Tidak ada
4. Pemeriksaan
Keadaan umum
a. Berat badan
a) Sebelum hamil : 53 kg
b) Saat hamil : 62 kg
f) Lila : 25 cm
g) Kesadaran : composmentis
h) Ekspresi wajah :
saat di periksa
94
i) Keadaan emosional:
Stabil ibu terlihat nyaman dan tidak terlihat cemas atas kehamilannya
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,0 ͦ C
- Pernapasan : 20x/menit
c. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a) Kepala
b) Mata
c) Muka
95
b) Oedema : Tidak ada
e) Leher
f) Dada
96
g) Punggung ibu
h) Perut
b) Striae : ada
i) Vagina
j) Ekstremitas
k) Kulit
97
Lain – lain : tidak ada
Palpasi
1. Leher
2. Dada
3. Perut
a) Leopold I : TFU 29 cm, 1 jari bawah px. TBJ : (29-11) x 155 = 2.790
gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).
kanan)
98
e) Lain – lain : tidak ada
4. Tungkai
Oedema
Kulit
Auskultasi
Paru – paru
Jantung
a) Irama : teratur
b) Frekuensi : 80x/menit
c) Intensitas : kuat
Perut
b) DJJ : 136x/menit
7. Frekuensi : 136x/menit
99
8. Irama : teratur
9. Intensitas : kuat
Perkusi
1. Dada
a) Suara : normal
b) Perut : normal
2. Ekstremitas
Kiri : positif
3. PemeriksaanKhusus
Distansia spinarum : 24 cm
Distansia kristarum : 28 cm
Conjugata eksterna : 19 cm
Lingkar panggul : 83 cm
2) Pemeriksaan laboratorium
Hb : 13,3 gr%
100
Golongan darah :A
Langkah II
a. Diagnosis
Langkah III
101
b) Masalah Potensial : Tidak ada
Langkah IV
Tidak ada
Langkah V
Langkah VI
b) Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa tenang dalam
menghadapi kehamilannya.
kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala janin jadi nyeri pada perut
bagian bawah adalah hal yang normal ibu tidak perlu cemas.
102
d) Memberikan KIE mengenai tanda-tanda persalinan (Kontaksi uterus,
Langkah VII
Evaluasi
Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan janinnya dalam
keadaan baik dan ibu merasa tenang menjalani kehamilannya, ibu berjanji
Oleh : Haeriyah S
103
S:
- Ibu mengatakan PP test (+) tanggal: 3 september 2018 (PP test sendiri)
O:
- Tanda-tanda Vital
Palpasi
Palpasi Leopold
a) Leopold I : TFU 29 cm, 1 jari bawah px. TBJ : (29-11) x 155 = 2.790
gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).
kanan)
104
c) Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (presentasi kepala).
Auskultasi
Perkusi
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,3 gr%
A :
P:
Waktu Tindakan
09.30 Menjelaskan hasil pemeriksaan.
WITA
Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
09.33 Memberi dukungan mental pada ibu.
WITA
Ibu merasa tenang menghadapi kehamilannya
09.38 Beri KIE tentang penyebab nyeri pada perut bagian bawah,
WITA tanda tanda persalinan, persiapan persalinan
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
09.45 Membuat kesepakatan dengan ibu mengenai kunjungan ulang.
WITA Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang secara komprehensif.
105
Tanggal/Waktu Pengkajian : 2 juni 2018 / Pukul : 10.00 WITA
Oleh : Haeriyah S
S :
b) Ibu mengatakan tiba di rumah sakit tanggal 28 Mei 2018 pukul : 23.00
WITA
e) TP : 26 Mei 2019
O:
a. Pemeriksaan Umum
- Tanda-Tanda Vital
b. Pemeriksaan Vagina
Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka parut,
50%, pembukaan 3 cm ket (+), ketuban utuh, tidak terdapat bagian terkecil
106
di sekitar bagian terendah janin, presentasi kepala, denominator UUK,
Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka parut,
A : Diagnosis : G3P1101 usia kehamilan 40 minggu Inpartu kala I fase aktif janin
P :
107
Mengajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi yang benar,
yaitu dengan menarik nafas panjang dari hidung lalu
menghembuskannya melalui mulut secara perlahan-lahan agar
rasa sakit dapat berkurang
Evaluasi : Ibu dapat mengikuti teknik relaksasi yang di ajarkan
dan ibu dapat mempraktikkannya.
Menganjurkan ibu untuk makan atau minum disela his
Evaluasi : Ibu meminum teh hangat yang telah disediakan.
Anjurkan ibu untuk beristirahat jika his masih jarang-jarang.
Evaluasi : Ibu tidur di ruang bersalin sambil menunggu kemajuan
pembukaan.
03.00 Melakukan pemeriksaan dalam pada ibu: kontraksi uterus :
WITA frekuensi : 5x10’. Durasi : 40-55 detik, auskultasi DJJ ; terdengar
jelas, teratur, frekuensi 144x/ menit, pemeriksaan dalam : portio
tipis lembut, efficement 100%, pembukaan 10 cm ket (-) warna
jernih, tidak terdapat bagian terkecil di sekitar bagian terendah
janin, presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge III.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisi saat ini.
Mengajarkan ibu mengenai cara meneran yang benar dengan
mengejan miring saat ada HIS, tangan di masukkan di antara
kedua paha, ibu dapat mengangkat kepala hingga dagu
menempel di dada dan mengikuti dorongan alamiah selama
mersakan kontraksi, tidak menahan nafas saat meneran, tidak
menutup mata, serta tidak mengangkat bokong; Ibu dapat
melakukan posisi meneran yang diajarkan.
Memberitahu keluarga bahwa pembukaan telah lengkap dan
menyampaikan kepada keluarga bahwa ibu ingin di dampingi
suaminya saat persalinan; Keluarga mengerti mengenai
penjelasan yang telah diberikan dan suami mendampingi ibu
selama bersalin.
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
oksitosin; Alat pertolongan telah lengkap, ampul oksitosin telah
dipatahkan dan spuit berisi oksitosin telah dimasukkan ke dalam
partus set.
Membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan;
Ibu memilih posisi ibu setengah duduk (semi fowler).
Menganjurkan kepada ibu untuk memberi ibu minum disela his
untuk menambah tenaga saat meneran; Ibu minum air putih
108
Melakukan pertolongan persalinan sesuai APN, memastikan
lengan/tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan
sabun di bawah air mengalir.
Meletakkan kain diatas perut ibu, menggunakan celemek,
mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril pada
kedua tangan, mengisi spuit dengan oksitosin dan
memasukannya kembali dalam partus set kemudian memakai
sarung tangan steril pada tangan satunya.
Membimbing ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat
untuk meneran; Ibu meneran ketika ada kontraksi yang kuat.
Melindungi perineum dengan duk steril ketika kepala bayi
tampak dengan diameter 5-6 cm membuka vulva dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang
lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksi dan membantu
lahirnya kepala sambil menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernapas cepat dangkal.
Mengecek ada tidaknya lilitan tali pusat pada leher janin dan
menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan; Ada lilitan Tali pusat 2 kali. Menjepit tali
pusat dengan jepitan khusus tali pusat yang steril Mendorong isi
tali pusat ke arah distal (ibu) dan menjepit kembali tali pusat
pada 2 cm distal dari klem pertama, menggunting tali pusat
diantara 2 klem..Kepala janin melakukan putaran paksi luar.
Memegang secara bipariental. Dengan lembut menggerakan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian menggerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang. Menggeser tangan bawah
kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.Tangan kiri menyusuri
109
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah; Bayi lahir spontan pervaginam pukul
03.30 WITA.
Meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaian selintas
bayi baru lahir sambil Mengeringkan tubuh bayi mulai dari
muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering; Bayi baru lahir cukup bulan tidak
segera menangis dan bergerak aktif, A/S : 7/9 , jenis kelamin
laki-laki, air ketuban jernih caput (-),cephallhematoma (-)
Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi lagi dalam
uterus; Tidak ada bayi kedua dalam uterus
Melakukan manajemen aktif kala III, memberitahu ibu bahwa
ibu akan disuntikkan oksitosin agar rahim berkontraksi dengan
baik; Ibu bersedia untuk disuntik oksitosin.
Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir 10 intra unit IM
di 1/3 paha atas bagian distal lateral, setelah pemberian injeksi
ositosin tanda tanda pelepasan plasenta belum ada, memberikan
suntikan oksitosin ke 2 setelah 15 menit dari penyuntikan
oksitosin pertama tanda tanda pelepasan plasenta masih belum
ada.
Melakukan manual plasenta untuk melahirkan plasenta, tangan
dokter masuk kedalam vagina, plasenta lahir jam 4.00 WITA
Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler hingga kontraksi baik;
Kontraksi uterus baik, uterus, teraba bulat dan keras
Memeriksa kelengkapan plasenta untuk memastikan bahwa
seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap,;
Kotiledon lengkap, selaput ketuban pada plasenta lengkap, posisi
tali pusat berada lateral pada plasenta, panjang tali pusat ± 50
110
cm, tebal plasenta± 3 cm,lebar plasenta ± 20 cm.
Persalinan Kala IV
S :
- Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya.
- Ibu merasakan lelah setelah melahirkan
O:
1. Pemeriksaan umum
- Tanda-Tandan Vital
A :
P :
111
pengeluaran lochea rubra, evaluasi perdarahan kala
IV : perdarahan ± 150 cc
3. 17.37 Melakukan pemeriksaan ttv TD : 120/80 mmHg,
WITA R: 20x/menit, N : 80x/menit, T : 36ͦC kesadaran :
composmentis Ku : Baik TFU :sepusat ASI : sudah
keluar
4 18.00 Ibu pindah ke ruang perawatan
. WITA Evaluasi :Ibu bereistirahat di kamar perawatan
Tabel. 4.8
Oleh : Haeriyah
S:
a. Identitas
By.Ny.Y dan Tn.R, tanggal lahir bayi 29 Mei 2019 pada hari Rabu pukul
Ibu hamil kedua ini usia 22 tahun, ibu hamil 3 kali, pernah mengalami
keguguran 1 kali.
O:
112
Ibu masuk RSB Hermina tanggal 28 Mei 2019 pukul 23.00 WITA.
Tanggal 29 Mei 2019 Pukul 01.00 ibu masuk ruang bersalin KU ibu dan
DJJ janin dalam keadaan baik, hasil pemeriksaan dalam vagina dan uretra
tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka parut, pembukaan 3 cm,
portio tebal lembut, effacement 50%, ketuban (+) , tidak terdapat bagian
merasa ingin mengejan dan merasa ingin BAB dan menjelaskan hasil
Hodge III+ segera dilakukan inform consent pada suami dan keluarga untuk
113
b. Keadaan Bayi Saat Lahir
Bayi lahir spontan tidak segera menangis , Jk: Laki Laki, c/c:-/ - tali pusat
tidak perdarahan tampak 2 arteri 1 vena anus (+). Nampak meconeum pada
anus, m/d :-/+, Penilaian APGAR adalah 7/9, BB : 2.900 gram LK :32 cm
PB: 47 cm.
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi BAB (+) Sudah ada BAB
BAK (-) Belum BAK
Tabel. 4.10
114
Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital nadi 139 x/menit,
2.800 gram, c/c:-/-, m/d : +/+, panjang badan 47 cm, lingkar kepala : 33 cm,
lingkar dada 32 cm, lingkar perut 31 cm dan lingkar lengan atas 10 cm.
115
- Sucking (+) - Moro (+)
A:
P:
Wakt Tindakan
u
09.00 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa
WITA semua dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.
Lakukan perawatan tali pusat.
09.10
WITA Evaluasi :Tali pusat tidak diberikan apapun dan dalam
kembali.
116
Anjurkan ibu menyusui bayinya on demand dan maksimal
09.35
WITA setiap 2 jam.
Tabel. 4.11
Tempat : Jl. Imus Payau No.7 RT. 33 Kelurahan Muara Rapak Kecamatan
Balikpapan Kota
S :
1. Pola makan :
a) Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk pauk, daging, ikan dan buah
b) Frekuensi : 3x/hari
a. BAB
Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : Lunak
117
Warna : kecoklatan
b. BAK
Frekuensi : 8-10x/hari
Konsistensi : Cair
Warna : jernih
O :
1. Pemeriksaan Umum
vital yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, suhu tubuh 37oC, nadi 80x/menit,
pernafasan: 20 x/menit. Bb : 53 kg
2. Pemeriksaan fisik
118
- Abdomen : tampak linea nigra, , tidak terdapat asites, TFU 3 jari
pengeluaran lochea serosa, tidak terdapat luka parut, tidak tampak fistula.
A:
119
P:
Pasien 3
1. Identitas
b. Anamnesa
Tanggal : 6 Juli 2019 Pukul : 10.00 WITA
Oleh : Haeriyah
1. Riwayat menstruasi
120
b) TP : 31 agustus 2019
d) Lamanya : 7 hari
e) Menarche : 12 tahun
f) Siklus : 30 hari
i) Teratur/tidak : teratur
2. Flour albus
a. Banyaknya : Ada
b. Warna : Bening
b. Tanggal : Januari
c. Hasil : Positif
kehamilan 20 minggu
121
b. Kista : Tidak ada
5. Riwayat kehamilan
G4 P2 A1
Kehamilan I : Aterm
Kehamilan II : Aterm
6. Riwayat imunisasi
a. Imunisasi Catin : tempat : PKM Muara Rapak
b. Imunisasi TT : Lengkap
7. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Hepar : Tidak ada
DM : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
PSM/HIV/AIDS : Tidak ada
Campak : Tidak ada
Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada
122
Gangguan mental : Tidak ada
Operasi : ada (SC)
Hemorrhoid : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
b. Alergi
kehamilan
keputihan
123
m. Lain-lain : Tidak ada
ada
kadang kadang
d) Makan / diet
124
e) Perubahan makan yang dialami : Tidak ada
f) Defekasi / miksi
1. BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lunak
2. BAK
Konsistensi : cair
Warna : jernih
Yang ke : pertama
125
Lamanya : 13 tahun
apa saja jika jenis kelamin anaknya bukan laki laki yang
Ada
126
a. Rencana tempat bersalin : RSUD Gunung Malang
d) DM : Tidak ada
14. Pemeriksaan
1. Keadaan umum
a) Sebelum hamil : 46 kg
b) Saat hamil : 56 kg
127
e) Tinggi badan : 154 cm
f) Lila : 23,5 cm
g) Kesadaran : composmentis
b) Nadi : 80x/menit
c) Suhu : 36,00 C
d) Pernapasan : 20x/menit
Inspeksi
1. Kepala
2. Mata
c) Sklera : putih
128
d) Lain – lain : Tidak ada
3. Muka
d. Geraham : lengkap
5. Leher
6. Dada
129
c. Puting susu : puting susu menonjol
7. Punggung ibu
8. Perut
b. Striae : ada
9. Vagina
10.Ekstremitas
130
a. Oedema : tidak ada
11.Kulit
Palpasi
1. Leher
2. Dada
c. Konsistensi : Lunak
3. Perut
2,945 gram Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak
melenting (bokong).
131
b. Leopold II : teraba bagian memanjang keras seperti
(presentasi kepala).
masuk PAP).
4. Tungkai
a. Oedema
tidak ada
5. Kulit
Auskultasi
1. Paru – paru
2. Jantung
a. Irama : teratur
132
b. Frekuensi : 80x/menit
c. Intensitas : kuat
3. Perut
b. DJJ
d. Frekuensi : 124x/menit
e. Irama : teratur
f. Intensitas : Sedang
Perkusi
1. Dada
Suara : normal
2. Perut : normal
h. Ekstremitas
Kiri : positif
4) PemeriksaanKhusus
Distansia spinarum : 26 cm
Distansia kristarum : 30 cm
133
Conjugata eksterna : 20 cm
Lingkar panggul : 90 cm
5) Pemeriksaan laboratorium
6. Hb : 11 gr%
7. Golongan darah : AB
2) Urine Tanggal : -
Langkah II
c. Diagnosis
134
Langkah III
Langkah IV
Tidak ada
Langkah V
ibu
Langkah VI
135
2. Memberi dukungan mental kepada ibu agar ibu lebih merasa
Langkah VII
Evaluasi
136
Tanggal/Waktu Pengkajian : 6 juli 2019/Pukul : 10.00 WITA
Oleh : Haeriyah S
S:
- Tanda-tanda Vital
Palpasi
Palpasi Leopold
Pada fundus teraba lunak, agak bulat dan tidak melenting (bokong).
137
b. Leopold II : teraba bagian memanjang keras seperti papan di sebelah
kanan)
Auskultasi
Perkusi
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11 gr%
P:
Waktu Tindakan
10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan.
WITA Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
10.03 Memberi dukungan mental pada ibu.
WITA Ibu merasa tenang menghadapi kehamilannya
10.08 Memberitahu ibu penyebab nyeri perut bagian bawah dan KIE
WITA mengenai persalinan.
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
10.18 Memberi KIE tentang persiapan dalam hal donor darah.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
10.25 Memberi KIE istirahat ibu hamil.
WITA Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
138
10.40 Melakukan pendokumentasian.
WITA Melakukan pencatatan pada manajemen kehamilan
Tabel. 4.1
Oleh : Haeriyah
S :
- HPHT : 24 november2018
- TP : 31 Agustus 2019
O:
a. Pemeriksaan Umum
- Tanda-Tanda Vital
b. Pemeriksaan Vagina
Vagina dan uretra tidak tampak oedema dan varices, tidak ada luka
139
presentasi kepala, denominator UUK, station / Hodge I, penurunan
kepala 1/5.
A : Diagnosis : G4P2102 usia kehamilan 37 minggu 2 hari Inpartu kala I fase laten
P :
Persalinan Kala IV
S :
- Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya.
- Ibu merasakan nyeri pada perut bagian perut
O:
1. Pemeriksaan umum
140
- Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
- Tanda-Tandan Vital
A :
P:
No
Waktu Tindakan
.
KU Baik, Kes : CM, TD: 110/70 mmHg, N: 96
x/m , T: 36,0 ºC, R: 20 x/m, UC: keras,TFU :
11.00
1.
WITA Sepusat, Perdarahan ±150 cc, pengeluaran lochea
rubra, ASI belum keluar
2. 11.15 Ibu pindah ke ruang perawatan
WITA Evaluasi :Ibu bereistirahat di kamar perawatan
Tabel. 4.8
Balikpapan Kota
Oleh : Haeriyah S
S:
141
Identitas
By.Ny.Ye dan Tn.S, tanggal lahir bayi 14 agustus 2019 pada hari Selasa
Ibu hamil keempat ini usia 35 tahun, ibu hamil 4 kali, Pernah
mengalami keguguran 1 x.
O :
16.00 WITA. KU ibu dan DJJ janin dalam keadaan baik, hasil
varices, tidak ada luka parut, belum ada pembukaan , portio tebal
Bayi lahir spontan segera menangis , Jk: Laki- Laki, c/c:-/ - tali
142
meconeum pada anus, m/d : +/+, Penilaian APGAR adalah 8/9, BB:
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan asupan nutrisi (ASI)
Eliminasi BAB (+) Sudah ada BAB
BAK (+) Sudah BAK
Tabel. 4.10
badan 2700 gram, c/c:-/-, m/d : +/+, panjang badan 50 cm, lingkar
143
kepala : 32 cm, lingkar dada 33 cm, lingkar perut 31 cm dan lingkar
Mata : ikterik
144
- Magnet (+) - Walking (+)
A:
P:
Waktu Tindakan
17.15 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa semua
WITA dalam keadaan normal.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.
17.20 Menyarankan ibu untuk memeriksakan bayi ke faskes kesehatan
WITA
Evaluasi :ibu mengerti dan bersedia membawa bayi ke faskes
17.25 Menyarankan ibu untuk lebih sering menyusui bayinya atau om
WITA
demand
sering
Tabel. 4.11
O :
1. Pemeriksaan Umum
145
Keadaan umum: baik kesadaran: composmentis, hasil pengukuruan
tanda vital yaitu : tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36oC,
2. Pemeriksaan fisik
A:
P:
146
BAB V
PEMBAHASAN
terjadi antara teori dan praktek yang terjadi selama pemberian asuhan
kebidanan yang komprehensif pada Ny. D, Ny.Y dan Ny.Y di Wilayah Kerja
Paseian 1
1. Kehamilan
sebanyak 8 kali.
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa
pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
147
Penulis berpendapat bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kehamilan.
a. Kunjungan ANC
Hal ini selaras dengan teori menurut (Kurnia, 2009) kondisi ini
yang terjadi pada ibu hamil salah satu nya pada trimester III yaitu nyeri
membesar.
jarang, hasil pemeriksaan umum dan fisik ibu dan bayi dalam keadaan
baik.
148
merupakan hal yang fisiologis karena tidak melewati dari 42 minggu
atau lebih.
dengan kenyataan. Kala III Ny.D berlangsung selama 2 menit dan hal
uterus, tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu sesuai dengan
LK, LD dan Lila bayi baru lahir Ny. D dalam keadaan Baik. Penulis
149
juga sudah melakukan asuhan kebidanan BBL yang sesuai dengan
4. Nifas
Kunjungan selama masa nifas Ny.D sebanyak 2 kali yaitu pada
antara teori dan kenyataan. Hal ini karena kebanyakan tenakes tidak
ibu bersalin.
Pasien 2
1. Kehamilan
sebanyak 10 kali.
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa
pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
kehamilan.
150
Kunjungan ANC
pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik Ny.Y, ibu mengalamai nyeri perut
bagian bawah .
Hal ini selaras dengan teori menurut (Kurnia, 2009) kondisi ini
terjadi pada ibu hamil salah satu nya pada trimester III yaitu nyeri perut
minggu 1 hari datang ke RSB Hermina dengan keluhan ibu merasakan ada
kencang-kencang sejak kemarin malam tidak terlalu kuat dan jarang, hasil
pemeriksaan umum dan fisik ibu dan bayi dalam keadaan baik.
merupakan hal yang fisiologis karena tidak melewati dari 42 minggu atau
lebih.
151
dengan pernyataan menurut JNKPK-KR (2008) kala II pada multipara rata-
rata 1 jam.
dengan kenyataan. Kala III Ny.Y berlangsung selama 10 menit dan hal itu
tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu sesuai dengan pernyataan
menemukan dari hasil pemeriksaan fisik yaiu : BB/PB, TTV, Reflek, LK, LD
dan Lila bayi baru lahir Ny. Y dalam keadaan Baik. Penulis juga sudah
KR (2008).
4. Nifas
Kunjungan selama masa nifas Ny.Y sebanyak 1 kali yaitu pada
152
Menurut penulis pada asuhan masa nifas ini terdapat kesenjangan
antara teori dan kenyataan. Hal ini karena kebanyakan tenakes tidak
bersalin.
Pasien 3
1. Kehamilan
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa
pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
kehamilan.
kencang-kencang sejak kemarin malam tidak terlalu kuat dan jarang, hasil
pemeriksaan umum dan fisik ibu dan bayi dalam keadaan baik.
153
Menurut penulis tidak ada kesenjangan dengan teori. Ny.S mengalami
jam.
kenyataan. Kala III Ny.S berlangsung selama 10 menit dan hal itu sesuai
dengan teori Menurut Rasjidi (2009) indikasi dan kontra indikasi dari Sectio
dari hasil pemeriksaan fisik yaiu : BB/PB, TTV, Reflek, LK, LD dan Lila
154
bayi baru lahir Ny. S dalam keadaan Baik. Penulis juga sudah melakukan
4. Nifas
Kunjungan selama masa nifas Ny.S sebanyak 1 kali yaitu pada
antara teori dan kenyataan. hal ini karena kebanyakan tenakes tidak
bersalin.
155
sangat terbatas, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya asuhan yang
diberikan.
digunakan oleh mahasiswa yang lain, sehingga pada saat ingin menggunakan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. D,
Ny. Y, dan Ny. S selama hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pentingnya asuhan yang diberikan bidan terhadap ibu pada
Pasien 1
bawah. Hal ini dikarenakan kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala
janin jadi nyeri pada perut bagian bawah adalah hal yang normal ibu
156
Pasien 2
bawah. Hal ini dikarenakan kontraksi rahim ibu dan penurunan kepala
janin jadi nyeri pada perut bagian bawah adalah hal yang normal ibu
Pasein 3
dengan teori.
Pasien 1
Pasien 2
Pasien 3
157
Pasien 1
dengan teori.
Pasien 2
dengan teori.
Pasien 3
dengan teori.
Pasien 1
Pasien 2
Pasien 3
B. Saran
158
Diharapkan laporan COC ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan
melakukan home care bagi ibu hamil dan ibu nifas sehingga apabila di
3. Bagi klien
diatasi, agar tidak ada masalah untuk kehamilan sampai nifas yang berikut
nya.
4. Bagi penulis
159
pengalaman secara nyata di lapangan agar dapat memberikan pelayanan
160
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Manuaba, IBG, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.
Jakarta: EGC.
Kompas. 2015. Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs
2015. Jakarta: Kompasiana.
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. 2010.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EG
161