I. PENDAHULUAN
Para filosof klasik memandang bahwa dalam kodratnya manusia hanya akan
menemukan kesempurnaannya apabila menjalin hubungan yang sedemikian rupa
dengan sesamanya. Konsep manusia sebagai mahluk sosial atau politis menemukan
artinya disini, yaitu dalam usahanya yang secara kodrati menuju pada
kesempurnaannya dalam kehidupan bersama. Kesendirian manusia tidak saja
melukiskan kesepian, ketidaklengkapan, kengenasan, melainkan juga terutama
ketidak sempurnaan. Konsekuensi selanjutnya dari konsep ini bahwa setiap tindakan
yang menghancurkan, membakar, menteror sesamanya (siapa pun mereka) bukan
sajan merupakan tindakan keji, tetapi juga melawan kodratnya. Karena kodrat
manusia berasal dari Allah, maka para pencetus kerusuhan secara frontal melawan
Sang pencipta sendiri. Konsep bahwa kesempurnaan manusia terletak pada hubungan
damai dengan sesamenya tidak melawan ajaran agama manapun, karena konsep ini
didasarkan pada kodrat manusiawi.
Kekuatan politis suatu pemerintahan, sementara, pemerintah, sementara itu,
bertugas mengatur dan menjaga dinamisme hubungan antar manusia. Bukan saja agar
jangan terjadi pembakaran atau penteroran pihak-pihak tertentu, melainkan terutama
untuk menata jalinan hubungan sedemikian rupa sehingga dimungkinkan kesempatan
dan jaminan bagi setiap orang untuk meraih dan merealisasi kesempurnaanya. Dari
sendirinya legitimasi setiap kekuasaan pemerintahan lantas tidak dilepaskan dari
prinsip-prinsip moral. Hubungan antara warganegara dan pemerintah, atau lebih tepat
lagi antara mereka yang memiliki kedaulatan dan yang mengemban mandat
kadaulatan harus mengedepankan penghargaan terhadap elemen-elemen moral.
Norma-norma konstitusional harus dekat dan terikat erat dengan aturan-aturan
kedailan yang menjadi ciri khas kesempurnaan jalinan hubungan antar manusia.
Maka, hubungan antar politik dan moral itu Lansung dan konkrit. Lansung artinya
segala tindakan politik pasti segera berhubungan dengan pertimbangan moral.
Konkrit artinya hubungan itu tidak dalam lapangan teoritis, melainkan dalam
lapangan kenyataan. Disangkalnya hubungan lansung dan kongkret antar politik dan
moral akan terjadi kekacauan. Raja Henry VIII, pernah berkata kepada rakyat Irlandia
“Mengenai kekuasaan kami yang mutlak, kami berdiri diatas segela hukum dan
norma-norma”
II. Apa itu Politik ?
Politik adalah suatu proses pemebntukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat dimana wujudnya adalah proses pembuatan keputusan, khususnya dalam
negara. Definisi politik juga dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk meraih
kekuasaan, bak secara konstitusional maupun non-konstisitusional. Politik secara
etimologis dari bahasa Yunani, yaitu “polis” yang artinya adalah Negara Kota. Pada
penggunaanya kata tersebut kemudian berkembang diantaranya :
Polities “warga Negara”
Politikos “Kewarganegaraan”
Politike Episteme “ Ilmu politik”
Politicia “Pemerintahan negera”
Ditinjau dari katanya maka definisi politik adalah kegiatan dalam suatu sistem
politik atau Negara yang menyangkut penentuan tujuan dari sistem tersebut dan
bagaimana cara mencapai tujuan. Beberapa pengertian politik menurut para ahli
Andrew Heywood mengatakan bahwa politik adalah kegiatan suatu Negara yang
bertujuan untuk membuat, mempertahakan, serta mengamandemen semua peraturan
umum yang mengatur lehidupanya, yang artinya tidak dapat terlepas dari gejala
konflik dan kerjasama.
III. Jenis-jenis Politik
Menurut Almond Powel ada bebarapa jenis politik diantaranya :
Sistem primitif yang intermittent, sistem ini menggambarkan adanya sebuah
kultur yang samar-samar serta bersifat agama.
Sistem politik tradisional, dengan bentuk-bentuk yang bersifat pemerintahan
politik yang amanah antara satu dengan yang lain berbeda serta sebuah kultur
subjek.
Sistem politik modern, didalam sistem ini terdapat bentuk-bentuk politik
bermacam-macam yang tumbuh dan menggambarkan kegiatan kultur politik
partisipan.
Menurut Samuel Huntington ada beberapa jenis politik diantaranya :
Sistem Politik Demokrasi. Golongan yang berkuasa terdiri atas banyak orang dan
jabatan negara tersebut terbatas dalam aspek-aspek tertentu serta beberapa
masyarakat mempunyai kebebasan dalam merencanakan kehidupan sendiri.
Sistem Politik Non Demekrasi. Golongan yang memiliki kekuasaan terdiri atas
beberapa individu atas sekelompok orang serta jabatan negara yang melingkupi
semua dimensi kehidupan negara serta masyarakat. Struktur politik ini melingkupi
monarki, absoult, rezim militer, serta rezimm komunis.
Jenis-jenis Sistem Politik menurut Frend W. Riggs diantaranya :
Sistem Politik Asepali
Sistem Politik Metasepali merupakan sistem politik yang dipunyai oleh eksekutif,
legeslatif, birikrasi, serta sistem kepartaian.
Keadilan Moral : Pengertian keadilan moral adalah keadilan yang terjadi apabila
mampu memberikan perlakuan seimbang antara hak dan kewajiban.
Keadilan Prosedural : Pengertian keadilan prosedural adalah keadilan yang terjadi
apabila seseorang melaksanakan perbuatan sesuai dengan tata cara yang
diharapkan.
Selain jenis keadilan yang dikemukan oleh Aristoteles dan Plato, pula beberapa
jenis keadilan yang lain, antara lain sebagai berikut :
Keadilan komunikatif (Lustitia Communicativa) pengertian keadilan komunikatif
adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang terhadap apa
yang menjadi bagianya dengan berdasarkan hak seseorang pada suatu objek
tertentu.