“Modifikasi Tanah”
Dosen Pembimbing:
Gustomo Yamistada,S.Pd,M.Sc
NIP.197612032000121001
DISUSUN OLEH
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Lokasi : RT. 28 Kel. Paal Merah Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi
Laporan praktik ini telah di susun untuk memenuhi tuga praktik mata kuliah
Penyehatan Tanah tentang “Modifikasi Tanah” Di RT. 28 Kel. Paal Merah Kec.
Jambi Selatan, Kota Jambi. Dan telah disetujui dan di tandatangani oleh :
Jambi, 2019
Mengetahui,
Dosen Pendidikan
NIP. 196606171988032022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
yang berjudul “ Modifikasi Tanah” pada mata kuliah Penyehatan tanah. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada dosen pembimbing yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini .
Kami menyadari bahwa di dalam penyelesaian laporan ini masih jauh dari
sempurna , maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dan memberi
dorongan kepada kami agar dilain waktu kami dapat membuat dan
menyempurnakan laporan berikutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak khususnya yang membutuhkan informasi tentang Modifikasi Tanah.
Jambi, 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan lahan untuk sayur buah dan
sayur daun
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah
Tanah menurut Bowles (1989) adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari
salah satu atau seluruh jenis berikut :
1. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya lebih besar
dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm sampai 250 mm,
fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).
3. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar
dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
4. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm. Lanau
dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang disedimentasikan
ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara sungai.
5. Lempung (clay), partikel mineral berukuran lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel-
partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.
6. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih kecil dari
0,001 mm.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang
berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan pemakainannya. Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang
mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
bervariasi tanpa penjelasan yang terinci (Das, 1995). Sistem klasifikasi tanah
dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang karakteristik dan sifat-sifat fisik
tanah serta mengelompokkannya sesuai dengan perilaku
METODE KERJA
B. Lokasi
Kegiatan praktikum Penyehatan Tanah dilaksanakan di
1. Tentukan lokasi yang akan ditanami oleh sayuran buah atau sayuran daun
2. Setelah itu buang rumput yang terdapat disekitar lokasi tersebut dengan cara
dicangkul atau dibajak sampai permukaan tanah menjadi rata
3. Setelah permukaan tanah rata selanjutnya buatlah bedengan sepanjang 10m
dengan kedalaman parit 5 cm
4. Setelah bedengan selesai selanjutnya masukkan kapur dolmit kedalam parit, lalu
tambahkan lagi pupuk kandang sebanyak 8-10 karung untuk 10 meter bedengan
tersebut.
5. Selanjutnya apabila tidak hujan, siram parit tersebut dengan menggunakan air
agar menyatu dengan tanah
6. Lalu tambahkan lagi pupuk NPK sebanyak 1 ons dengan cara disebar sepanjang
1m bedengan, selanjutnya siram kembali dengan air dan ditutup dengan tanah yang
dibuat menggunung dengan ketinggian 20-30 cm.
7. Setelah itu tutup tanah tersebut dengan menggunakan pelastik mulsa dengan
tujuan agar tanah tidak mudah erosi saat musim hujan tiba dan agar pupuk tidak
hilang serta mengurangi rumput yang akan mengganggu proses penanaman
8. Kemudian beri lubang pelastik mulsa dengan menggunakan kaleng sarden atau
bisa juga dengan alat fitroli. lalu semai sayuran buah jenis cabai kedalam lobang
tersebut
9. Jika tanaman cabai sudah tumbuh selama 20 hari, selanjutnya beri pupuk NPK
cair sebanyak 1,5 kg dengan cara disiram dibagian batang cabai sebanyak 10x
dalam sehari dan dilakukan sampai tanaman siap panen
11. Satu parit adalah untuk satu jenis tanaman untuk jenis sayuran buah
12. Untuk jenis sayuran jenis daun, langkah yang dilakukan dalam membuat
bedengan dan parit sama halnya dengan sayuran jenis buah bedanya tanaman
sayur daun tidak perlu menggunkan pelastik mulsa karena proses penanaman yang
memerlukan waktu pendek
13. selnjutnya semai bibit sawi di pinggiran sebanyak 5 bungkus ( 1 bungkus seberat
25g) kedalam 5 bedengan yang telah dibuat sepanjang 10 m
14. Lalu setelah 10 hari buatlah lahan dengan cara dibajak untuk memindahkan sawi
yang telah tumbuh tadi
15. Pindahkan sawi ke lokasi sebelahnya dengan cara ambil bibit yang lebih besar
16. Setelah dipindahkan, beri pupuk kandang sesuai selera, lalu tambahkan pupuk
urea( boleh di tabur/di semprot) dengan syarat saat menabur urea pada waktu sore
hari dan tidak boleh saat hujan
17. Jika tanaman sudah berumur 1 minggu tambahkan pupuk NPK selanjutnya tutup
dengan pupuk kandang lalu jika musim hujan semprot dengan insex atau prepaton
lakukan sampai proses pemanenan
18. Apabila sayur daun jenis selada berbedan dengan sawi, tanaman selada
memerlukan 15 cm jarak paritnya dan harus dengan penyemprotan insektisida
sebanyak 1x sampai panen..
19. Satu parit jenis sayur daun boleh dimodifikasi dengan jenis sayur daun lainynya,
misalnya sawi di modifikasi dengan daun kemangi
20. Perbedaan proses penanaman sayur buah dan sayur daun terletak pada jenis
sayur buah yang tidak dapat di modifikasi dengan tanaman lain saat penenaman
sedangkan jenis saur daun bisa di modifikasi dengan jenis sayur daun lainnya.
BAB IV
4.1. HASIL
Masa pertumbuhan
Buah Melon
Sayur Bayam
Hasil penanaman jenis sayur buah yang siap untuk dipanen : Pare dan Cabe
Hasil penanaman jenis sayur daun yang siap untuk dipanen :
4.2 PEMBAHASAN
Modifikasi tanah yang dilakukan pada tanaman sayur buah dan tanaman
sayur daun tidaklah sama. Pada modifikasi tanaman sayur buah tidak dapat
dilakukan karena proses penanaman jenis tanaman sayur buah ini memerlukan
waktu yang begitu panjang sehingga prosesnya berbeda dengan proses penanaman
jenis sayur buah daun.Pada modifikasi tanah pada tanaman sayur buah harus
memerlukan pelastik mulsa yang berguna untuk menghambat rumput yang tumbuh
disekitar tanaman, karena apabila rumput tumbuh akan menganggu proses
penanaman tumbuhan sayur buah, selain menghambat pertumbuhan rumput,
pelastik mulsa juga berguna untuk menahan pupuk agar tidak hilang saat terjadi
hujan dan menahan tanah saat terjadi erosi. Modifikasi tanah hanya bisa dilakukan
pada tanaman sayur daun, karena tanaman sayur daun memiliki proses penanaman
yang tidak begitu lama atau sebentar, berbanding terbalik dengan penanaman sayur
buah yang memiliki proses penanaman yang begitu lama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman sayur buah dalam penanaman nya tidak bisa di modifikasi dengan
tanaman yang lain, sedangkan tanaman sayur daun bisa di modifikasi dengan
tanaman sayur daun lain setelah panen. Penanaman sayur buah harus
menggunakan plastik mulsa agar tanah tidak erosi pada musim hujan sedangkan
tanaman sayur daun tidak perlu menggunakan plastik mulsa.
5.2 Saran
DOKUMENTASI