Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Sifat hidrofobik dari polutan non polar pada perairan, menyebabkan transportasinya
dikendalikan oleh asosiasi dengan partikel lain dengan melakukan pengambilan hidrofobik ke
dalam fraksi organic pada tanah. Zat humus memiliki kemampuan penyerapan zat organic,
sangat terkenal dengan kandungan mineral tanah untuk menghasilkan lapisan organik yang
memungkinkan terjadinya interaksi kimia yang berbeda dengan senyawa non polar. Namum
komposisi humus dalam tanah sangat dipengaruhi oleh letak geografis yang yang berbeda-
beda, sehingga kemampuan penyerapan dan akumulasi akan terpengaruh. Untuk memahami
dan memperdiksi interaksi yang terjadi, pemahaman peran akan setiap zat makromolekul
sangat diperlukan. Sifat mineral yang dimiliki pada tanah berbeda-beda, untuk itu guna
mendapatkan informasi tentang sifat interksi antara mineral zat humat dan permukaan
mineral, dilakukan penyelidikan pernyerapan benzene di, tri, dan asam heksarboksilat pada
mineral tanah kaolin dan geothit. Menentukan efek pelapis mirip humic polutan non polar
dilakukan dengan penyerapan PAH tiga cincin, sebuah trace pada subtrat mineral baik dalam
asam karboksilat benzene maupun tidak.

Rumusan masalah

1. Sifat hidrofobik polutan yang yang non polar


2. Komposisi dan sifat zat humus yang terkandung dalam tanah mempengaruhi
terjadinya interaksi antara mineral dan permukaan yang belum banyak diketahui.

Percobaan

2.1 Persiapan dan karakteristik substrat

Sampel kaolin dan geotit yang murni, tidak terkontaminasi mineral lain ditunjukkan dengan
spectrum XRD.

2.2 Eksperimental Adsorbsi

Adsorbs dan titrasi potensiometri dilakukan dalam bejana reaksi berjaket di bawah tekanan
atmosfer dan nitrogen bebas CO2.

2.3 Titrasi

Bertujuan untuk membangun sebuah model untuk menggambarkan system permukaan


mineral asam antrasena-ftalat, sehingga data titrasi dikumpulkan hanya untuk system yang
mengandung asam ftalat, phatalate-mineral, dan akhirnya system entrance mineral phatalate.

2.4 Permodelan hasil absorbsi

Hasil semua percobaan dimodelkan menggunakan model Kompleksitas Permukaan Konstan


Kapasitas Ekslusif (ECCM) dengan program computer FITQEL dan GRIFT. Model kapasitas
konstan diperpanjang telah digunakan oleh Persson untuk menggambarkan adsorbsi asam
karboksilat benzene ke sejumlah permukaan yang berbeda. ECCM memungkinkan terjadi
absorbs di dua permukaan berbeda, ion yang terikat kuat teradsorbsi pada bidang permukaan
sebagai kompleks lapisan dalam dan ion yang lemah teradsorbsi dalam bidang luar,
dipisahkan dari permukaan setidaknya satu lapisan air. ECCM digunakan dalam penelitian
untuk memodelkan adsorbsi asam ftalat dan penyerapan antrasena ke dalam geotit dan
kaoline.

Anda mungkin juga menyukai