Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai logika yang sama, akan tetapi berbeda
dalam hal penggunaan dan pengalaman dalam memecahkan sebuah masalah.
Logika matematika merupakan cabang logika dan matematika yang mengandung
kajian matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang lain di luar
matematika. Logika, penalaran dan argumentasi sangat sering digunakan dalam
kehidupan nyata sehari-hari. Topik ini sangat penting karena dapat meningkatkan
daya nalar kita dan dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata. Dengan
memiliki kemampuan logika, maka seseorang bisa menyelesaikan masalah yang
kompleks dan membutuhkan penalaran yang lebih.

Di dalam matematika, hukum-hukum logika menspesifikasikan makna dari


pernyataan matematis. Hukum-hukum logika tersebut membantu kita untuk
membedakan antara argumen yang valid dan tidak valid. Logika juga digunakan
untuk membuktikan teorema-teorema di dalam matematika.

Oleh karena itu, kompetensi yang hendak dicapai adalah agar para mahasiswa
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan dan
memanfaatkan logika yang dimiliki serta menambah pengetahuan tentang materi
ini. Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai membuat pernyataan, implikasi,
dan menemukan tentang implikasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika

Logika merupakan sebuah hasil pertimbangan dari akal pikiran yang diutarakan
melalui kata serta dinyatakan dalam bahasa. Kata Logika berasal dari Yunani
kuno (logos) yang berarti sebagai salah satu cabang ilmu filsafat. Aristoteles
mendefinisikan logika sebagai ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah yang
membicarakan tentang bentuk pikiran itu sendiri serta hukum-hukum yang
menguasai pikiran tersebut.

Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna
tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.

Berdasarkan pengertian logika di atas, ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan
ketika mempelajari logika, beberapa diantaranya yakni:
a. Memberikan pemikiran yang abstrak, cermat dan objektif.
b. Bisa menambah kecerdasan serta secara otomatis dapat meningkatkan
kemampuan berfikir yang tajam dan mandiri.
c. Membekali serta melatih diri untuk bisa berpikir secara rasional, kritis,
lurus, tertib, metodis dan koheren.
d. Bisa meningkatkan kemampuan analisis terhadap suatu kejadian yang ada.
e. Bisa meningkatkan rasa cinta terhadap kebenaran.
f. Terhindari dari pemikiran atau kekeliruan data karena informasi yang tidak
benar.
B. Membuat Pernyataan

Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak
sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif).
Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang
sebenarnya. Istilah-istilah lain dari pernyataan adalah kalimat matematika
tertutup, kalimat tertutup, kalimat deklaratif, statement atau proposisi.
Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!

Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan
keduanya adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau
salah, sehingga bukan pernyataan.

Kalimat Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah.
Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika
variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu
akan menjadi sebuah pernyataan.

Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu
dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang
menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel
yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar,
disebut selesaian atau penyelesaian. Contoh kalimat terbuka
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8

Suatu kalimat selain dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan, kalimat
juga dibedakan pula atas pernyataan tunggal dan pernyataan majemuk. Pernyataan
tunggal atau pernyataan sederhana adalah pernyataan yang tidak memuat
pernyataan lain atau sebagai bagiannya, sedangkan pernyataan majemuk dapat
merupakan kalimat baru yang diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa
pernyataan tunggal.

Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat
baru yang merupakan pernyataan majemuk, sedangkan tiap pernyataan bagian
dari pernyataan majemuk disebut komponen-komponen pernyataan majemuk.
Komponen-komponen dari pernyataan majemuk itu tidak selamanya harus
pernyataan tunggal, tetapi mungkin saja pernyataan majemuk. Namun yang
terpenting adalah bagaimana menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal
menjadi pernyataan majemuk.

Operasi Dalam Logika dan Tabel Kebenaran


Operasi dalam matematika yaitu menggabungkan peryataan-pernyatan tunggal
yang menghasilkan pernyataan majemuk. Operasi-operasi yang dapatakan kita
temui berupa kata sambung logika (connective logic). Berikut ini adalah operasi
dalam logika:

Ingkaran atau Negasi


Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh
dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada
pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang
atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka
ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya. Jika p adalah pernyataan tunggal, maka
~p adalah pernyataan majemuk.

Definisi: Suatu pernyataan dan negasinya mempunyai nilai kebenaran yang


berlawanan.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
p ~p
B S
S B
Contoh:
p : Jakarta ibukota negara Republik Indonesia
~p : Jakarta bukan ibukota negara Republik Indonesia

1. Konjungsi (p ˄ q)

Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua


pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai “dan” disebut konjungsi.
Adapun kata perangkai yang lain yaitu kata tetapi, maupun, dll .Operasi konjungsi
dilambangkan dengan “  “
Definisi: Sebuah konjungsi bernilai benar jika komponen-komponennya bernilai
benar, dan bernilai salah jika salah satu dari komponennya bernilai salah

Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:


p q p˄q
B B B
B S S
S B S
S S S

2. Disjungsi (p ˅ q)

Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua


pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai atau disebut disjungsi.
Operasi disjungsi dilambangkan dengan “  “.

Definisi: Sebuah disjungsi inklusif bernilai benar jika paling sedikit salah satu
komponennya bernilai benar, sedangkan disjungsi eksklusif bernilai benar jika
paling sedikit komponennya bernilai benar tetapi tidak kedua-duanya.

Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:


Disjungsi Inklusif: Disjungsi Eksklusif:
p q p˅q p q p˅q
B B B B B S
B S B B S B
S B B S B B
S S S S S S

C. Implikasi

Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua


pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai Jika...maka...disebut
implikasi. Operasi implikasi dilambangkan dengan “ → “

Definisi: Sebuah pernyataan implikasi hanya salah jika antesedennya benar dan
konsekwennya salah, dalam kemungkinan lainnya implikasi bernilai benar.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:

p q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B

Bentuk-Bentuk Pernyataan

Bentuk-bentuk pernyataan dalam logika dapat dibedakan dalam


1. Kontradiksi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya salah
dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-
komponennya.
2. Tautologi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya benar
dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-
komponennya.
3. Kontingensi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang bukan kontadiksi
maupun tautologi.
4. Ekivalen, dua atau lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran
yang sama. Pernyataan yang ekivalen dinotasikan dengan “≡” atau “≈”

Contoh:
1. (p ˄ q) ˄ ~(p ˅ q) adalah kontradiksi
p q p˄q p˅q ~(p ˅ q) (p ˄ q) ˄ ~(p ˅ q)
B B B B S S
B S S B S S
S B S B S S
S S S S B S

2. p ˅ ~ (p ˄ q) adalah tautologi

p q p˄q ~(p ˄ q) p ˅ ~(p ˄ q)


B B B S B
B S S B B
S B S B B
S S S B B

1
3. ~(p ˄ q) dan ~p ˅ ~q adalah kontingensi
p˄ ~(p ˄
p q p q ~p ~q ~p ˅ ~q
q q)
B B B S B B S S S
B S S B B S S B B
S B S B S B B S B
S S S B S S B B B

4. Pada contoh nomor 3, kedua pernyataan tersebut adalah ekivalen. Hal tersebut
dapat kita lihat dari nilai kebenaran yan diperoleh.

1. Pengembangan dari Implikasi

a. Konvers, Invers, dan Kontraposisi


Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan
baru yang disebut invers, konvers, dan kontraposisi.
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi q  p disebut konvers
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi ~ p  ~ q disebut invers
 Jika suatu bentuk implikasi p  q diubah menjadi ~ q  ~ p disebut
kontraposisi

Skema konvers, invers dan kontraposisi dapat dilihat sbb:

p q Konvers q p

Invers Kontraposisi Invers

~p ~q Konvers ~q ~p

Tabel kebenaran implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi.


Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ~p ~q
pq qp ~p  ~q ~q  ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Contoh:
Implikasinya yaitu “ Jika binatang itu bertubuh besar maka binatang itu disebut
gajah “
Konvers : Jika binatang itu disebut gajah maka binatang itu bertubuh besar
Invers : Jika binatanag itu tidak bertubuh besar maka binatang itu bukan
gajah
Kontraposisi: Jika binatang itu bukan gajah maka binatang itu tidak bertubuh
besar
2. Menarik Kesimpulan (Inferensi)

a. Premis dan Argumen


Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut
premis, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau
pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedang yang dimaksud dengan
argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang
mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini
selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.

b. Aturan Penyimpulan

1) Modus Ponen
Premis 1 : p  q
Premis 2 : p
Konklusi : q

Contoh :
Jika 20 habis dibagi 2, maka 20 adalah bilangan genap
20 habis dibagi 2
20 adalah bilangan genap

2) Modus Tolen :
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :~p
Contoh:
Jika n bilangan ganjil, maka n2 bernilai ganjil
n2 bernilai genap
n bukan bilangan ganjil
g. Silogisma :
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Konklusi :pr
Contoh :
Jika seorang laki-laki adalah bujangan, maka ia tidak bahagia
Jika seorang laki-laki tidak bahagia, maka ia berumur pendek
 Para bujangan berumur pendek
h. Silogisma Disjungtif
Premis 1 :pq
Premis 2 :~q
Konklusi :p
Contoh :
Saya belajar dengan giat atau saya menikah tahun depan
Saya tidak belajar dengan giat
Saya menikah tahun depan

i. Konjungsi
Premis 1 :p
Premis 2 :q
Konklusi :pq
Artinya : p benar, q benar. Maka p  q benar.
Contoh :
Jono mengambil kuliah Analisis Real
Jono mengulang kuliah Matematika Diskrit
 Jono mengambil kuliah Analisis Real dan mengulang kuliah
Matematika Diskrit
j. Tambahan (Addition)
Premis 1 :p
Konklusi :pq
Artinya : p benar, maka p  q benar (tidak peduli nilai benar atau
nilai salah yang dimiliki q).
Contoh :
Jini mengambil kuliah Analisis Real
 Jini mengambil kuliah Analisis Real dan mengulang Statistik
Pendidikan
k. Simplifikasi :
Premis 1 :p˄q
Konklusi :p
Contoh :
Tika adalah mahasiswa UNIB dan mahasiswa UI. Karena itu, Tika adalah
mahasiswa UNIB”

Menggunakan simplifikasi, dapat juga ditulis dengan cara:


Tika adalah mahasiswa UNIB dan mahasiswa UI.
 Tika adalah Mahasiswa UNIB.
Simplifikasi berikut juga benar:
Tika adalah mahasiswa UNIB dan mahasiswa UI
Tika adalah mahasiswa UI
5. Hukum-Hukum logika Proposisi
1. Hukum Identitas 2. Hukum null/dominasi
a. p ˅ S ≡ p a. p ˄ S ≡ S
b. p ˄ B ≡ p b. p ˅ T ≡ T
3. Hukum Negasi 4. Hukum Idempoten
a. p ˅ ~p ≡ B a. p ˅ p ≡ p
b. p ˄ ~p ≡ S b. p ˄ p ≡ p
6. Hukum Penyerapan (absorpsi)
5. Hukum Involusi (Negasi Ganda)
a. p ˅ (p ˄ q) ≡ p
 ~(~p)≡p
b. p ˄ (p ˅ q) ≡ p
7. Hukum Komutatif 8. Hukum Asosiatif
a. ( p  q ) ≡ ( q  p ) a. ( p ˅ q ) ˅ r ≡ p ˅ ( q ˅ r )
b. ( p ˅ q ) ≡ ( q ˅ p ) b. ( p  q )  r ≡ p  ( q  r )
9. Hukum Distributif
a. ( p ˅ q ) r ≡ ( p  r ) ˅ ( q  10. Hukum De Morgan
r) a. ~ ( p  q ) ≡ ~ p ˅ ~ q
b. ( p  q )˅ r ≡ ( p ˅ r )  ( q ˅ b. ~ ( p V q ) ≡ ~ p  ~ q
r)

Bukti hukum penyerapan: p ˄ (p ˅ q) ≡ p


Penyelesaian :
p ˄ (p ˅ q) ≡ (p ˅ S) ˄ (p ˅ q) (Hukum Identitas)
≡ p ˅ (S ˄ q) (Hukum Distributif)
≡p˅S (Hukum Null)
≡p (Hukum Identitas)

Anda mungkin juga menyukai