PROPOSAL SKRIPSI
OLeh :
HARDIANTO
NIM : 2015020713
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
BANTEN
2018
i
BAB I
PENDAHULUAN
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta dalam usaha perdamaian dunia
masyarakat.2
1
Imam Syaukani, A. Ahsin Thohari, Dasar-dasar politik hukum, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta,2006, hal. 1
2
Waluyadi, Pengetahuan Dasar Hukum Acara Pidana, Mandar Maju,
Bandung, 1999, hal.1
1
2
tindak pidana, kesempatan kerja yang semakin sempit karena harus bersaing
bukan hanya dengan tenaga kerja local tetapi dengan tenaga kerja asing atas
norma atau kaidah hukum yang berlaku. Melihat kondisi ini untuk memenuhi
dapat terpenuhi, salah satunya dengan cara yang melanggar norma hukum.
Pencurian merupakan salah satu tindak kejahatan yang paling sering terjadi di
3
kebutuhan hidup yang tidak tercukupi. Setiap orang akan memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan berbagai cara agar mereka dapat bertahan hidup. Cara yang
paling mudah dan paling cepat adalah dengan cara mengambil barang atau
mencuri sejumlah dari orang lain yang bukan haknya. Inilah mengapa mencuri
jenis pencurian, mulai dari kejahatan pencurian biasa (Pasal 362 KUHP),
dengan cara bagaimana. Juga menentukan ancaman yang akan dijatuhkan kepada
orang yang telah melakukan tindak pidana yang dinamakan sanksi atau hukuman
menjadi tindak pidana yang paling sering terjadi, baik pencurian ringanmaupun
4
diatur pada Pasal 362 KUHP oleh karena tidak sebanding dengan nilai barang
melakukan perubahan atas KUHP khususnya terhadap seluruh nilai rupiah dalam
Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP, yaitu merubah
dalam Pasal 364, 373, 379, 384, 407 dan pasal 482 KUHP yang semula dibatasi
lima ratus ribu rupiah) dan jumlah pidana denda yang dilipat gandakan menjadi
1000 (seribu) kali, kecuali terhadap Pasal 303 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 303 bis
rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat Penyesuaian nilai rupiah yang
5
dilakukan oleh Mahkamah Agung sebagai sarana dan upaya untuk memberikan
keadilan bagi perkara yang diadilinya.Tentunya dalam hal ini hakim tetap
keadilan di masyarakat.
menyebutkan:
diatas.
2. Apabila nilai barang atau uang tersebut bernilai tidak lebih dari Rp.
KUHAP.
Dalam kasus pencurian tidak serta merta harus dijerat dengan pasal 362
dalam suatu kasus yang konkrit. Pencurian yang nilai objeknya kurang dari
Rp.2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) seharusnya di dakwakan dengan
pasal 364 KUHP juncto Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012
Tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Dalam KUHP
6
dengan ancaman 3 ( tiga ) bulan penjara dan denda Rp.250 ( dua ratus lima puuh
rupiah ).
Kasus pencurian yang dilakukan Samsul bahri bin Rudin yang mencuri hp
(dua ratus lima puluh ribu rupiah). Kemudian korban melaporkan perbuatan
Desember2014;
Februari 2015 ;
5. Hakim sejak tanggal 12 Februari 2015 sampai dengan tanggal 13 Maret 2015
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 362 KUHP, serta
Jika melihat nilai barang yang dicuri tidak sebanding dengan hukuman
dalam memutus kasus tersebut dengan melihat nilai barang yang dicuri atau
jumlah kerugian yang dialami korban. Nilai barang yang dicuri tidak melebihi dari
Rp.2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012 termasuk tindak pidana ringan
pasal 364 KUHP dimana perbuatan tersebut diancam dengan pidana penjara 3
(tiga) bulan dan denda Rp.250,- (dua ratus lima puluh rupiah).
dalam tentang penerapan pasal pencurian 362 KUHP dan pertimbangan hukum
Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHPidana. Untuk itu penulis
340/PID.B/2015/PN.TNG ) ”
8
B. Identifikasi Masalah
permasalahan yang akan ditulis dalam penulisan skripsi ini antara lain :
unsur tindak pidana pencurian menurut pasal 362 KUHP dihubungkan dengan
2. Apakah hakim dalam memutus perkara tindak pidana pencurian menurut pasal
tahun 2012 tentang batasan penyelesaian tindak pidana ringan dan jumlah
340/PID.B/2015/PN/TNG ?
C. Rumusan Masalah
tentang batasan penyelesaian tindak pidana ringan dan jumlah denda dalam
pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP dapat memenuhi rasa keadilan
1. Tujuan Penelitian
pidana ringan dan jumlah denda dalam KUHP pada putusan nomor :
340/PID.B/2015/PN/TNG ?
340/PID.B/2015/PN/TNG ?
2. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Teori
Pengertian Pidana Menurut para Ahli Pidana berasal dari kata straf
hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana dan barang siapa yang
5
Ibid, hal.185.
6
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta,Jakarta,2008, hal. 61
7
Moeljanto, Asas-Asas Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, Jakarta,1980, hal. 1
8
SR. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya,Ahaem-
Petehaem, Jakarta, 1986, hal 72.
9
E. Utrecht, Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana II, Jember, 1962, hal. 201
10
http://saifudiendjsh.blogspot.com/2009/08/pertanggungjawaban-pidana.html
12
objektif yang ada pada tindak pidana dan secara subjektif kepada seseorang
tindak pidana yang berlaku, dan secara subjektif kepada pembuat tindak
dan kesalahan (kesengajaan) adalah unsur yang sentral dalam hukum pidana.
Unsur perbuatan pidana terletak dalam lapangan objektif yang diikuti oleh
3. Tujuan Pemidanaan
11
Naskah Rancangan KUHP Baru Buku I dan II Tahun 2004/2005 (penjelasan).
13
mereka yang menyatakan bahwa pidana mempunyai tujuan yang positif atau
12
Bambang Poemono, Hukum Pidana Kumpulan Karangan Ilmiah, BinaAksara,
Jakarta1982, hal..27
13
Muladi,Lembaga Pidana Bersyarat,Alumni, Bandung, 1985, hal. 49
14
Setiap kejahatan harus diikuti dengan pidana, tidak boleh tidak, tanpa tawar
menawar.Seseorang mendapat pidana oleh karena melakukan kejahatan. Tidak
dilihat akibat-akibat apapun yang timbul dengan dijatuhkannya pidana, tidak
peduli apakah masyarakat mungkin akan dirugikan. Pembalasan sebagai
alasan untuk memidana suatu kejahatan.16
kejahatan.18
dijatuhkan untuk melaksanakan maksud atau tujuan dari hukuman itu, yakni
memperbaiki ketidakpuasan masyarakat sebagai akibat kejahatan itu. Tujuan
hukuman harus dipandang secara ideal, selain dari itu, tujuan hukuman adalah
untuk mencegah (prevensi) kejahatan.20
kepada orang yang telah melakukan suatu tindak pidana, tetapi mempunyai
theory).22
Adapun ciri pokok atau karakteristik teori relatif (utilitarian), yaitu :23
a. Tujuan pidana adalah pencegahan (prevention) ;
b. Pencegahan bukan tujuan akhir tetapi hanya sebagai sarana untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu kesejahteraan masyarakat ;
c. Hanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada
si pelaku saja (misal karena sengaja atau culpa) yang memenuhi syarat
untuk adanya pidana ;
d. Pidana harus ditetapkan berdasar tujuannya sebagai alat untuk pencegahan
kejahatan ;
20
Leden Marpaung, Op. Cit, hal. 106.
21
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Op. Cit, hal. 96-97.
22
Dwidja Priyanto, Op. Cit, hal. 26.
23
Karl O.Cristiansen dalam Dwidja Priyanto, Ibid.
16
asas tertib pertahanan tata tertib masyarakat, dengan kata lain dua alasan itu
menjadi dasar dari penjatuhan pidana. Pada dasarnya teori gabungan adalah
Gabungan kedua teori itu mengajarkan bahwa penjatuhan hukuman adalah untuk
penjahat.24
Teori gabungan ini dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:25
a. Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan, tetapi pembalasan itu tidak
boleh melampaui batas dari apa yang perlu dan cukup untuk dapatnya
dipertahankannya tata tertib masyarakat.
b. Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat,
tetapi penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat daripada
perbuatan yang dilakukan terpidana
24
Leden Marpaung, Op.Cit. hal 107.
25
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, PT. Raja Grafindo,Jakarta, 2010,
hal 162-163.
http://rahmanamin1984.blogspot.com/2015/05/teori-teori-pemidanaan-dalam-hukum.html?m=1
26
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Op. Cit, hal.96-97.
17
F. Metode Penelitian
Metode penelitian hukum adalah sebagai cara kerja ilmuan yang salah
diartikan sebagai suatu jalan yang harus ditempuh menjadi penyelidikan atau
27
Muladi dan Barda Nawawi, Op. Cit, hal. 12.
28
Ibid.
29
Peter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2011, hal 35.
30
Johny Ibrahim,Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif,Bayu Publlishing,
Malang,2006,hal.26.
18
sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
1. Jenis Penelitian
dokumen karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-
peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum yang lain.34 Pada intinya
penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka atau data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
2. Pendekatan Penelitian
31
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum,PT.Citra Aditya Bakti,
Bandung,2004,hal.57.
32
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, ctk Ketiga, UI Press, Jakarta, 2012,
hal.42.
33
Peter Mahmud Marzuki.Op.cit.,hal. 32.
34
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cetakan ke-8, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal. 14.
19
Jenis bahan hukum dapat dibedakan menjadi 3, yaitu bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, bahan hukum tertier. Dalam penelitian ini, penulis
35
Ibid,hal. 93
36
Ibid,hal 24
20
Dalam KUHP.
340/PID.B/2015/PN.TNG.
2) Makalah-makalah Hukum.
4) Artikel ilmiahHukum.
2) Kamus hukum.
laporan, arsip dan hasil penelitian lainnya baik cetak maupun elektronik yang
logika deduktif atau pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif yaitu
berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yaitu : Putusan Pengadilan
G.Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini dibagi atas 5 (lima) bab yang akan dibahas secara
BAB I PENDAHULUAN
37
Ibid,hal.21
22
PEMIDANAAN
BAB V PENUTUP