Anda di halaman 1dari 4

 Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan pemberi segala nikmat dan karunia yang tak
terhingga jumlahnya. Dzat yang menakdirkan segala sesuatu penuh dengan hikmah dan pelajaran
berharga. Dzat yang Maha Menguasai segala isi langit dan bumi dan di antara keduanya.  Dzat yang
Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.  Dzat Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus
seluruh makhluk-Nya.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,  segenap keluarga dan
sahabatnya, para pejuang yang gigih berjuang, serta pengikutnya yang istiqamah menegakkan sunnahnya
hingga akhir jaman.
Senantiasa khatib menyampaikan wasiat kepada hadirin untuk menjaga dan meningkatkan takwa kepada-
Nya. Takwa dalam arti menjalankan seluruh perintah-Nya dan meninggalkan seala larangan-Nya. Takwa
dalam arti thaat kepada Allah dengan tidak memaksiati-Nya. Takwa dalam arti ingat kepada Allah dengan
tidak melupakan-Nya. Dan takwa dalam arti syukur kepada Allah dengan tidak mengkufuri-Nya.
Hadirin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah
Wabah yang saat ini mendunia, yaitu menjangkitnya virus corona, merupakan musibah dan keprihatinan
kita semua. Puluhan ribu korban terdampak virus ini, ribuan lainnya meninggal di seratus lebih negara di
dunia.
Yang pertama dan utama kita kemukakan menghadapi musibah besar ini, adalah mengembalikan
semuanya kepada Allah, Sang Pencipta Yang Maha segala-galanya. Allah yang telah menciptakan semua
makhluk-Nya, baik yang besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun tidak kelihatan oleh mata.
۬
َ‫ٲجعُون‬ ِ ‫صيبَةٌ قَالُ ٓو ْا إِنَّا هَّلِل ِ َوإِنَّٓا إِلَ ۡي ِه َر‬ِ ‫ص ٰـبَ ۡت ُهم ُّم‬ َ َ‫ٱلَّ ِذينَ إِ َذٓا أ‬
Artinya: “Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi raaji`uun” (Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali).
(QS Al-Baqarah [2]: 156).
Maka, seyogyanya kita tidak bersedih dan khawatir berlebihan dan berlarut-larut, menyesali nasib lalu
berputus asa. Sebab semuanya memang hanya milik Allah. Termasuk wabah corona yang saat ini
merebak ke seluruh dunia, merupakan musibah bagi kita semua, dan menjadi pelajaran agar kita berupaya
mengatasinya dan mengantisipasinya dengan segera dan tepat.
Adapun secara aqidah kita kepada Allah, hadirin yang berbahgia
Tentu kita menghayatinya, bahwa segala urusan di muka bumi ini, semua yang berlangsung di atas dunia
ini, adalah atas izin dan kehendak Allah. Seperti firman-Nya:
‫صيبَ ٍة إِاَّل بِإِ ْذ ِن هَّللا ِ َو َمن يُؤْ ِمن بِاهَّلل ِ يَ ْه ِد قَ ْلبَهُ َوهَّللا ُ بِ ُك ِّل ش َْي ٍء َعلِي ٌم‬ ِ ‫اب ِمن ُّم‬ َ ‫ص‬ َ َ‫َما أ‬
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan setiap
orang yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”  (QS At-Taghabun : 11).
Pada ayat lain Allah menekankan :
‫ب َواَل‬ ِ ‫ت ٱأْل َ ْر‬
ٍ ‫ض َواَل َر ْط‬ ِ ‫سقُطُ ِمن َو َرقَ ٍة إِاَّل يَ ْعلَ ُم َها َواَل َحبَّ ٍة فِى ظُلُ ٰ َم‬ ْ َ‫ب اَل يَ ْعلَ ُم َهٓا إِاَّل ه َُو ۚ َويَ ْعلَ ُم َما فِى ٱ ْلبَ ِّر َوٱ ْلبَ ْح ِر ۚ َو َما ت‬ ِ ‫َو ِعن َدهۥُ َمفَاتِ ُح ٱ ْل َغ ْي‬
‫ب ُّمبِي ٍن‬ ٍ َ‫س إِاَّل فِى ِك ٰت‬ ٍ ِ‫يَاب‬
Artinya : “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur
melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS
Al-An’am [6] : 59).
Berkaitan dengan ayat ini, Syaikh Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir asal Suriah, dalam Kitab
Tafsir Al-Wajiz, menjelaskan, bahwa ayat yang agung ini menjelaskan ilmu Allah yang menyeluruh.
Bahwa Allah mengetahui, bukan hanya mengetahui, tapi Maha Mengetahui, semua yang ada dan terjadi
di daratan dan di tempat-tempat sepi tersembunyi sekalipun, yang mencakup binatang, pepohonan, pasir
kerikil, dan debu, termasuk bakteri dan virus. Juga segala hewan yang berada di laut, berupa binatang,
tambang, ikan, dan lain-lain yang dikandungi oleh airnya.
Tiada sehelai daun pun yang gugur dari pohon darat, laut, kota, desa, dunia dan akhirat kecuali Allah
mengetahuinya. Termasuk tidak ada sebutir bijipun yang jatuh dalam kegelapan bumi, berupa biji-bijian,
buah-buahan dan tanaman, biji yang di tanam oleh manusia, dan biji-biji tanaman di darat yang menjadi
cikal tumbuh-tumbuhan. Melainkan semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata atau Lauh Mahfudz.
Itu semua adalah bukti keagungan Allah Yang Maha Besar dan keluasan-Nya dalam seluruh sifat-sifat-
Nya. Maka jika seluruh mahkluk dari yang pertama sampai terakhir bersatu untuk mengetahui sebagian
dari sifat-sifat-Nya, niscaya mereka tidak memiliki daya dan kekuatan untuk itu. Maka Mahasuci Allah
Yang Mahaagung, Mahaluas, Maha Mengetahui, Maha Terpuji, Mahamulia, Maha Menyaksikan dan
Maha Meliputi.
Alangkah mulianya Allah sebagai Tuhan, yang atidak ada seorang pun yang mampu menghitung pujian-
Nya. Ayat ini menunjukkan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu dan kitab-Nya yang mencakup
seluruh peristiwa.
Maka, sepantasnyalah kita mengucapkan, kalimat pujian, “Subhaanallaah, walhamdulillaah,
walaailaaha illaah, Allaahu Akbar.”
Sidang Jumat yang berbahagia
Begitulah bahwa semua yang ada di muka bumi ini adalah makhluk Allah, ciptaan-Nya, dari yang paling
besar hingga yang terkecil dan yang tak kelihatan. Ini semua tanda kekuasaan Allah Yang Maha
Segalanya. Itu semua menunjukkan tanda kekuasaan Allah. Seperti firman-Nya:
‫س َمٓا ِء ِمن َّمٓا ٍء فَأ َ ْحيَا‬ َّ ‫اس َو َمٓا أَن َز َل ٱهَّلل ُ ِمنَ ٱل‬ َ َّ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّ َها ِر َوٱ ْلفُ ْل ِك ٱلَّتِى ت َْج ِرى فِى ٱ ْلبَ ْح ِر بِ َما يَنفَ ُع ٱلن‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬ ِ ‫ت َوٱأْل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ ِ ‫إِنَّ فِى َخ ْل‬
َّ ‫ق ٱل‬
ُ َ
َ‫ت لق ْو ٍم يَ ْعقِلون‬ِّ ٰ
ٍ َ‫ض َل َءاي‬ َ ‫أْل‬
ِ ‫س َمٓا ِء َوٱ ْر‬ َّ ‫سخ ِر بَيْنَ ٱل‬ َّ ْ
َ ‫ب ٱل ُم‬ِ ‫س َحا‬ َّ ‫ح َوٱل‬ ٰ
ِ َ‫ٱلري‬
ِّ ‫يف‬ِ ‫َص ِر‬ َّ
ْ ‫ض بَ ْع َد َم ْوتِ َها َوبَث فِي َها ِمن ُك ِّل دَٓابَّ ٍة َوت‬ َ ‫بِ ِه ٱأْل َ ْر‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al-Baqarah :
164).
Adapun pada diri kita sebagai manusia biasa, bisa jadi musibah, termasuk wabah virus corona, bisa jadi
karena ulah tangan manusia. Ulah perilaku berlebihan, tidak menjaga kebersihan, ceroboh, dan
sejenisnya.
Allah telah mengingatkan manusia di dalam ayat-Nya:
َ‫ض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬ َ ‫س لِيُ ِذيقَ ُهم بَ ْع‬ ِ ‫سبَتْ أَ ْي ِدي النَّا‬ َ ‫سا ُد فِي ا ْلبَ ِّر َوا ْلبَ ْح ِر بِ َما َك‬ َ
َ َ‫ظ َه َر ا ْلف‬
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar).” (QS Ar-Ruum [30] : 41).
Di dalam Tafsir Al-Mukhtashar, Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Shalih bin
Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram, dijelaskan, bahwa kerusakan di daratan dan di lautan
seperti kekeringan, minimnya hujan, banyaknya penyakit dan wabah, yang semua itu bisa disebabkan
kemaksiatan-kemaksiaan yang dilakukan oleh manusia. Agar manusia menerima peringatan dan
mendapatkan hukuman dari sebagian perbuatan mereka di dunia. Supaya mereka bertaubat kepada Allah
dan kembali kepada-Nya dengan meninggalkan kemaksiatan, selanjutnya keadaan mereka akan membaik
dan urusan mereka menjadi lurus.
Pada ayat lain Allah memperingatkan :
‫سبَتْ أَ ْي ِدي ُك ْم َويَ ْعفُو عَنْ َكثِي ٍر‬ َ ‫صيبَ ٍة فَبِ َما َك‬ ِ ‫صابَ ُك ْم ِمنْ ُم‬ َ َ‫َو َما أ‬
Artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan
kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari dosa-dosamu.” (QS Asy-Syura: 30).
Pada ayat lain disebutkan:
َ ‫ق َواَل يَ ُكونُوا كَالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِكت‬
َ َ‫َاب ِمنْ قَ ْب ُل فَطَا َل َعلَ ْي ِه ُم اأْل َ َم ُد فَق‬
ۖ ‫ستْ قُلُوبُ ُه ْم‬ ِّ ‫ش َع قُلُوبُ ُه ْم لِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َما نَزَ َل ِمنَ ا ْل َح‬ َ ‫أَلَ ْم يَأْ ِن لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا أَنْ ت َْخ‬
َ‫سقُون‬ ِ ‫َو َكثِي ٌر ِم ْن ُه ْم فَا‬
Artinya: “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti
orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-
orang yang fasik.” (QS Al-Hadid: 16).
Sidang Jumat rahimakumullah
Adapun kemudian ada yang meninggal setelah terdampak virus corona, maka sesungguhnya kematian itu
bukanlah karena seseorang atau benda apapun. Namun semata-mata karena ajal yang sudah Allah
tentukan. Maka, bagi yang tertimpa wabah corona, atau apapun, tetap berharap dan bergantungnya mutlak
kepada Allah.
Tidak takut berlebihan, lalu tidak mau kumpul di majelis ta’lim dengan alasan takut corona. Lalu Jumatan
libur karena khawatir terjangkiti corona, tabligh akbar digagalkan, dan sebagainya.
Adapun kepada manusia, seperti periksa dokter, karantina perawatan, itu hanyalah ikhtiar, yang memang
harus maksimal juga dilakukan, agar dapat sehat kembali.
Soal ajal, Allah menyebutkan di dalam firman-Nya :
ِ ‫س َذٓائِقَةُ ا ْل َم ْو‬
َ‫ َواِلَ ْينَا ت ُْر َج ُع ْون‬ ۗ   ً‫ َونَ ْبلُ ْو ُك ْم بِالش َِّّر َوا ْل َخ ْي ِر فِ ْتنَة‬ ۗ ‫ت‬ ٍ ‫ُك ُّل نَ ْف‬
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS Al-Anbiya [21]: 35).
Sisi lainnya adalah bahwa setiap penyakit, termasuk wabah virus, pasti ada obatnya. Kita manusia tinggal
mengusahakanya sesuai ilmu dan pengetahuan tentunya. Dengan tetap berkeyakinan bahwa hakikatnya
Allah-lah yang menyembuhkan. Pengobatan adalah usahanya. Dan memang terbukti sebagian dari yang
terkena voirus corona dapat disembuhkan secara medis dan laboratorium.
Allah menyebutkan di dalam Al-Quran:

‫شفِ ْي ِن‬ ْ َ‫ضتُ فَ ُه َو ي‬ ْ ‫َو إِ َذا َم ِر‬


Artinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.” (QS Asy Syu’ara: 80).
Pada ayat lain dikatakan :
‫سسْكَ ِب َخ ْي ٍر فَ ُه َو َعلَ ٰى ُك ِّل ش َْى ٍء قَ ِدي ٌر‬ ِ ‫ض ٍّر فَاَل ك‬
َ ‫َاشفَ لَ ٓۥهُ ِإاَّل ه َُو ۖ َوإِن يَ ْم‬ ُ ِ‫سسْكَ ٱهَّلل ُ ب‬َ ‫َوإِن يَ ْم‬
Artinya: “Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia
Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (QS Al-An’am : 17).
Untuk itu, marilah hadirin yang mulia
Marilah kita perkuat upaya spiritual ilahiyah, yakni dengan memanjatkan doa memohon keselamatan dari
Allah Sang Maha Pencipta dan Sang pemberi Keselamatan. Memperkuat spiritual jiwa dengan shalat,
doa, dzikrullah, shalawat dan kalimat-kalimat thayyibah.
Jika kita menghidupkan sunnah-sunnah Nabi dalam kebersihan, insya-Allah itu akan membantu
meningkatkan daya tahan tubuh kita dari serangan wabah penyakit. Seperti berwudhu dengan sempurna,
bersiwak atau gosok gigi setiap akan shalat, mandi janabat minimal setiap Jumat sekali, mandi pagi
sebelum shalat tahajud, memotong kuku, dan sebagainya.
Termasuk memanjatkan doa secara khusus, seperti doa yang dijarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, di antaranya :
‫سقَ ِام‬ َ ‫ َو‬، ‫والج َذ ِام‬
ْ ‫سيِّي ِء األ‬ ُ ِ ُ‫الجن‬
، ‫ون‬ ُ ‫ َو‬، ‫ص‬ ِ ‫اللَّ ُه َّم إِنِّي أَعُو ُذ بِكَ ِمنَ البَ َر‬
Artinya : “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit lain
yang mengerikan.” (HR Abu Daud dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu).
Atau doa lainnya :
‫سائِ ِر ِبال ِد‬ َّ ‫ عَنْ بَلَ ِدنَا َه َذا َخا‬، َ‫ َما ظَ َه َر ِم ْن َها َوما بَطَن‬،‫سو َء الفِت َِن‬
َ ْ‫صةً َوعَن‬ ُ ‫ َو‬، َ‫الوبَاء َوال ِّربا َوال ِّزنا َوالزَّال ِز َل َوال ِم َحن‬ َ ‫ارفَ ْع َعنَّا ال َغال َو‬ ْ ‫الل ُه َّم‬
َ‫اح ِمين‬
ِ ‫ بِ َر ْح َمتِ َك يَا أِ ْر َح َم ال َّر‬، َ‫سلِ ِمين‬ْ ‫ال ُم‬
Artinya: “Ya Allah! Angkat dari kami penyimpangan, malapetaka, zina, riba, gempa bumi, bencana, dan
segala cobaan yang buruk, baik yang nyata maupun yang tersembunyi, dari negeri kami ini khususnya,
dan dari semua negeri kaum muslimin, dengan Rahmat-Mu, Duhai Yang Maha Penyayang.”
Kalau di antara kita ada yang mendapat musibah sakit, atau terkena virus corona, semoga segera Allah
sembuhkan. Itu semua tidaklah seberapa, karena hanyalah musibah dunia.
Justru, musibah yang terbesar dan berbahaya dunia akhirat adalah musibah agama, yakni manakala kita
sudah enggan lagi shalat berjamaah di masjid, malas bertadarus Al-Quran dan berat shalat malam, kikir
bersedekah di jalan Allah, takut berjuang di jalan Allah, serta jauh dari petunjuk Allah.  Na’udzubillaahi
min dzalik.
Semoga Allah melindungi dan menyelematkan kita dari wabah virus corona dan berbagai ujian dan
bencana. Aamiin. (A/RS2/B04 )
‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل‬

Anda mungkin juga menyukai