Di Susun Oleh:
2C KEPERAWATAN
TA - 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
SEVEN JUMP
A. SCENARIO KASUS
Rasa lemah
Anemis
Nafsu makan hilang
Nyeri tulang
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan petekie pada tubuh pasien dan
saat dilakukan palpasi pada daerah jugularis didapatkan pembesaran getah bening.
B. STEP 1
1. Anemis
2. Petekie
3. Palpasi
4. Jugularis
5. Leukosit
C. STEP 2
1. Anemis adalah kondisi dimna tubuh mengalami kekurangan sel darah merah
2. Petekie adalah bercak merah pada kulit
3. Palpasi adalah teknik dalam , pemeriksaan fisik dengan cara meraba
4. Jugularis adalah pembuluh darah pada bagian leher
5. Leukosit adalah sel darah putih
D. STEP 3
1. Mengapa leukimia khusunya leukimia mieloid akut terjadi pada orang dewasa
atau orang tua....?
2. Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi LMA....?
E. STEP 4
1. Karena usia itu sendiri adalah salah satu faktor yang berarti tingkat kehilangan
hidup yang signifikan. Orang dewasa yang lebih tua lebih rutin memiliki
komorbiditas seperti diabetes dan ginjal, paru-paru, dan jantung yang
meningkatkan resiko komplikasi pengobatan. Selain itu perubahan yang berkaitan
dengan usia dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk mentolerir leukimia.
2. A. Berhenti merokok
B. Berolahraga
C. Makan makanan yang sehat dan bergizi
D. Jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
F. STEP 5
A. Definisi
Leukimia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan
anemia, trombositpenia, dan diakhiri dengan kematian.
Leukimia myeloid akut (AML) mengenai sel system hematopoetik yang kelak
berdifernsiesi ke semua sel myeloid, monosit, glomulosit (Basofil, netrofil, eosinofil),
eritrosit, dan trombosit.
Leukemia myeloid akut merupakan penyakit keganasan yang ditandai dengan
diferensiasi dan proliferasi abnormal sel induk hematopoetik yang bersifat sistemik
dan secara malignan melakukan transformasi sehingga menyebabkan penekanan dan
penggantian komponen sumsum tulang belakang yang normal. Pada kebanyakan
kasus AML, tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah putih yang disebut
myeloblas yang masih bersifat imatur. Sel-sel darah yang imatur ini tidak sebaik sel
darah putih yang telah matur dalam melawan adanya infeksi. Pada AML, mielosit
(yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit) berubah menjadi ganas
dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di sumsum tulang.
B. Etiologi
Walaupun pada sebagian besar pasien leukimiafaktor-faktor penyebabnya
tidak dapat diidentifikasi, namun terdapat beberapa faktor yang terbukti dapat
menyebabkan penyakit ini anatara lain : faktor genetik , sinar radio aktif , dan virus,
zat kimia.
C. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang dapat terlihat pada pasien LMA adalah rasa lelah, pucat,
nafsu makan hilang , anemia, peteki, perdarahan, nyeri tulang, infeksi, dan
pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediastinum. Kadang-
kadang juga ditemukan hipertrofigusi, khususnya pada leukimia akut monoblastik dan
mielomonositik.
D. Patofisiologi
AML merupakan penyakit dengan transformasi maligna dan perluasanklon-
klon sel-sel hematopoetik yang terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidakbisa
berkembanmenjadi bentuk yang lebih matang. Sel darah berasal dari sel induk
hematopoesis pluripoten yang kemudian berdiferensiasi menjadi induk limfoid dan
induk mieloid (non limfoid) multipoten. Sel induk limfoid akan membentuk sel T dan
sel B, sel induk mieloid akan berdiferensiasi menjadi sel eritrosit, granulosit-monosit
dan megakariosit. Pada setiap stadium diferensiasi
dapat terjadi perubahan menjadi suatu klon leukemik yang belum diketahui
penyebabnya. Bila hal ini terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga jumlah sel muda
akan meningkat dan menekan pembentukan sel darah normal dalam sumsum tulang.
Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi darah yang kemudian
menginfiltrasi organ tubuh sehingga menyebabkan gangguan metabolisme sel dan
fungsi organ. AML merupakan neoplasma uniklonal yang menyerang rangkaian
mieloid dan berasal dari transformasi sel progenitor hematopoetik. Sifat alami
neoplastik sel yang mengalami transformasi yang sebenarnya telah digambarkan
melalui studi molekular tetapi defek kritis bersifat intrinsik dan dapat diturunkan
melalui 20 progeni sel. Defek kualitatif dan kuantitatif pada semua garis sel mieloid,
yang berproliferasi pada gaya tak terkontrol dan menggantikan sel normal.Sel-sel
leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan menggantikan sel-
sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke
dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya, dimana mereka melanjutkan
pertumbuhannya dan membelah diri. Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma)
di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal
hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya. Kematian pada penderita leukemia
akut pada umumnya diakibatkan penekanan sumsum tulang yang cepat dan hebat,
akan tetapi dapat pula disebabkan oleh infiltrasi sel leukemik tersebut ke organ tubuh
penderita
E. Pemeriksaan penunjang
1. Morfologi
2. Immunophenotyping
3. Sitogenetika
4. Pemeriksaan imaging
F. Penatalaksanaan
Sasaran penatalaksanaan medis adalah untuk mencapai remisi komplek, biasanya
dengan kemotrapi (trapi iduksi), yang dalam beberapa kasus menghasikan remisi
selama 1 tahun atau lebih.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Sekenario kasus
Tn. A berusia 35 tahun datang ke rumah sakit medistra diantar oleh istrinya dengan keluhan
sering merasakan nyeri pada bagian tulang kemudian nafsu makan berkurang dan mudah
sekali merasakan lelah , setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan ptekie pada tubuh
pasien dan saat dilakukan palpasi pada daerah jugularis didapatkan pembesaran getah bening,
kemudian setalah dilakuakan pemeriksaan labolatorium didapatkan penurunan leukosit .
A. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
Nama : Tn. A
Usia : 35 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Jakarta
Suku : Betawi
Status Pernikahan : Sudah menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Diagnosa Medis : leukimia myeloid acute
No. Rm : 0041
Tanggal Masuk : 20 desember 2019
Tanggal Pengkajian : 20 desember 2019
2. Penanggung jawab
Nama : Ny. T
Usia : 30 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan Klien : istri
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sering merasakan nyeri pada bagian tulang kemudian nafsu
makan berkurang dan mudah sekali merasakan lelah.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
klien mengatakan selama 3 hari sebelum datang klien sudah merasakan sering
merasa nyeri pada bagian tulang dan mudah merasa lelah
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien
D. RIWAYAT PISIKOSOSIAL
1. Sebelum sakit : pasien biasa bekerja dan biasa bersoasialisasi dengan
tetangganya
2. Setelah sakit :aktifitas pasien terganggu pada saat nyeri itu kambuh
E. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Sebelum sakit : pasien beragama islam dan biasa melaksanakan sholat 5 waktu
2. Setelah sakit : -
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum klien
Kondisi keadaan umum Tn. A lemah
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu : 38 0C
b. Nadi : 82x/mnt
c. pernafasan : 20x/mnt
d. TD : 100/60 MMHg
e. TB : 158 Cm
f. BB : 57 Kg
3. Kepala : Bentuk Normocephal
a. Mulut :
1) bibir pasien lembab, tidak adanya cyanosis, juga tidak terdapat sumbing
2) gusi pasien tidak terdapat pendarahan. Tidak terdapat karang gigi dan
lubang gigi. Posisi gigi normal.
3) lidah normal
G. DATA FOKUS
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041
a. Suhu : 38OC
b. Nadi : 82x/mnt
c. pernafasan : 20x/mnt
d. TD : 100/60 MMHg
e. TB : 158 Cm
f. BB : 57 Kg
H. ANALISA DATA
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041
b. Nadi : 82x/mnt
c. RR : 20x/mnt
d. TD : 100/60 mmHg
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041
K. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041
L. EVALUASI
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041
Hari, DX Evaluasi
Tanggal
dan waktu
Senin, 21 1. S: pasien mengatakan sudah tidak merasakan lelah dan pasien
Desember sudah mampu melakukan aktifitas.
2019
O: pasien terlihat nampak segar
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
Senin, 21 2. S: pasien mengatakan sudah nafsu makan
Desember
2019 O: asupan nutrisi pasien terpenuhi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
Senin, 21 3. S: pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri dan sekala
Desember nyeri yang dirasakan pasien berkurang
2019
O: pasien tampak tidak lagi merasakan nyeri dan pasien dapat
mengatasi rasa nyeri .
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan