Anda di halaman 1dari 18

SEVEN JUMP

PADA KASUS LEUKEMIA MYELOID ACUTE

Di Susun Oleh:

1. Atikah laelasari 18.156.01.11.073


2. Diah ayu saputri 18.156.01.11.076
3. Erika fitria 18.156.01.11.077
4. Fina Aprilia 18.156.01.11.080
5. Hanna rada soraya 18.156.01.11.081
6. Mohamad rafli 18.156.01.11.087
7. Siti fatimah 18.156.01.11.099

2C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

TA - 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, Oktober 2019

Penyusun
BAB I

SEVEN JUMP

A. SCENARIO KASUS

Seorang pasien laki-laki datang ke RS Medistra diantar oleh istrinya dengan


keluhan :

 Rasa lemah
 Anemis
 Nafsu makan hilang
 Nyeri tulang

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan petekie pada tubuh pasien dan
saat dilakukan palpasi pada daerah jugularis didapatkan pembesaran getah bening.

Setelah dilakukan pemeriksaan labolatorium didapatkan penurunan leukosit.

B. STEP 1

1. Anemis
2. Petekie
3. Palpasi
4. Jugularis
5. Leukosit

C. STEP 2

1. Anemis adalah kondisi dimna tubuh mengalami kekurangan sel darah merah
2. Petekie adalah bercak merah pada kulit
3. Palpasi adalah teknik dalam , pemeriksaan fisik dengan cara meraba
4. Jugularis adalah pembuluh darah pada bagian leher
5. Leukosit adalah sel darah putih

D. STEP 3
1. Mengapa leukimia khusunya leukimia mieloid akut terjadi pada orang dewasa
atau orang tua....?

2. Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi LMA....?

E. STEP 4

1. Karena usia itu sendiri adalah salah satu faktor yang berarti tingkat kehilangan
hidup yang signifikan. Orang dewasa yang lebih tua lebih rutin memiliki
komorbiditas seperti diabetes dan ginjal, paru-paru, dan jantung yang
meningkatkan resiko komplikasi pengobatan. Selain itu perubahan yang berkaitan
dengan usia dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk mentolerir leukimia.

2. A. Berhenti merokok
B. Berolahraga
C. Makan makanan yang sehat dan bergizi
D. Jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar

F. STEP 5

LEARNING OBJECTIVE (LO)


BAB II

LEARNING OBJECTIVE (LO)

A. Definisi
Leukimia adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang tidak normal, jumlahnya berlebihan, dapat menyebabkan
anemia, trombositpenia, dan diakhiri dengan kematian.
Leukimia myeloid akut (AML) mengenai sel system hematopoetik yang kelak
berdifernsiesi ke semua sel myeloid, monosit, glomulosit (Basofil, netrofil, eosinofil),
eritrosit, dan trombosit.
Leukemia myeloid akut merupakan penyakit keganasan yang ditandai dengan
diferensiasi dan proliferasi abnormal sel induk hematopoetik yang bersifat sistemik
dan secara malignan melakukan transformasi sehingga menyebabkan penekanan dan
penggantian komponen sumsum tulang belakang yang normal. Pada kebanyakan
kasus AML, tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah putih yang disebut
myeloblas yang masih bersifat imatur. Sel-sel darah yang imatur ini tidak sebaik sel
darah putih yang telah matur dalam melawan adanya infeksi. Pada AML, mielosit
(yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit) berubah menjadi ganas
dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di sumsum tulang.

B. Etiologi
Walaupun pada sebagian besar pasien leukimiafaktor-faktor penyebabnya
tidak dapat diidentifikasi, namun terdapat beberapa faktor yang terbukti dapat
menyebabkan penyakit ini anatara lain : faktor genetik , sinar radio aktif , dan virus,
zat kimia.

C. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang dapat terlihat pada pasien LMA adalah rasa lelah, pucat,
nafsu makan hilang , anemia, peteki, perdarahan, nyeri tulang, infeksi, dan
pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediastinum. Kadang-
kadang juga ditemukan hipertrofigusi, khususnya pada leukimia akut monoblastik dan
mielomonositik.

D. Patofisiologi
AML merupakan penyakit dengan transformasi maligna dan perluasanklon-
klon sel-sel hematopoetik yang terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidakbisa
berkembanmenjadi bentuk yang lebih matang. Sel darah berasal dari sel induk
hematopoesis pluripoten yang kemudian berdiferensiasi menjadi induk limfoid dan
induk mieloid (non limfoid) multipoten. Sel induk limfoid akan membentuk sel T dan
sel B, sel induk mieloid akan berdiferensiasi menjadi sel eritrosit, granulosit-monosit
dan megakariosit. Pada setiap stadium diferensiasi
dapat terjadi perubahan menjadi suatu klon leukemik yang belum diketahui
penyebabnya. Bila hal ini terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga jumlah sel muda
akan meningkat dan menekan pembentukan sel darah normal dalam sumsum tulang.
Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi darah yang kemudian
menginfiltrasi organ tubuh sehingga menyebabkan gangguan metabolisme sel dan
fungsi organ. AML merupakan neoplasma uniklonal yang menyerang rangkaian
mieloid dan berasal dari transformasi sel progenitor hematopoetik. Sifat alami
neoplastik sel yang mengalami transformasi yang sebenarnya telah digambarkan
melalui studi molekular tetapi defek kritis bersifat intrinsik dan dapat diturunkan
melalui 20 progeni sel. Defek kualitatif dan kuantitatif pada semua garis sel mieloid,
yang berproliferasi pada gaya tak terkontrol dan menggantikan sel normal.Sel-sel
leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan menggantikan sel-
sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke
dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya, dimana mereka melanjutkan
pertumbuhannya dan membelah diri. Mereka bisa membentuk tumor kecil (kloroma)
di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa menyebabkan meningitis, anemia, gagal
hati, gagal ginjal dan kerusakan organ lainnya. Kematian pada penderita leukemia
akut pada umumnya diakibatkan penekanan sumsum tulang yang cepat dan hebat,
akan tetapi dapat pula disebabkan oleh infiltrasi sel leukemik tersebut ke organ tubuh
penderita

E. Pemeriksaan penunjang
1. Morfologi
2. Immunophenotyping
3. Sitogenetika
4. Pemeriksaan imaging

F. Penatalaksanaan
Sasaran penatalaksanaan medis adalah untuk mencapai remisi komplek, biasanya
dengan kemotrapi (trapi iduksi), yang dalam beberapa kasus menghasikan remisi
selama 1 tahun atau lebih.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Sekenario kasus

Tn. A berusia 35 tahun datang ke rumah sakit medistra diantar oleh istrinya dengan keluhan
sering merasakan nyeri pada bagian tulang kemudian nafsu makan berkurang dan mudah
sekali merasakan lelah , setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan ptekie pada tubuh
pasien dan saat dilakukan palpasi pada daerah jugularis didapatkan pembesaran getah bening,
kemudian setalah dilakuakan pemeriksaan labolatorium didapatkan penurunan leukosit .

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Leukemia Myeloid Acute

A. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata
 Nama : Tn. A
 Usia : 35 Tahun
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Alamat : Jakarta
 Suku : Betawi
 Status Pernikahan : Sudah menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : PNS
 Diagnosa Medis : leukimia myeloid acute
 No. Rm : 0041
 Tanggal Masuk : 20 desember 2019
 Tanggal Pengkajian : 20 desember 2019
2. Penanggung jawab
 Nama : Ny. T
 Usia : 30 Tahun
 Jenis Kelamin : perempuan
 Pekerjaan : PNS
 Hubungan dengan Klien : istri
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sering merasakan nyeri pada bagian tulang kemudian nafsu
makan berkurang dan mudah sekali merasakan lelah.

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
klien mengatakan selama 3 hari sebelum datang klien sudah merasakan sering
merasa nyeri pada bagian tulang dan mudah merasa lelah
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien
D. RIWAYAT PISIKOSOSIAL
1. Sebelum sakit : pasien biasa bekerja dan biasa bersoasialisasi dengan
tetangganya
2. Setelah sakit :aktifitas pasien terganggu pada saat nyeri itu kambuh

E. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Sebelum sakit : pasien beragama islam dan biasa melaksanakan sholat 5 waktu

2. Setelah sakit : -

F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum klien
 Kondisi keadaan umum Tn. A lemah
 Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu : 38 0C
b. Nadi : 82x/mnt
c. pernafasan : 20x/mnt
d. TD : 100/60 MMHg
e. TB : 158 Cm
f. BB : 57 Kg
3. Kepala : Bentuk Normocephal
a. Mulut :
1) bibir pasien lembab, tidak adanya cyanosis, juga tidak terdapat sumbing
2) gusi pasien tidak terdapat pendarahan. Tidak terdapat karang gigi dan
lubang gigi. Posisi gigi normal.
3) lidah normal

b. Mata : Simetris, konjungtiva pucat, sclera kuning, refleks pupil baik.


c. Hidung : Normal dan tidak terdapat sekret
d. Telinga : Simetris, normal
e. Leher : Trakea simetris, tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid dan
kelejar limfe

4. Jantung : Normal, ictus cordis tidak tampak


5. Paru : Bentuk toraks normal, frekuensi pernafasan tidak normal
6. Abdomen : Bentuk abdomen datar, tidak terdapat benjolan, bising usus
7. Genetalia : Kulit penis dan scrotum normal tidak lecat dan pembengkakan
8. Kulit : Pucat
9. Muskuloskeletal : Normal tidak ada kelainan pada struktur dan bentuk tulang

G. DATA FOKUS
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041

DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF


 Kesadaran : Composmentis  Pasien mengatakan nyeri pada bagian
 Pasien terlihat lemah tulang
 Terdapat petekie pada kulit pasien  Pasien mengatakan nafsu makan
 Didapatkan pembesaran getah bening berkurang

 Penurun leukosit  Pasien mengatakan mudah sekali

 Tanda-tanda vital merasakan lelah

a. Suhu : 38OC
b. Nadi : 82x/mnt

c. pernafasan : 20x/mnt

d. TD : 100/60 MMHg

e. TB : 158 Cm

f. BB : 57 Kg

H. ANALISA DATA
Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041

No DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


1. DS: Intoleransi aktivitas Kelemahan
 Pasien mengatakan
mudah sekali
merasakan lelah
DO:
 Pasien terlihat lemah
 Penurun leukosit
 Tanda-tanda vital
a. Suhu : 38OC

b. Nadi : 82x/mnt

c. RR : 20x/mnt

d. TD : 100/60 mmHg

2. DS: Risiko Difisit Nutrisi Nafsu Makan Berkurang


 Pasien mengatakan
nafsu makan
berkurang
DO:
 Pasien terlihat lemah
 Didapatkan
pembesaran getah
bening

3. DS: Nyeri Akut Agen pencedera fisiologis


 Pasien mengatakan dari leukimia
nyeri pada bagian
tulang
DO:
 Pasien terlihat lemah

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041

N DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TERATASI


O KEPERAWAT DITEMUK
AN AN
1. Intoleransi 19 21 Desember 2019
aktivitas b.d Desember
kelemahan 2019
2. Risiko difisit 19 21 Desember 2019
nutrisi b.d Desember
nafsu makan 2019
berkurang
3. Nyeri Akut b.d 19 21 Desember 2019
Agen Desember
pencedera 2019
fisiologis dari
leukimia
J. INTERVENSI

Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041

N DX TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


O
1. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan asuhan  Identifikasi gangguan
aktivitas b.d keperawatan 3x24 jam diharapkan fungsi tubuh yang
kelemahan aktivitas kembali normal dengan mengakibatkan
KH: kelelahan
 Tubuh tampak segar  Monitor kelelahan
 Peningkatan aktivitas fisik dan emosional
bertahap  Sediakan lingkungan
 Sudah bisa melakukan nyaman dan rendah
aktivitas sehari-hari stimulus
 Semua ttv kembali normal  Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secra bertahap
 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
2. Risiko difisit Setelah dilakukan tindakan asuhan  Identifikasi makanan
nutrisi b.d keperawatan 3x24 jam diharapkan yang disukai
nafsu makan kebutuhan nutrisi kembali normal  Monitor asupan
berkurang dengan KH: makanan
 Nafsu makan pasien kembali  Monitor berat badan
normal atau adanya  Sajikan makanan
peningkatan nafsu makan secara menarik dan
 Berat badan tetap normal suhu yang sesuai
 Tubuh tampak segar  Berikan suplemen
makanan
 Kolaborasikan
pemberian medikasi
sebelum makan
 Kolaborasikan dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan.
3. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan asuhan  Identifikasi lokasi,
Agen keperawatan 3x24 jam diharapkan karakteristik, durasi,
pencedera nyeri yang dirasakan kembali normal frekuensi , kualitas ,
fisiologis dari dengan KH: itensitas nyeri
leukimia  Nyeri yang dirasakan  Identifikasi skala nyeri
berkurang atau hilang  Fasilitasi istirahat dan
 Bisa aktivitas dan istirahat tidur
dengan baik tanpa merasakan  Anjurkan memonitor
nyeri nyeri secara mandiri
 Kolaborasikan
pemberian analgetik

K. IMPLEMENTASI

Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041

Hari, DX Implementasi Respon/Hasil TTD


Tanggal dan
Waktu
1.  Mengidentifikasi  S: pasien
gangguan fungsi tubuh mengatakan
yang mengakibatkan sudah tidak
kelelahan merasakan ada
 Memonitori kelelahan gangguan pada
fisik dan emosional fungsi tubuhnya
 Menyediakan sehingga tidak
lingkungan nyaman dan merasakan
rendah stimulus kelelahan
 Melakukan latihan  S:
rentang gerak pasif  Pasien tampak
dan/atau aktif nyaman dengan
 Menganjurkan tirah lingkungan yang
baring di fasilitasi
 Menganjurkan  Pasien mampu
melakukan aktivitas berlatih sendiri
secra bertahap mengikuti
 Mengolaborasi dengan intruksi perwat
ahli gizi tentang cara  Pasien mampu
meningkatkan asupan melakukannya
makanan sendiri
 Pasien mampu
beraktifitas
secara bertahap
 pasien terbantu
makannya dengan
makanan yang
diberikan oleh ahli
gizi

2.  Mengidentifikasi  Pasien menyukai


makanan yang disukai makanan yang
 Memonitori asupan disajikan
makanan  Asupan nutrisi
 Memonitori berat badan pasien terpenuhi
 Menyajikan makanan  Berat badan
secara menarik dan suhu pasien tidak
yang sesuai menurun secara
 Memberikan suplemen signifikan
makanan  Pasien menyukai
 Mengolaborasikan makanan yang di
pemberian medikasi sajikan
sebelum makan  Pasien menerima
 Mengolaborasikan suplemen
dengan ahli gizi untuk makanan
menentukan jumlah  Pasien menerima
kalori dan jenis nutrien pemberian
yang dibutuhkan. medikasi yang
diberikan perawat
 pasien terbantu
makannya dengan
makanan yang
diberikan oleh ahli
gizi

3.  Mengidentifikasi lokasi,  Pasien sudah


karakteristik, durasi, tidak merasakan
frekuensi , kualitas , nyeri
itensitas nyeri  Skala nyeri
 Mengidentifikasi skala pasien berkurang\
nyeri  Jam Istirahat dan
 Memfasilitasi istirahat tidur pasien
dan tidur cukup.
 Menganjurkan  Pasien mampu
memonitor nyeri secara mengatasi rasa
mandiri nyeri saat nyeri
 Mengolaborasikan datang.
pemberian analgetik 

L. EVALUASI

Nama : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Nomor RM : 0041

Hari, DX Evaluasi
Tanggal
dan waktu
Senin, 21 1. S: pasien mengatakan sudah tidak merasakan lelah dan pasien
Desember sudah mampu melakukan aktifitas.
2019
O: pasien terlihat nampak segar

A: Masalah teratasi

P: Intervensi di hentikan
Senin, 21 2. S: pasien mengatakan sudah nafsu makan
Desember
2019 O: asupan nutrisi pasien terpenuhi

A: Masalah teratasi

P: Intervensi di hentikan
Senin, 21 3. S: pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri dan sekala
Desember nyeri yang dirasakan pasien berkurang
2019
O: pasien tampak tidak lagi merasakan nyeri dan pasien dapat
mengatasi rasa nyeri .
A: Masalah teratasi

P: Intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai