Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

NUTRISI PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS DI RUANG ANGGREK


RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA JEMBER

OLEH:
Moh. Kholil Fadel Rabbani, S.Kep.
NIM 192311101223

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Gangguan Kebutuhan Dasar (Nutrisi)


Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh.nutrisi berhubungan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan
proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan
penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu
yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic (Herdman, 2015).

B. Review Anatomi Fisiologi


Hati merupakan organ terbesar pada tubuh dengan berat 1200 – 1500
gram. Pada ukuran orang dewasa ± 1/50 dari berat badan, sedangkan pada
bayi ± 1/18 dari berat bayi. Posisi dari organ hati sebagian besar terletak pada
bagian abdomen bagian kanan atas dan di bawah dari diaprhagma. Organ hati
dibagi oleh ligamen falsiform menjadi dua bagian yaitu lobus kanan dan lobus
kiri (Wibowo, 2009).

Terdapat beberapa saluran pada organ hati :

1. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan
nutrisi seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air
dan mineral.
2. Arteri hepatica merupakan salah satu cabang dari arteria seliaka dari aorta
yang bertugas menyuplai darah ke hepar.
3. Saluran-saluran bilier dapat disebut dengan kanakuli empedu yang
terbentuk dari kapiler-kapiler empedu yang menyatu dan dapat
menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hepar

Fungsi dari organ hati :

a. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K), glikogen dan
berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya :
pestisida DDT).
b. Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada
kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk.
c. Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan
detoksifikasi toksin dan obat.
d. Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam
emulsi dan absorbsi lemak.
e. Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudah tua
atau rusak.
C. Epidemiologi
Prevalensi hepatitis di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 1,2%
meningkat dua kali dibandingkan Riskesdas tahun 2007 yang sebesar 0,6%.
Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan prevalensi Hepatitis
tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,3%. Berdasarkan kuintil indeks
kepemilikan (yang menggambarkan status ekonomi), kelompok kuintil indeks
kepemilikan terbawah menempati prevalensi Hepatitis tertinggi dibandingkan
dengan kelompok lainnya. Prevalensi semakin meningkat pada penduduk
berusia di atas 15 tahun. Jenis Hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk
Indonesia adalah Hepatitis B (21,8%), Hepatitis A (19,3%) dan Hepatitis C
(2,5%). (Kementerian Kesehatan, 2017) .
Terkadang Hepetitis juga menyebabkan kondisi kekurangan atau tidak
seimbangnya kebutuhan nutrisi tubuh. Sebanyak setengah dari semua pasien
yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat memiliki kekurangan gizi
pada tingkat tertentu. Sekitar 50% dari 10 juta kematian di negara berkembang
terjadi karena kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2015).

D. Etiologi
Terdapat beberapa etiologi dari hepatitis seperti :
1. Obat-obatan, bahan kimia,serta racun.
2. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
3. Infeksi virus ( virus hepatitis A, B, C, D,dan E).

Menurut Price dan Wilson (2005) Secara umum hepatitis disebabkan oleh
virus. Beberapa virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini:

a. Hepatitis A Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling rigan. Hal


ini disebabkan infeksi virus hepatitis A (HVA) umumnya tidak sampai
menyebabkan kerusakan jaringan hati.
b. Hepatitis B Hepatitis B merupakan tipe hepatitis yag berbahaya. Penyakit
ini lebih sering menular dibandingkan hepatitis jenis lainnya. Hepatitis B
menular melalui kontak darah atau cairan tubuh yang mengandung virus
hepatitis B (HVB).
c. Hepatitis C Hepatitis C menyebabkan peradangan hati yang cukup berat,
diperkirakan 80% menjadi hepatitis kronis (menahun) dan dapat
berkembang menjadi sirosis. Hepatitis C menular melalui darah, biasanya
karena transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi virus hepatitis C.
d. Hepatitis D Hepatitis D sering dijumpai pada penderita hepatitis B.
Penyebabnya adalah virus hepatitis delta. Penularan hepatitis D
menyerupai penularan pada hepatitis B yakni melalui kontak dengan
darah atau cairan tubuh yang mengandung VHD.
e. Hepatitis E Hepatitis E mempunyai sifat menyerupai hepatitis A,
demikian juga untuk model penularannya tetapi dengan tingkat
keparahan yang lebih ringan. Penyebabnya adalah virus hepatitis E.
Hepatitis E menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar feses
yang mengandung HVE.

E. Tanda dan Gejala


a) Nafsu makan menurun
b) BB dibawah ideal lebih dari 20%
c) Perut terasa kembung
d) Sukar menelan
e) Mual muntah
f) Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
g) Lemah otot untuk menelan dan mengunyah
h) Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan tubuh yang dianjurkan
F. Patofisiologi dan Clinical Pathway

Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin

Peregangan kapsula
Hipertermi Inflamasi pada hepar
hati

Gangguan suplai darah normal pada Hepatomegali


sel-sel hepar

Gangguan metabolism Kerusakan sel parenkim, sel hati, Perasaan tidak Mendesak
karbohidrat lemak dan protein dan duktulii empedu intrahepatik nyaman pada lambung
perut bagian
kuadran kanan
atas HCL
Obstruksi Kerusakan
meningkat
Glikogenesis Glukoneogenesis konjugasi
Nyeri kronis
menurun menurun
Kerusakan sel
Mual dan
eksresi Bilirubin muntah
tidak
Glikogen dalam sempurna
Retensi dikeluarkan
hepar berkurang Perubahan
bilirubin melalui
duktus nutrisi: kurang
hepatikus dari kebutuhan
Glikogenolisis Regurgitasi tubuh
menurun pada duktuli Bilirubin
empedu intra direk
hepatik meningkat
Glukosa dalam
darah berkurang
Bilirubin
direk
Cepat lelah meningkat

Keletihan
Ikterus

Risiko kerusakan
integritas kulit
G. Penatalaksanaan Farmakologi
1. Memberikan gamma globulin murni yang spesifik terhadap HAV/HBV
pada keluarga pasien yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap
infeksi, imunitas ini bersifat sementara.
2. Vaksin untuk HBV, karena sifat virus ini dapat menularkan dan berpotensi
menyebabkan kematian, maka dianjurkan semua individu melakukan
vaksinasi. Termasuk petugas kesehatan, dan pasangan homosex dan
heretosex karena beresiko tinggi dapat terinfeksi virus.
3. Obat-obatan
a. Kortikosteroid diberikan bila ada reaksi imun yang berlebih.
b. Antibiotik, misalnya neomycin 4 x 100 mg/hg per oral.
c. Lactose 3 x (30-50) ml per oral.
d. Vitamin K dengan kasus kecenderungan pendarahan 10 mg/hr
intravena.
e. Roboransia
f. Glukonal kalsikus 10% 10 cc intravena (jika ada hipokalsemia).
g. Sulfas megnesikus 15 gr dalam 40 ml air.
h. Infus glukodda 10% 2 lt/hr.

H. Penatalaksaan Non Farmkologis


1. Tirah baring dan membatasi aktivitas sampai gelaja pembesaran hati dan
kenaikan bilirubin kembali normal.
2. Pola hidup bersih dan sehat
3. Pemenuhan nutrisi yang adekuat.
4. Tidak melakukan donor darah.
5. Menghindari pemakaian alkohol atau obat lain.
I. Perencanaan/Nursing Care Plan
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1 Ketidakseimbangan Nutritional Status Nutrition Monitoring
nutrisi: kurang dari
1. Kaji adanya alergi
Kriteria Hasil:
kebutuhan tubuh b.d makanan
2. Kolaborasikan
proses penyakit ditandai a. Mampu dengan ahli diet
dengan DO & DS mengidentifikasi untuk menentukan
kebutuhan nutrisi jumlah kalori dan
nutrisi yang
b. Memperlihatkan dibutuhkan klien
perbaikan status melalui (diet tinggi KH
peningkatan atau dengan asupan
protein sesuai
mempertahankan berat
toleransi)
badan yang sesuai 3. Anjurkan makan
c. Perbaikan selera pada posisi duduk
makan tegak
4. Pelihara hygiene
oral sebelum
makan
5. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
6. Kolaborasikan
dalam pemberian
antiemetic,antacid
7. Monitor berat
badan
8. Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium
J. Daftar pustaka

Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan definisi dan klasifikasi


2015-2017. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. 2015. Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. 2017. Pusat Data dan Informasi Situasi Penyakit Hepatitis B di
Indonesia tahun 2017.

Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. 2013. Nursing Outcomes


Classification (NOC): measurement of Health Outcomes: 5th ed. United
States: Elsevier

Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. 2013. Nursing


Interventions Classification (NIC): 6th ed. United States: Elsevies

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep Proses dan Praktik
Ed. 4. Jakarta: EGC

Price, Sylvia. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-


proses penyakit ed: 6. Jakarta : EGC.

Wibowo, DS. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Singapore: Wisland house I

Anda mungkin juga menyukai