OLEH:
Moh. Kholil Fadel Rabbani, S.Kep.
NIM 192311101223
1. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan
nutrisi seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air
dan mineral.
2. Arteri hepatica merupakan salah satu cabang dari arteria seliaka dari aorta
yang bertugas menyuplai darah ke hepar.
3. Saluran-saluran bilier dapat disebut dengan kanakuli empedu yang
terbentuk dari kapiler-kapiler empedu yang menyatu dan dapat
menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hepar
a. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K), glikogen dan
berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya :
pestisida DDT).
b. Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada
kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk.
c. Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan
detoksifikasi toksin dan obat.
d. Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam
emulsi dan absorbsi lemak.
e. Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudah tua
atau rusak.
C. Epidemiologi
Prevalensi hepatitis di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 1,2%
meningkat dua kali dibandingkan Riskesdas tahun 2007 yang sebesar 0,6%.
Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan prevalensi Hepatitis
tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,3%. Berdasarkan kuintil indeks
kepemilikan (yang menggambarkan status ekonomi), kelompok kuintil indeks
kepemilikan terbawah menempati prevalensi Hepatitis tertinggi dibandingkan
dengan kelompok lainnya. Prevalensi semakin meningkat pada penduduk
berusia di atas 15 tahun. Jenis Hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk
Indonesia adalah Hepatitis B (21,8%), Hepatitis A (19,3%) dan Hepatitis C
(2,5%). (Kementerian Kesehatan, 2017) .
Terkadang Hepetitis juga menyebabkan kondisi kekurangan atau tidak
seimbangnya kebutuhan nutrisi tubuh. Sebanyak setengah dari semua pasien
yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat memiliki kekurangan gizi
pada tingkat tertentu. Sekitar 50% dari 10 juta kematian di negara berkembang
terjadi karena kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2015).
D. Etiologi
Terdapat beberapa etiologi dari hepatitis seperti :
1. Obat-obatan, bahan kimia,serta racun.
2. Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
3. Infeksi virus ( virus hepatitis A, B, C, D,dan E).
Menurut Price dan Wilson (2005) Secara umum hepatitis disebabkan oleh
virus. Beberapa virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini:
Peregangan kapsula
Hipertermi Inflamasi pada hepar
hati
Gangguan metabolism Kerusakan sel parenkim, sel hati, Perasaan tidak Mendesak
karbohidrat lemak dan protein dan duktulii empedu intrahepatik nyaman pada lambung
perut bagian
kuadran kanan
atas HCL
Obstruksi Kerusakan
meningkat
Glikogenesis Glukoneogenesis konjugasi
Nyeri kronis
menurun menurun
Kerusakan sel
Mual dan
eksresi Bilirubin muntah
tidak
Glikogen dalam sempurna
Retensi dikeluarkan
hepar berkurang Perubahan
bilirubin melalui
duktus nutrisi: kurang
hepatikus dari kebutuhan
Glikogenolisis Regurgitasi tubuh
menurun pada duktuli Bilirubin
empedu intra direk
hepatik meningkat
Glukosa dalam
darah berkurang
Bilirubin
direk
Cepat lelah meningkat
Keletihan
Ikterus
Risiko kerusakan
integritas kulit
G. Penatalaksanaan Farmakologi
1. Memberikan gamma globulin murni yang spesifik terhadap HAV/HBV
pada keluarga pasien yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap
infeksi, imunitas ini bersifat sementara.
2. Vaksin untuk HBV, karena sifat virus ini dapat menularkan dan berpotensi
menyebabkan kematian, maka dianjurkan semua individu melakukan
vaksinasi. Termasuk petugas kesehatan, dan pasangan homosex dan
heretosex karena beresiko tinggi dapat terinfeksi virus.
3. Obat-obatan
a. Kortikosteroid diberikan bila ada reaksi imun yang berlebih.
b. Antibiotik, misalnya neomycin 4 x 100 mg/hg per oral.
c. Lactose 3 x (30-50) ml per oral.
d. Vitamin K dengan kasus kecenderungan pendarahan 10 mg/hr
intravena.
e. Roboransia
f. Glukonal kalsikus 10% 10 cc intravena (jika ada hipokalsemia).
g. Sulfas megnesikus 15 gr dalam 40 ml air.
h. Infus glukodda 10% 2 lt/hr.
Kemenkes RI. 2017. Pusat Data dan Informasi Situasi Penyakit Hepatitis B di
Indonesia tahun 2017.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep Proses dan Praktik
Ed. 4. Jakarta: EGC