Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

      Budaya merupakan hasil budi, daya, dan karsa manusia. Budaya merupakan salah satu unsur
dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola
berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan
pola pikir masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang
dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan
ideologi yang mereka anut.

      Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya
berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun
kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan
komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang,
Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi
Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan sosial. Memang
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah
satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu
konflik.

Makalah ini akan membahas mengenai hakikat, fungsi, unsur kebudayaan dan pranata
dalam masyarakat. Pada dasarnya kebudayaan, meski berbeda, mempunyai unsur dan hakikat
yang sama, jadi jika masing-masing kelompok masyarakat budaya mengerti mengenai hal
tersebut, tentu mereka dapat menghormati perbedaan kebudayaan satu sama lainnya.

1
B.     Rumusan Masalah

1.         Apakah hakikat dan fungsi kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat?

2.         Bagaimana batasan dan wujud kebudayaan itu?

3.         Bagaimana dimensi sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya dalam masyarakat?

4.         Apa fungsi kebudayaan bagi masyarakat?

5. Apa yang dimaksud dengan unsur-unsur kebudayaan?

6. Bagaimana kebudayaan dan non kebudayaan?

C.    Tujuan Makalah

1.         Hakikat dan fungsi kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat

2.         Batasan dan wujud kebudayaan

3.         Dimensi sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya dalam masyarakat

4.         Fungsi kebudayaan bagi masyarakat

5. untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan

6. untuk mengetahui kebudayan dan non kebudayaan

D.    Kegunaan  Makalah

            Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan
mengenai esensi kebudayaan dalam lingkungan masyarakat. Secara praktis makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi:

2
1.      penulis, sebagai wahana penambah wawasan mengenai Hakikat, Fungsi, Unsur
Kebudayaan dan Pranata dalam Masyarakat.

2.      pembaca, sebagai media informasi mengenai Hakikat, Fungsi, Unsur Kebudayaan dan
Pranata dalam Masyarakat.

E.     Prosedur Makalah

Makalah ini disusun berdasarkan data teoritis yang dikumpulkan dengan menggunakan


teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan  teknik analisis isi
melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Hakikat Kebudayaan

            Secara etimologis, kata kebudayaan berasal dari budhayah (Bahasa Sansekerta), jamak
dari kata budhhi yang artinya budi atau akal. Atau dasar kata tersebut, kebudayaan diartikan hal-
hal yang bersangkutan dengan akal atau budi. 

            Dalam istilah antropologi, kebudayaan sebagai terjemahan dari kata culture, berasal dari
kata latin Colore. Artinya mengolah atau mengerjakan yaitu mengolah tanah atau bertani yang
berkaitan dengan alam. Maka berdasarkan arti kata tersebut culture diartkan sebagai segala daya
dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

            Adapun ahli antropologi yang merumuskan definisi tentang kebudayaan  secara
sistematis dan ilmiah adalah E.B.Taylor, yang menulis dalam bukunya Primitve Culture, bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang  di dalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,  adat-istiadat, dan kemampuan yang lain,
serta kebiasaan yang didapat oleh

manusia sebagai anggota masyarakat.

            Definisi lain dikemukakan oleh R.Linton dalam buku The Cultural  background of
personality, bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah  laku yang dipelajari dan hasil
tingkah laku, yang unsur – unsur pembentukannya  didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat tertentu.

Di samping definisi-definisi tersebut di atas, masih banyak definisi yang  dikemukakan oleh para
sarjana-sarjana Indonesia, seperti :

1.      Sutan Takdir Alisyahbana

Kebudayaan adalah manifestasi dari suatu bangsa.

4
2.      Dr. Moh. Hatta

Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.

3.      Mangunsarkoro

Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti  yang selua-
luasnya.

4.      Haji Agus Salim

Kebudayaan adalah merupakan persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa
dan tidak dapat dipisah – pisahkan.

5.      Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi  mengatakan


bahwa menurut ilmu antropologi kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.

Koentjaraningrat (1983) membagi kebudayaan atas 7 unsur:

a.    bahasa

b.    sistem pengetahuan,

c.    organisasi sosial,

d.   sistem peralatan hidup dan teknologi,

e.    sistem mata pencaharian hidup,

f.     sistem religi, dan

g.    kesenian.

5
Kesemua unsur kebudayaan tersebut mewujud ke dalam bentuk sistem  budaya atau adat- istiadat
(kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola
sosial, tindakan), dan unsur-unsur  kebudayaan fisik (benda kebudayaan)

            Maka dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah kemampuan akal dalam mengolah
sesuatu didasari oleh kebiasaan-kebiasaan yang mencakup pengetauan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain-lain.

B. Pengertian Kebudayaan

Kata budaya/kultur (culture) dipandang penting karena kata ini membentuk dan


merupakan bagian dari istilah Pendidikan Multikultural. Bagaimana kita mendefinisikan budaya
akan menentukan arti dari istilah Pendidikan Multikultural. Tanpa kita mengetahui apa arti
budaya/kultur, kita akan sangat sulit memahami implikasi Pendidikan Multikultur secara utuh.
Misalnya, jika budaya didefinisikan sebagai warisan dan tradisi dari suatu kelompok sosial, maka
Pendidikan Multikultural berarti mempelajari tentang berbagai (multi) warisan dan tradisi
budaya. Namun jika budaya didefinsikan sebagai desain kelompok sosial untuk bertahan hidup
dan beradaptasi dengan lingkungannya, maka satu tujuan pendidikan multikultural adalah untuk
mempelajari tentang berbagai kelompok sosial dan desain yang berbeda untuk hidup dalam
masyarakat yang pluralis (Bullivant, dalam Banks, 1993: 29). Nah sekarang kita   lanjutkan
dengan pembahasan mengenai budaya atau kebudayaan berikut ini.

Budaya merupakan istilah yang banyak dijumpai dan digunakan hampir dalam setiap
aktifitas sehari-hari. Hal ini menunjukan bahwa budaya begitu dekat dengan lingkungan kita.
Kata budaya/kultur dipandang penting karena kata ini membentuk dan merupakan bagian dari
istilah pendidikan multicultural. Tanpa kita mengetahui apa arti budaya/kultur,kita akan sangat
sulit memahami implikasi pendidikan multikultural secara utuh. Misalnya jika budaya
didefinisikan sebagai warisan dan tradisi dari suatu kelompok sosial.

 Dalam istilah inggris budaya adalah culture yang berasal dari kata latin colere yang
berarti mengolah,mengerjakan. Hal ini merupakan budaya adalah aktivitas manusia. Dari sudut
antropologi budaya mengkategorikan temuan artifak yang disebut pithhecanthropus erectus
,homo soloensis sebagai manusia atau bukan, didasarkan pada kemampuan artifak itu saat hidup
dan menciptakan benda budaya.

6
Kebudayaan di bedakan dengan peradaban, meski pun pada beberapa literatur kadang
kala menggunakan istilah kebudayaan untuk menunjukkan suatu peradaban. Para ahli pendidikan
dan antropologi sepakat bahwa budaya adalah dasar terbentuknya kepribadian manusia. Dari
budaya terbentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat  dan identitas suatu bangsa.
Dengan budaya itu pulalah seseorang akan memasuki budaya global dalam dunia terbuka
dewasa.

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddayah yang merupakan bentuk jamak
dari kata buddhi yang berarti budi dan akal.

1.    Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-
kelompok      keluarga.

2.    Kebudayaan di peroleh dari lingkungan

3.    Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi yang
hidup dalam suatu masyarakat tertentu.

Setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan. Perbedaannya terletak pada kebudayaan


masyarakat yang satu lebih sempurna dari pada kebudayaan masyarakat lain, di dalam
perkembangan nya untuk memenuhi segala sesuatu keperluan masyarakatnya.

Manusia dapat dilihat dari kedudukanya sebagai homo humanus, homo socius, dan homo
educandum. Humanus berasal dari bahasa latin yang berarti lebih halus, berbudaya dan
manusiawi. Manusia menyukai musik, menari dan berperilaku sopan. Koentjaraningrat
menjelaskan peradaban itu sebagai bagian dan merupakan bagian kebudayaan yang halus dan
indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan, sopan santun dan sistem pergaulan yang kompleks.
Sering juga peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan
kompleks.

Manusia juga makhluk yang selalu berinteraksi dan tidak terlepas dari orang lain dalam
berinteraksi dengan lingkunganya ,manusia menggunakan simbol, manusia menggunakan benda-
benda sebagai simbol yang mengekspresikan sesuatu.

7
Menurut Margaret Mead (1901-1978) budaya adalah perilaku yang dipelajari dari sebuah
masyarakat atau subkelompok. Budaya sebagai program bertahan hidup dan adaptasi suatu
kelompok dengan lingkunganya. Kebudayaan juga terdiri dari keyakinan, simbol dan
interprestasi  dalam kelompok manusia. Sebagian besar ilmuan sosial saat ini memandang
budaya terdiri dari aspek simbolik, ideasional, dan tidak terlihat. Esensi budaya bukan pada
benda ,alat atau elemen budaya yang terlihat lainya namun bagaiamana kelompok
menginterprestasikan menggunakan dan merasakannya. Orang–orang didalam suatu kebudayaan
biasanya menginterprestasikan makna simbol, benda dan perilaku menurut cara yang sama atau
serupa (banks, 1993 : 8). Ada kemungkinan orang menginterprestasikan secara lain pada suatu
perilaku yang sama. Semua kebudayaan menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi.

C.     Wujud Kebudayaan

            Apabila kita menelaah pengertian budaya seperti yang dikemukakan sebelumnya jelas
kebudayaan tidak memiliki wujud nyata atau konkret seperti sesuatu yang dapat dilihat dan
diraba. Menurut analisis tersebut kebudayaan hanya ada dalam alam pikiran manusia para
pendukung kebudayaan yang bersangkutan,wujudnya hanyalah merupakan ide, pandangan
hidup,peraturan atau norma yang dianut oleh para anggota masyarakatnya, yang apabila
dilaksanakan secara konsekuen dan teratur akan melahirkan prilaku yang dipandang layak dan
dapat diterima.Secara lebih rinci dikutip dalam scrib Koentjaraningrat membagi wujud
kebudayaan kedalam tiga wujud, ( Taufiq Rahman Dhohiri,dkk,2003 : 161) yaitu:

1.      Kebudayaan sebagai kompleks ide atau gagasan yang bersifat abstrak, karena hanya


terdapat dalam alam pikiran manusia.

2.      Kebudayaan sebagai kompleks tingkah laku atau perbuatan manusia.

3.      Kebudayaan sebagai kompleks hasil perbuatan manusia, yang pada umumnya berwujud


benda-benda, sehingga disebut kebudayaan material.

8
            Dari semua defenisi para ahli atau sarjana antropologi diatas dapat kita ketahui bahwa
budaya ( kebudayaan ) itu berasal dari alam pikiran manusia, perilaku atau tindakan, benda-
benda yang di ciptakan manusia (Siti Walidah,dkk,2001: ). Dan kebudayaan di guna kan sebagai
pedoman atau latar belakang tindakan manusia untuk memperjuangkan kelangsungan hidupnya.
Tetapi tidak semua kebudayaan itu di kategori kan sebagai tingkah laku dan benda-benda sepeti
contoh gerak reflek ketika kita merasa gatal dan kita akan langsung mengaruknya karena
perilaku seperti ini hanya lah gerak sepontan saja yang tanpa proses berpikir. Kebudayaan selalu
berhubungan dengan proses berpikir manusia sebelum bertindak dan menciptakan suatu yang di
ingginkannya. Kebudayaan juga tidak bergantung pada warisan biologis dan pewarisan melalaui
unsur genetik, karena kebudayaan itu di dapatkan seseorang melalui proses belajar dalam
kehidupan masyarakat anggota wrga yang bersangkutan. Jika ditinjau dari asal katanya budaya
berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddhayah yang berati budi dan akal , jadi budaya dapat
diartikan sebagai suatu sistem pengetahuan cara dan pola pikir manusia dalam bersikap dan
sebagai gagasan yang menjadi pedoman hidupnya atau hal-hal yang bersangkutan dengan budi
atau akal.( Soerjono Soekanto,2006:150 ).

D.    Sistem Nilai Budaya dan Orientasi Nilai Budaya

            Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat
istiadat. Hal ini karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada
dalam alam pikiran sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi
pada kehidupan para masyarakat tersebut. Suatu nilai budaya itu bersifat sangat umum,
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan sulit di terangkan secara rasional dan nyata.
Namun justru karena sifatnya umum, luas, dan tidak kongkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam
suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa individu yang menjadi warga
masyarakat kebudayaan yang bersangkutan.

Dalam suatu masyarakat baik yang kompleks maupun yang sedehana terdapat sejumlah
nilai yang saling berkaitan satu sama lain hingga berupa suatu sistem kebudayaan. Sistem itu

9
sebagai pedoman dari konsep-konsep ideal dalam kebudayaan yang memberi motivasi yang kuat
terhadap arah kehidupan masyarakatnya.

Menurut ahli antropologi C. Kluckhohn, tiap system nilai budaya dalam tiap kebudayaan
mengandung lima masalah dasar dalam kehidupan manusia, (Koentjaraningrat, 2009 : 154)
yaitu:

1.      Masalah hakikat dari hidup manusia,

2.      Masalah hakikat dari karya manusia,

3.      Masalah hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu,

4.      Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya

5.      Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya.

Lain lagi dengan konsep ideologi konsep itu juga merupakan suatu sistem pedoman hidup atau
cita-cita, yang ingin sekali dicapai oleh individu dalam masyarakat,tetapi lebih khusus sifatnya
dari pada system nilai budaya. Suatu ideologi dapat menyakut sebagian besar dari masyarakat,
tetapi juga dapat menyangkut golongan-golongan tertentu dalm masyarakat.

E.    Adat istiadat, Norma, dan Hukum

            Adat stiadat merupakan pedoman yang berlaku bagi masyarakat setempat, seperti contoh
adat minangkabau, batak, jawa, sunda, Bali, irian, dan sebagainya. Adat istiadat biasanya terdiri
atas kebiasaan yaitu kebiasaaan dalam masyarakat merupakan tradisi turun-temurun yang
berkembang terus, berlaku, dan di patuhi di mana-mana. Hal-hal yang berlak budi masyarakat,
misal sopan santun. Norma kesopanan, berlaku untuk kebutuhan intergratif melalaui penyesuaian
perkembangan kebudayaan. Hukum adat, merupakan aturan yang mempunyai sanksi yang tegas
bagi pelanggarnya. Hukum adat sama fungsi nya dengan hukum tertulis karenadapat mengatur

10
ketertiban. Persoalaan yang timbul dari masyarakat dapat dikendalikan atau diselesaikan sediri
oleh adat yang berlaku dalam suatumasyarakat, misalnya soal perkawinan.

           

Berikut sifat-sifat dalam Hukum Adat.

1.      Hukum adat bersifat tradisional.

Ada anggapan bahwa hukum adat bersumber dari dewa-dewa yang dipercaya oleh nenek
moyang zaman dahulu.

2.      Hukum adat dapat berubah.

Perubahan yang terjadi tidak karena penghapusan atau penggatian dengan peraturan-peraturan
lain tetapimengikuti perkembangan suatu kebudayaan di tiap daerah.

3.      Hukum adat selalu menyesuaikan dengan perkembangan kebudayaan.

F.     Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat

            Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Sebagian besar kebutuhan spiritual maupun materil manusia dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber dari masyarakat itu sendiri.

            Hasil karya masyarakat kemudian melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan
yang mempunyai kegunaan dalam mempertahankan kehidupan masyarakat itu sendiri. Pada
tahap awal kebudayaan terbentuk dengan tujuan untuk melindungi diri terhadap lingkungan 
alam. Hal ini dapat dijumpai pada masyarakat yang rendah taraf kebudayaannya.

            Pada masyarakat yang sudah kompleks yang taraf kebudayaannya lebih tinggi dimana
pada tahap ini manusia dapat menanfaatkan dan menguasai lingkungan alamnya, teknologi
memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam

11
dan apabila mungkin menguasai alam. Dimana dalam artikel Vera Priechieliapa (2013)
menyebutkan paling sedikit teknologi itu melingkupi tujuh unsur yaitu :

1.      alat-alat produktif,

2.      senjata,

3.      wadah,

4.      makanan clan minuman,

5.      pakaian dan perhiasan,

6.      tempat berlindung dan perumahan,

7.      alat-alat transport.

Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Soviet Rusia,


Perancis, Jerman dan sebagainya, merupakan beberapa contoh dimana masyarakatnya tidak lagi
pasif menghadapi tantangan alam sekitar.

Norma dan nilai-nilai sosial sangatlah diperlukan dalam menciptkan tata tertib pada
aktivitas kemasyarakatan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya manusia untuk melindungi
diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada dalam masyarakat. Untuk menghadapi kekuatan
buruk manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada
hakikatnya merupakan petunjuk tentang bagaimana manusia bertindak dan berlaku di dalam
pergaulan hidup yaitu nilai dan norma.

            Secara umum fungsi kebudayaan adalah sebagai pedoman dan pengarah hidup bagi
manusia, sehingga ia mengerti bagaimana harus bertindak, bersikap, berperilaku, baik secara
individu maupun kelompok. Pedoman hidup yang dimaksud adalah cara manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya baik kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, maupun kebutuhan psikologis yang
berpedoman pada kebudayaan yang sudah ada. Jika di dalam kehidupan masyarakat tidak 
berpedoman kepada kebudayaan maka akan menimbulkan guncangan-guncangan sosial.

12
Pewujudan keguncangan sosial adalah pertentangan- pertentangan, persaingan yang tidak sehat,
mementingkan diri sendiri, menggangu ketentraman orang lain, dan sebagainya. Untuk
menghindari hal-hal yang berakibat buruk, manusia berpedoman kepada norma, nilai, pranata,
dan pedoman lainnya, yaitu aturan-aturan kebiasan yang di berlaku di masyarakat.

Manusia sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan-kebutuhan


yang banyak jumlahnya dan harus terpenuhi untuk melangsungkan hidupnya dan untuk
kehidupan dengan baik.

Adapun kebutuhan-kebutuhan tersebut ialah sebagai berikut:

1.      Kebutuhan hidup mendasar

            Macam-macam kebutuhan dasar manusia dalam hidup bermasyarakat itu mencakup
dalam kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

Adapun yang menjadi persoalan manusia itu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tidak dapat
begitu saja mencari sampai mendapatkan kebutuhan itu tanpa mengingat tindakan itu merugikan
orang lain atau tidak. Dengan kata lain,seorang atau sekelompok orang di dalam usahannya
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya harus menggunakan pedoman-pedoman tertentu, yang
termaksud didalam kebudayaan di mana manusia itu tinggal.

Setiap orang membutuhkan makanan dan minuman, pakaian, dan perumahan. Untuk
memperoleh itu semua, orang harus bekerja.

2.      Kebutuhan sosial

            Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang timbul karena pergaulan antar manusia dalam
masyarakat yang meliputi kegiatan-kegiatan bersama, berkomunikasi bersama, keteraturan sosial
dan kontrol, serta pendidikan.

Macam-macam kebutuhan sosial manusia antara lain meliputi:

1)      Kebutuhan akan kegiatan bersama

2)      Kebutuhan akan berkomunikasi dengan sesama

13
3)      Kebutuhan akan keteraturan sosial dan kontrol sosial

4)      Kebutuhan akan pendidikan

Kebutuhan-kebutuhan sosial tersebut di atas timbul karena adanya pergaulan antar manusia
dalam masyarakat. Sebagian dari kebutuhan sosial menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan
primer ataupun kebutuhan sekunder. Dalam memenuhi kebutuhan sosial, manusia harus
mempunyai pedoman, yaitu unsur-unsur kebudayaan yang relevan berlaku dalam masyarakat
tempat manusia itu melakukan aktivitasnya.

3.      Kebutuhan psikologis

            Kebutuhan psikologis yaitu perpaduan berbagai macam kebutuhan tersebut di atas,
meliputi prinsip-prinsip benar dan salah, pengungkapan etika dan estetika, rekreasi dan hiburan.

            Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang terpadu dari berbagai macam kebutuhan.
unsur kebudayaan yang dijadikan sebagai pedoman hidup adalah agama atau kepercayaan, ilmu
pengetahuan, pandangan hidup, dan adat istiadat.Kebutuhan psikologis itu antara lain mencakup
kebutuhan akan:

1)      Adanya prinsip benar dan salah,

2)      Pengungkapan perasaan kebersamaan ( kolektif ),

3)      Perasaan keyakinan diri dan keberadaannya4.Pengungkapan etika dan estetika,

4)      Rekreasi dan hiburan.

G. Unsur unsur Kebudayaan

B. Tylor (1832 – 1917) memandang budaya sebagai kompleksitas hal yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan
lain yang di peroleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Namun, Koentjaraningrat lebih sistematis dalam merinci unsur-unsur kebudayaan. Unsur-unsur


kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2000 : 2) adalah sebagai berikut :

14
a)    Sistem religi dan upacara keagamaan

b)   Sistem dan organisasi kemasyarakataan

c)    Sistem Pengetahuan

d)   Bahasa

e)    Kesenian

f)    Sistem mata pencaharian hidup

g)   Sistem teknologi dan peralatan

1.      Sistem religi dan upacara keagamaan.

Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran
bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

2.      Sistem dan organisasi kemasyarakatan.

Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar
individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

3.      Sistem pengetahuan

Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula.

4.      Bahasa

Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan
bahasa universal seperti bahasa Inggris.

5.      Kesenian

15
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan. 

6.      Sistem mata pencaharian hidup.

Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin
lebih.

7.      Sistem teknologi dan peralatan.

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru
agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Secara garis besar unsur-unsur yang berada di urutan bagian atas merupakan unsure yang
lebih sukar berubah daripada unsur-unsur di bawahnya. Namun perlu diperhatikan, karena ada
kalanya sub unsur dari suatu unsur di bawahnya lebih sukar diubah dari pada sub unsur dari
suatu unsur yang tercantum di atasnya. Misalnya sub-sub unsur hukum waris yang merupakan
sub unsur dari hukum (bagian dari unsur sistem dan organisasi kemasyarakatan) lebih sukar
berubah bila dibandingkan dengan sub-sub unsur arsitektur tempat pemujaan (bagian dari sub
unsur prasarana upacara yang menjadi bagian dari sistem religi). Masjid, gereja, tasbih, kitab
suci merupakan contoh kongkrit sistem religi dan upacara keagamaan. Ada pembagian warisan
di antara keluarga Anda, ada walikota, ada kantor dan tokoh politik, anak SD memakai seragam
merah putih yang kesemuanya itu merupakan contoh sistem dan organisasi kemasyarakatan.
Buku IPS anak SD, ada orang yang menghitung uang kembalian merupakan contoh kecil dari
sistem pengetahuan. Ada orang yang berbahasa Madura, bahasa Jawa dan ada yang berbahasa
Indonesia merupakan bagian dari unsur bahasa. Panggung seni, ada lukisan, ada gambar reklame
yang indah sebagai perwujudan unsur kesenian. Penjual sayuran, sopir angkot, seorang guru
berseragam abu-abu yang memasuki sekolah, remaja yang memakai seragam pertokoan tertentu
yang semuanya itu merupakan contoh kongkrit unsur sistem mata pencaharian hidup. Ada
komputer, internet, ada cangkul dan sabit, ada Hand Phone merupakan contoh system teknologi
dan peralatan.

Unsur-unsur yang diurutkan di atas merupakan unsur budaya yang universal dalam arti
ada di manapun, kapan pun dan berlaku pada siapa pun. Artinya di belahan dunia mana pun ada

16
ketujuh unsur itu. Dalam sejarah manusia baik yang primitif maupun yang modern ke tujuh
unsur itu berlaku pada siapapun yang dinamakan “manusia”.

H. Budaya dan Non Budaya

Non budaya mencakup benda yang keberadaannya sudah ada dengan sendirinya atau
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang belum mendapat campur tangan manusia (benda-benda
ilmiah seperti batu, pohon, gunung, tanah, planet)  . Sedangkan budaya mencakup hal yang
keberadaannya mendapat campur tangan manusia (misalnya patung, marmer/onix, bonsai, dan
bangunan). Benda non budaya akan menjadi budaya apabila telah mendapat campur tangan
manusia.

Contoh Kebudayaan Yang Ada Di Indonesia


Tari Serimpi adalah salah satu tarian klasik dari Yogyakarta yang ditarikan beberapa
penari wanita cantik dan anggun. Tarian ini menggambarkan kesopanan dan kelemah lembutan,
yang di tunjukan dari gerakan yang pelan dan lembut oleh para penarinya. Tari Serimpi ini
awalnya juga merupakan tarian yang bersifat sakral dan hanya ditampilkan di lingkungan
Keraton Yogyakarta.

Menurut sejarahnya, Tari Serimpi ini sudah ada sejak masa kejayaan kerajaan Mataram pada
pemerintahan Sultan Agung. Saat itu tarian ini merupakan salah satu tarian yang sakral, yang
hanya dipentaskan di dalam lingkungan Keraton untuk acara kenegaraan dan peringatan
kenaikan tahta Sultan. Karena sifatnya yang sakral, penari yang di gunakan juga merupakan
penari yang sudah terpilih oleh keluarga Kerajaan. Namun setelah Kerajaan Mataram pecah
menjadi dua yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan surakarta, tarian ini mulai mengalami
perubahan dalam segi gerakan walaupun inti dari tarian ini masih sama.

Tari Serimpi ini dari masa ke masa telah mengalami berbagai pengembangan, diantaranya dari
segi durasi dan pakaian yang dikenakan. Selain itu tarian ini juga tergolong menjadi beberapa
jenis. Di Yogyakarta sendiri Tari Serimpi terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya, Serimpi

17
Babul Layar, Serimpi Dhempel, dan Serimpi Genjung. Di Kesunanan surakarta terbagi menjadi
Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan. Selain itu bentuk Tari Serimpi lainnya adalah
Tari Serimpi renggawati. Pada Tari Serimpi renggawati dipentaskan oleh lima orang, tidak
seperti Tari Serimpi pada umumnya yang dipentaskan oleh empat orang.

Bentuk kreasi baru dari Tari Serimpi Yogyakarta ini diantaranya adalah Tari Pondelori dan
Among beksa. Pada kreasi Tari Serimpi Pondelori ini bertemakan sebuah pertengkaran dua
orang dewi yang memperebutkan cinta seorang pangeran. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh
empat orang yang di bagi dua dan memerankan dua dewi tersebut. Sedangkan Among baksa
dipentaskan oleh delapan orang penari dengan mengambil tema menak. Selain itu ada juga Tari
Serimpi Cina dan Tari Serimpi Pramugrari. Pada Tari Serimpi cina biasanya menggunakan baju
khas orang cina. Dan pada Tari Serimpi pramugrari menggunakan pistol yang di gunakan untuk
properti menarinya.

Dalam pertunjukannya, penari menari dengan lemah gemulai dengan gerakan yang sangat pelan
mengikuti iringan Gamelan. Selain itu setiap gerakan dalam tarian ini tentunya mengandung arti
khusus. Gerakan dalam Tari Serimpi ini didominasi oleh gerakan tangan, kaki, dan kepala.
Dalam pertunjukannya penari menari dengan gerakan yang lembut dengan memainkan selendang
yang di ikat di pinggangnya.

Selain dengan keindahan tarian yang bergerak lemah lembut, penari juga terlihat cantik dengan
busana yang di kenakannya. Pada jaman dahulu busana yang digunakan dalam tarian ini adalah
pakaian pengantin putri Yogyakarta. Namun seiring dengan perkembangannya, busana yang
digunakan saat ini biasanya menggunakan baju tanpa lengan pada bagian atas dan kain jarik
(kain batik bermotif) pada bagian bawah. Pada bagian atas menggunakan rambut gelungan yang
dihiasi dengan bunga dan hiasan kepala bulu burung kasuari. Penari juga di hiasi dengan
beberapa aksesoris seperti kalung, gelang, dan anting. Selain itu tidak lupa selendang yang di
kenakan di pinggang untuk menari dan keris yang diselipkan di bagian depan menyilang kekiri.
Penari di rias dengan tata rias khas jawa yang menambah kecantikan para penari serimpi.

Dalam pertunjukan Tari Serimpi ini diiringi dengan gamelan khas dari Yogyakarta. Pada saat

18
penari keluar dan masuk, penari diiringi gending sabrangan. Setelah penari menari diiringi
dengan gendhing ageng atau gendhing tengahan yang kemudian di lanjutkan gendhing ladrang.
Pada saat adegan perang diiringi dengan ayak – ayakan dan srebengan.

Walaupun dulunya merupakan tarian sakral yang hanya ditampilkan di dalam Keraton
Yogyakarta saja, namun Tari Serimpi ini mulai dikenalkan ke masyarakat luas. Dalam
perkembangannya, tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu
besar dan acara budaya di Yogyakarta. Sampai sekarang pun Tari Serimpi ini juga tetap
dianggap salah satu kesenian pusaka Kesultanan Yogyakarta.

Legenda Tari Serimpi muncul pertama kali di masa kejayaan Kerajaan Mataram yang diperintah
oleh Sultan Agung (1613-1646). Tarian ini hanya dipentaskan dalam lingkungan kraton sebagai
acara ritual kenegaraan sampai peringatan naik takhta sultan. Kerajaan Mataram terpecah

19
menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta pada tahun 1775.
Di Kesultanan Yogyakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Serimpi Babul Layar,
Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Di Kesultanan Surakarta, tarian Serimpi digolongkan
menjadi 2 yaitu Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan. 
Macam-macam Tari Serimpi :

1. Tari Serimpi Cina


Salah satu jenis tari putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ada kekhususan
pada tari Serimpi cina, yaitu busana para penari menyesuaikan dengan pakaian cina.

2. Tari Serimpi Padhelori


Diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VI dan VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini
berupa pistol dan cundrik. Membawakan cerita petikan dari Menak, ialah perang tanding Dewi
Sirtu Pelaeli dan dewi Sudarawerti. Tari Serimpi Padhelori mempergunakan lagu pengiring
utama Gending Pandhelori.

3. Tari Serimpi Pistol


Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku
Buwana VII. Kekhususan tarian ini terletak pada properti yang digunakan yaitu pistol.

4. Tari Serimpi Merak Kasimpir


Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku
Buwana VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini berupa pistol dan jemparing. Gending
yang dipergunakan untuk mengiringi tari Serimpi Merak Kasimpir adalah Gending Merak
Kasimpir.

5. Tari Serimpi Renggawati


Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku
Buwana V. Penari Serimpi Renggawati berjumlah 5 orang. Membawakan cerita petikan dari
Angling Darmo yang magis, dengan menggunakan tambahan properti sebatang pohon dan seekor
burung mliwis putih.

20
6. Tari Serimpi Pramugari
Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, merupakan hasil ciptakan Sultan Hamengku
Buwana VII. Tarian ini menggunakan properti pistol. Gending yang dipergunakan untuk
mengiringi tari Serimpi Pramugrari adalah Gending Pramugrari.

7. Tari Serimpi Sangopati


Tarian ini dimainkan oleh dua orang penari wanita. Tarian srimpi sangopati karya Pakubuwono
IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta
Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi Sangopati kata sangapati itu sendiri
berasal dari kata sang apati, sebuah sebutan bagi calon pengganti raja. Tarian ini melambangkan
bekal untuk kematian (dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda.

8. Tari Serimpi Anglirmendhung


Menurut R.T. Warsadiningrat, Anglirmedhung ini digubah oleh K.G.P.A.A.Mangkunagara I.
Semula terdiri atas tujuh penari, yang kemudian dipersembahkan kepada Sinuhun Paku Buwana.
Tetapi atas kehendak Sinuhun Paku Buwana IV tarian ini dirubah sedikit, menjadi Srimpi yang
hanya terdiri atas empat penari saja.

9. Tari Serimpi Ludira Madu


Tari Srimpi Ludira Madu ini diciptakan oleh Paku Buwono V ketika masih menjadi putra
mahkota Keraton Surakarta dengan gelar sebutan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom.Tarian
ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercinta yang masih keturunan Madura, yaitu putri
Adipati Cakraningrat dari Pamekasan. Ketika sang ibu meninggal dunia, Pakubuwono V masih
berusia 1 ½ tahun , dan masih bernama Gusti Raden Mas Sugandi. Jumlah penari dalam tarian
ini adalah 4 orang putri. Dalam tarian ini digambarkan sosok seorang ibu yang bijaksana dan
cantik seperti jelas dituliskan pada syair lagu Srimpi Ludira Madu. Nama Ludira Madu diambil
dari makna Ludira Madura yang berarti "Darah/ keturunan Madura"

         

21
BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berati akal atau pikiran.
Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan dibatasi hanya pada hal-halyang indah ( seperti candi,
tari-tarian, seni rupa, seni suara, kesusasteraan, danf ilsafat ). Sedangkan dalam ilmu antropologi
jauh lebih luas sifat dan ruang lingkupnya. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah
keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil hasil karya manusia dalam kehidupan
masyarakat yang di jadikan milik diri manusia dengan belajar. Adapun dalam bahasa inggris
budaya disebut culture, yang berati mengubah alam atau mengerjakan tanah,dalam hal ini maka
istilah tadi diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusiauntuk mengolah dan mengubah
alam.

            Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan kedalam tiga wujud, ( Taufiq Rahman
Dhohiri,dkk,2003 : 161) yaitu: kebudayaan sebagai ide atau gagasan yang bersifat abstrak,
karena hanya terdapat dalam alam pikiran manusia. Kebudayaan sebagai kompleks tingkah
laku atau perbuatan manusia. Kebudayaan sebagai kompleks hasil perbuatan manusia, yang pada
umumnya berwujud benda-benda, sehingga disebut kebudayaan material.

            Nilai budaya itu bersifat sangat umum, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan
sulit di terangkan secara rasional dan nyata. Namun justru karena sifatnya umum, luas, dan tidak
kongkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional
dari alam jiwa individu yang menjadi warga masyarakat kebudayaan yang bersangkutan.

            Secara umum fungsi kebudayaan adalah sebagai pedoman dan pengarah hidup bagi
manusia, sehingga ia mengerti bagaimana harus bertindak, bersikap, berperilaku, baik secara
individu maupun kelompok. Pedoman hidup yang dimaksud adalah cara manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya baik kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, maupun kebutuhan psikologis yang
berpedoman pada kebudayaan yang sudah ada. Jika di dalam kehidupan masyarakat tidak 
berpedoman kepada kebudayaan maka akan menimbulkan guncangan-guncangan sosial.

22
B.     Saran

            Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai kebudayaan yang universal,sudah
sepatutnya kita sebagai warga negara yang baik harus dapat tetap melestarikan kebudayaan yang
kita miliki dengan menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila sebagai filter
terhadap kebudayaan luar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Fungsi dan Hakekat Kurikulum. www. unsilster.com.

Priechieliapa, Vera. 2013. Fungsi Kebudayaan bagi Mayarakat. www.


verapriechieliapa.blogspot.com

Admin. 2013. www. repository.usu.

Admin. 2013. Kebudayaan. http://id.scribd.com/ HAKIKAT, FUNGSI, UNSUR KEBUDAYAAN DAN


PRANATA DALAM MASYARAKAT

Miftakhul, Fitri. Hakikat Kebudayaan. 2012.http://ftahul.blogspot.co.id/2012/11/hakikat-


kebudayaan_6.html 

Wulandari. Tugas Pendidikan Multikultural. 2014.

http://wulandari24594.blogspot.co.id/2014/06/makalah-pembahasan-hakekat-kebudayaan.html 

24

Anda mungkin juga menyukai