Anda di halaman 1dari 21

STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Pembelajaran IPS Di SD/MI
Dosen Pengampu : Muhammad Kaulan Karima, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok I :


Sem V / PGMI-2
1. Erin Nadiyah
2. Ning Putri Nurida Hayani Barus
3. Pipi Daiyana Indah Lestari
4. Putri Anggraini
5. Satma Dewi
6. Sauma Sari
7. Supriyani Ritonga

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, karena berkat Rahmat dan
Karunianya saya dapat menyelesaikan Makalah Pembelajaran IPS ini dengan tepat
waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah
saw, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Di kesempatan kali ini
kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Muhammad Kaulan Karima,
M.Pd yang telah memberikan arahan dan bimbingannya kepada kami, selaku
dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran IPS di SD/MI serta pihak-pihak lain
yang terkait dalam proses pembuatan makalah kelompok yang berjudul “Strategi
Pembelajaran Siswa Aktif”
Kami sadar dalam penyusunan makalah kelompok ini masih banyak
kesalahan sehingga hasil yang diperoleh masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi.Harapan kami semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kami selaku penyusun, para pembaca, dan semua
pihak masyarakat.

Medan, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Tujuan Strategi Pembelajaran Siswa Aktif...........................2

B. Jenis – Jenis Strategi Pembelajaran Siswa Aktif.............................................4

C. Proses Strategi Pembelajaran Siswa Aktif.......................................................7

D. Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Siswa Aktif................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................17

B. Saran...............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh manusia yang satu
dengan lainnya dalam lingkungan. Agar proses belajar berjalan secara optimal,
perlu didukung oleh motivasi yang kuat pada diri siswa sehingga apa yang
dipelajari hendaknya dirasakan sebagai sesuatu yang sesuai dengan minat dan
kepentingannya. Dilain pihak guru dalam mengajar hendaknya tetap
memperhatikan karakteristik anak didik, karena itu suasana proses belajar
mengajar harus selalu menyenangkan, menarik, tidak membosankan, mendorong
anak didik untuk berbuat dan berkreasi sehingga terjadi pengembangan potensi
anak didik.
Sehubungan dengan itu, kegiatan belajar mengajar bukanlah merupakan
proses pemaksaan dimana peserta didik harus mengikuti apa yang guru inginkan
akan tetapi guru yang harus mengidentifikasi kepada semua yang berhubungan
dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Guru harus melakukan proses
pembinaan dan pengembangan terhadap seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta
didik. Oleh karena itu guru perlu memahami dan menentukan strategi belajar yang
tepat dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan kali ini
penulis akan memaparkan penjelasan mengenai salah satu strategi yang tepat
untuk digunakan dalam proses pembelajaran yaitu strategi pembelajaran siswa
aktif (active learning).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan dari strategi pembelajaran siswa aktif?
2. Apa jenis - jenis strategi pembelajaran siswa aktif?
3. Bagaimana proses pembelajaran siswa aktif?
4. Bagaimana implikasi dari penerapan strategi pembelajaran siswa aktif?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari strategi pembelajaran siswa aktif.
2. Mengetahui jenis - jenis strategi pembelajaran siswa aktif.
3. Mengetahuiproses pembelajaran siswa aktif.
4. Mengetahui implikasi dari strategi pembelajaran siswa aktif.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Tujuan Strategi Pembelajaran Siswa Aktif


1. PengertianStrategi Pembelajaran Siswa Aktif
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Di
dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut dsering digunakan secara
bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita (1995) istilah strategi
secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan strategi pembelajaran
diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang digunakan guru untuk
membawa siswa dalam suasana tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya.1

Menurut Mulyasa strategi pembelajaran yaitu strategi yang digunakan


dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan dan tanya jawab,
sertakegiatan lain yang dapat mendorong pembentukkan kompetensi peserta
didik.Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikanlingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik.2

Zaini dkk, mengemukakan pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran


yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Melalui pembelajaran aktif,
peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran tidak
hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Melalui cara ini siswa akan merasakan
suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.     

Menurut Suprijono pembelajaran aktif adalah proses belajar yang


menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas
yang dihadapinya. Adapun menurut Hartono pembelajaran aktif (active learning)
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki

1
Suryadi, Strategi Pembelaaran Pendidikan Karakter,( Jakarta : Rosdakarya,2012),hlm.25
2
Mulyasa,E,Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2004),hlm.241

2
oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.3

Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat kami simpulkan bahwa


pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai
macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan agar perhatian siswa tetap
tertuju pada proses pembelajaran.Anak didik merupakan individu yang berbeda
satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang
lain. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai
hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki. Dengan demikian strategi pembelajaran aktif merupakan metode
pembelajaran dimana siswa diajak serta aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Tujuan Strategi Pembelajaran Siswa Aktif


Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih
dahulu harus dirumuskan dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai
indikator keberhasilan pembelajaran. Peranan tujuan ini sangat penting, karena
merupakan sasaran dari proses pembelajaran. Tujuan ini dasarnya merupakan
rumusan perilaku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa
setelah ia menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran.4
Adapun beberapa tujuan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan individualnya
sehingga dapat mengatasi permasalahannya dengan terobosan solusi
alternatif.
b. Untuk membantu proses belajar mengajar sehingga pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan cara terbaik.
c. Untuk membantu menemukan, menguji, dan menyusun data yang
dibutuhkan dalam upaya pengembangan disiplin suatu ilmu.

3
Http//eprints.umsida.ac.id
4
Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Larning Itu Perlu, (Bogor: Ghalia
Indonesia,2002), hlm.22

3
d. Untuk memudahkan proses pembelajaran dengan hasil yang baik
sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
e. Untuk menghantarkan sebuah pembelajaran ke arah yang ideal dengan
tepat, cepat, dan sesuai dengan yang diharapkan.
f. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dalam suasana menyenangkan
dan penuh motivasi sehingga materi pembelajaran lebih mudah
dimengerti oleh siswa.5

Jadi setiap penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar


mengajar tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh sorang pendidik.
Adapun menurut Gagne dalam The Conditions of learning and Theory of
Instruction, tujuan strategi pembalajaran dapat dijabarkan anatara lain sebagai
berikut :
a. Mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif
Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang dalam konteks ini
adalah suatu konsep yang berbeda dalam pikiran manusia yang sifatya
tersembunyi, tidak dalam dunia empiris. Pengoptimalan aspek afektif akan
membantu membentuk siswa yang cerdas sekaligus memiliki sikap positif
dan secara motorik terampil. Ini yang diharapkan dapat dihasilkan dari
penggunaan strategi pembelajaran secara aktif.
b. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terkadang siswa bersifat pasif sehingga
hanya memperoleh kemapuan intelektual (kognitif) saja. Idealnya, sebuah
proses pembelajaran menghendaki hasil belajar yang seimbang antara aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika berpasrtisipasi aktif dalam
pembelajaran, siswa akan mencari sendiri pengertian dan membentuk
pemahamannya sendiri dalam pikiran mereka.6

Dengan demikian, jelas bahwa penetapan tujuan strategi dalam suatu proses
pembelajaran merupakan aspek penting yang akan menentukan terhadap kualitas
dan keberhasilan pembelajaran, karena segala aktivitas guru dan siswa mestilah

5
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan : Matagraf Yogyakarta,2017),
hlm.93-94
6
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), hlm.30

4
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Aktifitas siswa belajar di kelas terwujud
bila terjadi interaksi antar warga kelas.  Hubungan timbal balik antar warga kelas
yang harmonis dapat merangsang terwujudnya masyarakat kelas yang gemar
belajar. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa belajar dapat dilakukan
dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis antar warga di dalam
kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas melihat dan merasakan
bahwa kegiatan belajar tersebut sebagai sarana memenuhi kebutuhannya. Dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran.

B. Jenis – Jenis Startegi Pembelaajaran Siswa Aktif


1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal.Strategi pembelajaran ekspositori merupakan
salah satu dari macam-macam pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada guru. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan yang sangat
penting atau dominan dalam strategi ini.Dalam sistem ini guru menyajikan
dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap
sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan
teratur.

2. Strategi Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual atau  Context Teaching Learning (CTL)
adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antar
materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana
dan sumber belajar yang memadai.7

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)


7
Http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2017/10/sbm-d-8-c-macam-macam-strategi.html?m=1

5
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah. Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM
bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman,
belajar bukan hanya merupakan proses menghafal sejumlah ilmu dan fakta,
tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan
lingkungannya.8
4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa.
Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada
siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep
yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa.Model strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada
pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau
pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.9

5. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)


Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku
yang berbeda (heterogen).Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok
tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.10
8
Lefudin, Belajar Dan Pembelajaran Dilengkapi Model, Strategi, Pendekatan Dan Metode
Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2017), hlm.235
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2007), Hal. 126
10
Chomaidi,dkk, Pendidikan Dan Pengajaran Strategi Pembelajaran Di Sekolah (Jakarta :
Gramedia, 2018), Hal. 250-251

6
6. Strategi Pembelajaran Afektif (SPA)
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi
pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai
(value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul
dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

7. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)


Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang
ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui tanya jawab antara
guru dan siswa.Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari
pendekatan yang berorientasi pada siswa. SPI merupakan strategi yang
menekankan kepada pembangunan intelektual anak. Ada beberapa hal yang
menjadi utama strategi pembelajaran inkuiri:
a. Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek
belajar.
b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
d. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh guru.
e. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.11

Jadi dapat kami simpulkan bahwa semua jenis strategi yang telah kami
paparkan diatas merupakan strategi pembelajaran yang menekankan keaktifan
11
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruksivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), hal.136-137

7
siswa dalam proses belajar, setiap strategi pastinya memiliki kelebihan maupun
kekurangan masing – masing. Menurut penulis strategi pembelajaran aktif yang
cocok digunakan di Sekolah Dasar adalah Pembelajaran Kooperatif karena dalam
pembelajaran kooperatif ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, sehingga
membantu siswa yang kurang paham dalam pembelajaran dengan bertanya
dengan teman sekelompoknya atau berdiskusi tentang materi yang kurang
dimengerti. Karena mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif ini
menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois. Manfaat dalam
Strategi pembelajaran kooperatif ini yaitu :

1. Dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran


2. Hasil belajar siswa meningkat
3. Siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
berkembangnya keterampilan sosial,
4. Siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dengan
temannya,
5. Siswa mempunyai banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan,
6. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat,
7. Dapat mengurangi kacamasan siswa(kurang percaya diri),
8. Meningkatkan motivasi,
9. Serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Ada baiknya juga jika strategi pembelajaran jenis kooperatif ini dipadukan
dengan strategi pembelajaran siswa aktif jenis lainnya juga tetapi guru harus
benar – benar mempertimbangkan strategi mana yang cocok dipadukan.

C. Proses Strategi Pembelajaran Siswa Aktif


Pembelajaran aktif sebagai suatu model memiliki strategi, siasat, atau kiat-
kiat untuk mencapai tujuannya. Strategi itu antara lain sebagai berikut:
1. Terpusat pada siswa (student centered), sebagai upaya meninggalkan dan
menghindari strategi lama yang telah mapan, yaitu pembelajaran yang
terpusat pada guru atau lebih tepat bila disebut pembelajaran yang

8
didominasi oleh guru (teacher centered), bahkan terpusat pada lembaga,
demi kepentingan lembaga atau sekolah atau penyelenggara pendidikan
(institution centered).
2. Terkait dengan kehidupan nyata artinya apa yang dipelajari itu harus dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan nyata di masyarakat, untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, bersifat fungsional, kontekstual.12
3. Diferensiasi artinya memberikan layanan yang berbeda untuk anak yang
memiliki kemampuan berbeda, tidak menyamaratakan, memperlakukan
sama untuk anak-anak yang berbeda atau bersifat klasikal semata, tetapi
juga bukan memberi perlakuan berbeda untuk anak yang memiliki bakat
dan kemampuan yang sama (tidak membeda-bedakan atau diskriminasi).
4. Menjadikan lingkungan sebagai media dan/atau sumber belajar, dengan
demikian menjadi fungsional. Lingkungan menjadi media pembelajaran
mana kala lingkungan itu berfungsi sebagai menghantarkan pesan-pesan,
sebagai pengantara, penyalur pesan, yang mampu merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan keinginan, sedangkan lingkungan sebagai sumber
pembelajaran bilamana lingkungan itu sendiri sebagai hal yang sedang
dipelajari.
5. Mengembangkan berpikir tingkat tinggi, dengan mengaktifkan siswa
melakukan analisis, menyimpulkan, dan mengevaluasi hal-hal yang
sedang dipelajari; bukan sekedar diberitahu, mendengarkan ceritanya,
kemudian menghafal.
6. Memberikan umpan balik, misalnya guru memberi tanggapan atas
permasalahan siswa, mengembalikan hasil ulangan/ujian kepada siswa
bahkan mengevaluasi dan memberikan solusi serta tindak lanjut.13

Jadi kita sebagai calon pendidik atau pendidik harus memahami serta
menguasai betul strategi-strategi yang akan kita gunakan saat akan menyampaikan
materi didalam kelas, agar materi yang kita sampaikan itu dapat diterima dengan
baik oleh peserta didik, maka kita harus memilih strategi atau siasat apa yang

12
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan : Matagraf
Yogyakarta,2017), hlm.110
13
Soegeng Ysh, dkk, Pengembangan Sistem Pembelajaran (Semarang : IKIP PGRI Semarang
Press, 2012), hlm.55-56

9
cocok dalam pembelajaran tersebut, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang kita inginkan.

Proses Strategi Pembelajaran Aktif juga dapat dilakukan dengan beberapa


strategi ataupun metode sebagai berikut :

1. Reading Guide
Pembelajaran yang dilakukan berbasis bacaan (teks). Agar proses
membaca ini bisa efektif, maka guru memberikan pedoman (guide) membaca.
Pedoman ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa
berdasakan isi bacaan (teks), bisa berisi tugas-tugas yang harus dilakukan
siswa dalam pembelajaran.
Prosedur penggunaan reading guide:
a. Berilah siswa teks atau bacaan yang harus mereka pelajari, akan lebih
baik lagi apabila ditunjukkan halamannya.
b. Mintalah peserta didik untuk membaca teks(bacaan) secara individual,
kemudian membuat resum mengenai topik-topik penting yang ada
dalam bacaan tersebut (berbentuk pointers).
c. Diskusikan topik-topik penting hasil temuan siswa, dan nyatakan
bahwa ada sejumlah topik itu memang penting namun ada pula yang
tidak penting.
d. Selanjutnya guru membagikan memberikan lembaran pedoman belajar
dalam memahami teks (bacaan), biasanya berbentuk pertanyaan.
e. Para siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam
lembar pedoman tersebut.
f. Diskusikan jawaban-jawaban siswa tersebut.

2. Info Search
Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di
luar kelas, keluar dari kungkungan tembok dan dinding kelas, yang terkadang
terasa sumpek dan penuh aturan. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet,
mencari jurnal, dan sumber-sumber belajar yang lain.
Prosedur penggunaan info search:
a. Bagilah siswa dalam kelompok-kelompok kecil, sekitar 2 atau 3 orang.

10
b. Berilah masing-masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa
dicari jawabannya di tempat-tempat yang sudah ditunjukkan guru.
c. Pertanyaan atau tugas yang diberikan sebaiknya disandarkan pada
beberapa buku (literatur).
d. Kelompok mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan, dan sekitar
30 menit sebelum habis jam pelajaran mereka harus kembali masuk ke
dalam kelas.
e. Di kelas, masing-masing kelompok melaporkan hasil belajarnya dalam
mencari informasi di berbagai sumber belajar tersebut.
f. Diskusikan temuan-temuan kelompok tersebut.

1.  Student Created Case Study


Studi kasus merupakan salah satu di antara sekian metode pembelajaran
yang dianggap sangat baik. Satu tipe diskusi kasus memfokuskan isu
menyangkut suatu situasi nyata atau contoh yang mengaharuskan siswa untuk
mengambil tindakan, menyimpulkan manfaat yang dapat dipelajari dan cara-
cara mengendalikan.
Prosedur penggunaan Student Created Case Study:
a. Bagi kelas menjadi pasangan-pasangan atau trio. Ajaklah mereka
menegmbangkan sebuah studi kasus dan sisa kelas dapat menganalisis
dan mendiskusikan.
b. Jelaskan bahwa tujuan studi kasus adalah mempelajari topik dengan
menguji situasi nyata atau contoh yang merefleksikan topik.
c. Berikan waktu yang cukup bagi setiap pasangan atau trio untuk
mengembangkan kasus atau isu untuk didiskusikan atau suatu problem
untuk dipecahkan, yaitu suatu masalah yang relevan dengan materi
pembelajaran.
d. Kemudian setiap pasangan membuat rangkuman studi kasus, secara
khusus detail kejadian yang mengarah pada pemecahan masalah.
e. Ketika studi kasus selesai, mintalah kelompok-kelompok agar
mempresentasikan kepada kelas.14
2. Students Questions Have
14
Hamruni,Strategi Pembelajara,(Yogyakarta : Insan Madani, 2011),hlm.160-161

11
Strategi ini merupakan cara yang mudah untuk mempelajari tentang
keinginan dan harapan siswa. Cara ini menggunakan sebuah teknik
mendapatkan partisipasi melalui tulisan daripada lisan atau percakapan.
Prosedur penggunaan Students Questions Have:
a. Bagikan kartu kosong pada setiap siswa.
b. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki
tentang pembelajaran yang sedang dipelajari.
c. Putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan
pada pesrta berikutnya, siswa harus membacanya dan memberikan tanda
centang pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan yang disetujui.
d. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta berarti telah membaca
seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Selanjutnya, mengidentifikasi
pertanyaan mana yang memperoleh suara terbanyak. Jawab  masing-
nasing pertanyaan tersebut dengan mengembangkan diskusi kelas.
e. Panggil juga beberapa peserta untuk berbagi pertanyaan secara sukarela,
sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
f. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang
mungkin dijawab oleh guru pada pertemuan berikutnya.15

3. Point-Counterpoint
Strategi ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi
dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang
kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan, namun tidak
terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur penggunaan Point-Counterpoint:
a. Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua perspektif (sudut pandang)
atau lebih.
b. Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah perspektif
yang telah ditetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan
mendiskusikan alasan-alasan yang melandasi sudut pandang masing-

15
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,(Semarang: Rasail Media Group,
2011),hlm.89

12
masing tim. Doronglah mereka bekerja dengan patner tempat duduk atau
kelompok-kelompok inti yang kecil.
c. Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap
kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok.
d. Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta
didik mempunyai kesempatan menyampaikan sebuah argumen yang sesuai
dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan didkusi tersebut, dengan
bergerak secara cepat maju mundur diantara kelompok-kelompok.
e. Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana
anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.
4. Listening Team
Strategi ini merupakan sebuah cara membantu peserta didik agar tetap
terfokus dan siap selama suatu pelajaran mengikuti pembelajaran yang
berlangsung. Startegi listening team ini menciptakan kelompok-kelompok
kecil yang bertanggungjawab menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan
posisinya masing-masing.
Prosedur penggunaan Listening Team:
a. Bagilah peserta didik menjadi empat tim, dan berilah tim-tim itu tugas-
tugas misal tim A sebagai penanya, tim B sebagai kelompok yang
setuju atas sebuah materi pembelajaran, tim C sebagai kelompok tidak
setuju, tim D sebagai kelompok pemberi contoh atas materi yang
dipelajari.
b. Sampaikan materi pembelajaran berbasis ceramah. Setelah selesai,
berilah tim waktu beberapa saat untuk mendiskusikan tugas-tugas
mereka.
c. Persilahkan tiap-tiap tim untuk bertanya, menyepakati, menyanggah,
memberi contoh, dan sebagainya. Strategi ini akan memperoleh
partisipasi peserta didik yang mencengangkan lebih daripada yang
pernah dibayangkan.16
5. Card Sort (Sortir Kartu)

16
Http//EJournalRadenintan.ac.id

13
Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang objek atau
mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan Hsik yang dominan
dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan.
Prosedur Penggunaan Card Sort:
a. Setiap siswa/mahasiswa diberi potongan kertas yang berisi informasi
atau contoh yangtercakup dalam satu atau lebih kategori.
b. Mintalah siswa/mahasiswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam
kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. (Anda
dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan
siswa/mahasiswa menemukannya sendiri).
c. Siswa/mahasiswa dengan kategori yang sama diminta
mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.
d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-
poin penting terkait materi perkuliahan.
6. The Power Of Two (Kekuatan Dua Kepala)
Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran
kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang.
Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih baik daripada
berpikir sendiri.
Prosedur PenggunaanThe Power Of Two:
a. Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan
pemikiran.
b. Siswa/mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut secara individual.
c. Setelah semua siswa/mahasiswa menjawab dengan lengkap semua
pertanyaan, mintalah mereka untuk berpasangan dan saling bertukar
jawaban satu sama lain serta membahasnya.
d. Mintalah pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk
setiap Pertanyaan, sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka.

14
e. Ketika semua pasangan sudah menulis jawaban-jawaban baru,
bandingkan jawaban setiap pasangan di dalam kelas.17

Dengan demikian Proses Strategi Pembelajaran Aktif diatas pada


hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif saat pembelajaran berlangsung.
Terdapat banyak strategi namun yang tidak semua dipaparkan. Strategi secara
lengkap meliputi :Iguiring Minds What to Know (Membangkitkan Rasa ingin
Tahu), Listening Team (Tim Pendengar), Guedied Note-taking (Membuat Catatan
Terbimbing), Tecture Bingo (Memberi ala Binggo), Synetrgetic Teaching
(Pengajaran Bersinergi), Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing), Meet The
Gueist (Mengundang Pembicara Tamu), Acting Out (Memerankan Prosedur),
What's My Line (Apa Teman Saya), VideoCritic (Membahas Program Video),
Active Debate (perdebatan Aktif), Two Meeting (Rapat Kota), Theree-stage
Fishbowl Decision (Diskusi Tiga Tahap Ala Fishbowl), Expanding Panel
(Memperluas Panel), Point Counterpoint (Saling Beradu Pendapat), Reading
Aloud (Membaca Keras), Information Search (Pencarian Informasi), The Study
Grup (Kelompok Belajar), Card Sort (Memilah dan Memilih Kartu), Learning
Taurnament (Turnament Belajar), The Power Of Two (Kekuatan Berdua), Quiz
Team (Menguji Tim), Group To Group (Pertukaran), Jigsaw Learning (Belajar
Jigsaw) dan lain sebagainya.

D. Implikasi Penerapan Strategi Pembelajaran Siswa Aktif


Degeng mengatakan (1989) mengatakan bahwa implikasi strategi
pembelajaran, yaitu menyediakan pilihan tugas yang beragam, menyediakan
balikan bahwa siswa telah menguasai apa yang dipelajari, menyediakan waktu
yang cukup bagi siswa dalam mengerjakan tugas ,memberikan tes dengan waktu
yang relatif fleksibel, menyediakan peluang bagi siswa untuk melakukan
perbaikan, melibatkan pengalaman-pengalaman konkret. Strategi belajar
seseorang akan menentukan kualitas proses dan dan hasil belajarnya.18
Eka Yusnaldi, Potret Baru Pembelajaran IPS, (Medan: Perdana Publishing, 2019), hlm.47-48
17

Harjali, Penataan Lingkungan Belajar, strategi untuk guru dan sekolah,(Malang : Seribu
18

Bintang. 2019),hlm. 114

15
Aktifitas siswa belajar di kelas akan terwujud bila terjadi interaksi antar
warga kelas.  Boakes dalam Mar’at (1984) menyatakan bahwa di dalam interaksi
ada aktifitas yang bersifat resiprokal (timbal balik) dan berdasarkan atas
kebutuhan bersama, ada aktifitas daripada pengungkapan perasaan, dan ada
hubungan untuk tukar-menukar pengetahuan yang didasarkan take and give, yang
semuanya dinyatakan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan.Lebih lanjut,
Syamsu Mappa dan Anisa Basleman (1994) menyatakan hubungan timbal balik
antar warga kelas yang harmonis dapat merangsang terwujudnya masyarakat kelas
yang gemar belajar. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa belajar dapat
dilakukan dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis antar warga
di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas melihat dan
merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut sebagai sarana memenuhi
kebutuhannya. Silberman (2006) menyatakan kebutuhan akan rasa aman harus
dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya kebutuhan untuk mencapai sesuatu,
mengambil resiko, dan menggali hal-hal baru.19

Dapat disimpulkan bahwa strategi ini akan membawa pengaruh baik bagi
peserta didik maupun pendidik dimana peserta didik akan mampu mengetahui,
memahami, dan menerapkan materi pelajaran, peserta didik terbiasa menjadi
siswa yang aktif dan bukan pasif. Peserta didik dituntu untuk kreatif serta inovatif,
mendapatkan pengalaman dari pembelajaran yang dilaksanakannya. Tiga ranah
akan dicapai oleh peserta didik apabila strategi pembelajaran ini benar- benar
terealisasi dengan baik yairu ranah kognitif, afektiddan psikomotorik. Selain itu
bagi guru atau pendidik penerapan strategi pembelajaran ini akan memberikan
pengalaman buat guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, guru selain
sebagai fasilitator juga menjadi motivator dan inspirator buat peserta didik.

Imanuel Sairo Awang, Strategi Pembelajaran Tinjauan Umum Bagi Pendidik,(Kalimantan


19

Barat : PT STKIP Persada Khatulistiwa. 2018),hlm. 94

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran dimana siswa
diajak serta aktif dalam proses belajar mengajar. Tujuan ini pada dasarnya
merupakan rumusan perilaku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki
siswa setelah ia menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran, baik
itu kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Jenis-jenis strategi pembelajaran siswa aktif antara lain Strategi
Pembelajaran Ekspositori, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah, Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir, Strategi Pembelajaran
Kooperatif, Strategi Pembelajaran Afektif, Strategi Pembelajaran Kontekstual,
dan Strategi Pembelajaran Inkuiri.
Proses Strategi Pembelajaran Aktif juga dapat dilakukan dengan beberapa
strategi ataupun metode sepertiThe Power of Two, Reading Guide, Info Search,
Index Card Match, Everyone is A Teacher Here, Student Created Case Study,
Point-Counterpoint, Students Questions Have, Listening Team, dan Card Sort.
Implikasi penerapan strategi pembelajaran siswa aktif ini yaitu adanya
perubahan tingkah laku bagaimana yang diinginkan sebagai hasil dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan, baik mengembangkan kemampuan kognitif
peserta didik, afektif, psikomotorik serta pembelajaran mengarah kepada lima
domain hasil belajar yang mampu menyediakan lingkungan belajar yang kondusif
bagi pengembangan potensi siswa.

B. Saran
Dalam makalah yang kami buat ini, kami memahami bahwasannya
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga dengan ini
sekiranya pembaca dapat memaklumi dan memberi saran dan masukan, dan
semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan bagi pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.


Harjali. 2019. Penataan Lingkungan Belajar, Strategi untuk Guru dan Sekolah.
Malang : Seribu Bintang.
Http//eprints.umsida.ac.id
Http//EJournalRadenintan.ac.id
Http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2017/10/sbm-d-8-c-macam-macam-

strategi.html?m=1

Ismail. 2011. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:


Rasail Media Group.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik
dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustakim, Zaenal. 2017.Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
Matagraf Yogyakarta.
Rusmono. 2002. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sairo Awang, Imanuel. 2018.Strategi Pembelajaran Tinjauan Umum Bagi
Pendidik. Kalimantan Barat : PT STKIP Persada Khatulistiwa.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Soegeng Ysh, dkk. 2012.Pengembangan Sistem Pembelajaran. Semarang : IKIP
PGRI Semarang Press.
Suryadi. 2012. Strategi Pembelaaran Pendidikan Karakter. Jakarta : Rosdakarya.
Trianto. 2007.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruksivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
Wena, Made. 2013.  Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi
Aksara.
Yunsaldi, Eka. 2019. Potret Baru Pembelajaran IPS. Medan: Perdana Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai