Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

KONSELIN DALAM KEPERAWATAN

KELOMPOK 12 :
GUNAWAN ESOMAR (NH01160)
INDAH SARNITA (NH0118033)
JUSITA KRISTELINA (NH0118038)
MATHILDA SANDY (NH01180)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Konselin Dalam Keperawatan”.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas kuliah yang diberikan
oleh dosen mata kuliah Komunikasi Dalam KeperawatanII dan untuk memenuhi
kewajiban sebagai mahasiswa yakni mengumpulkan tugas tepat waktu. Yang
terpenting adalah agar penyusun dapat lebih mengerti mengenai Konselin Dalam
Keperawatan.
Ucapan terima kasih penyususn panjatkan kepada dosen matakuliah
Komunikasi Dalam Keperawatan II yang telah memberikan arahan dalam
penyusunan makalah ini. Dan juga kepada pihak-pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu penyusun menyelesaikan makalah ini.
Penyusun berharap semoga maka makalah ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri dan bagi pembaca. Kritik dan saran penyusun harapkan guna
penyempurnaan di masa yang akan datang.

Makassar, 15 Maret 2020

Penyusun
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konselin.........................................................................................
B. Karakteristik Konseling Dalam Keperawatan..................................................

C. Tujuan Dan Fungsi Konseling..........................................................................

D.Prinsip Dasar Ketrampilan Konseling...............................................................


E. Tehnik
Konseling...............................................................................................
F. Proses Konseling...............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................

B. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
i
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas pelayanan yang dilaksanakan perawat kepada klien tidak
hanya terbatas pada pelayanan pada aspek fisik, namun perawat juga
bertanggung jawab pada masalah-masalah psikis. Konselin merupakan salah
bentuk pelayanan keperawatan untuk membantu mengurangi atau
menyelesaikan masalah klien terutama masalah-masalah psikis dan
intlektual. Konselin merupakan wadah dan media bagi klien untuk
megeksplorasi perasaan, mengurangi beban perasaan, menambah
pengatahuan, dan membantu klien mensikapi masalah dengan baik dan
konstruksif. Perawat sebagi konselor dalam pelayanan keperawatan dituntut
mempunyai kemampuan yang lebih luas disertai dengan tehnik-tehnik
komunikasi baik agar pelayanan konselin yang dilaksanakan berlansung
efektif. (Priyanto, 2017)

Bimbingan dan konselin dalam bidan kesehatan dapat dispesifikkan


pada pemberian pelayanan kesehatan seperti perawat memberikan
bimbingan pada klien banyak membutuhkan bimbingan khusus atau proses
konselin. Dan pada beberapa kasus memebutuhkan perawat guna
mengemplementasikan solusi dari masalah tersebut, dengan demikian
seorang perwat dapat berperan sebagai konselor. bimbingan dan konselin ini
sangat bermanfaat untuk menurunkan bahkan menghilangkan kecemasan
klien. Dalam menjalani suatu pemeriklsaan atau tindakan pengobatan.
Perawat harus memperhatikan masalah psikososial klien yang sedang
menjalani perawatan penyakit disuatu balai pengobatan atau rumah sakit.
(Priyanto, 2017)
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Apa Pengertian Konseling Keperawatan ?
2. Apa Karakteristik Konseling Dalam Keperawatan ?
3. Apa Tujuan Dan Fungsi Konseling?
4. Apa Prinsip Dasar Ketrampilan Konseling ?
5. Bagaimana Tehnik Konseling ?
6. Bagaimana Proses Konseling ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian Konseling Keperawatan
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Karakteristik Konseling
Keperawatan
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Tujuan dan Fungsi Konseling
4. Untuk Mengatahui dan Memahami Prinsip Dasar Keterampilan
Konseling
5. Untuk Mengatahui dan Memahami Tehnik Konseling
6. Untuk Mengatahui Proses Konseling
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konselin
Dalam Bahasa inggris “counseling” diterjemahkan menjadi konseling.
Konseling merupakan bagian dari bimbingan. Menurut Dewa Ketut Sukardi
(2000:21) dalam bukunya Counseling Is The Heart Of Guadence menyatakan
bahwa layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan secara
keseluruhan. Bisa dikatakan bahwa konselin adalah inti kegiatan yang paling
penting dalam bimbingan. Oleh karena itu, konseling sangat memberi arti
pada bimbingan, dimana konselin merupakan suatu proses kegiatan yang
didalamnya terdapat seorang konselor dan konseli. Konselor berarti orang atau
individu yang berkompeten atau berwenang memberikan bantuan layanan
konselin, sedangkan konseli merupakan orang atau individu yang menerima
batuan konseling. (Priyanto, 2017)

Koseling adalah meliputi pemahaman terhadap hubungan individu untuk


mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang
unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk
mengapresiasikan ketiga hal tersebut.(Mundakir, 2019)

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui


wawancara oleh seorang konselor terhadap individu guna mengatasi suatu
masalah atau mengoptimalkan potensi yang dimiliki. (Mundakir, 2016)

Konseling keperawatan adalah bantuan yang diberikan perawat melalui


interaksi yang mendalam, dalam bentuk kesiapan perawat untuk menampung
ungkapan perasaan dan permasalahan klien (meliputi aspek kognitif, afektif,
behavioral, social, emosional, dan religius). Kemudian perawat sebagai
konselor berusaha keras untuk memberikan alternatif pemecahan masalah
4

untuk menjaga kestabilan emosi dan motivasi kllien (konseli) dalam


menghadapi masalah kesehatan. (Mundakir, 2016)

B. Karakteristik Konseling Dalam Keperawatan(Mundakir, 2016)


1. Bersifat pedagogis. Layanan konselin yang diberikan perawat merupakan
sarana untuk meningkatkan pengatahuan dan pendidikan bagi klien
terutama tentang masalah-masalah kesehatan.
2. Melihat potensi klien bukan kelemahan. Ketika klien (konseli)
mengungkapkan perasaan dan permasalahannya, konselor tidak
memandang sisi negative atau kelemahan yang dimiliki konseli namun
melihat dan mencari sisi-sisi positif yang dimiliki. Dengan menggali
potensi positif klien, konselor dapat membantu membangkitkan dan
mengembangkan potensi klien.
3. Menggembirakan klien. Proses konseling yang dilaksanakan dengan penuh
bersahabat dapat menumbuhkan perasaan nyaman bagi klien.perasaan
gembira menunjukan kllien nyaman dalam berinteraksi. Perasaan ini akan
sangat membantu proses konseling berjalan lancar dan lebih terbuka.
4. Bersifat humanistic-religius. Konselor memandang bahwa interaksi yang
dilakukan dengan klien merupakan tindakan yang harus menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, saling menghormati dan menghargai, menjaga
privasi klien serta memperhatikan nilai nilai moral dan keagamaan sebagi
solusi dalam mengatsi masalah klien.
5. Klien sebagai subyek memegan peranan dalam memutuskan tentang
dirinya. Tugas utama konselor adalah membantu mengurangi dan atau
memecahkan masalah konseli dengan menumbuhkan dan membangkitkan
potensi yang dimiliki klien. konselor membantu memberikan alternative
dan klien yang mempunyai hak dan wewenang membuat keputusan
tentang dirinya konselor hanya membantu.
5

C. Tujuan Dan Fungsi Konseling(Machfoedz, 2019)


1. Tujuan konseling
a. Self-actualization. Dilakukan untuk mengeksplorasi dan
mengembangkan potensi klien dan salah satu manefestasi potensi diri
adalah tercapainya aktualisasi diri. Seorang pasien akan merasa dapat
mengekspresikan aktualisasi dirinya apabila perawat atau petugas
kesehatan lainnya memberi kesempatan dengan tidak membatasi
potensi yang dimiliki klien.
b. Personal growth and personal development. Pertumbuhan dan
perkembangan individu dalam bersikap, berinteraksi, dan kecakapan
dalam pengambilan keputusan dalam menjalani hidup merupakan
bagian dari tujuan dilaksanakannya konseling. Klien atau keluarga
menjadi kopratif, lebih dewasa, lebih tenang dan mantap dalam
menghadapi masalah kesehatan yang dialami.
c. Okayness. Sikap menghargai orang lain, poeduli terhadap masalah dan
kebutuhan orang lain, menjaga hak dan privasi orang lain merupakan
aspek-aspek terwujudnya hubungan yang harmonis. Klien menghargai
profesi perawat, memahami hak klien yang lain merupakan sikap
okeyness (harmanis) klien dalam memanfaatkan layanan kesehatan.
d. Effectiveness Setelah mengikuti konseling, seseorang diharapakan
mampu menjalani hidup lebih efektif, lebih efisien dan sistematis
dalam memilih alternatif pemecahan masalah. Dengan konseling yang
dilakukan klien mampu memilih jenis perawatan, kamar rawat inap
dan dokter yang merawat
e. Competent Bertambahnya kemampuan, baik dari aspek kognitif,
afektif, maupun behaviour merupakan salah satu tujuan penting dalam
konseling. Kemampuan klien dalam memahami diet yang tepat,
aktifitas yang teratur dan pentingnya mengontrol kadar gula darah
secara teratur merupakan contoh dari kompetensi yang dimiliki klien
setelah mengikuti konseling.
6

2. Fungsi Konseling Keperawatan


a. Fungsi pencegahan
Konseling dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan/keperawatan yaitu terganggunya pemenuhan kebutuhan
dasar klien. Misalnya konseling tentang pencegahan terjadinya
gangguan pemenuhan oksigensi dengan banyak olahraga, tidak
merokok dan sebagainya.
b. Fungsi Adaptasi
Perubahaan yang terjadi akibat terganggunya biologis, psikologis,
sosial, dan spiritual klien memerlukan pengetahuan, persepsi dan
motivasi klien agar dapat menerima kondisinya dan dapat
menyesuaikan diri dari perubahaan yang terjadi.
c. Fungsi Perbaikan
Terjadi gangguan perilaku atau gangguan kesehatan lainnya pada diri
klien membutuhkan advise dan lingkungan yang dapat membangkitkan
dan mengoptimalkan potensi klien. Upaya ini dapat terrealisasi efektif
bila dilaksanakan secara sistematis melalui konseling.
d. Fungsi pengembangan
Salah satu tujuan konseling adalah bertambahnya pengetahuan dan
kemampuan klien dalam mengenal dan mengatasi masalah kesehatan.
Fungsi pengembangan merupakan dampak luas dari kegiatan
konseling dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.

D. Prinsip Dasar Ketrampilan Konseling


Hopsan (1978) mengemukakan bahwa kemampuan konselor dalam membantu
orang lain dalam pemecahan masalah harus memenuhi prinsip-prinsip dasar
sebagai berikut :(Mundakir, 2016)
1. Pengajaran
Ketrampilan ini didasari pada kemampuan konselor untuk mrngkaji,
menganalisis dan menentukan masalah klien serta menyusun alternatif
7

pemecahan masalah bersama. Konseling mempunyai kesempatan yang


luas untuk mendapatkan pengalaman dan informasi dari konselor.
2. Nasihat dan bimbingan
Sebagai pihak yang diharapkan dapat membantu memperingan,
mengurangi atau menghilangkan masalah konseling, konselor harus
mempunyai ketrampilan pengetahuan, sikap dan keahlian agar mampu
memberi motivasi, bimbingan dan nasehat-nasehat yang konstruktif dan
sesuai dengan kondisi klien.
3. Pengambilan tindakan langsung (Responsif)
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya dampak yang tidak baik bagi
klien, konselor harus mampu mengambil tindakan yang cepat dan akurat
sesuai masalah klien. Untuk itu diperlukan konselor yang mempunyai
pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang lebih banyak dibanding yang
lain.
4. Pengelolaan
Agar pelaksanaan konseling berjalan lancar dan efektif, konselor
diharapkan mempunyai ketrampilan mengelola emosi, baik emosi konseli
maupun emosi konselor sendiri.
5. Konseling
Proses pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada konseli perlu
dilaksanakan dengan tehnik dan tahapan yang sistematis. Konseling
dilaksanakan dalam suasana yang penuh keterbukaan dan kenyamanan
akan privasi konseling. Sarana prasarana, SDM dan lingkungan harus
kondusif untuk berlangsungnya konseling yang efektif.

E. Tehnik Konseling
Dalam melaksanakan konseling, penggunaan teknik merupakan salah satu cara
agar proses konseling dapat berlangsung dengan baik dan efektif. Beragamnya
persoalan sebagai materi konseling dan karakter individu(konseli) menurut
perlunya pemilihan penerapaan teknik konseling yang tepat. Terdapat tiga
8

teknik pendekatan yang dapat digunakan dalam proses konseling antara lain :
(Machfoedz, 2019)
1. Teknik authoriterian atau directive, yaitu suatu teknik dalam proses
konseling berpusat pada konselor
2. Teknik non-directive atau conceli centered, yaitu suatu pendekatan dimana
konseli diberi kesempatan yang lebih banyak untuk mempimpin
wawancara dan mempunyai tanggung jawab atas pemecahan masalahnya
sendiri.
3. Teknik edetic, merupakan teknik yang proporsional dimana konselor
menggunakan cara yang tepat sesuai dengan kondisi konseli dari
masalahnya.

Perawat melaksanakan konseling dengan menggunakan pendekatan yang


holistik, dimana konselor memandang konseli secara utuh yang terdiri dari
aspek bio-psiko-sosial, spiritual, dan kultural dengan tidak memandang latar
belakang agama, suku, ras, bangsa, status sosial ekonomi, tetapi
klien(konseling) dianggap secara utuh sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa. Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki konselor dalam
melaksanakan konseling, antara lain :

1. Keterampilan menyimak
Merupakan keterampilan yang dimiliki konselor dalam memahami dan
memastikan masalah konseli agar terjadi bersama sama persepsi antara
konselor dan konseli. keterampilan meliputi perilaku sebagai berikut
menunjukkan perhatian, memparafrasekan(menyebut ulang berita klien),
clarifying, perseption cheking.
2. Keterampilan memberi arah
Merupakan keterampilan dalam konseling dengan memberi kesempatan
kepada klien untuk memberi tanggapan terhadap umpan balik yang
diberikan konselor selama proses konseling. Konselor mengarahkan
konseling agar dapat mengungkapkan perasaan yang dialami serta dapat
bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang akan dilakukan dalam
9

penyelesaian masalah tersebut. Keterampilan pendekatan ini meliputi :


eksplorasi perasaan, memberi penjelasan, memberi kesempatan kepada
klien untuk memberi tanggapan, agar klien mempunyai tanggung jawab.
3. Keterampilan memantulkan
Pengahayatan konselor terhadap apa yang diungkapkan konseli
merupakan hal yang penting dalam proses konseling. Keterampilan
memantulkan diri terdiri dari : memantulkan perasaan, memantulkan
pengalaman, memantulkan isi
4. Keterampilan merangkum
Merangkum merupakan kegiatan yang memberi perhatian terhadap hal hal
yang dianggap penting dalam upaya pemecahan masalah konseling. Hal
hal yang umum dirangkum pada proses konseling antara lain : Penyebab
timbulnya masalah, Respon konseli, Dampak yang ditimbulkan, Rencana
tindakan yang akan dilakukan.
5. Teknik memperhadapkan
Keterampilan teknik memperhadapkan merupakan pengakuan jujur dan
langsung serta pemberian informasi yang dilakukan konselor kepada
konseli. Memperhadapkan memiliki keterampilan yang terdiri dari :
a. Mengakui dan menggambarkan permasalahan konselor kepada konseli
b. Pemberian umpan balik
c. Memberikan perenungan(meditasi) atas masalah yang terjadi
d. Memberi pengulangan jika informasi belum jelas
e. Menghubungkan sesuatu yang terjadi dengan dampak yang ditimbulkan
f. Pemberian informasi

F. Proses konseling

Kegiatan konseling dilaksanakan melalui tiga tahapan yang harus dilakukan


yaitu : (Mundakir, 2019)

1. Tahap Awal Konseling


10

Proses konseling pada tahap ini merupakan awal hubungan antar perawat
sebagai konselor dengan klien sebagai konseli. Kegiatan yang terjadi pada
tahap ini adalah :
a. Perkenalan(attending)
b. Menanamkan sikap keterbukaan
c. Memperjelas dan mendefenisikan masalah bersama
d. Membuat penaksiran dan penyampaian masalah
e. Mengasosiasikan kontrak dengan klien

2. Tahap Kerja
Pada tahap ini konseling berlangsung mencakup kegiatan kegiatan yang
berorientasi pada penentuan dan pemecahan masalah pada klien, yang
secara rinci meliputi :
a. Menjelajah dan mengeksplorasi masalah klien
b. Menjaga hubungan tetap harmonis
c. Menentukan masalah bersama dan membahas alternatif pemecahan
masalah
d. Memberi kesempatan kepada klien untuk menilai proses konseling yang
berlangsung

3. Tahap Akhir Konseling

Kegiatan yang terjadi pada tahap ini adalah :

a. Membuat kesimpulan dari akhir materi konseling

b. Konselor mengevaluasi keberhasilan konseling dengan melihat tanda


tanda terjadinya kecemasan.
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling keperawatan adalah bantuan yang diberikan perawat melalui
interaksi yang mendalam, dalam bentuk kesiapan perawat untuk
menampung ungkapan perasaan dan permasalahan klien (meliputi aspek
kognitif, afektif, behavioral, social, emosional, dan religius). Yang memiliki
tujuan dan fungsi sebagai Self-actualization dan sebagai adaptasi bagi klien
serta
B. Saran
12
12

DAFTAR PUSTAKA
Machfoedz, M. (2019). Komunikasi Keperawatan Komunikasi Trapeutik.
Ganbika, Yogyakarta.
Mundakir. (2016). Komunikasi Pelayanan Kesehatan. Indomedia Pustaka,
Yogyakarta.
Mundakir. (2019). Komunikasi Keperawatan. Graha Ilmu, yogyakarta.
Priyanto, A. (2017). Komunikasi dan Konseling. Salemba Medika,
YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai