Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI KULIT

NAMA : SIDIQ SETYOPRATOMO


NIM : 20190302049
DOSEN : YULIA WAHYUNI,S.Kep, M.gizi

UNIVERSITAS ESA UNGGUL HARAPAN INDAH


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Pengembangan
Kebudayaan dan Ilmu pengetahuan Teknolgi “ dapat diselesaikan
dengan baik.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………..
……………………..………....................... i
KATA PENGANTAR
………………………………………………..………........................ ii
DAFTAR ISI ………………………………………...
………………………............................. iii
BAB 1
Latar
belakang ....................................................................................
........ 4
Pengertian sistem
intugmen........................................................................ 4
BAB 2
PEMBAHASAN
Struktur
kulit................................................................................................
EPIDERMIS..............................................................................
.................... 5
DERMIS...................................................................................
................... 6
Jaringan
subkutan .................................................................................... 7
Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)............. 7
Fungsi
kulit................................................................................................... 7
Warna
kulit.................................................................................................. 9
Jenis
kulit..................................................................................................... 9
BAB 3
Kesimpulan ............................................................................
.................... 12
Saran .....................................................................................
..................... 12

BAB 1
Latar Belakang

Kulit adalah lapisan tubuh yang paling luar dan cukup sensitif terhadap berbagai macam benda asing
yang datang dari luar tubuh, yang menyebabkan penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh
banyak faktor, di antaranya faktor lingkungan dan pola tingkah laku sehari-hari. Lingkungan yang
sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Sebaliknya, lingkungan kotor yang tidak
terjaga kebersihannya bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai macam penyakit 

Anatomi dan Fisiologi Integumen


Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari
berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus
keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi
kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari

Pengertian Sistem Integumen


Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar
minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) &
mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan
dalam tubuh).

A.Epidermis

Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia
dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
1)   Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit (sel
pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan
melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang
melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus
epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan
rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang
berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah
(misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit
yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat.
Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit  akan tampak
kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya
ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
2)   Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-
sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans
mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan
suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan
menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik
berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara
sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.  Radiasi
ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
3)   Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4)   Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini akan
berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan paling luar
hingga paling dalam  sebagai berikut:
a)      Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi
keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit
sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction)
dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit
terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
b)      Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen,
terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada
telapak tangan dan kaki.
c)      Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan
granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi
perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing,
serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng,
dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
d)     Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini
berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai
tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan
di dalamnya terdapat fibril sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan
filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel
dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah
yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
e)      Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari
selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya
terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

B.Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True


Skin” karena  95%  dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau
dermis  menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar
keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah
bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis dan tahan lama,
berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel
jaringan rambut dan pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan
dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan
dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh
dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan
batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1)   Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat
longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar
dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis
tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen,
yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan
limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel,
asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan
menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis
dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta
kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
2)   Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat
padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks
(cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah ,
limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.

C.Jaringan Subkutan
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di bawahnya. Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis /hipodermis adalah melekat ke
struktur dasar, isolasi panas dan cadangan kalori.

D.Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)


Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh 
dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi
sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun.
Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak,  akan berkurang lemaknya dan akibatnya
kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

Fungsi kulit antara lain :


1.      Perlindungan
Kulit yang menutupi sebagian besar tubuh memiliki ketebalan sekitar 1 atau 2 mm saja,
padahal kulit memberikan perlindungan yang sangat efektif terhadap invasi bakteri dan benda
asing lainnya. Kulit tangan dan telapak kaki yang menebal memberikan perlindungan yang
sangat efektif terhadap pengaruh trauma yang terus menerus yang terjadi pada daerah
tersebut.

2.      Sensibilitas
Ujung-ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan tubuh untuk memantau
secara teru-menerus keadaan lingkungan di sekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit
adalah untuk mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan ringan dan tekanan (atau sentuhan yang
berat). Berbagai ujung saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap setiap stimuli yang
berbeda. Meskipun tersebar ke seluruh tubuh, ujung-ujung saraf lebih konsentrasi pada
sebagian daerah dibandingkan daerah lainnya. Contohnya yaitu ujung-ujung jari tangan jauh
lebih terinervasi ketimbang kulit pada bagian punggung tangan

3.      Keseimbangan air
Stratum korneum memiliki kemampuan untuk menyerap air dan dengan demikian akan
mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan.

4.      Pengaturan suhu
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil metabolism makanan
yang memproduksi energi. Panas ini akan hilang terutama lewat kulit. Tiga proses fisik yang
terlibat yaitu radiasi (pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah dan berada
pada suatu jarak tertentu), konduksi (pemindahan panas ke benda lain yang lebih dingin yang
bersentuhan dengan tubuh), dan konveksi  yang terdiri atas pergerakan massa molekul udara
hangat yang meninggalkan tubuh. Evaporasi dari kulit akan membantu kehilangan panas
lewat konduksi. Panas dihatarkan lewat kulit ke dalam molekul-molekul air pada permukaan
sehingga air tersebut mengisat. Air dari permukaan kulit dapat berasal dari perspirasi yang
tidak terasa, keringat ataupun lingkungan. Pengeluaran keringat merupakan suatu proses yang
digunakan kulit untuk mengatur laju kehilangan panas

5.      Produksi vitamin
Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang diperlukanuntuk
mensintesis vitamin D (kolekalsiferol). Vitamin D merupakan unsure esensial untuk
mencegah penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalsium
serta fosfor dan menyebabkan deformitas tulang (Morton, 1993).

6.      Fungsi respon imun


Hasil penelitian terakhir (Nickoloff, 1993) menunjukkan bahwa beberapa sel dermal (sel-
sel Langerhans, interleukin-1 yang memproduksi keratinosit, dan subkelompok limfosit-T)
merupakan komponen penting dalam sistem imun.

Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan
atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik
dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
Oxyhemoglobin yang berwarna merah
Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
Melanin yang berwarna coklat
Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
 
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna kulit
adalah pigmen melanin. Pigmen melanin dalam kulit ditentukan oleh factor ras, individu,
dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosi sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin
diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat. Untuk proses ini perlu adanya
enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar
pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan
distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras
atau bangsa di dunia.  Proses pembentukan   pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir
melanosom yang dihasilkan oleh   sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.
 
Jenis-Jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan    terlebih dahulu harus
mengenal jenis-jenis kulit dan cirri atau sifat-sifatnya   agar dapat menentukan cara-cara
perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai, menentukan warna untuk tata rias
serta untuk menentukan tindakan koreksi baik dalam perawatan maupun dalam tata rias.
Kulit yang sehat memiliki ciri :
Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun
Kulit senantiasa kenyal dan kencang
Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya
Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
Kulit terlihat segar dan bercahaya, dan
Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.
 
Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :
Kulit Normal
Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada kulit
normal biasanya ‘tidak bandel’, karena minyak (sebum) yang dikeluarkan seimbang, tidak
berlebihan ataupun kekurangan. Meski demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar
senantiasa bersih, kencang, lembut Dan segar. Jika tidak segera dibersihkan, kotoran pada
kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat akan mudah
mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun tampak lelah. Ciri-ciri kulit
normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar, bercahaya, halus dan mulus,   tanpa
jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering.
 
Kulit Kering
Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah merekah dan
terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidak terlihat  minyak
berlebihan di daerah T yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan  
kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan
oleh menurunnya elastisitas kulit Dan berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah timbul
noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah luntur, reaktivitas dan
kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan   berkurang sehingga
peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.
 
 
Kulit Berminyak
Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh hormonal,
kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga
pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena
kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak  mampu mengontrol
jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous gland  pada kulit berminyak
yang biasanya terletak di lapisan   dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih  aktif.
Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal, yaitu :
Faktor internal meliputi :
Faktor genetis : anak  dari orang tua yang  memiliki jenis kulit berminyak, cenderung akan
memiliki kulit berminyak pula.
Faktor hormonal: hormon manusia sangat mempengaruhi   produksi keringat. Karena itulah
pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih sering berkeringat. Selain itu
stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu keringat berlebihan.
Faktor eksternal meliputi :
Udara panas atau lembab
Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang terlalu pedas
baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu     
menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta makanan dan
minuman yang terlalu panas.
Kulit sensitif

Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi cepat
terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat
peka terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan
ujung saraf pada kulit sensitif  terletak sangat dekat dengan permukaan      kulit.  Jika 
terkena  allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada kulit sensitif
biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang jika tidak dirawat secara baik
dan benar akan berdampak serius.
 
Kulit campuran atau kulit kombinasi
Kulit kombinasi terjadi jika kadar  minyak di wajah tidak  merata. Pada bagian tertentu
kelenjar keringat sangat aktif sedangkan daerah lain   tidak, karena itu perawatan kulit
kombinasi memerlukan perhatian     khusus. Area kulit berminyak dirawat dengan
perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit kering atau normal dirawat sesuai dengan
jenis kulit tersebut. Kulit campuran memiliki ciri-ciri : kulit di daerah T berminyak 
sedangkan  di daerah lain  tergolong normal atau justru kering atau juga sebaliknya. Di
samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya   yakni di area kulit berminyak akan terjadi
penebalan dan di area normal atau kering akan lebih tipis.

BAB iii
KESIMPULAN
Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari
berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar, misalnya jika kulit
terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan jaringan ikat akan
mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang
beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya berwarna kemerahan
karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi serabut kolagen
keputihan yang terlihat melalui epitel.
Adapun struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :  kulit ari (epidermis), sebagai lapisan
yang paling luar,  kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan  jaringan penyambung di
bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkatis).
Fungsi kulit antara lain :
Pelindung atau proteksi
Peraba atau Penerima rangsangan
Pengatur panas atau thermoregulas
Pengeluaran (ekskresi)
Sebagai Tempat Penyimpanan
Sebagai Alat Absorbsi, dan
Penunjang penampilan
 
B.       Saran
Kulit merupakan bagian yang sangat penting untuk melindungi bagian organ dalamnya
sehingga diperlukan perhatian yang cukup untuk menjaga kulit dengan melakukan
perawatan serta mempertahankan kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai