Anda di halaman 1dari 10

JUDUL MATERI :ADMINISTRASI KEUANGAN

KELOMPOK : 7 (TUJUH)

ANGGOTA TIM (NIM) :1.ANNISA RAHMI (18033127)

2. ATIFAH HIRAHMAH (18033129)

3. DEBY MARLINA (18033017)

4.FADILAH FAJRI ANANDA (18033140)

HARI/TANGGAL PRESENTASI : RABU / 11 MARET 2020

I. PENGERTIAN ADMINISTRASI KEUANGAN

Keuangan adalah semua hak yaitu hak milik organisasi, lembaga atau instansi yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk didalamnya adalah segala sesuatu yang berupa uang atau barang
yang dapat dinilai dengan uang dan dapat dijadikan milik organisasi yang karena hak atau
kewajiban menjadi milik organisasi. Sedangkan uang adalah alat pembayaran Negara.

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan memerlukan adanya dana. Pemimpin pendidikan perlu


mengetahui dan mempelajari peraturan – peraturan yang berlaku mengenai penggunaan,
pertanggungjawaban, cara-cara penyimpanan, pembukuan dan banyak lagi aspek lainnya
mengenai keuangan. Administrasi keuangan dapat dilihat dalam dua pengertian :

1) Administrasi keuangan dalam arti sempit, yaitu segala pencatatan masuk dan keluarnya
keuangan untuk membiayai suatu kegiatan organisasi kerja yang berupa tata usaha atau
tata pembukuan keuangan.
2) Administrasi keuangan dalam arti luas, yaitu kebijakan dalam pengadaan dan
penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja yang berupa kegiatan
perencanaan, pengaturan , pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan.
Administrasi keuangan sekolah adalah suatu proses pencatatan dan pengendalian
keuangan milik sekolah yang dilaksanakan secara bertanggungjawab, jujur, terbuka, tertib,
cermat, efektif, efisien sehingga terarah pada pencapaian tujan sekolah secara optimal.
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana,
kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan
sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian
serta pemeriksaan.

Menurut Ubben, Hughes & Norris (dalam Nurhizrah Gistituati, 2012: 150) kegiatan
menajemen keuangan sekolah cukup variatif, mulai dari yang sangat sederhana, yaitu
perencanaan keuangan yang sangat sederhana, sampai pada pengelolaan keungangan yang sangat
kompleks, akibat dari perencanaan kegiatan yang kompleks.

Menurut Keith & Gurling, Swanson & King, dan Ubben, Hughes & Noris (dalam Nurhizrah
Gistituati, 2012: 150) berhubungan dengan masalah bagaimana memperoleh dan menetapkan
sumber-sumberpendanaan, memanfaatkan dana, mengendalikan dan
mempertanggungajawabkan, serta melaporkannya.

Dalam menajeman keuangan sekolah terdapat rangkaian kegiatan yang dimulai dengan
perencanaan, yaitu merencanakan program kegiatan dan memperkirakan, serta menetapkan
anggaran pendapatan keuangan sekolah, penggunaan anggaran sokolah sesuai dengan
perencanaan sekolah, pengawasan atau pengendalian penggunaan keuangan sekolah, dan
pertanggungjawaban penggunaan, serta pelaporannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Depdiknas (2002), menajemen keuangan adalah tindakan pengurusan atau ketatausahaan
keuangan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pencatatan, pertanggungjawaban dan
pelaporan keuangan.Dengan demikian, menajemen keuangan sekolah merupakan rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelajaran,
pengawasan, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan sekolah.

Berdasarkan UU no 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan


berdasarkan pada 4 prinsip keadilan yaitu:
a. Prinsp transparan

Mengandung makna bahwa dalam pengelolaan keuangan sekolah harus ada keterbukaan,
dalam artian memberikan informasi yang jelas kepada pihak-pihak yang berkepentingan tantang
dari mana sumber data diperoleh, berapa jumlahnya, untuk apa dana itu digunakan dan
bagaimana rincian penggunaannya, serta pertanggungjawabannya. Dengan system menajemen
keuangan yang transparan sekolah akan mendapatkan kepercayaan tinggi dari para penyandang
dana, seperti orang tua murid, masyarakat, dan permerintah. Kepercayaan ini penting untuk
mendapatkan dukungan dana bagi pelaksanaan program kegiatan sekolah selanjutnya.

b. Prinsip efisiensi

Penggunaan sumber daya keuangan yang ada harus betul-betul tapat guna, yaitu sesuai antara
yang dikeluarkan dengan yang dihasilkan. Dengan kata lain penggunaan sumber daya keuangan
sekolah harus bujak dan hemat. Efisiensi biasanya diukur dengan membandingkan antara
masukan atau yang digunakan dengan yang dikeluarkan atau yang dihasilkan.Menajemen
keuangan dikatan efisien juka besarnya uang yang digunakan, paling tidak sebanding dengan
hasil yang dicapai.

c. Prinsip Akuntabilitas

Setiap sumber daya keuangan sekolah yang digunakan harus di pertanggungjawabkan baik
secara administratif maupun secara normative.Pertanggungjawaban administrasi disini
maksudnya adalah penggunaan keuangan sekolah jelas pembukuannya, ada bukti-bukti
penggunaannya, serta hasilnya.Sedangkan , pertanggungjawaban normatif mengandung makna
bahwa hasil yang diperoleh betul-betul sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan

d. Efektivitas

Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garnet (2004)
mendefinikan efektivitas lebih dalam karena efektivitas tak berhenti pada tujuan tercapai saja
tetapi samapai pada kualitatif hasil yang berkaitan dengan pencapaian visi lembaga.
Effectiveness “ characterrized by qualitative outcomes” jadi efektivitas lebih menekankan pada
kualitati outcome. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektif kalau kegiatan
yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

II. PROSES ADMINISTRASI KEUANGAN (Penyusunan RPS, RKAS, Penggunaan,


dan Pertanggungjawaban)
1) Perencanaan
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Nasional di tahun 2006
menerbitkan Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS terdiriatas dan
rencana strategis (Renstra) dan rencana operasional (Renop). Sesuai dengan PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 53 ayat 1, disebutkan bahwa “Setiap
satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci
dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun”.

Rencana kerja tahunan dikategorikan sebagai rencana operasional, sedangkan rencana


kerja jangka menengah berkategori rencana strategis. Sebagai materi yang bersinambungan
dengan rangkaian materi yang bersinambungan dengan rangkaian yang dipaparkan pada topik
sebelumnya, fokus modul ini terletak pada rencana kerja tahunan yang dikenal sebagai Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

2) Penyusunan RPS

Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting, yang harus dimiliki sekolah untuk dijadikan
sebagai panduan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah, baik untuk jangka panjang (20
tahun), menengah (5 tahun) maupun pendek (satu tahun).
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) memiliki fungsi amat penting guna memberi arah
dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka pencapaian tujuan sekolah yang lebih
baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi
ketidakpastian masa depan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional di tahun 2006
menerbitkan Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS terdiri atas
rencana strategis (Renstra) dan rencana operasional (Renop). Sesuai dengan PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 53 ayat 1, disebutkan bahwa “setiap
satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci
dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun”.

Rencana kerja tahunan dikategorikan sebagai rencana operasional, sedangkan rencana


kerja jangka menengah berkategori rencana strategis.Sebagai materi yang bersinambung dengan
rangkaian materi yang dipaparkan pada topik sebelumnya, fokus modul ini terletak pada rencana
kerja tahunan yang dikenal sebagai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Tentu
saja RKAS tidak boleh menyimpang dari RPS atau rencana strategis, karena keberadaan RKAS
berfungsi mencapai tujuan-tujuan yang sebelumnya terangkum dalam tujuan besar RPS.

3) Penyusunan RKAS

RKAS merupakan rencana biaya dan pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu
tahun anggaran. RKAS adalah dokumen anggaran-anggaran sekolah resmi yang disetujui kepala
sekolah serta disahkan Dinas Pendidikan setempat (bagi sekolah negeri), atau penyelenggara
pendidikan/yayasan (bagi sekolah swasta). Masa RKAS hanya berlaku untuk satu tahun ajaran
yang akan datang, terdiri atas pendapatan dan belanja (pengeluaran). Pendanaan yang
dicantumkan dalam RKAS hanya mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima
dan dikelola sekolah.

Tujuan penyusunan RKAS:

 Memberikan arah yang jelas terhadap program sekolah


 Merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah di masa yang akan dating
 Menjamin tercapainya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi pendanaan pada kegiatan-
kegiatan sekolah.
 Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan.
 Mengoptimalakan partisipasi warga sekolah dan masyarakat dan hal dukungan dan
pengawasan.
 Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat beserta hal dukungan
financial.
 Menjamin tercapainya penggunaan sumber dana secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkesinambungan.

Ada beberapa langkah-langkah penyusunan RKAS dalam adninistrasi keuangan adalah sebagai
berikut:

1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah


2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
3. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan)
4. Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu tahun
kedepan.
5. Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan (disebut juga dengan sasaran
atau tujuan situasional satu tahun).
6. Mengidentifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat
kesiapannya
7. Melakukan analisis SWOT
8. Merumuskan dan mengidentifikasi Alternatif Langkah-langkah Pemecahan Persoalan
9. Menyusun Rencana Program
10. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan/output apa dan kapan dicapai
(milestone)
11. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
12. Menyusun rencana pelaksanaan program
13. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
14. Membuat jadwal pelaksanaan program
15. Menentukan penanggungjawab program/kegiatan
1. Penggunaan

Pengunaan Keuangan Sekolah menurut Depdagri dan depdikbud 1996 menyatakan bahwa
dalam administrasi keuangan harus ada pemisahan tugas dan fungsi otorisator, ordonator dan
pembendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan
yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran keuangan.

Sedangkan Ordonator adalah pejabat yang berwenang yang melakukan pengujian dan
memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang
telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang yang melakukan penerimaan
dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya, yang dapat dinilai dengan uang dan
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggung jawaban. Penggunaan uang mestinya sesuai
dengan alokasi anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu pengaturan
penggunaan dan pembukuan keuangan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang dan smuanya
harus melalui proses dan prosedur yang berlaku.
4) Pertanggung Jawaban

Pertanggung jawaban dapat disampaikan pada pimpinan, sumber pemberi dana maupun
kepada personil sekolah untuk dapat diketahui bersama. Hal ini perlu dilakukan mengingat “
keuangan “ merupakan hal yang sangat sensitive. Ketidak-jelasan laporan pertanggung jawaban
keuangan sekolah akan menambah anggapan negative terhadap kepala sekolah dalam hal
penyelenggaraan keuangan sekolah yang tidak tertib.

Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggung


jawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggung-jawaban
anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan
sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan dan pertanggung-jawaban anggaran yang berasal dari
usaha mandiri sekolah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf
sekolah.

Pertanggung jawaban dapat disampaikan pada pimpinan, sumber pemberi dana maupun
kepada personil sekolah untuk dapat diketahui bersama. Hal ini perlu dilakukan mengingat “
keuangan “ merupakan hal yang sangat sensitive. Ketidak-jelasan laporan pertanggung jawaban
keuangan sekolah akan menambah anggapan negative terhadap kepala sekolah dalam hal
penyelenggaraan keuangan sekolah yang tidak tertib.

Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggung


jawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan dan pertanggung-jawaban
anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat dilakukan secara rinci dan transparan
sesuai dengan sumber dananya. Pelaporan dan pertanggung-jawaban anggaran yang berasal dari
usaha mandiri sekolah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf
sekolah.

III. PEMERIKSAAN DAN PELAPORAN

Laporan semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas pengelolaan
keuangan disekolah harus dilaporkan dengan menggunakan tatacara yang ditetapkan.Format
laporan keuangan sekolah merupakan daftar semua jenis penerimaan dan pengeluaran uang, atau
yang disamakan dengan uang disampaikan kepada atasan.
Berdasarkan UU perbendaharaan Indonesia sebagaimana telah diubah dan ditambah
terahir dengan UU No. 9 tahun 1968, pasal 77 Jo. PP.No.5 tahun 1975 pasal 12 dan 40
bendaharawan wajib mempertanggung jawabkan kenenaran semua penerimaan dan Pengeluaran.
Kepala Sekolah sebagai atasan secara langsung ikut bertanggung jawab terhadap semua
penerimaan dan Pengeluaran yang dilakukan oleh bendaharawan. Agar pertanggungjawaban
dapat dilakukan dengan tertib dan abik, maka bendaharawan harus mencatat semua penerimaan
dan Pengeluaran dengan rapi dan teratur.

Pencatatan Keuangan pada buku Kias Umum dan buku Kas Pembantu dilakukan
sepanjang ada transaksi penerimaan dan Pengeluaran Uang, yang terlebih dahulu dibukukan pada
buku Kas Umum kemudian dibukukan pada buku Kas Pembantu. Buku Kas Umum dan buku
Kas Pembantu ditutup pada akhir bulan, atau sewaktu-waktu bila dianggap perlu, misalnya pada
waktu ada pemeriksaan oleh yang berwenang atau pada waktu timbang terima pejabat lama
kepada pejabat baru, baik kepala Sekolah maupun Bendaharawan.

IV. PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI KEUANGAN SEKOLAH

Penanggung jawab biaya pendidikan adalah kepala sekolah namun demikian, guru
diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya ini meskipun menambah beban mereka, juga
memberikan kesempatan untuk ikut serta mengarahkan pembiayaan itu untuk perbaikan proses
belajar mengajar. Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,
pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib
administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat dipertanggung jawaban sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Beberapa peran guru dalam administrasi keuangan ini meliputi hal-hal
sebagai berikut:

a. Membuat file keuangan sesuai dengan dana pembangunan.


b. Membuat laporan data usulan pembayaran gaji, rapel ke Pemerintah Kota.
c. Membuat pembukuan penerimaan dan penggunaan dana pembangunan.
d. Membuat laporan dana pembangunan pada akhir tahun anggaran.
e. Membuat laporan Rancangan Anggaran Pendapatan Bantuan Sekolah (RAPBS).
f. Membuat laporan tribulan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
g. Menyetorkan pajak PPN dan PPH.
h. Membagikan gaji atau rapel.
i. Menyimpan dan membuat arsip peraturan keuangan
REFERENSI

Afifuddin,dkk.Administrasi Pendidikan.Bandung: Insan Mandiri

Afriansyah, H. 2019. Administrasi Keuangan. Padang:OSF.io

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi.1990. Administrasi Pendidikan Sekolah.Jakarta: Bumi Aksara.

Andiawati, E. 2017. Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan / Sekolah. Jurnal FKIP UNS.

3(1). http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snpe/article/view/10646

Arikunto, Suharsimi, & Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media & FIP
UNY

Hadari Nawawi. 1994. Administrasi Pendidikan, Jakarta : Ghalia Indonesia

Kumalasari, D. A. 2014. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Keuangan Sekolah

Berbasis Multiuserpada Madrasah Tsanawiyahal Uswah Bergas. JurnalMahasiswa


STEKOM :Semarang

M. Ngalim Purwanto. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Maisah.2013.Manajemen Pendidikan.Jambi:Referensi

Nurhizrah Gistituati.2013. Menajemen Sekolah: Menajemen Program Non Akademik Dan

Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Padang: UNP PRESS.

Sagala,Syaiful.2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer.Bandung: Alfabeta

Wijiono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai