Dosen Pengampu:
Oleh:
Universitas Jember
2020
1
BAB 5 AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Definisi Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan menurut PSAP No 2 paragraf 51 dan 54 adalah semua
penerimaandari rekening kas umum Negara/daerah antara lain berasal dari penerimaan
pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan Negara/daerah,
penerimaan kembali pinjamanyang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya, dan pencairan danacadangan. Pencairan dana cadangan mengurangi dana
cadangan yang bersangkutan.
Pengeluaran Pembiyaan
Pengeluaran pembiayaan menurut PSAP No.2 Paragraf 55 dan 57 adalah
semua pengeluaran rekening kas umum Negara/daerah antara lain pemberian pinjaman kepa
da pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam
periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan.
Pembiayaan Neto
Berdasarkan PSAP No. 2 Paragraf 58-61 menegaskan bahwa pembiayaan neto
adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan
dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos pembiayaan neto.
2
Pebiayaan Dana Bergulir
Dalam Buletin Teknis No.4 tentang penyajian dan pegungkapan belanja pemerintah
dijelaskan bahwa bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat yang diniatkan akan
dipungut/ditarik kembali oleh pemerintah apabila kegiatannya telah berhasil dan selanjutnya
akan digulirkan kembali kepada kelompok masyarakat lainnya sebagai dana bergulir.
Rencana pemberian bantuan untuk kelompok masyarakat tersebut dicantumkan di
APBN/APBD dan dikelompokkan pada pengeluaran pembiayaan, yaitu pengeluaran
investasi jangka panjang.
Pengakuan Pembiayaan
(PSAP No. 2, Paragraf 52 dan 56), Pembiayaan diakui pada saat:
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Pengukuran Pembiayaan
Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang
kas yang diterima atau yang akan diterima oleh nilai sekarang kas yang dikeluarkan
atau yang akan dikeluarkan.
Pembiayaan yang diukur dengan mata uang asing dikonversikan ke mata uang
rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal transaksi
pembiayaan.
3
2 Pencairan dana cadangan - Nota kredit bank - Salinan surat perintah
-Perda dana cadangan pemindahbukuan
4
1 Pengisian dana cadangan - Surat Perintah Pencairan - SPD
Dana (SP2D) - SPM
- Perda tentang dana
cadangan
5
Definisi Persediaan
Berdasarkan PSAP No. 5 Paragraf 4, Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang
atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalamrangka
pelayanan kepada masyarakat.
Klasifikasi Persediaan
Suatu asset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan manakala asset tersebut memenuhi
salah satu kriteria berikut:
1. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli
dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis
kantor,barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas
pakai seperti komponen bekas.
2. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi.
Persediaan dalam kelompok ini meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi
seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain
3. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual ataudiserahkan kepada
masyarakat. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai
persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.
4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakatdalam rangka
kegiatan pemerintahan.Persediaan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat, misalnya sapi,kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman.
Pengakuan Persediaan
PSAP No. 5 Paragraf 13 mengatur bahwa persediaan diakui:
a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masadepan diperoleh pemerintah dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukurdengan andal
b. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ ataukepenguasaannya berpindah.
Pengukuran Persediaan
Berdasarkan PSAP No. 5 Paragraf 14 dan 15, persediaan disajikan sebesar:
6
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi
biaya perolehan (PSAP No. 5 Paragraf 19).
b. Biaya standar apabila dieroleh dengan memproduksi sendiri
Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung (biaya bahan baku dan tenaga
kerja) yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung
(biaya air, listrik dan depresiasi) yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan
ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran
(PSAP No. 5 Paragraf 22).
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban
antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (PSAP
No. 5 Paragraf 23 dan 24).
Beban Persediaan
Berdasarkan PSAP No. 5 Paragraf 22-24, dikatakan bahwa beban persediaan dicatat sebesar
pemakaian persediaan (use of goods). Perhitungan beban persediaan dilakukan dalam
rangka penyajian Laporan Operasional. Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka
pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai
dikalikan nilai per unit sesuai metode penilaian yang digunakan.
Pengungkapan Persediaan
PSAP No.5 Paragraf 26 dengan jelas menyebutkan laporan keuangan mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses
produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat
c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.
7
REFERENSI
Erlina., Rambe, O. S., & Rasdianto. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis
Akrual. Jakarta: Salemba Empat.
8
9