Anda di halaman 1dari 9

Pramesti, et al.

Diagnosis and Management of NSCE

REVIEW

PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA NONCONVULSIVE STATUS EPILEPTIKUS (NCSE)

DIAGNOSIS AND MANAGEMENT OF NONCONVULSIVE STATUS EPILEPTICUS (NCSE)

Fathia Annis Pramesti*, Machlusil Husna*, Shahdevi Nandar Kurniawan*, Masruroh Rahayu*

*Laboratorium Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia


pISSN : 2407-6724 ● eISSN : 2442-5001 ● http://dx.doi.org/10.21776/ub.mnj.2017.003.01.5 ● MNJ.2017;3(1):30-38
● Received 23 February 2017 ● Reviewed 1 March 2017 ● Accepted 9 March 2017

ABSTRAK

Status epileptikus merupakan kondisi emergensi di bidang neurologi yang sering tidak terdiagnosis dan
berkaitan dengan tingginya angka kematian dan kecacatan jangka panjang. Salah satu jenis dari status
epileptikus ini adalah nonconvulsive status epileptikus (NCSE) dimana penegakan diagnosis NCSE sangat
sulit karena manifestasi klinis yang tampak adalah agitasi atau bingung, nistagmus atau perilaku aneh
seperti lip smacking atau mengambil barang di udara.
Diagnosisnya didasarkan atas gambaran klinis, terutama status mental atau kesadaran yang terganggu
dan adanya perubahan pada EEG. Penegakan diagnosis NCSE merupakan langkah awal yang penting, yang
dapat menghindari adanya keterlambatan terapi sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan otak
yang irreversibel. Terapinya adalah dengan pemberian benzodiazepine dan obat antiepilepsi, sedangkan
untuk prognosisnya ditentukan dari etiologi dan berkaitan dengan kerusakan otak yang ada.

Kata kunci: Status epileptikus, nonconvulsive status epilepticus, diagnosis NCSE, terapi NCSE

ABSTRACT

Status epilepticus is an emergency condition in the field of neurology are often undiagnosed and are
associated with high mortality and long-term disability. One type of status epilepticus is nonconvulsive
status epilepticus (NCSE) in which the diagnosis of NCSE is very difficult because the clinical manifestations
appear is agitation or confusion, nystagmus or bizarre behavior such as lip smacking or take goods in the
air.
The diagnosis was based on clinical features, especially the mental status or the disrupted of
consciousness and the changes in the EEG. Diagnosis of NCSE is an important first step, which can avoid
the delay in therapy in order to prevent irreversible brain damage. Treatment is by administering
benzodiazepines and antiepileptic drugs, while the prognosis is determined by the etiology and associated
with brain damage there.

Keywords: Status epilepticus, nonconvulsive status epilepticus, diagnosis NCSE, therapy NCSE

Korespondensi: Zeenara06@yahoo.co.id

30
Pramesti, et al. 31
Diagnosis and Management of NSCE

PENDAHULUAN Terdapat 2 tipe utama dari status epileptikus yang


digolongkan berdasarkan semiologi seizure yang
Status epileptikus merupakan kondisi emergensi di
dibedakan oleh Gastaut menjadi general status
bidang neurologi yang berkaitan dengan tingginya
epileptikus dan partial status epileptikus. General
angka kematian dan kecacatan jangka panjang.1
status epileptikus meliputi general convulsive
Status epileptikus merupakan kondisi yang sering
status epileptikus, dapat berupa tonik klonik status
tidak terdiagnosis, padahal kondisi tersebut
epileptikus (grand mal status epileptikus), tonik
merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa.2
status epileptikus, klonik status epileptikus atau
NCSE merupakan salah satu tipe status epileptikus myoclonic status epileptikus dan nonconvulsive
yang penting, namun sering tidak terdiagnosis. status epileptikus. Sedangkan partial status
NCSE didefinisikan sebagai perubahan status epileptikus meliputi simple partial status
mental selama 30 sampai 60 menit yang berkaitan epileptikus, dapat berupa gejala motorik, sensorik
dengan perubahan gelombang ictal continous atau atau afasia dan complex partial status epileptikus.5
near continous pada EEG.3
Nonconvulsive status epilepticus dapat
NCSE merupakan masalah yang penting pada didefinisikan sebagai kondisi dimana terjadi
bidang neurologi, walaupun prevalensinya rendah, aktivitas epileptik klinis yang berlangsung terus
kelainan ini menyerupai kondisi patologis yang lain menerus atau hilang timbul tanpa gejala konvulsi,
dengan terapi dan outcome klinis yang sama. paling tidak berlangsung 30 menit dengan
Diagnosisnya didasarkan atas gambaran klinis, gambaran EEG menunjukkan adanya gelombang
terutama status mental atau kesadaran yang seizure. Nonconvulsive status epileptikus dibagi
terganggu dan adanya perubahan pada EEG. Maka menjadi 2 kelompok berdasarkan kriteria
EEG merupakan eksplorasi pertama yang harus gambaran Electroencephalogram (EEG), yaitu : (1)
dilakukan dengan adanya gambaran klinis yang generalized nonconvulsive status epilepticus,
mengarah ke NCSE.4 sering disebut sebagai absence status dan (2) focal
Terapinya adalah dengan pemberian nonconvulsive status epilepticus, pada umumnya
benzodiazepine dan obat antiepilepsi. Sedangkan ditujukan untuk complex partial status epilepticus.
obat anestesi hanya direkomendasikan pada Untuk membuat diagnosis definitif nonconvulsive
pasien dengan subtle status dan pada beberapa status epilepticus, bukti dari EEG sangat
pasien dengan partial complex status. Untuk dibutuhkan. Pada kasus yang telah dibuktikan
prognosisnya ditentukan dari etiologi dan dengan adanya gelombang epileptiform pada EEG,
berkaitan dengan kerusakan otak yang ada. maka dapat diberikan terapi medikamentosa
Penegakan diagnosis NCSE merupakan langkah secara cepat untuk membedakan nonconvulsive
awal yang penting, sehingga dapat menghindari status epilepticus dengan jenis encephalopati yang
adanya keterlambatan terapi sehingga dapat lain.5
mencegah terjadinya kerusakan otak yang NCSE merupakan terminologi yang digunakan pada
irreversibel.4 kondisi dimana didapatkan aktivitas seizure pada
Status Epileptikus dan Nonconvulsive Status gambaran EEG, tetapi didapatkan gejala klinis
Epileptikus berupa nonconvulsive seizure. NCSE dapat muncul
secara primer sebagai bentuk respon epileptik dari
Status epileptikus didefinisikan sebagai bangkitan otak dimana tergantung pada tingkat
yang berkelanjutan atau seizure yang multipel perkembangan dari otak, ada atau tidaknya
tanpa adanya fase kembali sadar, dapat diamati encephalopaty, tipe sindrome epilepsi dan lokasi
adanya gejala sensoris, motoris dan atau disfungsi anatomis dari aktivitas epileptik.6
kognitif minimal 30 menit. Walaupun begitu,
seizure pada umumnya berlangsung hanya NCSE dapat terjadi pada beberapa kasus antara
beberapa menit. Oleh karena itu, pada serangan lain adanya cedera kepala, meningitis dan
seizure yang berlangsung selama 20 menit, 10 encephalitis, peningkatan tekanan intra kranial,
menit atau bahkan hanya 5 menit dan bertahan penyebab toksik, penyebab metabolik, perubahan
dalam kondisi tidak sadar, maka secara fungsional kesadaran menyertai syncope, prolonged fase
dikategorikan sebagai status epileptikus.5 confusion post ictal, specific epilepsy syndrome.7
Adanya manifestasi klinis yang kurang jelas pada
NCSE dapat menyesatkan terutama terhadap

MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017


32 Pramesti, et al.
Diagnosis and Management of NSCE

pendekatan terapi yang kurang agresif. Data baik dalam status epileptikus, baik sebelum onset
eksperimen dan klinis menunjukkan bahwa maupun selama status. Disfungsi inhibisi GABA
aktifitas epilepsi terus menerus di otak selama menyebabkan keseimbangan eksitasi-inhibisi
NSCE terkait dengan hyperexitation dalam otak bergeser ke arah eksitasi berlebihan.10
(glutamatergik) yang terjadi dan memicu
Neuromodulasi. Neuromodulasi merujuk pada
neurotoksisitas serta mekanisme proapoptotik
stabilisasi kronik terhadap eksitabilitas neuronal
yang pada akhirnya dapat menyebabkan
oleh faktor eksogen. Implantasi alat stimulus fokal,
kerusakan otak ireversibel dan timbulnya
sistem pemberian obat dan modulasi via implan
gangguan epilepsi kronis atau defisit neurologis
sel punca atau terapi gen merupakan terapi masa
ireversibel.8
depan yang mungkin bisa digunakan untuk terapi
Obat pertama adalah benzodiazepine intravena, status epileptikus. Obat GABAergic atau
terutama lorazepam; fenitoin intravena atau neuropeptida inhibisi mungkin bisa diberikan
valproate harus dimulai tanpa penundaan. Tetapi melalui metode tersebut. Obat lain yang
adanya NCSE setelah pemberian kedua obat mempunyai efek antikonvulsan seperti adenosin
tersebut menunjukkan adanya refraktori Status juga bisa diberikan.11
Epileptikus (RSE) di mana dibutuhkan satu atau
Faktor Maturasi. Hubungan antara usia dan
kombinasi obat dalam dosis anestesi yang juga
predileksi bangkitan telah lama diketahui.
membutuhkan intubasi dan dapat ditambahkan
Bangkitan dengan durasi apapun lebih sering
enteral antiepileptic kecuali untuk kasus-kasus AS
terjadi pada otak yang immatur, akan tetapi
atau adanya penyakit stadium yang mendasarinya.
konsekuensi struktural dan fungsional akibat
Outcome klinis dari NCSE terutama ditentukan
bangkitan yang singkat maupun lama masih belum
oleh jenis, durasi, penyebab dan tingkat keparahan
jelas pada usia muda. Sekuel perilaku dan kognitif
dari penyakit penyerta.9
akibat bangkitan pada otak yang sedang
Etiologi Status Epileptikus dan NCSE berkembang lebih ringan dan samar-samar
dibandingkan dengan otak yang matur. Meskipun
Etiologi status epileptikus dan NCSE bervariasi
banyak faktor kerentanan bangkitan yang
tergantung usia. Lebih dari separo pasien status
berhubungan dengan usia, korelasinya dengan
epileptikus pada anak-anak terjadi karena demam
area klinis masih belum bisa disimpulkan
atau infeksi sebelumnya. Sedangkan pada dewasa,
seluruhnya.12
sebagian besar partial status epileptikus
disebabkan oleh lesi fokal dari otak yang bersifat Perubahan Ekspresi Gen. Contoh akhir
akut terutama disebabkan oleh stroke. Sedangkan perkembangan neurobiologi yang mungkin dapat
penyebab yang lain adalah penyebab simptomatik membantu terapi status epileptikus di masa depan
seperti kelainan metabolik, hipoksia dan adalah perubahan ekspresi gen. Status epileptikus
rendahnya kadar obat antiepilepsi.6 merubah ekspresi sejumlah gen yang berperan
dalam eksitabilitas neuronal. Gen ini berubah
Patofisiologi Status Epileptikus dan NCSE
dalam waktu jam sampai hari setelah status
Hampir semua bangkitan berhenti dengan epileptikus dan sebagian berperan dalam
sendirinya setelah beberapa detik atau menit. Ini perubahan struktural yang bersifat prokonvulsan,
menunjukkan bahwa otak memiiki mekanisme seperti neurogenesis dan sprouting. Sel baru yang
endogen untuk membatasi hipereksitabilitas dan muncul pada neurogenesis memiliki plastisitas
hipersinkronisitas. Status epileptikus merupakan sinaptik dan properti elektrofisiologis yang
akibat dari kegagalan mekanisme tersebut berbeda dari sel normal, sehingga dapat
sehingga bangkitan menjadi berlangsung terus mengganggu aktivitas listrik di otak.11
menerus dengan sendirinya akibat suatu pencetus.
Untuk patofisiologi terjadinya absence seizure yang
Beberapa hal terbaru dalam patogenesis bangkitan merupakan salah satu tipe dari NCSE telah diteliti
yang relevan dengan status epileptikus adalah pada hewan coba dengan general spike wave
sebagai berikut. discharge (GSWD) dikaitkan dengan adanya
Signal ɣ-Aminobutyric acid. Terdapat sejumlah perilaku yang terhenti. Dari penelitian ini
bukti yang menunjukkan bahwa sinyal ɣ- menunjukkan bahwa GSWD timbul karena adanya
aminobutyric acid (GABA) tidak berfungi dengan sinkronisasi tinggi yang abnormal pada ritme
oscilatori di jaras thalamocortical yang melibatkan

MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017


Pramesti, et al. 33
Diagnosis and Management of NSCE

sel piramidal pada neokorteks, nukleus retikuler kesadaran yang masih baik) dan dys-cognitive SE
thalamicum dan nukleus relay di thalamus. Jika (dengan adanya gangguan kesadaran) yang berasal
hanya korteks sendiri atau hanya thalamus saja dari mesial temporal atau neokorteks. Beberapa
yang mengalami kelainan tidak dapat pasien dengan focal NCSE atau AS dikenal sudah
menyebabkan terjadinya discharge. Hal ini menderita epilepsi sebelumnya. Selain itu, telah
mengindikasikan bahwa kedua struktur tersebut dilaporkan jenis lain dari NCSE, seperti "subtle" SE
terlibat dalam munculnya discharge.13 dimana saat kejang pada pasien dengan GCSE
secara klinis berhenti, tetapi pada EEG masih
Klasifikasi NCSE
terdapat aktivitas epilepsi yang masih berlanjut.
Non-convulsive status epileptikus dibagi ke dalam Varian lain yang dapat terjadi adalah pada pasien
kelompok complex partial status epileptikus yang dengan penyakit kritis di mana terdapat gangguan
tergolong fokal dan absence status yang tergolong yang serius dan/atau obat-obatan dapat memicu
general. Baru-baru ini, klasifikasi yang diusulkan terjadinya epilepsi akut, yang berlangsung lama
oleh International League Against Epilepsy (ILAE) dan sering sangat sulit diobati ("critical illness SE"
telah membagi fokal NCSE menjadi aura continua [CISE]). Sebagian besar pada kasus ini, pasien tidak
(non-convulsive simple partial SE dengan memiliki riwayat kejang sebelumnya.14

NCSE pada Dewasa

General Fokal Pada pasien koma:


(general lebih sering
dibanding fokal)
Status Status de Status
tipikal novo absence epileptikus
absence Fokal
dyscognitive Status Status epileptikus
epileptikus mioklonik post
Status simple partial anoksik
Status
atipikal
absence epileptikus -Mesial
mioklonik temporal :
gejala klinis Status epileptikus
limbik, Aura penyakit kritis
-neokortikal continua

Status epileptikus
Subtle

Gambar 1. Pembagian NCSE pada Dewasa.9

Penegakan Diagnosis NCSE bersifat general yang berbeda dengan gambaran


EEG saat fase interiktal. Kedua gambaran ini
Seperti kita ketahui bahwa NCSE terbagi menjadi 2
berespon baik dengan pemberian obat anti
yaitu generalized status epilepticus dan complex
epilepsi. Pasien dengan absence SE dicirikan
partial status epilepticus. Generalized status
dengan adanya sikap bingung dan mengantuk
epilepticus terdiri dari 2 yaitu absence status
tetapi disertai agitasi, perilaku kasar dan halusinasi
epilepticus dan myoclonic status epilepticus. Untuk
dapat pula terjadi. Gangguan kesadaran yang
menegakkan diagnosis NCSE, dapat diketahui
terjadi dapat bersifat ringan dan masih bisa
dengan melihat gejala klinisnya. Pada absence
melakukan pekerjaan sehari-hari. Gambaran lain
status epilepticus dikarakteristikkan dengan
yang dapat ditemukan adalah adanya
adanya pemanjangan fase bingung dimana
automatisme, kedipan mata dan gerakan
berkaitan dengan adanya kelainan pada EEG yang
menyentak pada wajah dan tubuh. Hal inilah yang
MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017
34 Pramesti, et al.
Diagnosis and Management of NSCE

menimbulkan adanya overlaping antara absence dan meliputi gelombang spike dan terjadi
SE dan myoclonic SE. Gambaran EEG pada absence perlambatan, polyspike dan perlambatan yang
SE ini cukup banyak, meliputi 3 Hz spike-wave ritmis. Kelainan sekunder yang bersifat general
discharge, perlambatan yang ritmis, gelombang dapat terjadi dan potensial menimbulkan
spike dan gelombang lambat, polyspike dan kebingungan dalam menegakkan diagnosis.
perlambatan latar belakang yang difuse. Absence Kesulitan dalam menegakkan diagnosis ini dapat
SE cenderung sering terjadi. Pada anak-anak, dialami jika kelainan fokal saat interictal
absence SE hampir sering dijumpai pada pasien ditemukan pada EEG. Gambaran ini juga
dengan epilepsi general yang idiopatik.5 merupakan bagian dari kriteria diagnosis complex
partial SE yang didapatkan dari beberapa
Sedangkan tipe yang kedua adalah myoclonic
penelitian. Kelainan fokal ini sering didapatkan
status epilepticus yang dikarakteristikkan dengan
pada lesi lobus temporal dan berkaitan dengan
adanya gerakan myoclonus yang terus menerus
adanya kelainan akut atau kronis yang
terjadi, pada umumnya terjadi general dan berasal
mendasari.15
dari area kortek. Dimasukkannya myoclonic SE
dalam kategori NCSE masih kontroversial, karena Untuk mengklarifikasi aspek EEG yang masih
myoclonus masih dapat dikategorikan sebagai membingungkan, beberapa pola diajukan untuk
bentuk kejang. Manifestasi myoclonic dapat tidak menunjukkan kriteria NCSE. Kriterianya dapat
kentara dan hal ini sering tidak disadari terdapat dilihat dalam tabel berikut ini.
pada pasien dengan gangguan fungsi kognitif yang Tabel 1. Kriteria elektrografik pada NCSE.15
kronis. Gambaran klinis ini dapat ditemukan pada
encephalopati nonprogresif tertentu dimana onset Kriteria Elektrografik untuk Nonconvulsive Status
terjadinya saat anak-anak, seperti pada Angelman Epileptikus
syndrome.5 Kriteria Pasti
 Elektrografik seizure yang bersifat fokal yang
Seperti disebutkan diatas bahwa selain tipe
muncul sering atau berkelanjutan disertai pola
general juga terdapat tipe NCSE yang lain yaitu
iktal dimana terdapat perubahan pada
complex partial status epilepticus. Dimana amplitudo, frekuensi atau lokalisasi
perbedaan antara complex partial SE dengan  Generalized spike-and-wave yang sering
absence SE sulit untuk diidentifikasi jika hanya muncul atau berkelanjutan pada pasien tanpa
berdasarkan klinis. Seperti pada absence SE, pasien riwayat epilepsi sebelumnya
dengan complex partial SE juga dikeluhkan dengan  Generalized spike-and-wave yang sering
sikap bingung dengan tidak didapatkan tanda muncul atau berkelanjutan, yang secara
lateralisasi yang jelas. Untuk kriteria diagnosis signifikan berbeda dalam amplitudo atau
klinis dari complex partial SE dapat disimpulkan frekuensi dari temuan sebelumnya pada pasien
sebagai berikut : complex partial seizure yang dengan riwayat epileptic encephalopaty
berulang tanpa adanya pemulihan kesadaran  Periodeic lateralized epileptiform discharge
(PLEDs) pada pasien koma setelah convulsive
diantara seizure atau “epileptic twilight state”
status epileptikus
yang berlangsung terus menerus dengan
Pola yang samar-samar
pergantian antara fase unresponsive dan fase
 Kelainan encephalografik yang sering muncul
responsive partial. Pergantian elemen dari fase ini
atau berkelanjutan pada pasien dengan cedera
tidak selalu terjadi, maka dari itu definisi ini masih
otak akut dimana pada elektroencephalogram
kontroversi.15 tidak menunjukkan temuan yang sama dengan
Gejala yang tampak pada complex partial SE dapat kriteria pasti
meliputi amnesia, afasia, perilaku yang aneh dan  Generalized spike-and-wave yang sering
hemiparesis. Pasien dengan epilepsi partial, sering muncul atau berkelanjutan, yang
perbedaannya tidak signifikan dalam
disebabkan karena kelainan dari lobus frontal,
amplitudo atau frekuensi dari temuan
pada umumnya tampak dengan pola seizure yang sebelumnya pada pasien dengan riwayat
berupa kelainan perilaku, tetapi riwayat terkena epileptic encephalopaty,dimana gejala
epilepsi sebelumnya tidak selalu didapatkan. EEG klinisnya mengarah ke NCSE
merupakan pemeriksaan yang sangat penting
untuk menegakkan diagnosis yang benar. Kelainan Adapun kriteria diagnosis dari NCSE, dapat dilihat
yang dapat muncul saat ictal berupa kelainan fokal pada tabel berikut ini.

MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017


Pramesti, et al. 35
Diagnosis and Management of NSCE

Tabel 2. Kriteria Diagnosis NCSE.16 Berikut ini tabel yang menunjukkan tipe-tipe dari
Kriteria Diagnosis NCSE NCSE beserta karakteristik klinis dan karakteristik
EEG dari masing-masing tipe NCSE tersebut.
1. Derajat kesadaran menurun atau defisit
neurologis lain
2. EEG epileptiform: bangkitan tipikal yang
berlainan atau kelainan yang berkelanjutan
3. Adanya respon terhadap antikonvulsan : baik
secara klinis maupun dari EEG (masih
kontroversial, seringnya setelah penundaan
panjang)

Tabel 3. Tipe-tipe NCSE, karakteristik klinis dan karakteristik EEG dari masing-masing tipe NCSE.17
Tipe NCSE Karakteristik Klinis Karakteristik EEG
NCSE General
Absence tipikal Kesadaran menurun (biasanya ringan), General spike and wave yang muncul terus
Status Epileptikus disorientasi,mata terbelalak,kedipan ritmis menerus atau berulang atau polispike and
pada pasien dengan epilepsi general primer wave di ≥3 Hz, dengan latar belakang
interiktal yang normal
Absence atipikal Seperti orang bingung dengan derajat yang General spike and wave yang muncul terus
Status Epileptikus meningkat pada pasien dengan epileptic menerus atau berulang atau polispike and
encephalopaty wave di ˂3 Hz, dengan latar belakang
interiktal yang slowing
Absence late Kesadaran menurun, disorientasi sampai General spike and wave yang muncul terus
onset Status stupor,mata terbelalak,kedipan ritmis pada menerus atau berulang atau polispike and
Epileptikus tua tanpa riwayat epilepsi wave di 0,5-4 Hz, dengan latar belakang
interiktal yang slowing
SGCSE Koma atau obtundation, dapat berupa General spike and wave atau polispike and
gerakan tubuh yang menyentak tetapi wave 1-4 Hz, seringnya dengan latar belakang
samar atau adanya pergerakan mata seperti yang datar
nistagmus
NCSE Partial
Simple Partial Fenomena sensoris atau otonom yang Aktivitas epileptiform terlokalisir (gelombang
Status Epileptikus persisten dimana terjadi pada 1 area dari spike atau ritmis yang berulang)
tubuh dan tidak ada penurunan kesadaran
Complex Partial Kesadaran menurun dengan gejala klinis Aktivitas fokal ritmis (biasanya meliputi regio
Status Epileptikus bingung, perilaku aneh, automatisme temporal atau fokal) dengan evolusi pada
frekuensi, morfologi, dapat menunjukkan
pola difus pada status epileptikus
Elektrografik Koma atau obtundation; dapat Aktivitas fokal ritmis dengan evolusi pada
Partial Status menunjukkan jerking pada tubuh yang frekuensi, morfologi
epileptikus samar atau gerakan mata nistagmoid
Age-related NCSE
Neonatal Status Klonik, tonik, mioklonik seizure Aktivitas fokal di gelombang alpha, theta,
Epileptikus delta, terkadang dengan sedikit evolusi pada
frekuensi dan morfologi; pada EEG interiktal
menunjukkan PLEDs
ESES Penurunan kognitif yang progresif Spike wave general pada 1.5-3.5 Hz terjadi
lebih dari 85% pada tidur stadium NREM
Sindroma Landau- Afasia reseptif progresif dan gangguan Spike wave temporal unilateral atau bilateral
Kleffner tingkah laku pada 1.5-3.5 Hz selama tidur stadium NREM
(<85%)
Nonepileptic Tidak ada respon, menyentak, gerakan Latar belakang normal
NCSE mata berkedip

MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017


36 Pramesti, et al.
Diagnosis and Management of NSCE

Sedangkan berikut ini merupakan algoritma untuk dengan frekuensi kurang dari 2,5 Hz dengan
diagosis NCSE berdasarkan EEG yang disusun atas adanya gambaran klinis dan EEG yang menyertai :
dasar gambaran EEG yang utama sesuai kriteria (a) evolusi yang tegas pada frekuensi atau
yang telah ada yaitu : (1) adanya aktivitas morfologinya, (b) manifestasi klinis motorik
epileptiform yang bersifat fokal dan berulang atau (seperti kedutan fokal pada area tubuh tertentu
yang bersifat general (seperti adanya gelombang atau pada wajah) atau (c) adanya gejala klinis klinis
spike, sharp, spike-and-wave, spike-and-slow-wave yang hilang dan perbaikan pada gambaran EEG
complexes) atau gelombang ritmis dengan setelah pemberian rapid-acting OAE intravena
frekuensi lebih dari 2,5 Hz selama lebih dari 10 terutama benzodiazepine.17
detik atau (2) adanya perubahan yang mirip

Manifestasi Membutuhkan EEG Ya Pertimbangkan


klinis konsisten EEG Normal perekaman
dengan NCSE EEG yang
>30 menit diperpanjang
Tidak
Tidak

Frekuensi Spike, sharp wave, spike and


Ya Ya wave, sharp and slow wave EEG Normal
> 1Hz
complexes fokal atau prolong?
general ritmis atau berulang
berlangsung > 10 detik
Tidak Ya
Tidak

Evolusi Trial OAE Bukan


signifikan Gejala IV onset NCSE
Frekuensi Tidak Tidak Tidak
pada motorik cepat
>2-5 Hz
morfologi fokal
Respon klinis Tidak
atau
frekuensi dan EEG baik
terhadap Respon EEG
OAE IV baik
terhadap
Tidak OAE IV
Ya
Ya Ya
Ya Ya

NCSE
NCSE NCSE Possible NCSE;
NCSE monitor
terhadap
respon klinis
jangka panjang

Gambar 2. Algoritma Diagnosis NCSE.17

Terapi Regimen terapi berikut ini dapat diberikan pada


semua pasien dengan usia yang berbeda-beda dan
Terapi NCSE didasarkan atas subtipe dari NCSE dan untuk rekomendasi terapi spesifik pada anak-anak
kondisi-kondisi yang terjadi saat terjadinya SE. masih belum tersedia.15

MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017


Pramesti, et al. 37
Diagnosis and Management of NSCE

Tabel 4. Terapi NCSE oral (seperti diazepam 5 – 10 mg, clobazam 10 mg


atau clonazepam 0,5 mg) atau dapat juga diberikan
Tipe NCSE Terapi Prognosis benzodiazepin per rektal, per bukal atau per nasal,
Absence Clobazam oral, Baik jika tidak memungkinkan diberikan per oral.19
Status lorazepam IV atau
Epileptikus asam valproat IV Sedangkan untuk terapi atypical absence SE, tidak
Simple Clobazam oral, Baik berespon baik dengan pemberian benzodiazepin
Partial lorazepam IV atau intravena. Selain itu dengan pemberian
Status asam valproat IV benzodiazepin intravena pada kasus ini dapat
Epileptikus memicu terjadinya status epileptikus tipe tonik.
Complex Terapi penyebab Tidak pasti; Sebaliknya pemberian terapi oral memberikan
Partial dasarnya tergantung
hasil lebih baik dibanding intravena. Pilihan
Status Clobazam oral, penyebabnya
obatnya adalah asam valproat, lamotrigin,
Epileptikus lorazepam IV,
fosphenytoin IV topiramate, clonazepam dan clobazam. Sedangkan
atau asam valproat untuk obat-obat sedasi, carbamazepin dan
IV vigabatrin dilaporkan dapat memperburuk atypical
NCSE pada Clobazam oral, Tidak pasti; absence itu sendiri.19
pasien steroid oral baik untuk Terapi Compleks Partial SE
dengan Pembedahan seizure dan
kesulitan (transeksi multiple kelainan Compleks partial SE terutama pada pasien epilepsi
belajar subpial) elektrografik dengan gangguan kesadaran yang minimal
NCSE pada Lorazepam IV, Buruk berespon baik dengan pemberian benzodiazepin
pasien fosphenytoin IV, oral. Clobazam oral selama 2-3 hari dapat
koma anestesi general mengontrol terjadinya SE pada kondisi seperti ini.
Pada kasus simtomatik akut atau pada compleks
Terapi Absence SE partial SE yang refrakter, diberikan terapi
intravena. Seperti pada CSE, pemberian lorazepam
Karena pada kenyataannya kerusakan neuron yang diikuti (jika perlu) dengan pemberian
jarang didapatkan karena terjadinya absence SE, phenytoin atau fosphenytoin merupakan pilihan
maka terapi yang agresif tidak direkomendasikan. terapi lini pertama. Selain itu juga dapat diberikan
Absence SE berespon baik dengan pemberian asam valproat intravena dengan dosis 20-40
benzodiazepin oral atau intravena. Pada absence mg/kgBB. Dimana asam valproat ini tidak beresiko
SE berespon cepat dengan pemberian menyebabkan efek samping pada sistem
benzodiazepin intravena. Untuk pemberian kardiorespirasi.19
intravena, dapat diberikan lorazepam dengan dosis
0,05-0,1 mg/kgBB.18 Untuk terapi penyakit klinis (seperti radang otak,
radang pembuluh darah, autoimun sindrome atau
Literatur lain menyebutkan dosis lorazepam 1 mg kelainan metabolik) yang mendasari juga dapat
diberikan selama perekaman EEG, terkadang dosis mengontrol terjadinya seizure. Penggunaan
yang lebih tinggi (sampai 4 mg) diperlukan untuk general anestesi untuk terapi CPSE masih
mengatasi absence SE ini. Namun, jika pemberian kontroversi dan sebaiknya dihindari. Terapi lain
benzodiazepin tidak efektif atau terdapat yang dapat dipertimbangkan adalah loading
kontraindikasi pemberian benzodiazepin, topiramate atau levetiracetam, dimana saat ini
sementara tetap diperlukan terapi intravena, maka tersedia untuk penggunaan parenteral.19
dapat diberikan asam valproat secara intravena
dengan single loading dose 20-40 mg/kgBB.19 SIMPULAN
Pada pasien dengan idiopatik general epilepsi Penegakan diagnosis Non Convulsive Status
sering mengalami absence SE berulang dan pada Epilepticus (NCSE) ini tidak mudah, maka para
umumnya disertai gejala yang lain, seperti absence klinisi seharusnya lebih mendalami tentang
dengan myoclonus pada kelopak mata, idiopatik diagnosis dan penatalaksanaan NCSE yang tepat,
general epilepsi dengan phantom absence dan khususnya dalam penegakan diagnosis NCSE
juvenile myoclonic epilepsi. Pada kasus tersebut, sebagai langkah awal yang penting, sehingga dapat
pasien harus mendapatkan terapi benzodiazepin menghindari adanya keterlambatan terapi

MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017


38 Pramesti, et al.
Diagnosis and Management of NSCE

sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan 8. Chang AK, Shinnar S. Nonconvulsive Status
otak yang irreversibel. Epilepticus emergency Medicine. Clinical
Neurology. 2011, Feb; 29 (1) : 65-72
Untuk penegakan diagnosis NCSE didasarkan atas
9. Ruegg, S. Nonconvulsive Status Epilepticus in
gambaran klinis, terutama status mental atau
adults: an overview. Schweizer Archiv fur
kesadaran yang terganggu dan adanya perubahan
Neurologie und Psychiatrie. Vol 159. Note (s) :
pada EEG. Maka EEG merupakan eksplorasi
53-83. P.31. 2008.
pertama yang harus dilakukan dengan adanya
10. O’Dell, Casey M. Arabinda D. Understanding
gambaran klinis yang mengarah ke NCSE.
the Basic Mechanism Seizure in Mesial
Masing-masing tipe NCSE mempunyai karakteristik Temporal Lobe Epilepsy and Possible
klinis dan gambaran EEG yang spesifik, sehingga Therapeutic Target: A Review. Journal of
kita bisa lebih teliti dalam menegakkan diagnosis Neuroscience Research. 2012, 90: 913-924.
NCSE dan kita dapat menentukan terapi yang tepat 11. Upreti C, Otero R, Partida C. Altered
sesuai tipe NCSE yang terjadi. Neurotransmitter Release, Vesicle Recycling
and Presynaptic Structure in the Pilocarpine
DAFTAR PUSTAKA Model of Temporal Lobe Epilepsy. Brain.
1. Manno, Edward M. New Management 2012; 135 (pt 3): 869-885.
Strategies in the Treatment of Status 12. Chen, James WY. Wasterlain, Claude G. Status
Epilepticus. 2003. Epilepticus: Pathophysiology and
2. Hageman G, Zinke J, Von Oersen TJ. Status Management in Adults. 2006.
Epileptikus. The Open Critical Care Medicine 13. Panayiotopoulos, CP. The Epilepsies Seizures,
Journal. 2011; 4: 15-23. Syndromes and Management. Bladon Medical
3. Murthy JM. Nonconvulsive Status Epilepticus: Publishing. 2005.
An Under Diagnosed and Potentially Treatable 14. Brigo F. Nonconvulsive Status Epilepticus: The
Condition. Vol. 51, Issue 4, Page 453-454. Diagnosis Dilemma. Neurologi India. 2013; 61:
Hyderabad. 2003. 3-6.
4. Ibanez, Gomez. Urrestarazu E, Viteri. 15. Korff, CM. Nordli DR. Diagnosis and
Nonconvulsive Status Epilepticus in the 21st Management of Nonconvulsive Status
century: clinical characteristic, diagnosis, Epilepticus in Children. Switzerland. Vol. 3.
treatment and prognosis. Rev. Neurology. No. 9. 2007.
Spanyol. 2012. 16. Drislane, Frank W. Presentation, Evaluation
5. Ziai, Wendy C. Kaplan, Peter W. Seizures and and Treatment of Nonconvulsive Status
Status Epilepticus in the Intensive Care Unit. Epilepticus. Massachusetts. 2000.
New York. 2008. 17. Herman, Susan T. The Electroencephalogram
6. Shorvon, Simon. The Classification of of Nonconvulsive Status Epilepticus.
Nonconvulsive Status Epilepticus. Nonconvulsive Status Epilepticus chapter 4.
Nonconvulsive Status Epilepticus chapter 3. 2009.
2009. 18. NICE Protocol for Treating Status Epilepticus
7. Adiga, Rashmi. Nonconvulsive Status in Adults and Children. 2003.
Epilepticus in Children. ANCR. Singapore. Vol 19. Walker. Principles of Treatment of
12. Number 1. 2012. Nonconvulsive Status Epilepticus.
Nonconvulsive Status Epilepticus chapter 20.
2009.

MNJ, Vol.03, No.01, Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai