Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIAGNOSA MEDIS

DIABETES MELLITUS

Disusun Oleh :

Vutukhal Rachma Arfian (17.0601.0015)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Diabetes Mellitus.

Laporan ini kami susun dengan melakukan kegiatan diskusi kelompok terlebih dahulu
serta dengan mensitasi materi-materi dari literatur-literatur yang terkait dengan kosep
diabetes mellitus ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga para pembaca bisa mendapatkan manfaat
dengan membaca dan mempelajari laporan ini.

Magelang, 25 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Maalah................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 3
A. Definisi............................................................................... 3
B. Klasifikasi ......................................................................... 3
C. Etiologi .............................................................................. 7
D. Patofisiologi ...................................................................... 10
E. Manifestasi ........................................................................ 12
F. Pemeriksaan Penunjang .................................................... 13
G. Penatalaksanaan medis ...................................................... 15
H. Konsep Asuhan Keperawatan ........................................... 22
BAB 3 PENUTUP .......................................................................... 29
A. Kesimpulan ........................................................................ 29
B. Saran .................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 30

iii
PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY

A. Patofisiologi
Patofisiologi Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur
oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia
posprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi
maka ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang
berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan
dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai
akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).

Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan
glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan substansi lain), namun
pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih
lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan
lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan
produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang menggangu
keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang
diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen,
mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan
menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin
bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat
kelainan metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet
dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen
terapi yang penting.
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam
sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel
ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat
sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu
mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.

Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan


masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoik
(HHNK). Diabetes tipe II paling sering terjadi pada penderita diabetes yang berusia
lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat
(selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan
tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan
dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsi, luka pada kulit yang
lama sembuh-sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadra
glukosanya sangat tinggi).
Pathway

Kurang
informasi

Defisien
Pengetahuan
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Umur : 65 Tahun
c. Alamat : Desa Kalimeneng, RT03/RW 01
d. Pekerjaan : Buruh
e. Pendidikan : SD
f. Agama : Islam
g. Suku bangsa : Jawa
h. Komposisi keluarga :
Jenis Hubungan Pekerjaan
No Nama Umur Pendidikan
Kelamin dengan klien Saat ini
Kepala
1. Tn. S Laki-Laki 60 SD Buruh
Keluarga

2. Ny. M Perempuan Istri 59 SD IRT

i. Status imunisasi anggota keluarga balita: tidak ada


j. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal dalam satu rumah


: Laki-laki meninggal dunia
: Perempuan Meninggal

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Klien

k. Tipe keluarga
Tipe Keluaga Tn. S adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari suami, istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.

l. Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi bersama
dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang.

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap Perkembangan keluarga Tn. S yang belum terpenuhi adalah menyesuaikan dengan
kekuatan fisik yang menurun, relasi dengan teman kelompok sebaya dalam hal
menunjang kesehatan.
c. Riwayat keluarga inti
1) Tn. S saat ini dalam kondisi sehat dan baik.
2) Keluarga Tn. S khususnya Ny. M mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus
yaitu Bapak Ny. M. Ny. M menderita penyakit Diabetes Melitus sejak tahun 2008
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. S tidak mempunyai riwayat penyakit menular, tetapi ada riwayat penyakit
keturunan (Diabetes Melitus) dari Bapak Ny. M
3. Karakteristik Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Denah rumah
KM

D
KT

KT
RK

RT

Keterangan:
: Pintu : Jendela
KT : Kamar Tidur RT : Ruang Tamu
RK : Ruang Keluarga D : Dapur
KM : Kamar Mandi

2) Keadaan lingkungan dalam rumah


Rumah yang di huni Tn. S merupakan milik pribadi, atap rumah ditutup genteng, dan
tinggi atap + 4,5 meter. Terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar tidur, dapur
dan kamar mandi. Sirkulasi udara cukup, penerangan cukup baik cahaya matahari masuk
ke dalam rumah.
3) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Halaman rumah cukup luas terdapat pohon rambutan, pohon manggga dan ada tanaman
cabai.
b) Sumber air minum
Sumber air berasal dari PDAM dan sumber air tersebut bisa digunakan untuk minum,
mencuci dan mandi.
c) Pembuangan air kotor
Air kotor dibuang ke sungai dekat rumah Tn. S.
d) Pembuangan sampah
Untuk pembuangan sampah keluarga Tn. S selalu Membuang sampah ke sungai
e) Jamban dan kamar mandi
Keluarga memiliki WC didalam rumah, keadaan bersih, WC tipe WC Jongkok.
f) Sumber pencemaran
SUmber pencemaran yang di timbulkan keluarga Tn. S yaitu pencemaran air sungai.
g) Sanitasi rumah
Keluarga memiliki WC didalam rumah, keadaan bersih, WC tipe WC Jongkok

b. Karakteristik tetangga dan komunitas


Interaksi tetangga dengan keluarga Tn. S cukup harmonis, dibuktikan Tn. S rajin
mengikuti pertemuan rutin warga, dan Ny. M sering mengikuti pengajian rutin.
c. Mobilitas geografi keluarga
Selama ini, keluarga Tn. S belum pernah berpindah rumah.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. S setiap hari sering berinteraksi dengan masyarakat, mengikuti pertemuan
rukun warga dan ikut andil jika ada tetangga yang terkena musibah.
e. Sistem pendukung keluarga
Fasilitas layanan kesehatan di wilayah Tn. S berupa Puskesmas dan klinik. Jarak
fasilitas kesehatan terdekat kurang dari 2 km dan dapat dijangkau dengan menggunakan
motor.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-harinya dan
mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga lain yang terkena Diabetes
Melitus untuk menjaga pola makan dan rutin meminum obat. Tapi terkadang Ny. M
masih mengkonsumsi mie instan dan telur. Ny. M mengatakan sudah + 1 bulan belum
memeriksa kadar gula darah.
c. Struktur peran formal dan informal
Formal : Tn. S sebagai kepala keluarga, Ny. M sebagai istri.
Informal : Tn. S dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.
d. Nilai dan norma
Keluarga masih memegang adat istiadat jawa, dan tidak ada nilai dan norma tertentu dan
nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan karena menurut keluarga kesehatan
merupaan hal yang penting.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi biologis
1) Keadaan (status) kesehatan
Keadaan kesehatan keluarga Tn. S saat ini sehat dan tidak ada keluhan. Ny. M
mengatakan telapak tangan dan kaki terasa kebas dan kesemutan, Ny. M mengatakan
sudah + 1 bulan belum memeriksa kadar gula darah, GDS: 3 bulan terakhir Mei: 192
mg/dl, Juni: 209 mg/dl, Juli : 250 mg/dl Tn. S mengatakan Ny. M masih mengkonsumsi
Mie Instan + telur.
2) Kebersihan perseorangan
Seluruh anggota keluarga memilikikebiasaan mandi dengan menggunakan sabun mandi
dan sikat gigi 2x sehari, keramas minimal 4 hari sekali, seluruh anggota tubuh terlihat
bersih..
3) Penyakit yang sering diderita
Dalam keluarga Tn. S tidak ada penyakit yang diderita. Sedangkan pada Ny.M
memiliki penyakit diabetes mellitus.
4) Penyakit keturunan
Penyakit keturunan yang di alami keluarga Tn. S khususnya pada Ny. M adalah diabetes
mellitus.
5) Penyakit kronis/menular
Dalam keluarga Tn. S tidak memiliki menyakit menular
6) Kecacatan
Dalam keluarga Tn. S tidak ada yang mengalami kecacatan.
7) Pola makan
Pada keluarga Tn. S terbiasa makan teratur yaitu 3x sehari pagi, siang dan sore, dengan
jenis makanan yang dikonsumsi sayur, nasi dan lauk yang seadanya kadang
mengkonsumsi buah seperti pisang. Tetapi untuk Ny. M makan nasi dan kadang
mengkonsumsi mie instan dan telur, siang dan sore hari Ny. M hanya makan sayur dan
buah, dan jumlah makanan tidak ditimbang.
8) Pola istirahat
Dalam keluarga Tn. S pola istirahat berbeda-beda pada malam hari 6-7 jam dan tidak ada
yang mengalami gangguan tidur.

b. Fungsi psikologis
1) Keadaan emosi
Dalam keluarga Tn. S saat ini tidak ada masalah yang menyebabkan hubungan antar
anggota keluarga menjadi renggang. Keadaan emosi anggota keluarga baik.
2) Kebiasaan buruk
Dalam keluarga Tn. S kebiasaan buruk yang dilakukan oleh Ny. M adalah masih suka
mengkonsumsi mie instan dan makan tidak teratur.
3) Pengambilan keputusan
Tn. S sebagai kepala keluarga dan pengambilan keputusan serta menjadi panutan.Ny. M
sebagai ibu rumah tangga.
4) Ketergantungan obat/bahan
Dalam keluarga Tn. S tidak ada ketergantungan obat
5) Mencari pelayanan kesehatan
Menurut Tn. S keluarganya peduli dan mempeerhatian terhadap keadaan kesehatannya,
tetapi Ny. M mengatakan sudah + 1 bulan belum memeriksa kadar gula darah karena
belum sempat.

c. Fungsi sosial
1) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dalam keluarga Tn. S, khususnya Tn. S dan Ny. M yaitu Sekolah
Dasar, sedangkan anak-anaknya pendidikan terakhir yaitu SMA.
2) Hubungan inter keluarga
Dalam keluarga Tn. S setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah saat malam dan
siang hari hubungan dalam keluarga baik.
3) Hubungan dengan orang lain
Fungsi sosial keluarga Tn. S berjalan dengan baik, Ny. M sering berkomunikasi dan
bersosialisasi mengikuti pengajian didekat rumahnya,
4) Kegiatan organisasi sosial
Anggota keluarga Tn S tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat
dan tidak ada yang cukup berpengaruh di masyarakat.

d. Fungsi spiritual
1) Ketaatan beribadah
Dalam keluarga Tn. S selalu taat dalam beribadah yaitu sholat 5 waktu baik dimasjid
maupun di rumah untuk Ny. M serta rutin mengikuti pengajian di dekat rumah.
2) Keyakinan kesehatan
Keluarga yakin jika selalu menjaga kebiasaan sehat maka akan terlindung dari penyakit
e. Fungsi kultural
1) Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan keluarga Tn. S dilakukan dengan musyawarah dan diambil
keputusan oleh suami.
2) Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan
Adat yang ada di masyarakat sekitar tidak berpengaruh terhadap kesehatan
3) Tabu-tabu
Tidak ada tabu-tabu dalam keluarga Tn. S.

f. Fungsi reproduksi
Tn. A mempunyai 1 orang anak laki--laki.
g. Fungsi ekonomi
1) Tulang punggung
Tulang punggung dari keluarga adalah Tn. S dibantu dengan anaknya.
2) Penghasilan
Penghasilan dari keluarga Tn. S tidak pasti, kurang lebih 1 bulan Rp.1. 000.000,-
3) Keadaan ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
dan biaya untuk berobat.
4) Status sosial ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga Tn. S menengah.
h. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
1) Mengenal masalah
Dalam keluarga Tn. S sudah pernah mendengar tentang Diabetes namun masih bingung
saat ditanya penyakit tersebut dan belum paham tentang cara penanganannya.
2) Mengambil keputusan yang tepat
Dalam keluarga Tn. S selalu mengutamakan dan memperhatikan kebutuhan anggota
keluarga terutama menyangkut kesehatan.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga selalu membawa anggota keluarga ke puskesmas jika ada yang sakit.
4) Memelihara lingkungan rumah yang mendukung kesehatan
Dalam keluarga Tn. S khususnya Ny. M mampu menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya, jendela sering dibuka dan sering dibersihkan.
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. S berusaha untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
berobat ke puskesmas.

6. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
- Jangka pendek yaitu Ny. M mengatakan dirinya ingin cepat sembuh dari penyakit
yang dideritanya.
- Jangka Panjang yaitu Ny. M berharap penyakit yang dideritanya tidak terjadi
komplikasi.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Di dalam mengatasi masalah biasanya dalam keluarga didiskusikan bersama. Anak Tn. S
yang sudah berkeluarga selalu meminta nasehat jika ada masalah dalam keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi yang dipergunakan oleh keluarga Tn. S adalah dengan mendiskusikan
masalahnya bersama.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Selama pengkajian tidak ditemukan adanya cara keluarga mengatasi masalah secara
maladaftif dalam keluarga

.
7. PEMERIKSAAN FISIK
TB BB LILA TD Nadi RR Suhu Keteterangan/
o
Nama (Cm) (Kg) (Cm) (mm/Hg) x/’ x/’ C Keluhan
Tn. S 160 54 - 120/80 82 20 36 -
Ny. M 152 45 - 130/80 88 20 36,5 Ny. M
mengatakan
telapak tangan
dan kaki terasa
kebas dan
kesemutan

8. HARAPAN KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah
Persepsi keluarga Tn. S terhadap masalah semuanya akan baik – baik saja selama
keluarga menjaga pola hidup sehat.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan dan
membantu masalah Tn. S.

B. ANALISA DATA
No Tanggal Data Subjektif Data Objektif Etiologi Problem
1 25 Maret - Ny. M mengatakan -Kesadaran Ketidak Kurangnya
2020 telapak tangan dan Composmentis mampuan pengetahuan
kakinya terasa kebas -Tanda-tanda Vital : anggota keluarga keluarga
dan kesemutan TD : 130/80 mmHg mengenal tentang cara
- Ny. M mengatakan Nadi : 88 x/ menit masalah diabetes pencegahan
sudah + 1 bulan RR: 22 x / menit melitus dan perawatan
belum memeriksa Suhu : 36 0C diabetes
kadar gula darah. mellitus

- Tn. S mengatakan
Ny. M masih
mengkonsumsi Mie
Instan + telur
2 25 Maret - Ny. M mengatakan - GDS: 3 bulan Ketidakmampua Resiko terjadi
2020 semenjak sakit klien terakhir n keluarga dalam serangan
tinggal di rumah. Mei: 192 mg/dl merawat anggota ulang penyakit
- Ny. M mengatakan Juni: 209 mg/dl keluarga yang diabetes
selama ini berobatnya Juli : 250 mg/dl sakit. mellitus di
hanya di Puskesmas - Ny. M keluarga Ny.

- Ny. M mengatakan mengatakan sudah + M khususnya

kadar gulanya tidak 1 bulan belum pada Ny. M

stabil . memeriksa kadar gula


- Ny. M mengatakan darah
lututnya terasa capek - Jumlah makanan
dan linu-linu tidak ditimbang
- Ny. M mengatakan BB: 45 kg
makanan yang TD: 130/80 mmHg
dimakannya tidak di TB: 152 cm
timbang.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan dan perawatan diabetes mellitus
berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga Tn. S mengenal masalah diabetes
melitus.
2. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S khususnya
pada Ny. M berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.

D. Skoring
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan dan perawatan diabetes mellitus
berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah Diabetes melitus.

No Kriteria Score Pembenaran


1 Sifat masalah : aktual 3/3 x 1 Pada penderita Diabetes
melitus bila tidak mendapatkan
perawatan secara teratur akan
berdampak kepada komplikasi
Diabetes Melitus.
2 Kemungkinan masalah untuk diubah 2/2 x 2 Dapat dirubah dengan
: mudah menghindari faktor pencetus
diabetes melitus, mengecek
secara berkala kadar gula dalam
darah.
3 Potensial masalah untuk di cegah : 2/3 x 1 Dapat dicegah dengan kontrol
Cukup kadar gula dalam darah secara
teratur dan perilaku hidup
bersih dan sehat
4 Menonjolnya masalah : Segera 2/2 x 1 Keluarga menyadari adanya
ditangani masalah yang harus ditangani.
Total 4 2/3

2. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S khususnya
pada Ny. M berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
No Kriteria Score Pembenaran
1 Sifat masalah : Resiko 2/3 x 1 Resiko akan terjadi bila tidak
dilakukan tindakan
keperawatan
2 Kemungkinan masalah untuk diubah 1/2 x 2 Sumber-sumber dan tindakan
: sebagian untuk memecahkan masalah
dapat dijangkau oleh keluarga.
3 Potensial masalah untuk di cegah : 2/3 x 1 Keluarga mempunyai kemauan
cukup dalam tindakan perawatan dan
penatalaksanaan
4 Menonjolnya masalah : Masalah ada 2/2 x 1 Keluarga mau bekerjasama
perlu segera ditangani dengan tindakan medis dalam
pencegahan dan perawatan
diabetes mellitus.
Total 3 1/3

E. Intervensi
Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan Khusus
1. Kurang Setelah 1 x selama 3x 10 menit Keluarga a. pengertian - Observasi dalam
pengetahuan pertemuan kunjungan keluarga dapat Diabetes keluarga Tn. S tentang
keluarga mampu meningkatk mellitus (DM) pemahaman terhadap
keluarga tentang memahami meningkatkan an adalah penyakit diabetes mellitus
cara pencegahan tentang cara pengetahuan pengetahuan dimana kadar
pencegahan dan keluarga dengan dalam gula darah - Berikan penjelasan
dan perawatan
perawatan cara: keluarga tinggi karena dan diskusikan pada
diabetes mellitus Diabetes Tn.S tubuh tidak keluarga tentang
a. Mampu
berhubungan Melitus a. Kognitif dapat diabetes mellitus :
mengetahui
1. keluarga melepaskan pengertian, tanda dan
dengan pengertian
Diabetes mellitus. dapat atau gejala,faktor yang
ketidakmampuan b. Penyebab menjelaskan menggunakan mempengaruhi cara
Diabetes mellitus penyebab insulin. pencegahan , dan
anggota keluarga
c. tanda gejala Diabetes b. Penyebab komplikasi
mengenal Diabetes mellitus mellitus Diabetes
masalah Diabetes d. cara 2. keluarga mellitus yaitu - Ajarkan dan latih
pencegahan dan dapat Riwayat senam kaki DM
melitus. perawatan Diabetes menjelaskan keluarga DM,
mellitus tanda gejala Kegemukan, - Anjurkan kepada
Diabetes Kurang gerak keluarga Tn S
mellitus (berolah raga), memeriksakan Ny. M
3. keluarga Hipertensi. secara teratur dan
dapat c. tanda dan rutin ke pelayanan
menjelaskan gejala DM yaitu kesehatan
cara Sering haus,
pencegahan Rasa lapar terus
dan menerus,
perawatan Kesemutan,
penderita Cepat merasa
Diabetes lelah dan
mellitus mengantuk,
b. Afektif Sering buang
1. Keluarga air kecil
Tn. S (terutama
mampu malam hari).
merawat d. cara
Ny. M yang pencegahan dan
mengalami perawatan
Diabetes diabetes
mellitus mellitus yaitu
2. Tn. S Perencanaan
mampu makan yang
memberikan baik (batasi
makanan gula, lemak,
dan dan konsumsi
perawatan sayur), Latihan
yang jasmani, Uji
dibutuhkan kadar gula
Ny. M darah secara
berkala, Minum
obat dengan
teratur, Kontrol
berat badan.

2. Resiko terjadi Setelah 1 x selama 3x 10 menit Keluarga a. Perawatan - Observasi pada


kunjungan keluarga
serangan ulang pertemuan pada dapat penderita keluarga Tn. S tentang
keluarga Tn.S mampu meningkatk diabetes serangan ulang
penyakit diabetes diharapkan meningkatkan an mellitus yaitu penyakit diabetes
pengetahuan
mellitus di serangan ulang pengetahuan selalu memakai - Berikan
tidak terjadi keluarga dengan dalam alas kaki di demontrasikan diit
keluarga Tn. S cara:
pada Ny. M keluarga dalam/di luar diabetes mellitus
a. Menyebutkan
khususnya pada Tn.S rumah, olahraga - Edukasi keluarga Tn.
perawatan diabetes
Ny. M mellitus . a. Kognitif ringan secara S tentang perawatan
b. Menyebutkan 1. Dapat teratur, diabetes mellitus
berhubungan menyebutka mematuhi diit - anjurkan klien untuk
tentang
dengan pemeriksaan n 3 dari 4 yang diberikan, mengontrolkan diri ke
diabetes mellitus perawatan biasakan pola puskesmas secara
Ketidakmampuan
diabetes hidup sehat. rutin
keluarga dalam mellitus b. pemeriksaan -anjurkan keluarga
merawat anggota 2. Dapat diabetes untuk memberi atau
menyebutka mellitus yaitu menyajikan makanan
keluarga yang n 3 dari 4 Pemeriksaan air sesuai diit
sakit pemeriksaan kencing,
diabetes pemeriksaan
mellitus darah,
b. Afektif pemeriksaan
1. Keluarga secara berkala,
Tn. S pemeriksaan
mampu kadar gula
merawat darah
Ny. M yang
mengalami
Diabetes
mellitus
2. Tn. S
mampu
memfasilita
si Ny. M ke
pelayanan
kesehatan

F. Implementasi
No TGL Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Keperawatan
1 25 Kurang - Mengobservasi dalam S: Ny. M mengatakan
Maret pengetahuan keluarga Tn. S tentang pernah mendengar
2020 keluarga tentang pemahaman terhadap tentang DM, tetapi masih
cara pencegahan diabetes mellitus belum paham
dan perawatan O: - Ny. M terlihat paham
diabetes mellitus tentang definisi dari
berhubungan diabetes mellitus
dengan -Ny. M terlihat kooperatif
ketidakmampuan
anggota keluarga - Memberikan penjelasan S: Ny. M mengatakan
mengenal dan diskusikan pada sudah tau pengertian
masalah Diabetes keluarga tentang diabetes diabetes mellitus
melitus. mellitus : pengertian, tanda - Ny. M mengatakan
dan gejala, faktor yang dalam keluarga khusunya
mempengaruhi cara Tn. S belum tau cara
pencegahan, dan perawatan dan
komplikasi pencegahan diabetes
mellitus.
- Ny. M mengatakan
sudah + 1 bulan belum
memeriksa kadar gula
darah
O: Keluarga Tn. S
terlihat kooperatif dan
memperhatikan saat di
beri materi

- mengajarkan dan S: Keluarga Tn. S


melatih senam Kaki DM khususnya Ny. M
mengatakan belum
mengetahui tentang
senam Kaki DM
- Ny. M mengatakan
aru mendengar tentang
senam kaki DM
O: Ny.M terlihat bingung
saat di ajarkan senam
kaki DM

- Menganjurkan kepada S: Tn. S mengatakan


keluarga Tn S akan selalu
memeriksakan Ny. M memeriksakan
secara teratur dan rutin ke kondisinya dan Ny. M ke
pelayanan kesehatan puskesmas
O: Tn. S dan Ny.M
terlihat kooperatif saat di
beri saran
2. 25 Resiko terjadi - Mengobservasi dalam S: Ny. M mengatakan
Maret serangan ulang keluarga Tn. S tentang sudah lebih dari 1 bulan
2020 penyakit diabetes serangan ulang penyakit tidak cek gula darah ke
mellitus di diabetes mellitus pada Ny. puskesmas
keluarga Tn. S M O: keluarga Tn. S
khususnya pada khususnya Ny. M terlihat
Ny. M kooperatif
berhubungan
dengan - memberikan S: Ny. M mengatakan
Ketidakmampua demontrasikan diit diabetes sudah pernah tau tentang
n keluarga dalam mellitus diit diabetes mellitus
merawat anggota O: Ny. M terlihat sudah
keluarga yang memahami saat diberikan
sakit demonstrasi

- menjelaskan kepada S: Ny. M mengatakan


keluarga Tn. S tentang bersedia untuk diberikan
perawatan diabetes materi
mellitus O: Ny. M terlihat antusias
saat diberikan materi

S: Ny. M mengatakan

- Menganjukan kepada mulai sekarang akan rutin


keluarga Tn. S khususnya ke puskesmas
Ny. M untuk rutin cek ke O: Keluarga Tn. M
puskesmas terlihat kooperatif dan
antusias

G. Evaluasi
No TGL Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. 25 Kurang pengetahuan S: Keluarga Tn S mengatakan paham dan
Maret keluarga tentang cara mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda
2020 pencegahan dan dan gejal DM, Ny.M mengatakan DM adalah
perawatan diabetes
penyakit gula lebih dari 140 mg/dl
mellitus
- Ny.M mengatakan cukup mengerti mengenai
berhubungan dengan
senam kaki DM tetapi masih belum hafal
ketidakmampuan
gerakannya
anggota keluarga
mengenal masalah
- Ny.M mengatakan bahwa akan mengulang

Diabetes melitus. senam kaki DM yaitu pagi hari sekitar pukul 7


pagi
O: Keluarga tampak mengerti dan dapat
menyebutkan 3 dari 5 tanda DM serta cara
mencegah dan perawatan DM
- Klien tampak mengerti dan dapat antusias
mengikuti senam kaki DM
A: Masalah kurang pengetahuan teratasi
P: Pertahankan Intervensi
2. 25 Resiko terjadi S: Keluarga dapat menyebutkan 3 pencegahan
Maret serangan ulang serangan ulang.
2020 penyakit diabetes -Mengatur makanan sesuai diit
mellitus di keluarga
-Melakukan olahraga ringan
Tn. S khususnya
-Mengontrol gula darah secara berkala
pada Ny. M
kepuskesmas
berhubungan dengan
O: Keluarga menanyakan tentang penyakit
Ketidakmampuan
keluarga dalam
yang diderita oleh Ny. M

merawat anggota -Keluarga dan Ny. M tampak memperhatikan


keluarga yang sakit saat dilakukan penyuluhan
A: Masalah tentang pencegahan serangan ulang
diabetes melitus pada keluarga Tn. S teratasi
P: Menganjurkan pada Ny. M untuk
memeriksakan diri secara rutin ke Puskesmas

LAMPIRAN
.
Lampiran Leaflet DM

Anda mungkin juga menyukai