DIABETES MELLITUS
Disusun Oleh :
2020
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Diabetes Mellitus.
Laporan ini kami susun dengan melakukan kegiatan diskusi kelompok terlebih dahulu
serta dengan mensitasi materi-materi dari literatur-literatur yang terkait dengan kosep
diabetes mellitus ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga para pembaca bisa mendapatkan manfaat
dengan membaca dan mempelajari laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Maalah................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 3
A. Definisi............................................................................... 3
B. Klasifikasi ......................................................................... 3
C. Etiologi .............................................................................. 7
D. Patofisiologi ...................................................................... 10
E. Manifestasi ........................................................................ 12
F. Pemeriksaan Penunjang .................................................... 13
G. Penatalaksanaan medis ...................................................... 15
H. Konsep Asuhan Keperawatan ........................................... 22
BAB 3 PENUTUP .......................................................................... 29
A. Kesimpulan ........................................................................ 29
B. Saran .................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 30
iii
PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
A. Patofisiologi
Patofisiologi Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur
oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia
posprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi
maka ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang
berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan
dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai
akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan
glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan substansi lain), namun
pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih
lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan
lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan
produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang menggangu
keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang
diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen,
mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan
menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin
bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat
kelainan metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet
dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen
terapi yang penting.
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam
sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel
ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan untuk mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat
sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu
mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang
merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang
menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.
Kurang
informasi
Defisien
Pengetahuan
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Umur : 65 Tahun
c. Alamat : Desa Kalimeneng, RT03/RW 01
d. Pekerjaan : Buruh
e. Pendidikan : SD
f. Agama : Islam
g. Suku bangsa : Jawa
h. Komposisi keluarga :
Jenis Hubungan Pekerjaan
No Nama Umur Pendidikan
Kelamin dengan klien Saat ini
Kepala
1. Tn. S Laki-Laki 60 SD Buruh
Keluarga
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Klien
k. Tipe keluarga
Tipe Keluaga Tn. S adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari suami, istri yang sudah
tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
D
KT
KT
RK
RT
Keterangan:
: Pintu : Jendela
KT : Kamar Tidur RT : Ruang Tamu
RK : Ruang Keluarga D : Dapur
KM : Kamar Mandi
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-harinya dan
mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga lain yang terkena Diabetes
Melitus untuk menjaga pola makan dan rutin meminum obat. Tapi terkadang Ny. M
masih mengkonsumsi mie instan dan telur. Ny. M mengatakan sudah + 1 bulan belum
memeriksa kadar gula darah.
c. Struktur peran formal dan informal
Formal : Tn. S sebagai kepala keluarga, Ny. M sebagai istri.
Informal : Tn. S dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.
d. Nilai dan norma
Keluarga masih memegang adat istiadat jawa, dan tidak ada nilai dan norma tertentu dan
nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan karena menurut keluarga kesehatan
merupaan hal yang penting.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi biologis
1) Keadaan (status) kesehatan
Keadaan kesehatan keluarga Tn. S saat ini sehat dan tidak ada keluhan. Ny. M
mengatakan telapak tangan dan kaki terasa kebas dan kesemutan, Ny. M mengatakan
sudah + 1 bulan belum memeriksa kadar gula darah, GDS: 3 bulan terakhir Mei: 192
mg/dl, Juni: 209 mg/dl, Juli : 250 mg/dl Tn. S mengatakan Ny. M masih mengkonsumsi
Mie Instan + telur.
2) Kebersihan perseorangan
Seluruh anggota keluarga memilikikebiasaan mandi dengan menggunakan sabun mandi
dan sikat gigi 2x sehari, keramas minimal 4 hari sekali, seluruh anggota tubuh terlihat
bersih..
3) Penyakit yang sering diderita
Dalam keluarga Tn. S tidak ada penyakit yang diderita. Sedangkan pada Ny.M
memiliki penyakit diabetes mellitus.
4) Penyakit keturunan
Penyakit keturunan yang di alami keluarga Tn. S khususnya pada Ny. M adalah diabetes
mellitus.
5) Penyakit kronis/menular
Dalam keluarga Tn. S tidak memiliki menyakit menular
6) Kecacatan
Dalam keluarga Tn. S tidak ada yang mengalami kecacatan.
7) Pola makan
Pada keluarga Tn. S terbiasa makan teratur yaitu 3x sehari pagi, siang dan sore, dengan
jenis makanan yang dikonsumsi sayur, nasi dan lauk yang seadanya kadang
mengkonsumsi buah seperti pisang. Tetapi untuk Ny. M makan nasi dan kadang
mengkonsumsi mie instan dan telur, siang dan sore hari Ny. M hanya makan sayur dan
buah, dan jumlah makanan tidak ditimbang.
8) Pola istirahat
Dalam keluarga Tn. S pola istirahat berbeda-beda pada malam hari 6-7 jam dan tidak ada
yang mengalami gangguan tidur.
b. Fungsi psikologis
1) Keadaan emosi
Dalam keluarga Tn. S saat ini tidak ada masalah yang menyebabkan hubungan antar
anggota keluarga menjadi renggang. Keadaan emosi anggota keluarga baik.
2) Kebiasaan buruk
Dalam keluarga Tn. S kebiasaan buruk yang dilakukan oleh Ny. M adalah masih suka
mengkonsumsi mie instan dan makan tidak teratur.
3) Pengambilan keputusan
Tn. S sebagai kepala keluarga dan pengambilan keputusan serta menjadi panutan.Ny. M
sebagai ibu rumah tangga.
4) Ketergantungan obat/bahan
Dalam keluarga Tn. S tidak ada ketergantungan obat
5) Mencari pelayanan kesehatan
Menurut Tn. S keluarganya peduli dan mempeerhatian terhadap keadaan kesehatannya,
tetapi Ny. M mengatakan sudah + 1 bulan belum memeriksa kadar gula darah karena
belum sempat.
c. Fungsi sosial
1) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dalam keluarga Tn. S, khususnya Tn. S dan Ny. M yaitu Sekolah
Dasar, sedangkan anak-anaknya pendidikan terakhir yaitu SMA.
2) Hubungan inter keluarga
Dalam keluarga Tn. S setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah saat malam dan
siang hari hubungan dalam keluarga baik.
3) Hubungan dengan orang lain
Fungsi sosial keluarga Tn. S berjalan dengan baik, Ny. M sering berkomunikasi dan
bersosialisasi mengikuti pengajian didekat rumahnya,
4) Kegiatan organisasi sosial
Anggota keluarga Tn S tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat
dan tidak ada yang cukup berpengaruh di masyarakat.
d. Fungsi spiritual
1) Ketaatan beribadah
Dalam keluarga Tn. S selalu taat dalam beribadah yaitu sholat 5 waktu baik dimasjid
maupun di rumah untuk Ny. M serta rutin mengikuti pengajian di dekat rumah.
2) Keyakinan kesehatan
Keluarga yakin jika selalu menjaga kebiasaan sehat maka akan terlindung dari penyakit
e. Fungsi kultural
1) Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan keluarga Tn. S dilakukan dengan musyawarah dan diambil
keputusan oleh suami.
2) Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan
Adat yang ada di masyarakat sekitar tidak berpengaruh terhadap kesehatan
3) Tabu-tabu
Tidak ada tabu-tabu dalam keluarga Tn. S.
f. Fungsi reproduksi
Tn. A mempunyai 1 orang anak laki--laki.
g. Fungsi ekonomi
1) Tulang punggung
Tulang punggung dari keluarga adalah Tn. S dibantu dengan anaknya.
2) Penghasilan
Penghasilan dari keluarga Tn. S tidak pasti, kurang lebih 1 bulan Rp.1. 000.000,-
3) Keadaan ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
dan biaya untuk berobat.
4) Status sosial ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga Tn. S menengah.
h. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
1) Mengenal masalah
Dalam keluarga Tn. S sudah pernah mendengar tentang Diabetes namun masih bingung
saat ditanya penyakit tersebut dan belum paham tentang cara penanganannya.
2) Mengambil keputusan yang tepat
Dalam keluarga Tn. S selalu mengutamakan dan memperhatikan kebutuhan anggota
keluarga terutama menyangkut kesehatan.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga selalu membawa anggota keluarga ke puskesmas jika ada yang sakit.
4) Memelihara lingkungan rumah yang mendukung kesehatan
Dalam keluarga Tn. S khususnya Ny. M mampu menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya, jendela sering dibuka dan sering dibersihkan.
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. S berusaha untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan
berobat ke puskesmas.
.
7. PEMERIKSAAN FISIK
TB BB LILA TD Nadi RR Suhu Keteterangan/
o
Nama (Cm) (Kg) (Cm) (mm/Hg) x/’ x/’ C Keluhan
Tn. S 160 54 - 120/80 82 20 36 -
Ny. M 152 45 - 130/80 88 20 36,5 Ny. M
mengatakan
telapak tangan
dan kaki terasa
kebas dan
kesemutan
8. HARAPAN KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah
Persepsi keluarga Tn. S terhadap masalah semuanya akan baik – baik saja selama
keluarga menjaga pola hidup sehat.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan dan
membantu masalah Tn. S.
B. ANALISA DATA
No Tanggal Data Subjektif Data Objektif Etiologi Problem
1 25 Maret - Ny. M mengatakan -Kesadaran Ketidak Kurangnya
2020 telapak tangan dan Composmentis mampuan pengetahuan
kakinya terasa kebas -Tanda-tanda Vital : anggota keluarga keluarga
dan kesemutan TD : 130/80 mmHg mengenal tentang cara
- Ny. M mengatakan Nadi : 88 x/ menit masalah diabetes pencegahan
sudah + 1 bulan RR: 22 x / menit melitus dan perawatan
belum memeriksa Suhu : 36 0C diabetes
kadar gula darah. mellitus
- Tn. S mengatakan
Ny. M masih
mengkonsumsi Mie
Instan + telur
2 25 Maret - Ny. M mengatakan - GDS: 3 bulan Ketidakmampua Resiko terjadi
2020 semenjak sakit klien terakhir n keluarga dalam serangan
tinggal di rumah. Mei: 192 mg/dl merawat anggota ulang penyakit
- Ny. M mengatakan Juni: 209 mg/dl keluarga yang diabetes
selama ini berobatnya Juli : 250 mg/dl sakit. mellitus di
hanya di Puskesmas - Ny. M keluarga Ny.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan dan perawatan diabetes mellitus
berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga Tn. S mengenal masalah diabetes
melitus.
2. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S khususnya
pada Ny. M berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
D. Skoring
1. Kurang pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan dan perawatan diabetes mellitus
berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah Diabetes melitus.
2. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S khususnya
pada Ny. M berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.
No Kriteria Score Pembenaran
1 Sifat masalah : Resiko 2/3 x 1 Resiko akan terjadi bila tidak
dilakukan tindakan
keperawatan
2 Kemungkinan masalah untuk diubah 1/2 x 2 Sumber-sumber dan tindakan
: sebagian untuk memecahkan masalah
dapat dijangkau oleh keluarga.
3 Potensial masalah untuk di cegah : 2/3 x 1 Keluarga mempunyai kemauan
cukup dalam tindakan perawatan dan
penatalaksanaan
4 Menonjolnya masalah : Masalah ada 2/2 x 1 Keluarga mau bekerjasama
perlu segera ditangani dengan tindakan medis dalam
pencegahan dan perawatan
diabetes mellitus.
Total 3 1/3
E. Intervensi
Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan Khusus
1. Kurang Setelah 1 x selama 3x 10 menit Keluarga a. pengertian - Observasi dalam
pengetahuan pertemuan kunjungan keluarga dapat Diabetes keluarga Tn. S tentang
keluarga mampu meningkatk mellitus (DM) pemahaman terhadap
keluarga tentang memahami meningkatkan an adalah penyakit diabetes mellitus
cara pencegahan tentang cara pengetahuan pengetahuan dimana kadar
pencegahan dan keluarga dengan dalam gula darah - Berikan penjelasan
dan perawatan
perawatan cara: keluarga tinggi karena dan diskusikan pada
diabetes mellitus Diabetes Tn.S tubuh tidak keluarga tentang
a. Mampu
berhubungan Melitus a. Kognitif dapat diabetes mellitus :
mengetahui
1. keluarga melepaskan pengertian, tanda dan
dengan pengertian
Diabetes mellitus. dapat atau gejala,faktor yang
ketidakmampuan b. Penyebab menjelaskan menggunakan mempengaruhi cara
Diabetes mellitus penyebab insulin. pencegahan , dan
anggota keluarga
c. tanda gejala Diabetes b. Penyebab komplikasi
mengenal Diabetes mellitus mellitus Diabetes
masalah Diabetes d. cara 2. keluarga mellitus yaitu - Ajarkan dan latih
pencegahan dan dapat Riwayat senam kaki DM
melitus. perawatan Diabetes menjelaskan keluarga DM,
mellitus tanda gejala Kegemukan, - Anjurkan kepada
Diabetes Kurang gerak keluarga Tn S
mellitus (berolah raga), memeriksakan Ny. M
3. keluarga Hipertensi. secara teratur dan
dapat c. tanda dan rutin ke pelayanan
menjelaskan gejala DM yaitu kesehatan
cara Sering haus,
pencegahan Rasa lapar terus
dan menerus,
perawatan Kesemutan,
penderita Cepat merasa
Diabetes lelah dan
mellitus mengantuk,
b. Afektif Sering buang
1. Keluarga air kecil
Tn. S (terutama
mampu malam hari).
merawat d. cara
Ny. M yang pencegahan dan
mengalami perawatan
Diabetes diabetes
mellitus mellitus yaitu
2. Tn. S Perencanaan
mampu makan yang
memberikan baik (batasi
makanan gula, lemak,
dan dan konsumsi
perawatan sayur), Latihan
yang jasmani, Uji
dibutuhkan kadar gula
Ny. M darah secara
berkala, Minum
obat dengan
teratur, Kontrol
berat badan.
F. Implementasi
No TGL Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Keperawatan
1 25 Kurang - Mengobservasi dalam S: Ny. M mengatakan
Maret pengetahuan keluarga Tn. S tentang pernah mendengar
2020 keluarga tentang pemahaman terhadap tentang DM, tetapi masih
cara pencegahan diabetes mellitus belum paham
dan perawatan O: - Ny. M terlihat paham
diabetes mellitus tentang definisi dari
berhubungan diabetes mellitus
dengan -Ny. M terlihat kooperatif
ketidakmampuan
anggota keluarga - Memberikan penjelasan S: Ny. M mengatakan
mengenal dan diskusikan pada sudah tau pengertian
masalah Diabetes keluarga tentang diabetes diabetes mellitus
melitus. mellitus : pengertian, tanda - Ny. M mengatakan
dan gejala, faktor yang dalam keluarga khusunya
mempengaruhi cara Tn. S belum tau cara
pencegahan, dan perawatan dan
komplikasi pencegahan diabetes
mellitus.
- Ny. M mengatakan
sudah + 1 bulan belum
memeriksa kadar gula
darah
O: Keluarga Tn. S
terlihat kooperatif dan
memperhatikan saat di
beri materi
S: Ny. M mengatakan
G. Evaluasi
No TGL Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. 25 Kurang pengetahuan S: Keluarga Tn S mengatakan paham dan
Maret keluarga tentang cara mengerti tentang pengertian, penyebab, tanda
2020 pencegahan dan dan gejal DM, Ny.M mengatakan DM adalah
perawatan diabetes
penyakit gula lebih dari 140 mg/dl
mellitus
- Ny.M mengatakan cukup mengerti mengenai
berhubungan dengan
senam kaki DM tetapi masih belum hafal
ketidakmampuan
gerakannya
anggota keluarga
mengenal masalah
- Ny.M mengatakan bahwa akan mengulang
LAMPIRAN
.
Lampiran Leaflet DM