Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Produk perikanan merupakan hasil kekayaan alam Indonesia yang
melimpah dan memiliki potensi cukup baik untuk dimanfaatkan. Karena ikan
merupakan sumber gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Manfaat tersebut diantaranya
sebagai sumber energi, membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh,
memperkuat daya tahan tubuh, memperlancar proses fisiologis dalam tubuh.

Ikan segar merupakan bahan mentah yang paling baik dan fleksibel untuk
segala macam keperluan pengolahan maupun pengawetan. Karena itu, ikan segar
mempunyai harga yang sangat baik dan mempunyai pasaran yang sangat luas.
Khusus terhadap hasil tangkapan ikan, diperlukan penanganan yang lebih baik
karena ikan termasuk komoditi yang mudah busuk.Penanganan tentu sangat
penting baik ketika pengangkutan melalui laut atau darat menuju pelabuhan
perikanan, di pelabuhan perikanan maupun sampai pendistribusiannya.Hal ini
untuk menjaga mutu kesegaran ikan agar tetap prima sesampainya di konsumen.

Proses kerusakan ikan adalah berlangsung lebih cepat didaerah tropis


karena suhu dan kelembapan harian yang tinggi. Proses kemunduran mutu
tersebut makin dipercepat dengan cara penangan dan penangkapan yang kurang
baik, fasilitas sanitasi yang kurang memadai serta terbatasnya sarana distribusi
dan pemasaran. Penanganan yang baik sejak ikan diangkat dari air sangat penting
mengingat sifat ikan yang penuh gizi dan memiliki aw tinggi sehingga mudah
busuk.

Organoleptik yaitu penilaian dan mengamati tekstur, warna, bentuk,


aroma, rasa dari suatu makanan, minuman, maupun obat-obatan (Nasiru, 2014: 9).
Pengujian organoleptik merupakan cara menilai dengan panca indera, hal ini
untuk mengetahui perubahan maupun penyimpangan pada produk (Kartika dkk,
1988: 63). Penilaian organoleptik digunakan untuk menilai mutu suatu makanan.
Dalam penilaian organoleptik memerlukan panel, baik perorangan maupun
kelompok, untuk menilai mutu maupun sifat benda dari kesan subjektif. Orang
yang menjadi anggota panel dinamakan panelis. Terdapat beberapa macam panel,
seperti; (1) panel pencicip perorangan, (2) panel pencicip terbatas, (3) panel
terlatih, (4) panel tidak terlatih, (5) panel agak terlatih, (6) panel konsumen
(Soekarto, 2009: 42)

1.2. Tujuan
a. Menganalisis (warna, aroma dan tekstur) dari hasil perikanan
b. Membedakan ikan yang layak dikonsumsi dan tidak layak untuk
dikonsumsi
c. Mengetahui penyimpanan ikan segar dan tidak segar yang baik dan benar
d. Mengetahui masa simpan ikan yang disimpan pada suhu dingin dan suhu
beku
e. Mengetahui bagaimana cara untuk menentukan tingkat kesegaran hasil
perikanan

1.3. Manfaat
Diharapkan setelah melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui
karakteristik ikan yang masih segar atau busuk dengan melihat kondisi
fisiologinya sehingga memberikan informasi kepada masyarakat tentang ikan
yang layak dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: UGM.
Nasiru, N. 2014.Teknologi Pangan Teori Praktis dan Aplikasi.Yogyakarta : Graha
Ilmu
Soekarto, ST. 2009. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bharata Karya Aksara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai