A. Pengertian
Model praktik keperawatan adalah diskripsi/gambaran dari praktik keperawatan
yang nyata dan akurat berdasarkan filosofi, konsep, dan teori keperawatan.
b. Paradigma Keperawatan
Peplau membagi paradigma keperawatan menjadi 4 komponen, yaitu :
Keperawatan, Manusia, Lingkungan, dan Sehat.
1) Keperawatan Sebagai Paradigma
a) Keperawatan merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi
kedisiplinan
b) Tujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan
prinsip-prinsip keilmuan
c) Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien mencapai
kompetensi intelektual dan interpersonal
d) Diaplikasikan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya
dan memulihkan penyakitnya
e) Sebagai sebuah konsep yang menjadi sumber kekuatan bagi regulasi diri
dan sosial, dan eksplorisasi serta organisasi faktor-faktor yang dapat
mendukung kesehatan.
f) Sebagai ilmu dan seni yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan
terapan
g) Fokus aktivitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan
respons manusia terhadap kesehatan aktual dan potensial yang
mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandirian
dalam proses diagnosis, tindakan (terapi), pendidikan, dan riset
h) Komponen-komponen utama mencakup orientasi, identifikasi, ekplorasi
dan resolusi yang terorganisasi dan mempengaruhi proses interpersonal
(perawat-klien) secara langsung.
2) Manusia Sebagai Paradigma Kesehatan
a) Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan
dasar hidup yang selalu berkembang.
b) Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang
mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan/atau membagi pengalamannya
c) Kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut diorganisasikan melalui
transformasi perilaku yang dapat diobservasi, berdasarkan pengalaman
masa lalu, variabel kontekstual saat ini, dan harapan pada masa yang akan
datang.
d) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan dan
pengekalan diri dan selalu berupaya untuk mengurangi kecemasan akibat
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3) Lingkungan Sebagai Paradigma Kesehatan
a) Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status
ekonomi, dan kesehatan.
b) Perawat bertanggung jawab dalam hal memelihara tatanan pengobatan,
sebagai bagian dari lingkungan fisik dan sosial, yang berhubungan dengan
lingkungan interpersonal.
c) Terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola
pertahanan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan pola interaksi yang
sehat dengan klien.
d) Lingkungan dapat dibagi dalam aspek terstruktur dan tidak terstruktur.
Aspek terstruktur : mencakup alat, terapi aturan dan organisasi bangsal
Aspek tidak terstruktur : mencakup interaksi antara perawat dengan klien
dan dengan individu yang ada di lingkungan sekitar.
e) Perawat berperan sebagai investigator dan fasilitator interaksi lingkungan
kesehatan
4) Sehat Sebagai Paradigma Keperawatan
a) Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses kehidupan
manusia yang berlangsung secara terus menerus menuju kehidupan yang
kreatif dan konstruktif.
b) Perilaku sehat adalah perilaku yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan,
kepuasan, kesadaran diri, dan integrasi pengalaman yang berarti, misalnya
pengalaman sakit.
c) Menurut rentang sehat-sakit atau rentang ansietas (Sulivan) manusia sehat
diartikan sebagai manusia yang tidak memiliki ansietas (ketegangan)
d) Intervensi keperawatan berfokus kepada proses membina dan
mempertahankan hubungan saling percaya guna memenuhi kebutuhan
klien (mengurangi ansietas).
e) Fase-fase pengurangan ansietas adalah fase pengkajian keperawatan,
proses identifikasi, intervensi dan resolusi serta evaluasi.
c. Model Keperawatan
Model Keperawatan menurut Peplau memiliki empat komponen sentral yang
mencakup proses interpersonal, perawat, klien dan ansietas.
1) Proses Interpersonal
a) Komponen ini menggambarkan metode penggunaan transformasi energi
atau ansietas klien oleh perawat.
b) Proses interpersonal secara operasional memiliki empat fase, yaitu:
(1) Fase Orientasi
Dalam fase ini terjadi pengumpulan data, dan proses membina
hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
(2) Fase Identifikasi
Dalam fase ini perawat berupaya dapat memfasilitasi ekspresi
perasaan klien dan melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
kebutuhan kliennya.
(3) Fase Eksplorasi
Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
(4) Fase Resolusi
Dalam fase ini klien secara bertahap membebaskan diri dari
ketergantungan dengan tenaga profesional. Ini berarti bahwa klien
diberi kesempatan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri berdasarkan
kemampuan yang dimiliki.
2) Perawat
Dalam pelaksanaan model Peplau, perawat berperan sebagai berikut :
a) Sebagai Mitra Kerja
Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja
sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling
percaya, mengasihi, dan menghargai.
b) Sebagai Sumber Informasi
Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepala klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.
c) Sebagai Pendidik
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan
bimbingan pada klien/keluarganya terutama dalam mengatasi masalah
kesehatan.
d) Sebagai Pemimpin
Perawat harus mampu klien/keluarga untuk memecahkan masalah
kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.
e) Sebagai Wali / Pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya pasien untuk berperan
sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya
f) Sebagai Konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien
sehingga pemecahan masalah akan lebih mudah dilakukan.
3) Klien
Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal.
4) Ansietas
Dalam model Peplau merupakan konsep yang berperan penting karena
berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus
mengkaji tingkat ansietas pasien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa
kondisi klien semakin baik.
2. Betty Newman
a. Pengertian
Model keperawatan menurut "Betty Newman" ini disebut The Newman
Health Care System. Model Newman menggambarkan peran dan fungsi perawat
yang bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi) dalam
satu sistem yang terbuka yang merupakan rangkaian dari input, proses dan
output. Ini berarti bahwa sistem berfungsi sebagai penyaring untuk fungsi
tertentu. Komponen dari sistem ini adalah stress dan reaksi terhadap stress.
Stressor mempengaruhi keseimbangan hemostatis, jika keseimbangan ini
terganggu maka energi dikeluarkan untuk mengatasinya. Contoh : bila terjadi
atropy maka energi mengalir untuk mengatasi keseimbangan menuju kondisi
Stready State (Newman, 1989).
d. Paradigma Keperawatan
Betty Newman membagi paradigma keperawatan menjadi 4 komponen
konsep sentral, yaitu:
1) Manusia/Klien/Individu
Manusia atau klien atau individu dipandang sebagai sistem terbuka, yang
selalu mencari keseimbangan yang harmonis, gabungan dari hubungan dan
merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural
perkembangan dan spiritual
2) Masyarakat/Lingkungan
Masyarakat atau lingkungan sebagai faktor-faktor yang terdiri atau
kekuatan disekitar individu baik internal maupun eksternal yang saling
berpengaruh dalam sistem sehingga klien dapat mempertahankan
keseimbangan yang harmonis. Lingkungan menurut Newman mencakup
semua faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem
3) Kesehatan
Kesehatan sebagai satu kondisi terpenuhinya semua kebutuhan dan
terciptanya keselarasan antara elemen-elemen individu dan sebagai keadaan
yang adekuat dalam suatu sistem stabilitator yang merupaman keadaan yang
baik. Keseimbangan dinamis dampak dari keberhasilan menghindari atau
mengatask streds. Serta sehat adalah keseimbangan biologis, psikologis,
sosikkuktural, spiritual pada pertahanan klien yang fleksibel (ketersediaan
dana pelayanan kesehatan, pekerjaan dan iklim) normal (ketersediaan dan
keadekuatan pelayanan perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat
pendapatan, rumah yang sehat dan sikap masyarakat terhadap kesehatan) dan
resisten (ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat,
transportasi yang mendukung, fasilitas rekreasi dan cakupan imunisasi
penduduk).
4) Keperawatan
Keperawatan sebagai paradigma yang bertujuan menurunkan stressor
melalui :
a) Pencegahan primer : tindakan perawatan untuk mengodentifikasi adanya
stressor, mencegah terjadinya reaksi tubuh, karena adanya stressor serta
mendukung pasien dalam koping yang konstruktif.
b) Pencegah sekunder : tindakan keperawatan untuk mengurangi atau
menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya
stressor.
c) Pencegah tersier : meliputi pengobatan rutin dan teratus serta pencegahan
serta lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.
Setressor-stressor tersebut meliputi:
a) Lingkungan fisik: segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan.
b) Lingkungan sosial: masyarakat luas serta budaya yang ada.
c) Lingkungan psikologis: keadaan yang menjadikan terganggunya psikologis
pada seseorang.
5) Komunitas
Komunitas merupakan salah satu sasaran pelahanan keperawatan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup komunitas adalah struktur
fisik, tempat, riwayat, masyarakat, usia, ras dan komposisi jenis kelamin
dalam satu populasi. Komunitas mengandung unsur-unsur garis pertahanan
seperti berikut ini:
a) Garis pertahanan resistensi yang terdiri dari ketersediaan pelayanan
kesehatan tingkat pendidikan masyarakat, transportasi yang mendukung,
fasilitas rekreasi, dan cakupan imunisasi penduduk.
b) Garis pertahanan normal terdiri dari ketersediaan dan keadekuatan
pelayanan, perlindungan status, nutrisi secara umur, tingkat pendapatan,
rumah yang sehat dan sikap masyarakat terhadap kesehatan.
c) Garus pertahanan fleksibel meliputi ketersediaan dana pelayanan
kesehatan, pekerjaan dan iklim.
3. Virginia Handerson
a. Pengertian
Pengertian model dan bentuk praktik keperawatan menurut Virginia
Handerson (1966) bahwa : Hubungan antara jasmani dan rohani tidak dapat
dipisahkan dengan model komplomenter dan suplementer.
b. Tujuan
Tujuan keperawatan adalah kemandirian untuk memenuhi 14 kebutuhan
pokok dasar klien. Satu kesatuan komplit yang mempunyai 14 kemampuan
kebutuhan dasar dalam asuhan keperawatan :
1) Bernafas secara normal
2) Makan dan minum secukupnya/adekuat
3) Eliminasi melalui berbagai cara eliminasi
4) Bergerak dan menjaga sikap/memelihara postur tubuh yang menyenangkan
(berjalan, duduk, berbaring, dan bertukar dari satu posisi ke posisi lain)
mempertaruhkan posisi yang dikehendaki.
5) Istirahat dan tidur
6) Memilih pakaian yang sesuai, cara berpakaian , berpakaian, tidak
berpakaian ,dan melepas pakaian
7) Mempertahankan temperatur/suhu dalam rentang normal, melalui pakaian
yang disesuiakan dan dimodifikasi lingkungan
8) Menjaga tubuh bersih ,terawat baik dan melindungi kulit
9) Menghindari bahaya di lingkungan dan menghindari yang membahayakan
orang lain.
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan
kecemasan dsb.
11) Mengerjakan sesuatu yang memberikan perasaan menyelesaikan sesuatu
(sense of accomplishment)
12) Melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya
13) Bermain/berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14) Belajar menemukan/memenuhi rasa ingin tahu yang menuju kepada
pertumbuhan normal dan sehat
c. Peran Perawat
Memelihara, memperbaiki kemandirian atas terpenuhinya 14 kebutuhan
pokok dasar
1) Sumber kesulitan :
Kurangnya :
a) Kemampuan klien
b) Kemauan klien
c) Pengetahuan klien
2) Fokus intervensi : Hilangnya sumber kesulitan
3) Cara intervensi : Tindakan untuk mengembalikan , melengkapi, menambah,
membantu, meningkatkan kemampuan, kemauan dan pengetahuan klien
4) Konsekuensi :
a) Meningkatnya kemandirian
b) Kematian dengan tenang
4. Ernestine Wiedenbach
a. Tujuan Keperawatan
Yaitu untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan
dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).13 Kerangka Kerja
Praktik yaitu praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang
memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki
komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995).
b. Teori Ernestine Wiedenbach
1) The agent midwife
Empat elemen dalam “Clinical Nursing” yaitu filosofi, tujuan, praktik dan
seni. Dikemukakan juga 3 poin dasar dalam filosofi keperawatan/ kebidanan,
yaitu :
a) Menghargai atas kehidupan yang diberikan
b) Menghargai kehormatan, otonomi dan individualisme pada setiap orang
c) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain
d) Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan
untuk persiapan menjadi orang tua.
2) The Recipient
Penerima asupan adalah wanita dalam masa reproduksi, keluarganya dan
masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Sehingga bidan perlu melakukan tindakan atau intervensi bila terdapat
kendala yang menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi secara
memuaskan.
3) The Goal / purpose
Kebutuhan masing – masing individu perlu diketahui sebelum menetapkan
tujuan. Bila sudah diketahui kebutuhannya maka dapat diperkirakan goal /
tujuan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik,
emosional, atau fisiologikal yang berbeda dari kebutuhan normal.
4) The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan.
6. Dorthy E. Johnson
a. Konsep Utama
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’behavioral sistem
theory’’. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli
perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik
yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsif terhadap
perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada
perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk
sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson
menyatakan , ” A system is a whole that functions as a whole by virtue of
the interpedence of it’s part.” (system merupakan keseluruhan yang berfungsi
berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima
pernyataan chin yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi
bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu , manusia berusaha menjaga
keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adapatasi
terhadap kekuatan yang mengenai mereka.
b. Model Konsep dan Teori Keperawatan
Adalah dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang
sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas,
baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam
mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.Lingkungan
termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap
perilaku seseorang. Sebagai suatu sistem , didalamnya terdapat komponen sub
sistem yang membentuk sistem tersebut, diantaranya komponen sub sistem yang
membentuk sistem perilaku menurut Johnson adalah :
1) Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya
makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.
2) Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan
yang kreatif.
3) Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan
berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4) Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya zat
yang tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu
subsistem tingkah laku.
5) Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan
dicintai.
6) Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam
kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
7) Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan
sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku
individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam
mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar
dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha
manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau
potensial oleh kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan
lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu
berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan
lingkungan.
c. Asumsi – Asumsi
1) Perawatan (nursing)
Perawatan seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan
eksternal untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam
kondisi stres dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau
dengan penyediaan sumber daya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik
sebelum dan selama gangguan keseimbangan sistem dan karenanya
membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control. Aktivitas
perawatan tidak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat pelengkap
(komplementer) bagi medis/ pengobatan.
2) Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku dengan pola,
pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan
dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia
membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah
sistem dari bagian-bagian interpeden yang membutuhkan beberapa aturan dan
pengaturan untuk menjaga keseimbangan. Pengeluaran energi yang luar
biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses
biologis dan penyembuhan.
3) Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit
dipahami (elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis,
psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh
para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan
subsistem-subsistem dari sistem perilaku. Manusia berusaha mencapai
keseimbangan dalam sistem ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.
Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau fungsional
cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika sistem
membutuhkan sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan, suplai energi
yang lebih besar yang tersedia mempengaruhi proses biologi dan
penyembuhan.
4) Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan
bagian sistem perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan
dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi
tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan
lingkungan-nya. Sistem perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon
terhadap faktor lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan
yang menyertainya. Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan
mengganggu keseimbangan sistem perilaku dan mengancam stabilitas
seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system
membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan
berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan
perilaku-perilaku yang baik.
d. Hubungan antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses keperawatan
Model Konseptual Keperawatan adalah suatu abstraksi yang dioperasikan
dengan menggunakan proses keperawatan yang mencakup :
1) Pengkajian
Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang
langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien.
Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar,
maka data yang dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut.
2) Diagnosa
Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis
sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model
keperawatan yang digunakan.
3) Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan
model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola
intervensi dari model konseptualyang digunakan.
4) Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang
bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung
mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak
menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
5) Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut.
a) Bagaimana klien beradaptasi dan bereaksi
b) Apa yang dipandang klien sebagai kebutuhan
c) Bagaimana klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan Jawaban dari
pertanyaan pertanyaan tadi akan membantu perawat menilai keefektifan
dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan
7. Martha E. Rogers
a. Pengertian
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip–prinsip
kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers
merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak,
pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan
adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi
keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian,
intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep
pemahaman manusia atau individu seutuhnya.
Dalam teorinya, Martha E Rogers (1970) mempertimbangkan manusia
(kesatuan manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta
alam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (Lutjen,1995). Selain itu,
manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki intregritas diri dan menunjukan
karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan beberapa bagian (Roger, 1970).
Manusia yang utuh merupakan “Empat Sumber Dimensi” energi yang
diidentifikasi oleh pola dan manifesti karakteristik spesifik yang menunjukan
kesatuan dan tidak dapat ditinjau berdasarkan bagiannya”(Marriner-Tomey,
1994). Keempat dimensi yang digunakan oleh teori rogers yaitu sumber energi,
keterbukaan, keteraturan, dan pengorganisasian dan keempat dimensiolitas
manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana manusia
berkembang. Pada dasarnya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan
mendukung adanya penelitian keperawatan .Oleh sebab itu keperawatan
mengembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologis begitu juga
dengan ilmu keperawatan itu sendiri.
b. Asumsi Dasar
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung. Berdasarkan pada kerangka konsep yang
dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
1) Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan
karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya.
Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari
pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan
mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian
unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian.
2) Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan
sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan
yang utuh dari semua hal.
3) Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak
dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat
mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan
manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan
ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan
pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4) Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola
teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh
energi. Mereka memberi kesatuan dan mencerminkan suatu alam semesta
yang kreatif dan dinamis.
5) Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir,
sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa
dan keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia
hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan
luasnya dunia.
c. Prinsip Homeodinamika
Teori ini menyatakan bahwa dalam keperawatan digunakan hemodinamika
untuk melayani manusia, yaitu :
1) Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan dengan yang
menguntungkan antar manusia dan ingkungannya secara berkesinambngan.
2) Resonansi ( Resonancy), prinsip ini membicarakan tentang alam dan
perubahan yang terjadi antar manusia dan lingkungannya. Resonansi dapat
dijelaskan sebagai suatu pola –pola gelombang yang itunjukan dengan
perubahan – perubahan dari frekuens terendah keprekuensi yang lebih tinggi
pada gelombang perubahan.
3) Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan
manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan
dengan peningkatan jenis pola – pola perilaku manusia dan lingkugan yang
menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang
simultan antara manuia dan lingkungan bukan menyataan ritmitasi.
8. Callista Roy
a. Pengertian
Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan, mengingat dalam model keperawatan mengandung komponen
dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang di dasari sebuah model, adanya
tujuan praktek yang ingin di capai dalam memberikan pelayanan kepada
kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan alam hal ini
dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya.
b. Model Konseptual
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya.
c. Asumsi Dasar
1) Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus
berinteraksi dengan lingkungan.
2) Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-
perubahan biopsikososial.
3) Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan
untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap
semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4) Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,
jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia
mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun
negatif.
5) Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
Menurut Roy terdapat empat objek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu :
1) Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan)
Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan individu,
keluarga, kelompok, komunitas atau sosial. Sistem terbuka tersebut
berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informasi, kejadian,
energi antara system dan lingkungan. Interaksi yang konstan antara individu
dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan
perubahan tersebut individu harus mempertahankan intergritas dirinya,
dimana setiap individu secara kontunyu beradaptasi.
2) Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar dan diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang
mengalami gangguan fisik, psikis dan social agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
3) Konsep Sehat
Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam
upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasisecara keseluruhan, fisik,
mental dan sosial. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh
kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan
dan reproduksi.
Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradapatasi
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu.
4) Konsep Lingkungan
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari
internal dan eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap
perkembangan dari perilaku seseorang dan kelompok.
9. Imogene King
a. Model Konseptual
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-
ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri
beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa
pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian
King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual. King
mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa
manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten
berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan
berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan
adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara
kesehatannya.
b. Sumber Teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-
pernyataan yang dimulai pada periode:
1) 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General
Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan
melalui penelaahan literatur.
2) 1966-1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja
Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing).
3) 1968-1972, King menyimpulkan teori keperawatan yakni:
a) Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk
mengembangkan keperawatan.
b) Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan
professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-
1981 mempublikasikan teori keperawatannya “Sebagai suatu sistem,
konsep dan proses”.
c) Pada suatu pertemuan King mengatakan “Teori sistem dari ilmu perilaku
mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”.
1) Gaya Psikologik
Mengembangkan kebutuhan psikologi dasar tubuh dan bagaimana cara
tubuh memperoleh cairan dan elektrolit, aktifitas dan istirahat, sirkulasi dan
oksigen, nutrisi dan penyerapan makanan, perlindungan, perasaan dan
neurologi dan fungsi endoktrin.
2) Gaya Konsep Diri
Termasuk didalamnya dua komponen yaitu: fisik diri, yang
mengembangkan indera peraba dan gambaran tubuh serta personal diri yang
melibatkan ideal diri, kosistensi diri dan etika moral diri.
3) Gaya Aturan Fungsi
Yang ditentukan oleh kebutuhan akan interaksi sosial dan mengacu pada
performa dalam melakukan aktifitas berdasarkan posisinya dalam kehidupan
sosial.
4) Gaya Interpenden
Mencakup suatu hubungaan dengan orang lain yang bertentang pada
performa dalam melakukan sistem yang membutuhkan pertolongan, kasih
sayang dan perhatian.
6) Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu.
Kompetensi Dasar :
Model dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional
Pokok Bahasan :
Setelah memperlajari bahasan ini mahasiswa memahami :
1. Pengertian Model Keperawatan
2. Tujuan Model Keperawatan
3. Konsep Model Keperawatan
a. Hildegard E. Peplau
1) Sifat Model Keperawatan
2) Paradigma Model Keperawatan
3) Model Keperawatan
4) Aplikasi Model Keperawatan
b. Betty Newman
1) Pengertian Model Keperawatan
2) Tujuan Praktik Keperawatan
3) Sifat Praktik Keperawatan
4) Paradigma Model Keperawatan
5) Model Keperawatan
6) Aplikasi Model Keperawatan
c. Virginia Handerson
1) Pengertian Model Keperawatan
2) Tujuan Model Keperawatan
3) Peran Perawat
4) Aplikasi Model Keperawatan
d. Enestine Wiedenbach
1) Tujuan Model Keperawatan
2) Teori Model Keperawatan
DISUSUN OLEH :
1. ARMITA INTAN PRAHESTI 17121006
2. AULIYA NURHAYATI 17121007
3. CAHYANING DEWI P 17121008
4. DESTI NUR ‘AINI 17121009
POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2019