Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN PROFESIONAL

PENERAPAN STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN


DOSEN PENGAMPU: DEDEN DARMAWAN, S.kep.,Ns.,MPH

DISUSUN OLEH :

1. MEIDIANA NUR WAHYU AGUSTINA (17121024)


2. MEYSY ISTIQOMAH DIAN SARI (17121025)
3. MUTIA NUR KHOFIFAH (17121026)
4. NOVITA SITI FATIMAH (17121027)

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA

PRODI D3 KEPERAWATAN

T.A 2018/2019

1
PENERAPAN STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN

A. Pengertian
Standar praktek keperawatan adalah : ekspektasi minimal dalam memberikan
asuhan keperawatan yang aman,efektif, dan etis. Standar praktek keperawatan
merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap
praktek yang dilakukan oleh anggota profesi. (Alim 2011)
Banyak masalah yang terjadi dilayanan kesehatan di sebabkan kurangnya pengetahuan
oleh para tenaga kesehatan mengenai apa yang menjadi tugas dan wewenangnya dalm
memberikan layanan kesehatan baik di rumah sakit,praktek kelompok maupun prktek
mandiri. (Abdul, 2011)
Dengan adanya standart keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan ke
pasien diharapkan perawat mempunyai patokan atau pedoman dalam memberikan
layanan kesehatan ,sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara profesi yang satu
dengan yang lain,dan tidak sampai terjadi mal praktek .(Munjida, 2011)
Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan untuk mengetahui
proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai
pelayanan keperawatan. Melalui standar praktek dapat diketahui apakah intervensi
atan tindakan keperawatan itu yang telah diberi     sesuai dengan yang direncanakan
dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik keperawatan  yang harus
dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu perawat melakukan
validasi mutu dan mengembangkan keperawatan.

B. Sumber-sumber Standar Keperawatan


a. Organisasi profesional, misalnya PPNI, AIPNI, dll.
b. Badan yang memiliki ijin, misalnya badan hukum.
c. Institusi / lembaga kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Pusat Kesehatan.
d. Pemerintah, misalnya departemen kesehatan pusat atau pemerintah daerah.
Berdasarkan SK.No.03/DPP/SK/I996 standar profesi keperawatan terdiri dari :
1. Standar pelayanan keperawatan
2. Standar praktek keperawatan
3. Standar pendidikan keperawatan
4. Standar pendidikan berkelanjutan

2
C. Kegunaan Standar Praktek Keperawatan
Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi
ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan
memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan.
a. Pendidikan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja
mahasiswa.
b. Puskesmas
Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga
dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan
pekerjaan sesuai profesinya dan meningkatkan pelayanan tentunya. Untuk
meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan
kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi layanan kesehatan
masyarakat.
c. Rumah Sakit
Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan
efisiensi serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada
penurunan lama rawat pasien di rumah sakit.

D. Mengembangkan standar praktik keperawatan


Dalam menata standar dibutuhkan pertimbangan-perimbangan kerangka kerja
yang akandigunakan dan berbagai komponen agar standar terpenuhi, selanjutnya
dipertimbangkan siapayang menata standar dan bagaimana proses tersebut
dikoordinasikan.Kerangka kerja yang lazim dalam penataan standar, yaitu :

1. Donabedian Model - Struktur, proses, hasil


2. Proses model “crossby”
3. Model kualitas enam dimensi “Maxwell
4. Model “Criteria Listing”(Crossby, 1989 dan Maxwell, 1984).

Standar keperawatan secara luas menggunakan dan mengadopsi kerangka kerja


ModelDonabedian yang dipadukan dengan berbagai konsep keperawatan.Standar
harus tersedia diberbagai tatanan dengan bermacam-macam pengertian dan
persyaratan,namun essensial bagi setiap operasional pelayanan kesehatan.
Keperawatan profesi yang paling responsive dalam menata standar karena banyak hal-
3
hal yang berperan penting dalam asuhan pasien yang tidak disentuh (intangibles). Oleh
karena itu dalam pengembangan standar keperawatan membutuhkan pengertian yang
sangat mendasar tentang hakekat keperawatan sebagai persyaratan awal, harus
diidentifikasi dengan jelas pengertian multifokal tujuan keperawatan. Selanjutnya
perlu diidentifikasi hasil asuhan pasien / klien hasil yang diharapkan menjadi standar
asuhan, kemudian performance kinerja perawat professional berorientasi pada proses
keperawatan menjadi standar praktek dan berpotensial tidak merugikan struktur
pengelolaan menjadi standar biaya / anggaran. Persyaratan awal diatas tadi untuk
menentukan hasil yang spesifik dan kaitannya dengan proses keperawatan dan hasil
yang diharapkan

E. Aspek Standart Keperawatan


a. Aspek administrasi , terbagi dua :
1) Aspek Langsung 
Bila asuhan dilaksanakan secara sungguh sungguh dengan pendekatan ini,
secara langsung mutu asuhan dapat ditingkatkan.
2) Aspek Tak Langsung
 Secara tidak langsung, dengan asuhan yang dikerjakan, perawat dapat
mengajukan kenaikan kepangkatan dengan perhitungan tertentu
b. Aspek Hukum
   Jika ada komplen dari klien, perawat akan mendapatkan perlindungan hukum
apabila ia sudah bekerja sesuai dengan standar dan menghormati hak klien.
c. Aspek Ekonomi
Dengan proses keperawatan, perawat melakukan tindakan secara efektif dan
efisien 
d.  Aspek Pendidikan dan Penelitian
Dokumentasi asuhan keperawatan juga memungkinkan perawat melakukan
penelitian dari data data yang ada dalam status kesehatan pasien

F. Tujuan Proses Keperawatan


Menurut Asmadi 2008, proses keperawatan merupakan suatu upaya pemecahan
masalah yang tujuan utamanya adalah membantu perawat menangani klien secara
komprehensif dengan dilandasi alasan ilmiah, keterampilan teknis, dan keterampilan
interpersonal. Penerapan proses keperawatan tidak hanya ditujukan untuk kepentingan

4
Universitas Sumatera Utara klien, tetapi juga profesi keperawatan itu sendiri. Tujuan
penerapan proses keperawatan bagi klien, antara lain:
a) mempertahankan kesehatan klien,
b) mencegah sakit yang lebih parah penyebaran penyakit komplikasi akibat penyakit,
c) mengembalikan fungsi maksimal tubuh,
d) membantu klien terminal meninggal dengan tenang.
e) membantu pemulihan kondisi klien setelah sakit

Tujuan penerapan proses keperawatan bagi profesionalitas keperawatan, antara lain:


a) mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan,
b) menggunakan standar praktik keperawatan,
c) memperoleh metode yang baku, rasional, dan sistematis,
d) memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan efektifitas yang tinggi.

G. Fungsi Proses Keperawatan


Proses Keperawatan berfungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan .
2. Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien
3. Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan.G.

H. Asas Proses Keperawatan


1) Keterbukaan, kebersamaan, dan kemitraan
2) Menfaat, semua kebutuhan/ tindakan yang diambil harus bermanfaat bagi
kepentingan pasien, tenaga keperawatan, dan institusi
3) Interdependensi, terhadap saling ketergantungan antara tenaga keperawatan dalam
merawat pasien
4) Saling menguntungkan, masing-masing pihak yang terlibat salam hal ini perawat,
klien, institusi memperoleh kepuasan

5
I. Manfaat Kegunaan Proses Keperawatan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan sangat
bermanfaat bagi pasien, perawat, dan institusi
1) Manfaat untuk pasien :
a) Aspek keperawatan yang diterima bermutu yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah
b) Merangkang partisipasi pasien dalam perwatan dirinya (self care)
c) Kelanjutan asuhan
d) Terhindar dari mal praktik
2) Manfaat untuk tenaga keperawatan :
a) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
b) Pengembangan ketrampilan intelektual dan teknis bagi tenaga pelaksana
keperawatan
c) Peningkatan citra keperawatan dan tenaga keperawatan
d) Meningkatkan peran dan fungsi perawatan dalam pengelolaan asuhan
keperawatan
e) Pengakuan otonomi keperawatan oleh masyarakat dan profesi lain
f) Peningkatan rasa solidaritas
g) Peningkatan kepuasan tenaga keperawatan
h) Memupuk rasa percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan
i) Untuk mengembangkan ilmu keperawatan
j) Manfaat untuk institusi (rumah sakit)
k) Banyak pengunjung (keluar/masuk pasien) sehingga keuntungan yang diperoleh
akan meningkat
l) Citra rumah sakit akan bertambah baik dimata rumah sakit
m)Manfaat bagi masyarakat adalah mendapat pelayanan yang berkualitas

J. Perilaku Dan Proses Perawat Dalam Proses Keperawatan


1. Pengertian
Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu
disiapkan,dipelajari, dan diatur melalui pengalaman, yang memberikan pengaruh
khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek, dan keadaan.
Menurut Sukidjo sikap adalah keadaan mental dan saraf dan kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamis atau terarah terhadap
respon individu padasemua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
6
Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus atau obyek. Setelah orang
mengetahui stimulus atau obyek proses selanjutnyaakan menilai atau bersikap
terhadap stimulus atau obyek tersebut.Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan(objek).
2. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikanadalah suatu indikasi dari sikap
3. Menghargai (valuing)
Menghargai adalah suatu sikap yang menghormati apa sesuatu, tetapi tidak
untuk merubah perilaku sendiri. Misalnya ketika ketika seorang pasien meminta
sesuatu yang bertentangandengan kodisi keadaannya. Maka yang harus perawat
lakukan adalah mengatakan kepada pasien bahwa : permintaan tersebut bisa
terpenuhi ketika kondisi pasien sudah normal kembali
4. Bertanggung Jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko adalah adalahmerupakan sikap yang paling tinggi

2. Komponen Sikap
Kognisi seseorang berada dalam tahap mempelajari yaitu tahap mengenal masalah
dan tahapmencari informasi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut
Kepercayaan dari pengirim berita, berita itu sendiri, dan keadaan. semakin besar
prestise sang komonikator akan semakin besar pula perubahan sikap yang
ditimbulkan.Kecenderungan berprilaku. Menyukai sang komunikator menghasilkan
perubahan sikap,sebab orang mencoba untuk mengenal komunikator yang disukai
dan cenderung untukmengadopsi sikap dan perilaku orang yang disukai.
1) Nilai dan Sikap Nilai
Sangat terkait dengan sikap, nilai membantu sebagi jalan untuk mengatur sikap.
Nilai didefinisikan sebagi konstelasi dari suka, tidak suka, titik pandang,
keharusan.
2) Sikap dan Kepuasan
KerjaSuatu sikap yang dipunyai individu mengenai pekerjaannya dihasilkan dari
persepsi merekaterhadap pekerjaannya, didasarkan pada faktor lingkungan kerja,
gaya supervisi, kebijakan dan prosedur.
7
3) Sikap dan Perilaku
Melalui tindakan dan belajar seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan
sikap terhadapsesuatu yang pada giliranya akan mempengarui perilaku.
Kepercayaan merupakan sesuatu yangdidasari atas pengetahuan, pandapat dan
keyakinan nyata. Sikap adalah evaluasi perasaan dankecenderungan seseorang
yang relatip konsisten terhadap sesuatu obyek atau gagasan. Sikapakan
menempatkan orang menyukai atau tidak menyukai sesuatu tersebut.
Faktor yang mempengaruhi Perubahan Sikap:
a. Adanya imbalan dan hukuman dimana individu mengasosiasikan reaksinya
yang disertaiimbalan dan hukuman.
b. Stimulus mengandung harapan bagi individu sehingga dapat terjadi perubahan
dalam sikap.
c. Stimulus mengandung prasangka bagi individu yang mengubah sikap semula.

3. Sikap Pelaku Pelayanan


Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki jasa pelayanan,
yaitu :
a. Cepat
waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas
waktustandar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah
ditentukan waktunya
b. Tepat
Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
konsumen.Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien
yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien
c. Aman
Rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian suatu
produk. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan
pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga
memberikan rasa aman kepada pasien.
d. Ramah tamah
Menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan
menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa
emosi yang tinggisehingga pasien akan merasa senang dan menyukai
pelayanan dari perawat.
8
e. Nyaman
Rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang
membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi
yang nyamansehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses
penyembuhannya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-
aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :
a) Penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu
tersenyum, menyapasemua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap
orang lain, menerima pasien tanpamembedakan golongan, pangkat, latar
belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadiutuh. Agar dapat
melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minatterhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b) Perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
perlu bersikapsabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan
pertolongan kepada pasiendengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan,
memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau
mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
c) Komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi
yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang
saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang
baik dengan keluarga pasien.
d) Kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e) Tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas,
mampu mencurahkanwaktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten
serta tepat dalam bertindak

K. Kaidah Dalam Pelayanan Asuhan Keperawatan


Untuk dokumentasi efektif perawat harus menmgikuti kaidah-kaidah sebagai berikut :
a. Simplicity : menggunakan kata-kata dasar, sederhana dan mudah dipahami
b. Conservatism : pendokumentasian kesimpulan diagnosa keperawatan harus
akurat, didasarkan informasi yang terkumpul
c. Ptience : pergunakan waktu yang cukup untuk mengetahui apa yang terjadi pada
pasien dan apa yang dilakukan pasien
9
d. Precision : perhatiakan pasien dari berbagai persprektif jangan mengandalkan
satu alat supaya tepat
e. Irrefutability : pendokumentasian yang jelas dan objektif

L. Tahapan Proses Keperawatan


a. Menurut ANA Tahun 1992
1. Standar  I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan
klien.
Kriteria pengukuran :
1) Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-
kebutuhan klien saat ini.
2) Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .
3) Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan
petugas kesehatan.
4) Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.Data-
data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan
kembali.
2. Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :
1) Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
2) Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga
kesehatan bila memungkinkan.
3) Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan
perawatan.
3. Standar III: Identifikasi hasil
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien. 
Kriteria pengukuran :
1) Hasil diambil dari diagnosa.
2) Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
3) Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat
klien    dan petugas kesehatan.
4) Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat
ini dan kemampuan potensial.
10
5) Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang
tersedia bagi klien.
6) Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian
7) Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.
4. Standar IV : Perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :
1) Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan
kondisi klien.
2) Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien
dan  petugas kesehatan.
3) Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
4) Rencana tersebut didokumentasikan.
5) Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan
5. Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana
keperawatan.
Kriteria pengukuran :
1) Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.
2) Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
3) Intervensi didokumentasikan
6. Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran :
1) Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
2) Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
3) Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
4) Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk
merevisi diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,
5) Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
6) Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam
proses evaluasi

11
b. Menurut PPNI Tahun 1999
Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(DPP PPNI) tahun 1999, standar praktik keperawatan merupakan  komitmen
professi  keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang
dilakukan oleh  anggota profesi.
Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang
dianggap baik, tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pedoman dalam
pemberian pelayanan kepeawatan diantarannya sebagai berikut.
1. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian
padaupaya dan peningkatan kinerja perawat terhadap target pencapaian tujuan.
2. Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien
sehinggadapat menekan biaya perawatan.
3. Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dimasyarakat,
komunitas, kelompok dan keluarga.

M. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Standar Praktek Keperawatan


Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam
aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan
(Doengoes,2000). Proses keperawatan terbagi menjadi 5 langkah yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Dengan tidak di
lakukannya proses keperawatan yang benar maka pasien tidak mendapat asuhan
keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegah masalah kesehatan
yang baru bahkan memperlambat proses kesembuhan dari pasien tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain

a. Kecakapan intelaktual
b. Ilmu pengetahuan
c. Percaya diri perawat
d. Sarana
e. Komunikas
f. Pengalaman kerja perawat
g. Motivasi pasien untuk sembuh
h. Kedisiplinan

12
N. Ciri-Ciri Standar Praktek Keperawatan
a. Otonomi dalam pekerjaan
b. Bertanggung jawab, dan bertanggung gugat
c. Pengambilan keputusan yang mandiri
d. Kolaborasi dengan disiplin lain
e. Pemberian pembelaan (advocacy), dan
f. Memfasilitasi kepentingan pasien/klien

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainidin, H. 2001.Dasar-dasar Keperawatan Profesional.jakarta: Widya Medika

Doenges, Marilyn e.1998.Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan: Alih


bahasa, I Made Kariasa: editor, Setiawan.Jakarta: EGC

Ismani, Nila, HJ.2001.Etika Keperawatan.Jakarta:Widya Medika.

Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj.
Andrina Ferderika). Jakarta: Salemba Medika.

Priharjo, R. (1995). Praktik Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta:
EGC.

Depkes RI.1998.Standar Praktik keperawatan bagi perawat kesehatan ; Jakarta :


Departemen kesehatan

DPP PPNI. 1996. Standar Praktik keperawatan. Jakarta : DPP PPNI

14
15

Anda mungkin juga menyukai