Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATA KULIAH KOPERASI DAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM SYARIAH


PROSEDUR DAN SYARAT PENDIRIAN KOPERASI

DISUSUN OLEH :

Diky Tri Utomo

Dosen Pembimbing :
Ir. Lenny Yanthiani, ME. Sy

SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

STEBI AL JABAR BANDUNG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan
ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita tidak
merasa kesulitan. Salawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir
zaman.

Makalah yang berjudul Prosedur dan Syarat Pendirian Koperasi, disusun sebagai salah satu
tugas mata kuliah Koperasi dan Lembaga Simpan Pinjam Syariah. Penyusunan makalah ini
berdasarkan hasil studi melalui berbagai media, seperti buku, internet dan hasil pemikiran kami
sebagai penulis. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
bagi para pembaca pada umumnya dan kami sebagai penulis secara khusus. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis,
Amin yarobbal ‘alamiin.

Bandung, 11 Maret 2020

( Diky Tri Utomo )

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
1. Dasar hukum koperasi.......................................................................................................5
2. Pendirian koperasi..............................................................................................................6
3. Syarat dan tata cara pembentukan koperasi...................................................................7
3.1 Langkah-langkah mendirikan koperasi....................................................................8
4. Keanggotaan koperasi......................................................................................................11
4.1 Syarat - syarat khusus...............................................................................................13
5. Struktur intern dan ekstern organisasi koperasi...........................................................13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................................................16
B. Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen,
berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya, koperasi
dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang
sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri
sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan
melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi
untuk mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan
koperasi sebagai badan usaha yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-
tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde
Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para
petani di pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam penyaluran sarana
produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga kegiatan pemasaran ke Bulog dan
pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah mulai aktif dalam bidang usaha peternakan,
perikanan, jasa distribusi/konsumen, dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut
sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena yang terjadi
selama ini, sudah banyak jumlah koperasi yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD
dan Kopersi Simpan Pinjam (KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam
program pengadaan pangan nasional serta pengelolaan dan penyaluran keuangan kepada
masyarakat. Pendirian koperasi di desa umumnya disambut baik oleh warga dengan harapan
dapat meningkatkan perekonomian desa. Menurut data statistik perkoperasian
2007 menunjukkan bahwa tahun 2006 jumlah koperasi mencapai 141.326 unit meningkat sebesar
4,71% dari tahun 2005 sejumlah 134.963 unit (www.depkop.go.id). Kondisi ini menggambarkan
keberadaan koperasi setidaknya diharapkan mampu menumbuhkan posisi tawar (bergaining
position) rakyat terhadap pasar.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana dasar hukum pembentukan koperasi ?
2. Bagaimana proses pendirian koperasi ?
3. Apa saja syarat dan tata cara pendirian koperasi ?
4. Bagaimana bentuk keanggotaan koperasi ?
5. Apa saja struktur intern dan ekstern organisasi koperasi ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dasar hukum pembentukan koperasi ?
2. Untuk mengetahui proses pendirian koperasi ?
3. Untuk mengetahui syarat dan tata cara pendirian koperasi ?
4. Untuk mengetahui bentuk keanggotaan koperasi ?
5. Untuk mengetahui struktur intern dan ekstern organisasi koperasi ?

BAB II PEMBAHASAN

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum dengan
melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sehingga sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi terlebih
dahulu mendapatkan penerangan dan penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan
mengenai maksud dan tujuan mendirikan koperasi termasuk struktur organisasi manajemen serta
kegiatan usaha koperasi.

1. Dasar hukum koperasi

Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hukum untuk mengaturnya. Dasar hukum
Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Di dalamnya
mengatur tentang fungsi, peran, dan prinsip koperasi. Undang-undang ini disahkan di Jakarta
pada tanggal 21 Oktober 1992, di tandatangani oleh Presiden RI Soeharto, Presiden RI pada
masa itu dan di umumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dan demikian

5
dengan terbitnya UU Nomor 25 Tahun 1992 maka UU Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-
Pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23 dan Tambahan Lembaran
Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832, yang sebelumnya dipergunakan dinyatakan tidak berlaku
lagi.
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan usaha yang
dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk oleh anggota-
anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan ekonomi anggotanya.
Dasar-dasar hukum koperasi Indonesia diantaranya :

a. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.


b. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
c. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
d. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam
oleh Koperasi.
e. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
f. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi.
g. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000
tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi.
h. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

2. Pendirian koperasi

Koperasi sangat dibutuhkan masyarakat ekonomi lemah, karena koperasi bertujuan


memperjuangkan kepentingan / kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat lain pada
umumnya. Tetapi dalam prakteknya masyarakat  tersebut belum memahami pentingnya koperasi
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Koperasi merupakan suatu perkumpulan orang-
orang yang berbadan hukum dengan keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela,
menjalankan usaha bersama berdasarkan undang-undang, dan mempunyai ciri khas dalam

6
keanggotaan. Anggota koperasi jumlahnya relatif besar dan mempunyai kebebasan dalam keluar
dan masuk dalam usaha koperasi.

Dalam peraturan koperasi Indonesia koperasi baru dapat didirikan apabila ada minimal 20
orang yang bersama-sama mempunyai tujuan untuk mendirikan suatu koperasi, dan dari dua
puluh orang tersebut dapat menjadi anggota semua, dan di antara mereka dapat dipilih menjadi
anggota pengurus, maupun anggota pengawas. Hal yang paling utama yang harus dipenuhi oleh
semua calon anggota pendiri sebelum membuat akta pendirian koperasi adalah adanya
kesepakatan antara calon pendiri untuk secara bersama-sama mengikatkan diri untuk mendirikan
suatu koperasi.
Tujuan mendirikan sebuah koperasi ialah untuk membangun sebuah organisasi usaha dalam
memenuhi kepentingan bersama di bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha, penerapan asas
ekonomi dan asas hukum menjadi jelas. Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan
ekonomi para anggota, hal inilah yang menjadi kekhususan koperasi. Persiapan dalam
mendirikan koperasi antara lain:
a. Anggota masyarakat yang akan mendirikan koperasi harus mengerti maksud dan tujuan
berkoperasi serta kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi untuk
meningkatkan pendapatan dan manfaat bagi anggota koperasi. Pada dasarnya koperasi
dibentuk dan didirikan berdasarkan kesamaan kepentingan ekonomi.
b. Agar orang-orang yang akan mendirikan koperasi memperoleh pengertian, maksud,
tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek
pengembangan koperasinya, maka mereka dapat meminta penyuluhan dan pendidikan
serta latihan dari Kantor Departemen Koperasi, pengusaha kecil dan pengusaha
menengah di sekitar lingkungannya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan koperasi adalah :
a. Koperasi tidak bermanfaat jika pengelolanya tidak mengetahui tentang koperasi.
b. Dapat menerima anggota – anggota baru secara sukarela dan terbuka.
c. Dibutuhkan waktu panjang dalam mencapai tujuan – tujuan koperasi.
d. Pembinaan koperasi di Indonesia adalah tanggung jawab pemerintah, namun tetap milik
anggotanya.
3. Syarat dan tata cara pembentukan koperasi

7
Sebelum mengetahui syarat pendirian koperasi, akan diulas beberapa hal mengenai pondasi
utama yaitu perundang-undangan yang membahas koperasi, Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian. Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi terbagi atas dua yakni:

a. Koperasi primer adalah koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang


perseorangan.
b. Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta
memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi
sekunder dapat dibagi menjadi :
1. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer.
2. Koperasi gabungan adalah kopeasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat.
3. Koperasi induk adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 koperasi
gabungan.
3.1 Langkah-langkah mendirikan koperasi
a. Calon-calon pendiri harus mempunyai kepentingan ekonomi yang sama
Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Sebaiknya sebelum
melanjutkan proses mendirikan koperasi, dahulukanlah tindakan penyuluhan tentang
perkoperasian agar kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut
memahami mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar
memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai
anggota koperasi (Pasal 3 dan Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992).
b. Dilaksanakannya rapat pembentukan
Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya rapat pembentukan
dimana untuk koperasi primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota
pendiri, sedangkan untuk koperasi sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga)
koperasi melalui wakil-wakilnya (Pasal 5 Ayat 1). Rapat pembentukan koperasi tersebut
dihadiri oleh pejabat dinas/instansi/badan yang membidangi koperasi setempat sesuai
domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara

8
lain untuk memberi arahan berkenaan dengan pembentukan koperasi, melihat proses
pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai nara sumber apabila ada pertanyaan berkaitan
dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para
pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat.
Dalam rapat pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi yang
memuat antara lain (Pasal 5 Ayat 5) :
1. Nama dan tempat kedudukan.
2. Maksud dan tujuan.
3. Jenis koperasi dan bidang usaha keanggotaan.
4. Rapat anggota.
5. Pengurus, pengawas dan pengelola.
6. Permodalan, jangka waktu dan Sisa hasil usaha.
7. Penyusunan akta pendirian koperasi
Proses ketiga yang harus dilakukan untuk mengesahkan Badan Hukum Koperasi
adalah pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi, yang dapat disusun oleh para
pendiri (apabila di wilayah setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris
Pembuat Akta Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).Selanjutnya notaris atau kuasa pendiri
mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
dengan dilampirkan Pasal 7 ayat (1) :
1. 2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermaterai cukup.
2. Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani notaris.
3. Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar
simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri.
4. Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan RAPB.
5. Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang undangan.
c. Penelitian oleh pejabat yang memiliki kewenangan
Langkah akhir yang harus dilalui untuk mengesahkan koperasi tersebut sebagai
Badan Hukum adalah Penelitian oleh pejabat yang berwenang. Pejabat yang berwenang
akan melakukan :
1. Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan (Pasal 8 Ayat 2).
2. Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut (Pasal 8 Ayat 2).

9
d. Syarat untuk pendirian koperasi umum :
1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3. Daftar hadir rapat pendirian Koperasi.
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pada saat verifikasi).
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan
koperasi.
6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar
simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.
7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana
Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.
9. Daftar sarana kerja koperasi.
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
11. Struktur organisasi koperasi.
12. Surat pernyataan status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.
13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e. Syarat untuk pendirian koperasi simpan pinjam (KSP) :
1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi.
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pada saat verifikasi).
5. Kuasa pendiri (pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.
6. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa deposito
pada bank pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilengkapi
degan bukti penyetoran dari anggota kepada koperasi.

10
7. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan (rencana permodalan,
neraca awal, rencana kegiatan usaha (business plan), rencana bidang organisasi
&SDM).
8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan.
9. Daftar susunan pengurus dan pengawas.
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
11. Daftar sarana kerja.
12. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam.
13. Surat pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh
pejabat yang berwenang.
14. Surat pernyataan status kantor koperasi dan bukti pendukungnya.
15. Struktur organisasi KSP.
16. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :
a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
b. Surat keterangan berkelakuan baik.
c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda
dengan pengurus dan pengawas.
d. Surat pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna
waktu.

4. Keanggotaan koperasi
Keaggotaan koperasi terdiri dari orang – orang/ badan hukum koperasi. Anggota koperasi
terutama pengurus harus memiliki kesadaran berkoperasi dan harga diri yang tinggi serta yakin
bahwa mereka memiliki kemampuan diri untuk mengembangkan koperasi.Yang dapat menjadi
anggota koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang :
1. Mampu untuk melakukan tindakan hukum.
2. Menerima landasan adil, asas, dan seni dasar koperasi.
3. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak sebagai anggota.
4. Sifat keanggotaan koperasi.
5. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Yang dimaksud dengan sukarela
yaitu, setiap orang yang ingin menjadi anggota koperasi berdasar atas kemauan sendiri.

11
Sedangkan terbuka ialah tidak ada pembatasan bagi yang ingin menjadi anggota koperasi
selama mampu memenuhi syarat-syarat keanggotaan koperasi.
6. Hubungan anggota dengan usaha koperasi. Alasan anggota koperasi menjadi bagian dari
usaha koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pola hubungan
khusus antara anggota dengan usaha koperasi terbentuk dengan adanya prinsip identitas
ganda anggota, dimana anggota adalah sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna
jasa koperasi.
7. Kewajiban dan hak anggota koperasi. Kewajiban perorangan anggota koperasi sesuai
dalam pasal 20 UU No.25/1992 adalah:
a. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi serta semua
keputusan yang telah disepakati bersama dalam rapat anggota.
b. Berpartisipasi pada usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.
d. Kewajiban keuangan anggota koperasi adalah:
1. Membayar kontribusi keuangan yang ditentukan dalam anggaran dasar.
2. Bertanggung jawab atas hutang koperasi.
e. Sedangkan hak perorangan anggota koperasi adalah:
1. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat
anggota.
2. Memilih/dipilih menjadi pengurus.
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran
dasar.
4. Mengemukakan pendapat/saran-saran kepada pengurus diluar rapat anggota (baik
diminta maupun tidak diminta).
5. Memanfaatkan fasilitas koperasi dan mendapat pelayanan yang sama diantara
sesama anggota.
6. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut anggaran dasar.
7. Mengundurkan diri dari perhimpunan.
f. Hak keuangan anggota koperasi adalah:
1. Menggunakan keuntungan keuangan dari fasilitas badan usaha koperasi.
2. Menerima bunga atas modal saham yang disetor.

12
3. Menuntut pembayaran kontribusi modal saham dari dana koperasi karena
pengunduran diri dari keanggotaan.
4.1 Syarat - syarat khusus
Syarat-syarat khusus ialah syarat tambahan yang harus dipenuhi oleh setiap calon
anggota koperasi sebelum diterima menjadi anggota koperasi secara penuh untuk suatu
usaha koperasi tertentu. Contoh usaha koperasi yang memiliki syarat-syarat khusus ialah:
1. Dalam koperasi pertanian terdiri dari pemilik dan pekerja koperasi tersebut.
2. Dalam koperasi nelayan terdiri dari pemilik perahu, pemilik peralatan, dan
nelayan.
Syarat-syarat khusus ini berfungsi sebagai pembeda antara usaha koperasi dengan
badan usaha lainnya.
a. Permintaan menjadi anggota koperasi
Calon anggota perlu mempelajari maksud dan tujuan koperasi, kemudian
menyampaikan permintaan untuk diterima sebagai anggota secara tertulis, kemudian
diperiksa sesuai kelengkapan persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang atau
anggaran dasar koperasi.
b. Bukti keanggotaan koperasi
Penerimaan anggota koperasi dibuktikan dengan pencatatan dalam buku daftar
anggota koperasi yang ditetapkan oleh undang-undang.
c. Pengunduran diri sebagai anggota koperasi
Keanggotaan seseorang berakhir jika :
1. Meninggal dunia.
2. Atas kehendak sendiri.
3. Tidak memenuhi syarat keanggotaan.
4. Tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota.

5. Struktur intern dan ekstern organisasi koperasi


a. Struktur Intern Organisasi Koperasi
Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam
organisasi itu sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus,
pengawas, dan pengelola. Di antara rapat anggota, penggurus, dan pengelola terjalin

13
hubungan perintah dan tanggung jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan
satu arah, yaitu bertanggung jawab terhadap rapat anggota, tanpa memberikan perintah
pada pengakat organisasi lainnya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

1. Anggota. Setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai dengan
persyaratan dalam anggaran dasar.
2. Rapat Anggota. Pemegang  kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi.
3. Pengurus. Melaksanakan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh rapat anggota
untuk menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan tujuan yang ditetapkan.
4. Pengawas. Bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan pengawasannya.
5. Pengelola. Pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh pengurus koperasi
atas persetujuan rapat anggota.
b. Struktur Ekstern Organisasi Koperasi
Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan
koperasi sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk
pembinaan, pelatihan, kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya.
Berkaitan dengan itu, adanya koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan
koperasi primer.

14
Bagan struktur eksternal organisasi koperasi dapat dilihat pada gambar berikut.

1. Koperasi induk. Gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan yang


berkedudukan di ibukota negara.
2. Koperasi gabungan. Gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan berkedudukan
di ibukota provinsi.
3. Koperasi pusat. Gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan berkedudukan di
ibukota kabupaten.
4. Koperasi primer. Koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling sedikit 20 orang
yang bergabung dengan tujuan yang sama.

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Koperasi bentuk organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari keuntungan tetapi mencari
kesejahteraan anggota, awalnya koperasi didirikan karena penderitaan dalam lapangan ekonomi
dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme yang semakin memuncak. Dalam suatu
susunan pembentukan atau pendirian koperasi, terlebih dahulu harus memenuhi prosedur
pendirian koperasi seperti syarat syarat dan juga anggaran dasar yang diperlukan dalam suatu
pembentukan koperasi. Disamping itu tidak mengesampingkan pula dasar dalam pembentukan
koperasi sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Koperasi merupakan asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama
atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan
biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.

B. Saran
Dalam melakukan pendirian koperasi harus diperhatikan apa saja ketentuan-ketentuan atau
syarat-syarat dan tahap-tahap dalam melakukan kegiatan pendirian Koperasi agar mencapai
tujuan untuk  membantu masyarakat dalam permasalahan ekonominya. Koperasi sangatlah
penting untuk membantu masyarakat dalam perekonomian mereka yang lemah, dan pendiri harus
memperhatikan agar tujuan tercapai. Jika didaerah sekitarmu belum ada koperasi, segeralah
ambil langkah untuk mendirikan koperasi agar membantu masyarakat yang ada sekitarmu.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://raynaldiem9.blogspot.com/2017/01/makalah-pendirian-koperasi.html
http://risckha-shedan.blogspot.com/2012/01/pendirian-dan-keanggotaan-koperasi.html
http://harjo820.blogspot.com/2014/04/makalah-penggolongan-koperasi-dan.html
https://dherfina.wordpress.com/2014/06/21/pendirian-dan-keanggotaan-koperasi/
https://www.scribd.com/document/331110451/Makalah-Penggolongan-Koperasi-Dan-
Keanggotaan-Koperasi-Bab-i-Pendahuluan-1
https://putrinovikasriyono.blogspot.com/2016/11/pendirian-dan-keanggotaan-koperasi.html

17

Anda mungkin juga menyukai