Anda di halaman 1dari 8

Percobaan Ke-3 Tanggal Percobaan : Kamis, 26 Maret 2020

PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK


Ekstraksi : Isolasi Kafein dan Uji Alkaloid dari Daun Teh

I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Menentukan sifat alkaloid ekstrak Camellia sinesis sinesis dengan uji pereaksi meyer-
dragendroff
2. Menentukan pengaruh dari penambahan eter terhadap asam asetat dalam fasa air
3. Mengidentifikasi kafein hasil isolasi dengan cara uji KLT, uji alkaloid dengan
pereaksi meyer dan dragendorff

II. Prinsip Dasar


Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut
dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya
bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis.
Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur dengan sangat erat, peka terhadap
panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu
rendah (Suparni, 2009).

Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti
silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai
fasa diam Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan
eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan
yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih
dengan cara trial and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi)
yang diperoleh. Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal
tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampe
lewat jenuh dari larutan (Svehla, 1979).

Pada kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben
seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan
sebagai fasa diam sementara fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan
eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran
beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen
KLT dipilih dengan cara trial and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf
(faktor retensi) yang diperoleh. Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada
eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan
senyawa dalam sampe lewat jenuh dari larutan (Svehla, 1979).

III. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1 Labu erlenmeyer 250 ml 3 buah
2 Pipet tetes - 3 buah
3 Penangas air - 1 buah
4 Penyaring isap - 1 buah
5 Pelat KLT - 1 buah
6 Pereaksi semprot dragendroff - 1 buah
7 Corong pisah 100 ml 1 buah
8 Kertas saring - 1 buah
9 Klem bundar - 1 buah
10 Soxhlet - 1 buah
11 Kondensor - 1 buah
12 Labu bundar - 1 buah
13 Penyaring buncher - 1 buah
14 Kaca arloji - 1 buah
15 Gelas kimia 250 ml 2 buah
16 Spatula - 1 buah
17 Batang pengaduk - 1 buah
18 Botol semprot 250 ml 1 buah
19 Termometer - 1 buah

No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah


1 Akuades - 500 ml
2 Daun teh - 25 gram
3 Diklorometana - 30 ml
5 Kloroform - 15 ml
6 Eter - 15 ml
7 Fenolftalein - 1 ml
8 CaCl2 - 10 gram
10 Etil asetat - 5 ml
11 Pereaksi meyer - 1 ml
12 Pereaksi dragendroff - 1 ml
13 Asam asetat glasial - 5 ml
14 NaOH 0,3 M 50 ml
15 Na2CO3 - 20 gram
16 Methanol - 10 ml
17 Aseton - 10 ml

IV. Material Safety Data Sheet (MSDS)


Adapun MSDS dari bahan yang diperlukan dalam praktikum kali ini adalah :
No Nama Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia Penanganan
 Bentuk: Padatan  Iritan Gunakan APD, jika
putih  Struktur terkena zat cuci
 Titik leleh: 852ᵒC kristal: dengan air mengalir,
 Mr: 105,99 monoklinik jika tertelan minum
Natrium
gram/mol (anhidrat) air yang banyak, jika
1 karbonat
 ρ=2,549 gram/cm3 terhirup segera hirup
(Na2CO3)
 Tidak larut dalam udara segar

etanol dan aseton


 Kebasaan: (pKb):
3,67
  Bentuk: Cairan tak  Harmful Gunakan APD, jika
berwarna  Iritan terkena zat cuci
 Mr: 84,93 gram/mol  Konstanta dengan air mengalir,
 ρ=1,33 gram/cm3 hukum Henry: jika tertelan minum
2 Diklorometana  Kelarutan dalam air: 3,25 L.atm/mol air yang banyak,

13 gram/liter  Viskositas: jika terhirup segera

 Titik leleh: -96,7C 0,413 cP hirup udara segar

 Titik didih: 39,6C  Momen dipol:


1,6 D
3 Kalsium   Bentuk: Serbuk  Berbahaya Gunakan APD, jika
klorida putih  Iritan terkena zat cuci
(CaCl2)  Titik leleh: 772-  pH 8-9 dengan air mengalir,
775C  Struktur jika tertelan minum
 Titik didih: 1935C Kristal: air yang banyak,

 ρ=2,159 gram/cm3 orthombic jika terhirup segera


 Mr: 110,98 hirup udara segar
gram/mol
 Bau: tidak berbau
 Kelarutan dalam air:
74,5 gram/100 mL
 Cairan tak berwarna  Mudah Jauhkan dari api,
 Mr: 58,08 gram/mol terbakar gunakan APD, jika

 Ρ=0,791 gram/cm3  Iritan terkena zat cuci


Aseton  Titik leleh: -95 – (-  Bentuk dengan air mengalir,
4
(CH3COCH3) 93C) geometri: jika tertelan minum

 Titik Didih: 56-57C segitiga planar air yang banyak,


jika terhirup segera
hirup udara segar
 Cairan tak berwarna  Bentuk Gunakan APD, jika
 Mr: 119,39 molekul: terkena zat cuci
gram/mol tetrahedral dengan air mengalir,
Kloroform
5  Ρ= 1,489 gram/cm3  Berbahaya jika tertelan minum
(CH3Cl3)
 Titik leleh: -63,5C  Iritan air yang banyak,

 Titik didih: 61,2C jika terhirup segera


hirup udara segar
 Cairan tak berwarna  Mudah Jauhkan dari api,
 Mr: 88,12 gram/mol terbakar gunakan APD, jika

 ρ=0,897 gram/cm3  Iritan terkena zat cuci


Etil asetat  Titik didih: 77,1C dengan air mengalir,
6
(C4H8O2) jika tertelan minum
 Titik leleh: -83,6C
air yang banyak, jika
terhirup segera hirup
udara segar
7 Methanol  Cairan tak berwarna  Mudah Jauhkan dari api,
(CH3OH)  Mr: 32,04 gram/mol terbakar gunakan APD, jangan

 ρ =0,7918 gram/cm3  Beracun dimakan/diminum,

 Titik lebur: -97C jika terkena zat cuci


dengan air mengalir,
 Titik didih: 64,7C
jika tertelan minum
 Kelarutan dalam air:
air yang banyak, jika
larut sempurna terhirup segera hirup
udara segar
 Cairan tak berwarna  Beracun Jauhkan dari api,
 Mr : 318 gram/mol  Iritan gunakan APD, jangan

 ρ=1,277 gram/cm3 dimakan/diminum,

 Titik lebur: 258–263 jika terkena zat cuci


9 Fenolftalein °C dengan air mengalir,

 Larut dalam air jika tertelan minum


air yang banyak, jika
terhirup segera hirup
udara segar

V. Cara Kerja dan Pengamatan


Cara Kerja Pengamatan
1. Ekstraksi Padat-Cair

Daun teh C.Sinesis kering 25 g

- Masukkan kedalam labu erlenmeyer 250 - Sampel berwarna hijau kecoklatan


ml
- Tambahkan 20 g Na2CO3 - Na2CO3 berbentuk serbuk putih
- Tambahkan 225 ml air mendidih - Larutan berwarna coklat dan berbau
- Aduk dan diamkan selama 7 menit khas teh
- Dekantasi kedalam labu erlenmeyer lain

Sisa dekantasi 1

- Tambahkan 50 ml air mendidih - Larutan berwarna coklat dan berbau


- Dekantasi kembali dan campurkan khas teh
dengan hasil dekantasi pertama

Sisa dekantasi 2

- Tambahkan 25 ml air - Larutan berwarna coklat berbau khas


- Didihkan sampai mendidih teh dan terdapat busa
- Dekantasi kembali dan campurkan - Hasil dekantasi tercampur
dengan hasil dekantasi pertama dan
kedua

Cairan hasil dekantasi


- Larutan berwarna coklat
- Masukkan setengah volume cairan hasil
dekantasi kedalam corong pisah - Larutan terbentuk 2 fasa
- Tambahkan 30 ml diklorometan - Larutan terlihat hanya satu fasa, dan
- Kocok corong pisah selama 5 menit gas keluar dari mulut kran
secara perlahan sambil buka kran - Larutan terpisah
sesekali
- Larutan pada fasa diklorometan dipisah
dan ditampung dalam labu erlenmeyer
baru - Larutan terbentuk 2 fasa

Sisa fasa air - Larutan terlihat hanya satu fasa, dan


- Tambahkan 30 ml diklorometan gas keluar dari mulut kran
- Kocok corong pisah selama 5 menit - Larutan terpisah
secara perlahan sambil buka kran
sesekali
- Larutan pada fasa diklorometan dipisah
dan ditampung dalam labu erlenmeyer
hasil pemisahan sebelumnya - Terdapat endapan berwarna puutih

Ekstrak dalam fasa diklorometan

- Tambahkan CaCl2 secukupnya dan aduk - Larutan terpisah


sampai semua pengotor yang larut dalam
fasa air berikatan dengan CaCl2
- Hasil ekstrak dekantasi kembali - Filtrat tersisa sedikit dan berwarna
kuning cerah
Ekstrak murni dalam diklorometan
- Hasil ekstrak kering
- Lakukan distilasi untuk memisahkan
kafein dan diklorometan
- Keringkan

Hasil

2. Uji KLT - Ekstrak ditotolkan


- Dilakukan elusi
Hasil Ekstraksi
- Pelat kering kering
- Totolkan ekstrak ke pelat KLT
- Lakukan elusi dalam chamber KLT
- Keluarkan pelat dan keringkan - Pelat dimasukkan kedalam chamber

Pelat kering

- Masukkan kedalam chamber berisi iodin


sampai bekas noda alkaloid terwarnai
- Hitumg nilai Rf masing-masing ekstrak

Hasil
3. Uji Alkaloid

Hasil ekstraksi

- Masukkan kedalam lubang 1 dan 2 pelat - Filtrat tersisa sedikit dan berwarna
tetes kuning kehijauan
- Tambahkan 1-2 tetes pereaksi meyer - Larutan menjadi keruh dengan endapan
pada lubang 1 kuning
- Tambahkan 1-2 tetes pereaksi - Larutan menjadi keruh dengan endapan
dragendroff pada lubang 2 berwarna jingga
- Biarkan mengendap
- Amati endapan beserta warnanya

Hasil

4. Ekstraksi Cair-Cair

Asam asetat glasial 5 ml


- Masukkan kedalam corong pisah 100 ml - Cairan tak berwarna
- Lakukan distraksi dengan 1x15 ml eter

Larutan hasil ekstraksi

- Titrasi dengan NaOH 0,3 M, gunakan - Larutan menjadi merah muda


fenolftalein sebagai indikator. Lakukan
hal yang sama pada asam asetat

Hasil

Anda mungkin juga menyukai