Anda di halaman 1dari 6

A.

Patofisiologi
Perkembangan kanker invasifberawal dari terjadinya lesi neoplastik pada lapisan
epitel serviks, dimulai dari neoplasia intraepitel serfiks (NIS) 1, NIS 2, NIS 3, atau
karsinoma ini situ (KIS). Selanjutnya setelah menembus membran basalis akan
berkembang menjadi karsi.oma mikroinvasif dan invasif. Pemeriksaan sitologi
papsmear digunakan sebagai skrinin, sedangkan pemeriksaan histopatologik sebagai
konfirmasi diagnostik,

Patway

B. Tipe kanker serviks


Kanker serviks dan pre-kanker leher rahim di klasifikasikan berdasarkan bagaimana
mereka terlihat di bawah mikroskop. Menurut The American Society Cancer (2016),
jenis kanker serviks dibagi menjadi :
1. Karsinoma sel skuamosa
Sebagian besar kanker serviks adalah karsinoma sel skuamosa. Kanker-kanker ini
berkembang dari sel-sel di exocervix dan sel-sel kanker memiliki fitur sel-sel
skuamosa di bawah mikroskop. Karsinoma sel skuamosa paling sering di mulai di
zona transformasi (di mana exocervix bergabung dengan endocervix).

2. Adenocarcinoma
Sebagian besar kanker serviks lainya adalah adenocarcinoma. Adenocarcinoma
adalah kanker yang berkembang dari sel kelenjar. Adenocarcinoma berkembang
dari sel kelenjar penghasi lendir endoserviks. Adenocarcinoma serviks tampak
sering terjadi hingga 30 tahun terakhir.

3. Karsinoma adenosquamous
Yang lebih jarang, kanker serviks memiliki fitur karsinoma sel skuamosa dan
adenokarsinoma. Ini di sebut karsinoma adenosquamous atau karsinoma campuran.
Meskipun hampir sama kanker serviks adalah karsinoma sel skuamsa atau
adenokarsinoma, jenis kanker lain juga dapat berkemang di serviks. Jenis lain ini,
seperti melanoma, sarkoma, limfoma, terkadi lebih sering di bagian lain tubuh.

Menurut American cancer society (2017), setelah seseorang didiagnosa kanker


serviks, biasa dokter akan mencari tahu apakah itu telah menyebar, da seberapa jauh.
Proses ini di seut staging (pementasan). Stadium kanker menggambar luasny kanker
dalam tubuh. Stadium ini membantu menentukan seberapa parahnya kanker tersebut
dan cara terbaik ntuk mengobatinya. Untuk menentukan stadium kanker setelah
didiagnosan kanker, dokter akan mencoba menjawab pertanyaan berikut ini :

1) Seberapa jauh kanker berkembang ke dalam serviks ?


2) Apakah kanker mencapain struktur di sekitarny ?
3) Apakah kanker menyebar ke kelenjar getah bening di dekat atau ke organ yang
jauh ?

Informasi dari pertanyaan tersebut di gunakan untuk menentukan ukuran tumor,


seberapa dalam tumor telah menginvasi jaringan di dalam dan di sekitar lehet rahim,
dan penyebaranya ke tempat yang jauh (metastatis). Untuk informasi lebih lanjut, kita
lihat stadium kanker.

Sistem pementasan/staging FIGO (international fedderation of gynokologi and


obstetriks) paling sering di gunakan kanker reproduksi wanita, termasuk kanker
serviks. Untuk kanker serviks, tahap klinis digunakan dan didasarkan pada hasil
pemeriksaan fisik dokter, biopsi,tes pencitraan, dan beberapa tes lainnya yang
dilakukan dalam beberapa kasusu, seperti cystoscopy. The American Commitrree on
Cancer (AJCC). Sistem pementasan/stagi TNM adalh sistem pementasan lain
berdasarkan 3 bagian kunci informasi :
 T menggambarkan seberapa jauh tumor utama (primer) telah tumbuh serviks dan
apakah ia telah tumbuh menjadi jaringan di dekatnya.
 N menunjukan kanker menyebar nodes/kelenjar getah bening di dekat leher
rahim. Kelenjar getah bening adalah kumpulan sel-sel sistem kekebalan yang
berukuran kacang, yang sering di sebar kanker.
 M menunjukan jika kanker telah menyebar (bermetastasis) ke tempat yang jauh,
seperti organ lain atau kelenjar getah bening yang tidak dekat dengan leher rahim.

Angka atu huruf setelah T,N, dan M memberikan keterangna lebih lanjut masing-
masing faktor ini. Angka yang lebih tinggi berarti kanker lebih parah. Setelah kategori
T, N dan M seseorang telah di tentukan, informasi ini di gabungkan dalam proses
yang disebut pengelompokan tahapan untuk menetapkan tahapan keseluruhan. Tahp
kanker serviks berkisar dari tahap I (1) hingga IV (4). Sebagai aturan, semakin rendah
aturannya, semakin sedikit kanker telah menyebar, angka yang lebih tinggi, seperti
stadium IV, berarti kanker yang lebih parah dan setelah menyebar ke area tubuh yang
lebih luas.

Klasifikasi internasional tentang karsinoma serviks uteri :Tingkat kriteria

Tahap O : Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidakterdapat bukti invasi.

Tahap I : Karsinoma yang benar - benar berada dalam serviks. Prosesterbatas pada
serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.

Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor
sudah memasuki stoma lebih dari 1 mm, sel tumor tidak terdapat pada pembuluh limfa atau
pembuluh darah.

Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan
invasi serviks uteri.

Tahap II : Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hinggamengenai vagina
(bukan sepertiga bagian bawah ) atau areapara servikal pada salah satu sisi atau kedua sisi.

Tahap Iia : Penyebarah hanya perluasan vagina, parametrium masih bebas dari infiltrate
tumor.
Tahap Iib : Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetapbelum sampai pada
dinding panggul.

Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telahmeluas kesalah
satu atau kedua dinding panggul. Penyakitnodus limfe yang teraba tidak merata pada
dinding panggul. Urogram IV menunjukkan salah satu atau kedua ureter tersumbat oleh
tumor.

Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina, sedang ke


parametrium tidak dipersoalkan.

Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak

ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul ( frozen pelvic ) atau
proses pada tingkatan klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal.

Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil danmelibatkan mukosa
rektum dan atau kandang kemih(dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi
metastasiskeluar paanggul atau ketempat - tempat yang jauh.

Tahap Iva : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa
rektrum dan atau kandung kemih.

Tahap Ivb : Telah terjadi penyebaran jauh.

( Dr Imam Rasjidi, 2010 )

C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium lanjut
hanya dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang
biasa digunakan adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat
tergantung dari stadium atau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan bahwa angka
harapan hidup untuk kanker leher rahim akan menurun dengan stadium yang
lebih lanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini juga mendapatkan sitostatika dalam
ginekologi.
Penggolongan obat sitostatika antara lain :
a. Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel pada siklus
termasuk obat - obatan non spesifik.
b. Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu darimana proliferasi
termasuk obat fase spesifik.
c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar,
termasuk obat - obatan siklus spesifik
.
Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal anatara
lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yangdigunakan untuk prosedur. Selama
terapi yaitu memilih kulit yang baikdengan menganjurkan menghindari sabun,
kosmetik, dan deodorant.

Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antara lain hindari


infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi
persisten 10 - 14 hari sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan mulut.

Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum


adalah teknik isolasi dan membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi
antara lain menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa
hari, memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan
jelaskan pada keluarga tentang pembatasan pengunjung. Selama terapi
radiasi perawatannya yaitu monitor tanda - tanda vital tiap 4 jam. Memberikan posisi
semi fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteral sampai 300ml dan
memberikan support mental. Perawatan post pengobatan antara lain menghindari
komplikasi post pengobatan ( tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia ),
monitor intake dan output cairan. (Bambang sarwiji, 2011)

Anda mungkin juga menyukai