Anda di halaman 1dari 11

PERUBAHAN FISIK PROSES

MENUA
OLEH :
UMPRI
ANISA AYU LESTARI 142012018050
DESTA WIJAYANTI 142012018054
M. APRIYANSYAH 142012018064
MERTA RENI 142012018068
JENI AURELIA FATIMAH 142012018095
PROSES PENUAAN
PADA LANJUT USIA
Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dalam
kehidupan manusia. Manusia yang memasuki
tahap ini ditandai dengan menurunnya
kemampuan kerja tubuh akibat perubahan atau
penurunan fungsi organorgan tubuh
Berdasarkan WHO , lansia dibagi menjadi
tiga golongan:
• Umur lanjut (elderly) : usia 60-75tahun
• Umur tua (old) : usia 76-90 tahun
• Umur sangat tua (very old) : usia > 90 tahun
Proses menua didefenisikan sebagai perubahan yang terkait
waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan
detrimental. Keadaan ini menyebabkan kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan dan kemampuan bertahan
hidup berkurang
Menurut (Hardianto Wibowo, yang dikutip Fajar)
secara ringkas dapat dikatakan:
• Kulit tubuh dapat menjadi lebih tipis, kering dan tidak elastis lagi.
• Rambut rontok warnanya berubah menjadi putih, kering dantidak mengkilat.
• Jumlah otot berkurang, ukuran juga mengecil, volume otot secara keseluruhan menyusut dan
fungsinya menurun.
• Otot-otot jantung mengalami perubahan degeneratif, ukuran jantung mengecil, kekuatan
memompa darah berkurang.
• Pembuluh darah mengalami kekakuan (Arteriosklerosis).
• Terjadinya degenerasi selaput lender dan bulu getar saluran pemapasan, gelembung' paniparu
menjadi kurang elastis.
• Tulang-tulang menjadi keropos (osteoporosis).
• Akibat degenerasi di persendian, permukaan tulang rawan menjadi kasar.
• Karena proses degenerasi maka jumlah nefron (satuan fungsional di ginjal yang bertugas
membersihkan darah) menurun.
• Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologik yang memang harus dialami oleh semua
makluk hidup.
Kemunduran fungsi organorgan akibat terjadinya proses penuaan
terlihat pada:
1.Kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah)
2.Respirasi
3.Otot dan persendian
4.Tulang
5.Peningkatan lemak tubuh.
6.Kiposis
PENUAAN PADA SISTEM RENAL
DAN URINARIA
Struktur Dan Fungsi Sistem Renal Dan Urinaria
Sistem Renal dan urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.  ureter, kandung kemih dan
uretra terutama sebagai sistem penyimpanan dan transportasi untuk pengeluaran urine dari dalam tubuh
ketika telah dibentuk oleh ginjal.

Perubahan Terkait Usia Pada Sistem Renal Dan Urinaria


Kehilangan cairan pada orang yang lebih muda menjadikan urine lebih pekat meningkatnya sensasi halus
dan sekresi antidiuretik hormon jadi air ditahan dan digantikan untuk mengkompensasi kehilangan cairan
sebaliknya kemampuan nefron untuk untuk urin pada lansia mengalami gangguan terhadap sekresi Adh
tidak efisien dan sensasi haus mungkin berkurang atau bahkan tidak ada. karena faktor-faktor ini, kondisi
yang memicu kehilangan cairan yang berlebih dan mengganggu homeostasis pada lansia dapat secara cepat
menjadi serius karena mekanisme kompensasi tidak efisien atau efektif.
Manifestasi Klinis
Sebagian besar perubahan pada sistem renal tidak memiliki manifestasi klinis langsung
dan dapat diob servasi pada lansia yang sehat. Dua parameter, Glomeru lar Filtration Rate
(GFR) dan kemampuan konsentrasi/ dilusi sistem tubular, dapat dikaji melalui
pengukuran tidak langsung dan mengindikasikan keefektifan fungsi ginjal pada lansia.

Mekanisme Konsentrasi Dan Dilusi


Penuaan normal pada ginjal menghasilkan perubahan dalam mekanisme konsentrasi dan
dilusi dalam sistem tu bular nefron. Ketidakmampuan lansia untuk memekat kan urine
berhubungan dengan penurunan jumlah nefron total. Apakah disebabkan oleh
peningkatan beban zat yang terlarut atau peningkatan aliran darah pada nefron yang
tersisa, hasilnya adalah lebih encer, kurang pekat sehingga urine berwarna kuning muda.
Nokturia Pada Lansia
Nokturia yang sering terlihat pada lansia dihubungkan dengan penurunan kemampuan untuk memekat kan urine,
untuk lebih memperkecil kapasitas kandung kemih (sehingga urine tidak dapat disimpan untuk waktu yang
lama), dan untuk meningkatkan perfusi renal pada malam hari.

Inkontinensia Pada Lansia


Walaupun hal ini tidak dianggap sebagai p an normal terkait usia, proses penuaan penyakit dapat bergabung
sehingga mengakibatk inkontinensia. Inkontinensia jangka panjang dise asikan perubahan inkontinensia
menetap, persisten, atau kronis. Ink ada dan sistem tu tinensia dengan durasi yang lebih pendek disedu 10 anak
memekat- transien atau akut. Case-Gamble berkomentar bahwa penanganan dari penyebab inkontinensia biasa
bazat yang nya
menyembuhkan inkontinensia sementara.

Pencegahan Primer Fungsi Renal Dan Urinaria Pada Lansia


Fokus pencegahan primer untuk mengusir kenal dan urinaria pada lansia termasuk penggajian, pemantauan, dan
aktivitas edukasi keperawatan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fungsi ginjal tetap normal walaupun
terdapat perubahan perubahan terkait usia. Namun, kemampuan renal berkurang, sehingga tuntutan kebutuhan
fisiologis yang tidak biasa dan penyakit minor kurang dapat di Akomodasi.
Pencegahan Sekunder Fungsi Renal Dan Urinaria Pada Lansia
Nokturia adalah perubahan yang telah diperkirakan akan terjadi seiring penuaan dan hal
itu sendiri bukan merupakan masalah. Namun, bila terjadi, pencegahan jatuh merupakan
prioritas. Penggunaan lampu malam dan memastikan jalan menuju kamar mandi yang
tidak terhambat sangat penting.

Pencegahan Tersier Fungsi Renal Dan Urenaria Pada Lansia


Inkontinensia jangka panjang, terutama pada pasien yang mengalami gangguan kognitif
atau gangguan motorik, menjadi masalah bagi klien dan pemberi perawatan. Intervensi
yang agresif dengan menggunakan terapi modalitas yang tepat dan kombinasi modalitas
(yang telah dijelaskan sebelumnya) harus dimulai dan dikaji keefektivannya.
Thanks 

Anda mungkin juga menyukai