Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

ANTI KORUPSI
(PEMERASAN)

Widyaiswara : Astrid. J. Siahainenia, SE, M. Si

Kelompok 2

Dr. IRA SRIHARTINI (11)

NIHAJAR UMAR, S.Farm., Apt (14)

AYU WANDIRA USMAN, SKM (18)

FRANSISKUS WELIKIN, S. Pd (22)

ANTONIUS TOATUBUN, S.Pd (25)

MUHAMMAD YUSUF, S.Pd (39)

PELATIHAN DASAR CPNS

GOLONGAN III ANGKATAN XIV

LINGKUP PEMERINTAH KOTA TUAL

TAHUN 2020
1. PEMERASAN
Menurut pendapat kelompok kami Pemerasan sendiri merupakan salah
satu jenis tindak pidana umum yang dikenal dalam hukum pidana Indonesia.
Spesifik tindak pidana ini diatur dalam pasal 368 KUHP. Dalam struktur KUHP,
tindak pidana pemerasan diatur dalam satu bab (Bab XXIII) bersama tindak
pidana pengancaman. Kata ‘pemerasan’ sendiri dalam bahasa Indonesia berasal
dari kata dasar ‘peras’ yang bisa bermakna leksikal ‘meminta uang dan jenis lain
dengan ancaman. 
Setelah kami pahami menurut kelompok kami konteks hukum pidana,
suatu perbuatan disebut pemerasan jika memenuhi sejumlah unsur.
Unsur-unsurnya bisa ditelaah dari pasal 368 ayat (1) KUHP: “Barangsiapa
dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan untuk memberikan sesuatu barang, yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat utang atau menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”.
Layaknya sebuah masalah kegiatan pungutan liar/pemerasan termasuk
dalam kategori kejahatan jabatan hal ini menunjukan lemahnya integritas
sebagai ASN. Beberapa faktor penyebab terjadinya tindak pidana pemerasan
karena:
a. Adanya ketidakpastian pelayanan sebagai akibat adanya prosedur
pelayanan yang panjang dan melelehkan sehingga masyarakat menyerah
berhadap pelayanan publik
b. Penyalagunan wewenang, jabatan atau kewenangan yang ada yang melekat
pada seseorang
c. Faktor Ekonomi sampai sekarang menjadi salah satu faktor utama yng paling
berpengaruh karena life style kehidupan membuat banyak orang ingin
memiliki gaya hidup yang jauh dari kesederhaan yang merupakan nilai-nilai
etika ASN.
Kesimpulannya pemerasan adalah bagian dari tindakan melawan hukum
yang harus dihindari oleh ASN karena melanggar UU dan peraturan yang
mengatur ASN dalam bekerja selain itu hal ini menjadi tolak ukur rendahnya
integritas sebagai pegawai milik negara yang harusnya mengutamakan
kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai