Rumah sakit adalah suatu lembaga yang merupakan bagian dari sistem
pelayanan kesehatan yang menjalankan upaya promotif, preventif, kuratif ( rawat inap-
rawat jalan ) dan rehabilitatif beserta segala penunjangnya.
Ketenangan di bidang pelayanan merupakan salah satu soko guru dalam
menjalankan roda organisasi sebuah rumah sakit. Oleh karena itu, perilaku dokter,
perawat dan karyawan non medik perlu tetap menjaga dan mempertahankan etika, baik
etika kerumahsakitan pada umumnya maupun etika kedokteran serta perawatan pada
khususnya.
Tujuan disusunnya Etika Rumah Sakit untuk mendapatkan suatu pedoman
dalam menghadapi masalah Etika Rumah Sakit. Buku Etika Rumah Sakit ini berisi hal-
hal yang berkaitan dengan Komisi Etika Rumah Sakit (KERS), Pokok-Pokok etika yang
berhubungan dengan data pasien/ rekam medis, Pokok-Pokok Etika Keperawatan,
Pokok-Pokok Etika Pelayanan, Laboratorium Klinik, Pokok-Pokok Etika dalam
Pelayanan Medik, Pokok-Pokok Etika Pelayanan Perawatan Intensif (ICU), Hak-Hak
Pasien dan Kewajiban Rumah Sakit.
Sebagian acuan dalam penyusunan buku Etika Rumah Sakit ini adalah Kode
Etik Kedokteran Indonesia dan Kode Etik Rumah Sakit hasil keputusan konggres VI
Persi tahun 1993.
BAB II
KOMITE ETIK RUMAH SAKIT
Masalah etika dihadapi oleh semua pihak yang ada di Rumah Sakit. Untuk
membantu Direktur dalam menyelesaikan masalah etik tersebut dibentuk Komite Etika
Rumah Sakit.
2. Etika Perilaku Perawat dan Paramedik Non perawatan terhadap Data Pasien/
Rekam Medik.
Perawat dan paramedik nonperawatan merupakan petugas rumah sakit yang
ikut berperan dalam pengisian catatan data pasien/ rekam medik selama pasien
berada dalam pelayanan suatu rumah sakit. Oleh karena itu, dalam pengisian rekam
medik oleh perawat dan paramedik nonperawatan harus benar-benar sesuai dengan
ilmu pengetahuan yang didapatnya. Untuk tenaga perawat yang masih dalam
pendidikan, pengisian rekam medik harus dibawah pengawasan atasannya.
3. Etika Perilaku Tenaga Tata Usaha Rumah Sakit terhadap Data Pasien/ Rekam
Medik
Petugas tata usaha yang ikut berperan dalam pengisian rekam medik pasien
hanya dapat mengisi data pasien dalam batas-batas data nonmedis, sejak pasien
memasuki rumah sakit sampai saat pasien meninggalkan rumah sakit.
Petugas tata usaha harus menginformasikan tentang segala macam biaya
pelayanan kepada seluruh petugas rumah sakit maupun masyarakat.
Data yang dibuat oleh petugas tata usaha rumah sakit erat kaitannya dengan
data individual si pasien, sehingga pengisian catatan-catatan terutama dalam hal
pencantuman biaya akan sangat mempengaruhi keperluan pasien itu sendiri
ataupun keperluan rumah sakit.
BAB V
POKOK-POKOK ETIKA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
1. KEPERAWATAN
Selain tersebut diatas, perawat dan bidan juga memiliki tanggung jawab
diantaranya :
1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
A. Perawat RSUD Dr. Abdul rivai Kabupaten Berau dalam melaksanakan
pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang
bersumber dari adanya kebutuhan perawatan dari individu, keluarga dan
masyarakat.
B. Perawat RSUD Dr. Abdul rivai Kabupaten Berau dalam bidang
keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
C. Perawat RSUD Dr. Abdul rivai Kabupaten Berau dalam melaksanakan
kewajiban bagi individu, keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi
dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.
D. Perawat RSUD Dr. Abdul rivai Kabupaten Berau senantiasa menjalin
hubungan kerja sama yang baik dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil keputusan dan melaksanakan upaya di
bidang kesehatan, serta upaya kesejahteraan umum, sebagai bagian dari
tugas dan kewajibannya bagi kepentingan masyarakat.
2. KEBIDANAN
A. Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan Masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugas senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhannya bedasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.
B. Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan
atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.
1. Kewajiban Umum
A. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah
Dokter
B. Seorang dokter harus senantiasa melaksanakan tugas profesinya menurut
ukuran yang tertinggi.
C. Dalam melaksanakan tugas kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
D. Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etika :
setiap perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri;
secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dokter dalam segala bentuk, tanpa kebebasan profesi;
menerima imbalan lain diluar imbalan yang layak sesuai dengan jasanya,
kecuali dengan keikhlasan, sepengetahuan dan atau kehendak pasien.
E. Setiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan makhluk
insani, baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan untuk kepentingan pasien.
F. Setiap dokter harus senantiasa berhat-hati dengan mengumumkan dan
menerapkan setiap penemuan teknik pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya.
G. Setiap dokter harus memberikan keterangan atau pendapat yang dapat
dibuktikan kebenarannya.
H. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagi doketr harus mengutamakan/
mendahulukan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek
pelayanan kesehatan yang menyeluruh ( promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif ), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.
I. Kerjasama antara dokter dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang
lainnya serta masyarakat harus dilandasi oleh saling pengertian yang sebaik-
baiknya.
2. Kewajiban Dokter terhadap Pasien
A. Setiap dokter harus senantiasa ingat akan kewajibannya untuk melindungi
makhluk insani.
B. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mempu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, ia wajib merujuk pasien ke
dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
C. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarganya dan penasehatnya dalam beribadat
dan/ atau dalam masalah lainnya.
D. Setiap dokter wajib merahasiakan sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
E. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan,
kecuali bila ia yakin bahwa ada orang lain yang bersedia dan mampu
memberikannya.
Sehubungan dengan pekembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang makin pesat
maupun dengan tuntutan masyarakat yang dirasakan semakin berat, menyebabkan
wawasan dan tangggung jawab makin meluas dan mendalam. Wawasan pelayanan
kesehatan yang senantiasa berkembang ini harus tetap bertitik tolak dari pandangan
berikut :
1. Pelayanan kesehatan kepada manusia harus tetap menjaga martabat manusia
sesuai dengan fitrahnya.
2. Harus diusahakan agar pelayanan kesehatan tetap dapat diberikan sebaik-baiknya,
jujur serta mempertimbangkan hasrat dan kemampuan ekonomi pasien. Sementara
itu dokter yang bersangkutan hendaklah senantiasa tetap berusaha meningkatkan
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan profesi mediknya, sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
3. Nilai profesi harus dijaga dan masyarakat harus dilindungi dari sikap moral yang
kurang baik dengan kemampuan profesi yang memadai.
4. Kerjasama yang serasi dengan sejawat lain dalam bidang kesehatan harus dibina
secara professional dan kolegial untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
sebaik-baiknya kepada pasien.
5. Pelayanan dokter kepada orang dewasa di klinik yang langsung menangani pasien
mengutamakan diagnosis dan terapi, disamping itu memperhatikan pula masalah
penyuluhan dan rehabiliatsi.
6. Hubungan dokter dan pasien harus selaras secara empatik dan tidak menimbulkan
masalah diluar bidang medik sebagai akibat dari hubungan dokter dan pasien yang
tidak proporsional.
7. Sikap dan tindakan dokter harus diutamakan pada pemecahan masalah medik.
Diagnosis harus berdasarkan pada data-data klinik yang objektif di bidang
pengetahuan kedokteran. Tetapi harus diarahkan untuk mengatasai problema medik
atau penderitaan pasien dan sejauh mungkin menghindarkan diri dari perbuatan mal
praktek.
8. Hal lain yang berkaitan dengan masalah medik dapat dibicarakan sebagai penunjang
dalam penyelesaian masalah medik. Dokter yang bekerja di klinik seyogyanya
senantiasa dilengkapi dengan pengetahuan dan kemampuan dasar klinis. Selain itu
ia harus tetap memegang teguh standar moral untuk dapat memberikan pelayanan
medik yang sebaik-baiknya dengan tanggung jawab yang sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya
BAB VII
POKOK-POKOK PELAYANAN PERAWATAN INTENSIF
( ICU )
Ruang perawatan intensif berbeda dari ruang perawatan biasa karena harus
mempunyai kemampuan pelayanan tertentu atau maksimal. Akan tetapi ruang
perawatan intensif harus memiliki kemampuan melampaui pelayanan minimal, yaitu :
1. Resusitasi jantung paru.
2. Penatalaksanaan jalan nafas, termasuk intubasi endotrakeal dan ventilasi.
3. Terapi zat asam.
4. Pemantauan EKG secara kontinyu.
5. Pelayanan laboratorium menyeluruh dengan cepat.
6. Pelayanan bantuan nutrisi.
7. Terapi titrasi intervensi dengan pompa infuse/ pompa semprit.
8. Alat-alat bantuan kehidupan portable untuk transport pasien.
Pada hakikatnya pokok-pokok etika pelayanan laboratorium klinik tidak berbeda dari
pokok-pokok etika kedokteran pada umumnya yaitu :
1. Memberikan pelayanan dengan menjunjung tingggi martabat manusia.
2. Berusaha meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan medik/ profesi
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
3. Melindungi masyarakat dan profesinya dari sikap moral yang kurang baik dan
kemampuan profesional yang tidak adekuat.
4. Memberikan konsultasi sesuai dengan kemampuan profesionalnya kepada teman
seprofesi ataupun kepada orang dari profesi lain dalam upaya memberikan
pelayanan sebaik – baik nya kepada pasien.
5. Menjamin privasi pasien dengan memegang teguh rahasia mengenai data
laboratorium dan identitas pasien, kecuali diminta untuk keperluan siding pengadilan
atau kalu hal itu dianggap penting untuk melindungi keamanan pasien atau
kesejahteraan masyarakat umum.
BAB IX
HAK-HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Mengetahui, Ketua
Direktur Komite Etik Rumah Sakit,