Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REPORT

Mata Kuliah : Konsep Dasar IPS

Dosen Pengampu : Husna Tambunan, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Nisa Listia Nazli

NIM :

Kelas : I Ekstensi PGSD’2019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Maret, 2020

1|Page
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas critical jurnal report
(CJR). CJR ini penulis ajukan guna memenuhi mata kuliah konsep dasar IPS. Penulis
mengucapkan terimakasih terutama kepada dosen pengampu yakni Bapak Husna Tambunan,
S,Pd, M.Pd. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga CJR ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa CJR ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik materi maupun teknik penulisannya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga CJR ini bisa mencapai
kesempurnaan sebagaimana mestinya. Semoga CJR ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membaca khususnya kepada penulis. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis ucapkan
terimakasih.

Medan, 5 Maret 2020

Penulis

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Identitas Jurnal

Judul : Perilaku Agresif dan Penanganannya

(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 8 Makassar)

Penulis : Salmiati

Nama Jurnal : Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling

Vol./ No. : 1/ 1

ISSN : 2443 – 2202

Penerbit : STKIP Andi Matappa Pangkep

Tahun Terbit : 2015

3|Page
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. Latar Belakang

Keberhasilan remaja untuk menyelesaikan perkembangannya sangat penting sekali. Hal itu
akan membuatnya mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sosial di sekitarnya. Akan
tetapi, apabila proses perkembangan tersebut gagal maka remaja tersebut kemungkinan besar
akan melakukan hal- hal yang buruk serta merugikan. Tindakan- tindakan yang dilakukan
remaja akan cenderung kearah perilaku agresif.

Di Indonesia, baik secara penelitian maupun melalui berita yang didapat di surat kabar, antara
tahun 2002 hingga 2005, banyak informasi yang menyajikan tentang sebuah kejadian
kekerasan/ perilaku agresif dari kalangan siswa. Bahkan kekerasan yang terjadi cukup
mengenaskan yakni terjadinya sebuah tawuran antar sekolah.

Makassar juga tidak terlepas sebagai kota yang mendapatkan fenomena perilaku agresif siswa
ini. Perilaku agresif ini terjadi di SMA maupun SMP, dimana perilaku agresif tersebut dapat
berupa agresif fisik maupun agresif verbal. Perilaku agresif umum yang sering dilakukan
siswa di Makassar adalah tawuran yang mengganggu lalu lintas, bolos sekolah, menghina,
memaki, dan berkata tidak sopan. Pada umumnya, perilaku agresif ini muncul dikarenakan
dua hal yakni faktor internal (amarah dan frustasi) dan faktor eksternal (proses belajar dengan
model kekerasan, lingkungan, dan bentuk pendisiplinan yang keliru). Kedua faktor inilah
yang telah menghambat perkembangan emosi dan sosial mereka sebagai individu. Dampak
merugikan ini justru berpengaruh besar terhadap aktivitasnya disekolah seperti terganggunya
prestasi akademik atau bahkan rusaknya interaksi remaja tersebut dengan teman sebayanya
ataupun gurunya.

Fenomena ini tentu tidak terjadi menurut latar belakang sekolah itu. Semua sekolah
mengalami fenomena yang sama yakni mendapatkan perilaku agresif dari siswa dalam masa
perkembangannya. Oleh sebab itu penelitian jurnal ini mengarah kepada sekolah yang
terkenal akan seleksi masuk yang ketat dan merupakan salah satu sekolah favorit di
Makassar, yaitu SMP Negeri 8 Makassar. Observasi yang dilakukan di sekolah tersebut pun
menunjukkan perilaku agresif yang sama dan remaja cenderung hendak mendapatkan
kesenangan dengan cara menyakiti orang lain. Solusi penulis sendiri adalah dengan
menggunakan teknik psikodrama yang mana untuk membuktikan perkataan Bennet bahwa
psikodrama mampu mengurangi kecenderungan perilaku agresif siswa.

B. Kajian Teori/ Konsep

Melihat permasalahan diatas yang membahas tentang perilaku agresif remaja, dimana salah
satu penyebabnya adalah faktor lingkungan ataupun hasil tontonan remaja di televisi yang
mereka terapkan dikehidupan sehari- hari. Teori yang dipakai disini adalah teori Perilaku
Belajar Sosial. Teori ini menekankan bahwa lingkungan sosial lah yang membuat suatu
individu menyerap dan memelihara perilaku agresifnya. Dikatakan bahwa perilaku ini
diperoleh melalui pengamatan terhadap individu- individu lain yang menjadi model/ objek

4|Page
pengamatan. Objek ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu tersebut
apabila memiliki daya tarik yang sangat kuat.

Selain itu, jurnal ini juga mengarah pada apa yang tertera di teori Peran. Teori peran
menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor- aktor yang bermain sesuai dengan
apa- apa yang ditetapkan oleh budaya. Maka dengan teori ini, harapan- harapan peran
merupakan pemahaman bersama yang akan menuntun kita untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari- hari. Dimana tentu saja perilaku yang diharapkan adalah perilaku yang
positif bagi kehidupan suatu masyarakat. Teater adalah metafora yang sering digunakan
untuk menggambarkan teori peran. Hal ini tentu persis dengan teknik psikodrama yang
terdapat dalam jurnal ini.

C. Metode yang Digunakan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dimana
penelitian diharapkan memperoleh data deskriptif yang bisa berupa kata- kata tertulis dari
orang- orang serta tingkah laku nya yang diamati. Fokus penelitian mengarah pada perilaku
agresif, faktor perilaku agresif, dampak perilaku agresif, dan teknik psikodrama. Kemudian
teknik pengumpulan datanya adalah dengan cara observasi, wawancara, sosiometri ( data
tentang hubungan sosial), dan dokumentasi.

BAB III
PEMBAHASAN JURNAL

5|Page
A. Analisis Jurnal

Perilaku agresif para remaja saat ini memang sangat dipengaruhi oleh model yang mereka
lihat dari video game, film, teman sebaya atau bahkan melalui perilaku negatif orang tua nya
sendiri. Ditambah lagi perilaku remaja yang justru mendapat dukungan dari orang tua dan
teman sebaya nya atas perilaku agresif tersebut. Hal ini tentu saja sangat mengganggu
perkembangan emosional nya sehingga mampu mengusik prestasi akademik, hubungan
sosial, serta kepribadiannya.

Dari sini, kebenaran isi dari teori perilaku belajar sosial adalah benar sebab teori ini
mengatakan bahwa perilaku negatif yang tercipta dari remaja tersebut lebih dominan
disebabkan oleh model yang ia tiru. Daya tarik game dan film yang menampilkan kekerasan
dan hal- hal negatif, dikemas secara menarik sehingga membuat remaja sangat mudah
menyerap dan memelihara perilaku sebagaimana demikian. Ditambah lagi perilaku orang tua
dan lingkungan sekitar yang justru semakin mendorong remaja untuk berperilaku negatif/
agresif.

Dalam proses belajar, remaja sering merasa gelisah, tidak tenang, hingga tidak mengerjakan
tugas dari guru Sedangkan dampak akan hubungan sosialnya adalah dijauhi oleh teman-
temannya karena takut disakiti.

Adapun pengaruh lainnya adalah amarah, yang merupakan pengaruh paling besar terhadap
perilaku ini. Perilaku ini akan terjadi apabila terdapat tekanan perasaan yang cenderung
membuatnya marah dan menjadi agresif untuk menghadapi masalah yang mengganggu nya
tersebut. Selain itu, frustasi juga ikut menghambat perkembangan emosional individu dalam
mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Dari frustasi ini juga dapat menimbulkan perilaku
agresif.

Solusi yang ditawarkan dalam penelitian jurnal ini adalah psikodrama dimana mereka
diminta untuk memainkan sebuah drama yang sama sekali tidak mengandung kekerasan.
Tanpa disadari teknik ini mampu menanamkan peran sosial baru serta positif bagi remaja
tersebut. Kemudian para remaja akan bertindak sebagai pemecah masalah yang telah
disediakan dalam drama tersebut. Sehingga mereka mampu menetapkan sendiri nantinya
akan solusi apa yang tepat untuk menghadapi suatu masalah yang dihadapi. Pada akhirnya ini
akan mengarah pada teori peran dimana mereka akan mendapatkan peran sosial mereka
sebagaimana seharusnya.

B. Evaluasi Jurnal

Fokus perhatian penulis akan penelitian studi kasus ini dikonsep dengan amat baik dan juga
tepat sasaran. Fokus perhatian inipun diperkuat dengan metode penelitian yang kaya yakni
mulai dari observasi, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi. Tentang penggunaan
sosiometri dan dokumentasi yang menjurus langsung kepada kelas belajar sasaran,
menunjukkan keseriusan penulis untuk melakukan penelitian ini.

Selain efektivitas objek sasaran yang hendak dicapai dan metode yang cukup kaya, jurnal ini
juga disertai dengan metode psikodrama yang cukup unik dan menarik bagi pembaca sebab

6|Page
hal ini menampilkan tingkat efektifitas yang cukup baik setelah menggunakan teknik
psikodrama.

Didalam jurnal juga disertakan sebuah tabel untuk memberi informasi tentang pengkodean
hasil wawancara tetapi sasaran fungsi dari tabel ini kurang maksimal sebab tidak diperjelas
lebih lanjut melalui keterangan. Penggunaan tabel ini seakan cukup dijelaskan dalam bentuk
seperti itu saja tanpa harus ada keterangan yang menyertai. Sebab, penyajian tabel pun tidak
cukup jelas bagaimana cara untuk memahaminya, termasuk bagi reviewer sendiri.

Banyaknya pernyataan ulang disetiap bagian atau bahkan paragraph terkadang membuat
pembaca memilih untuk melangkahi paragraf karena tidak ada penyertaan hal- hal menarik
lagi ditengah pengulangan pernyataan. Meskipun begitu, sasaran atas dibuatnya jurnal ini
tepat sasaran ketika membaca hasil pembahasan dan simpulannya.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

7|Page
Dari pembahasan/ review jurnal ini telah menggambarkan bahwa secara umum perilaku
agresif memiliki dua bentuk, yakni agresif fisik (memukul, mendorong, memecahkan barang-
barang) dan agresif verbal (perkataan kasar, menghina, membentak, mengancam). Perilaku
ini tidak terlepas dari perlakuan buruk orang tua dari individu itu sendiri, pendisiplinan yang
keliru dari lingkungannya, serta peran model yang ia dapatkan dari beberapa media.

Perilaku ini sangat berdampak besar terhadap prestasi belajarnya karena merasa gelisah dan
tidak tenang ketika proses belajar mengajar sehingga remaja akhirnya menelantarkan tugas
dari guru. Lalu merusak hubungan sosialnya dengan teman- teman sekitar karena takut
mendapatkan kekerasan dari remaja tersebut.

Perubahan secara tidak langsung dengan melaksanakan sebuah solusi yang disebut
Psikodrama menjadikan remaja/ objek sasaran penelitian tidak menyadari bahwa mereka
sedang diamati gejala emosionalnya. Mendapatkan peran dalam sebuah drama tanpa
mengandung kekerasan secara tidak langsung membuat remaja itu kembali mendapatkan
peran sosial sebagaimana seharusnya. Tentu saja perkembangan emosionalnya dapat
diperbaiki secara perlahan melalui teknik psikodrama ini.

B. Saran

Disamping bahan literasi bagi mahasiswa dan dosen, jurnal ini juga diharapkan mampu
menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah agar memperhatikan program pertelevisian dan
game yang menyebar dengan luas. Harus disadari bahwa elemen tersebut berpengaruh sangat
besar bagi perkembangan remaja kedepannya.

Kemudian jurnal ini juga diharapkan mampu menjadi bahan refrensi para konselor yang ada
di Indonesia untuk mempelajari, menerapkan, serta mengembangkan metode psikodrama
ataupun penggunaan solusi lainnya guna memperbaiki mentalitas generasi muda Indonesia.

Daftar Pustaka

Berkowitz, L. 2003. Emotional Behaviour (Buku I). Terjemahan oleh. Hartanti. Waro Susiati.

Jakarta: PPM.
8|Page
Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: PT. Erasco.

Malik, M. A. 2005. Konsep Dasar Psikologi Sosial. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Moleong, L. J. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya Bandung.

Prawitasari, J. E. 2011. Psikologi Klinis: Pengantar Terapan Mikro & Makro. Jakarta:
Erlangga.

Thalib, S, B. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta:


Kencana.

9|Page

Anda mungkin juga menyukai